Akibat kesuciannya telah diberikan pada mantan kekasihnya, pernikahan Luciana bersama Billy harus kandas karena Billy tidak bisa terima kalau istrinya sudah tidak perawan.
Apakah Luciana bisa melewati permasalahan demi permasalahan yang menghadangnya dikarenakan masa lalunya yang kelam....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Ingatan masa lalu
Tiga hari lamanya Billy pergi dari rumah. Tentu saja Luciana sedih memikirkan rumah tangganya yang entah mau sampai kapan akan seperti ini. Setiap kali ada masalah dan pertengkaran, Billy selalu pergi dari rumah sampai berhari- hari. Dia tidak ada niat untuk bicara baik- baik dengan Luciana untuk menyelesaikan masalah rumah tangganya dan lebih memilih menghindarinya.
Luciana tentu saja stres menghadapi ini semua. Yang seharusnya dia dan Billy sedang menikmati sebagai pengantin baru, tapi harus sedih dengan permasalahan demi permasalahan yang tidak ada habisnya.
Belum lagi ditambah dengan ibu mertua dan adik iparnya yang selalu ikut campur dengan masalah rumah tangganya, membuat Luciana semakin stres. Mereka berdua tidak pernah sekali pun bersikap baik dengan Luciana. Dan mereka selalu menginginkan agar Billy segera menceraikan Luciana.
Ponsel Luciana berdering menandakan pesan masuk. Luciana pun segera membuka pesan tersebut. Ternyata pesan itu datang dari Noah.
"Sayang...aku ingin ketemu sama kamu sekarang..." isi pesan dari Noah.
Luciana mengabaikan pesan dari mantan kekasihnya itu. Iya, Luciana jadi kesal pada Noah karena tidak mau mendengar apa katanya untuk menjauhinya. Gara- gara kehadiran Noah, Billy jadi salah paham dan pergi dari rumah hingga kini belum kembali.
Namun lagi- lagi Noah mengirimi pesan.
"Sayang... Pergi lah denganku, kita menikah. Untuk apa kamu mempertahankan rumah tangga yang tidak bahagia. Ayolah sayang, aku akan membawamu pergi dari rumah suamimu yang tidak perduli denganmu..."
Luciana membanting ponselnya di atas tempat tidur tanpa ingin membalas pesan tersebut.Dan lagi- lagi pesan masuk. Iya, rupanya Noah tidak menyerah sebelum pesannya dibalas.
"Kalau kamu tidak mau membalas pesan dariku, aku yang akan ke rumahmu sekarang..."
"Oh ya ampun... Noah benar- benar gila...." ucap Luciana menjadi khawatir Noah akan datang ke rumah.
"Noah... Kamu jangan main- main ya. Aku tidak suka. Aku sudah bilang sama kamu, menjauhlah dariku..." Luciana akhirnya membalas pesan dari Noah.
Tak lama pesan dari Noah kembali masuk.
"Aku tidak main- main sayang... Aku akan datang ke rumahmu. Aku tidak rela kamu menderita karena kamu tidak diperdulikan oleh suamimu... "
Setelah membaca pesan, Luciana memijit keningnya. Iya, tentu saja dia bingung harus melakukan apa jika Noah beneran datang ke rumah. Sedangkan di rumah ada ibu mertua dan adik iparnya. Pasti akan terjadi masalah besar jika mereka tahu Noah datang menemuinya.
"Aarrgghh... Ini semua gara- gara Vina..." ucap Luciana sambil memukul bantal.
Iya, beberapa hari lalu Luciana menelpon Vina sahabatnya untuk menanyakan apakah dia yang telah memberitahu Noah tentang permasalahan rumah tangganya pada Noah, karena selama ini Luciana hanya cerita padanya saja. Dan ternyata dugaan Luciana benar. Vina mengatakan jika dia tak sengaja bertemu dengan Noah. Noah bertanya pada Vina di mana Luciana. Dan Vina memberitahu banyak hal pada Noah dari mulai pernikahannya dengan Billy. Pernikahannya yang tidak bahagia karena kekecewaan Billy terhadap Luciana karena dia ketahuan sudah tidak perawan.
Tak hanya itu, Vina juga memberitahu bahwa Luciana pernah hamil dan keguguran anak Noah hingga Luciana dikeluarkan dari kuliahnya oleh pihak kampus. Mendengar apa yang diceritakan oleg Vina, Noah tentu saja merasa bersalah pada Luciana. Dia pun bertekad akan merebut Luciana dari Billy karena dia masih sangat mencintainya.
"Tring..." ponsel Luciana kembali berbunyi menadakan pesan masuk.
"Sayang aku mau ke rumah suamimu sekarang..."
Luciana menggeleng- gelengkan kepalanya setelah membaca pesan dari Noah yang nekad sekali mau datang ke rumahnya.
"Oh ya ampun... Naoh benar- benar sudah gila..." ucap Luciana.
Luciana lalu menelpon Noah untuk mencegahnya datang ke rumah. Karena bisa runyam urusannya.
"Halo sayang..." ucap Noah begitu menerima panggilan dari Luciana.
"Jangan panggil aku sayang..." sahut Luciana dengan ketus.
Di ujung telpon Noah terkekeh.
"Noah.. aku mohon... Kamu jangan nekad... Tolong jangan datang ke rumah. Kamu jangan membuat masalah di sini..." ucap Luciana.
"Aku tidak akan membuat masalah sayang... Aku hanya ingin menjemputmu dan membawamu pergi dari rumah suamimu..." jawab Noah.
"Oh astaga Noah... Kamu jangan nekad..." ucap Luciana.
"Dengar sayang... aku masih mencintaimu, aku tidak rela kamu hidup menderita dan diacuhkan terus oleh suamimu. Lebih baik kamu hidup bahagia denganku sayang..." sahut Noah.
Luciana terdiam.
"Kamu masih mencintaiku kan sayang...?" tanya Noah.
Luciana menelan ludahnya sendiri. Dia tak dapat menjawab pertanyaan Noah. Iya, setelah Noah pergi meninggalkannya tanpa kabar, Luciana tentu saja kecewa pada Noah. Apa lagi setelah dia hamil dan keguguran hingga dikeluarkan dari kampus tempat dia kuliah Luciana menjadi benci dengan Noah. Karena menurutnya semua masalah terjadi karena Noah.
Namun entah mengapa setelah dia menikah dan rumah tangganya dengan Billy mengalami masalah yang hingga kini belum terselesaikan dan dia terus diabaikan oleh suaminya, hatinya menjadi kosong dan hampa.
Apa lagi setelah kehadiran Noah dan dia menjelaskan kenapa bisa menghilang tanpa kabar, Luciana kembali memikirkan Noah. Dan tidak jarang dia memuaskan diri sambil membayangkan wajah Noah. Luciana juga terus mengingat- ingat saat dia masih hidup bahagia dengan Noah. Luciana tidak tahu apakah perasaannya sekarang pada Noah karena dia masih cinta padanya, atau hanya karena nafsu belaka mengingat dia tidak mendapatkan nafkah batin dari Billy hingga usia pernikahannya menginjak dua bulan.
"Jawab sayang, kenapa kamu diam saja...?'' tanya Noah di ujung telpon.
"No..Noah..." Luciana tersentak.
"Kalau kamu tidak menjawab berarti kamu masih mencintaiku... " ucap Noah.
"Noah... Kamu jangan sembarangan kalau ngomong... Aku punya suami..." sahut Luciana.
"Iya, tapi suamimu tidak perduli dengan kamu..." jawab Noah.
"Baiklah aku akan ke rumah kamu sekarang..." ucap Noah.
"Noah jangan bercanda kamu..."
"Aku tidak bercanda. Aku merindukanmu Sayang. Aku akan ke rumahku..."
"Noah...! Tunggu Noah...! Aku mohon kamu jangan ke sini. Di rumah ada mertua dan adik iparku. Nanti mereka berfikir macam- macam. Dan aku bisa diusir dari rumah..." Luciana panik.
"Baguslah... Nanti kalau mereka mengusirmu, kamu bisa pergi dan hidup bahagia denganku..." jawab Noah dengan santai.
"Noah... please kamu jangan ke sini..." Luciana memohon.
"Tapi aku sudah ada di depan rumah suamimu..." sahut Noah.
"A...apa...! Ya ampun Noah...!'' seru Luciana begitu panik mendengar Noah sudah ada di depan rumahnya.
Terdengar di ujung telpon sana Noah tertawa. Iya, ternyata Noah hanya membohongi Luciana. Dia masih berada di apartemennya.
"Noah... Kamu jangan bercanda....! " Luciana terlihat kesal.
"Baiklah sekarang kamu pilih, kamu mau datang ke apartemenku atau aku yang datang ke rumah suamimu...?'' Noah memberi pilihan.
Dan pilihan itu sama sekali tidak ada yang Luciana ingin pilih. Semua pilihan yang Luciana ajukan penuh resiko jika Luciana memilihnya.
"Baiklah kalau kamu tidak menjawab berarti aku yang harus ke rumah suamimu..." ucap Noah.
"Ja..jangan Noah... Ba...baiklah a..aku yang akan ke apartemenmu. Tunggu dua puluh menit, aku akan datang..." sahut Luciana tidak ada pilihan lain.
Iya, akhirnya dengan terpaksa Luciana memilih menemui Noah di apartemen. Setidaknya jika dia menemui Noah di apartemennya tidak akan ada yang melihatnya. Namun jika Noah yang datang ke kediaman Billy, pasti ibu mertua dan adik iparnya akan tahu dan akan berprasangka yang macam- macam. Bahkan mereka bisa saja mengadukkan pada Billy dan mengatakan banyak hal padanya. Dan Luciana tidak ingin semua itu terjadi karena Billy akan bertambah Murka padanya.
Luciana mengganti pakaiannya dan mengambil tas kemudian bersiap untuk pergi. Dengan langkah perlahan dia menuruni anak tangga sambil menoleh ke kiri dan ke kanan dengan harapan ibu mertua dan adik iparnya tidak mengetahui dirinya akan pergi.
Namun nasib baik tidak berpihak padanya. Sampai di ruang tengah Luciana kepergok oleh mereka.
"Ngapain kamu mengendap- endap begitu...! Mau ke mana kamu...!'' ucap Natasya hingga membuat Luciana kaget.
"Ehm...a..aku...!"
Natasya yang berdiri berdampingan dengan sang mama pun menelisik wajah Luciana yang terlihat panik. Luciana menarik nafas dan menghembuskannya dengan perlahan untuk menengkan dirinya.
"Aku mau keluar sebentar membeli sesuatu..." ucap Luciana mencoba untuk tetap tenang.
"Beli apa...? Apa kamu sudah pamit pada Billy kalau kamu akan pergi...?" tanya nyonya Lidya.
"Ingat Luci... Billy tidak mengijinkan kamu keluar rumah untuk urusan yang tidak jelas..." sambung nyonya Lidya.
"Iya tentu saja aku sudah meminta ijin pada mas Billy. Lagian aku hanya mau ke supermarket kok. .." jawab Luciana berbohong.
Luciana segera berlalu pergi dari hadapan ibu mertua dan adik iparnya dan keluar rumah mencari taksi. Sementara itu nyonya Lidya menoleh ke arah Natasya lalu menunjuk Luciana yang sedang berjalan keluar rumah dengan wajahnya. Natasya pun paham drngan kode yang diberikan oleh sang mama dan dia mengangguk.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Dua puluh menit kemudian Luciana sampai di apartemen Noah. Iya, ini adalah apartemen Noah yang dulu ditempati olehnya bersama Luciana. Dengan dada berdebar Luciana mengetuk pintu apartemen tersebut. Tak lama kemudian pintu terbuka dari dalam dan menampilkan Noah yang tersenyum menyambut kedatangan Luciana.
"Akhirnya kamu datang juga sayang..." ucap Noah sambil menatap wajah Luciana penuh rasa rindu.
"Katakan... Apa yang mau kamu sampaikan... Aku tidak bisa lama- lama..." sahut Luciana.
Noah terkekeh.
"Sabar sayang...ayolah masuk dulu..." Noah meraih tangan Luciana.
Luciana menghela nafas. Dia pun menurut pada Noah dan masuk ke dalam apartemennya. Iya, Luciana sengaja menuruti apa kata Noah supaya dia segera mengatakan apa yang ingin dia katakan dan dan Luciana bisa segera pulang. Sementara itu tanpa mereka berdua sadari, dari jarak sekitar lima meter dari depan pintu apartemen Noah, ada seseorang yang mengabadikan kebersamaan mereka dengan menggunakan ponselnya.
Luciana dengan langkah perlahan masuk ke dalam apartemen beriringan dengan Noah. Isi apartemen Noah yang masih sama seperti dulu saat Luciana sering datang ke sana dan bahkan menginap membuat dada Luciana bertambah berdebar- debar.Iya, perabotannya pun masih sama.Sofa ruang tamu berwarna hitam, tiba- tiba mengingatkan Luciana saat mereka bercinta di sana. Saat itu Noah duduk di sofa dan Luciana dengan penuh gairah menggerakkan tubuhnya di atas tubuh Noah.
Dada Luciana tiba- tiba bergemuruh mengingat akan hal itu. Dia lalu memejamkan matanya untuk mengusir bayangan tersebut.Noah tersenyum melihat ekspresi Luciana, sepertinya dia tahu dengan apa yang sedang Luciana pikirkan. Kemudian Noah berjalan menuju meja makan untuk mengambilkan Luciana air minum.
Mata Luciana mengikuti ke mana Noah pergi. Dan saat melihat meja makan di sana Luciana kembali mengingat satu hal lagi. Iya, dulu dia dan Noah juga pernah bercinta di atas meja makan. Luciana kembali memejamkan mata sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Oh ya ampun... Apa yang aku pikirkan..." ucap Luciana.
"Kenapa sayang...?" tanya Noah yang sudah kembali dari meja makan.
Lalu Noah memberikan segelas air putih pada Luciana. Luciana lalu meminum air tersebut hingga menghabiskan setengahnya.
"Apa yang kamu pikirkan sayang...?'' tanya Noah.
"Ti..tidak..." jawab Luciana terlihat gugup.
"Kau lihat, apartemenku masih seperti dulu. Aku tidak ingin merubah apapun yang ada dalam apartemenku ini karena di sini banyak sekali kenangan indah..." ucap Noah.
Luciana terdiam sambil menggigit bibir bagian bawah.
"Oya sayang...baju- baju kamu juga masih ada di sini. Di sana di dalam lemari..." sambung Noah sambil menunjuk kamar yang dulu mereka berdua tempati.
"Kau ingin melihatnya...?'' tanya Noah.
"Ti...tidak...tidak perlu..." jawab Luciana.
"Ayolah..." Noah menarik tangan Luciana dan mengajaknya ke kamar. Dan lagi- lagi Luciana hanya bisa menurut.
Sampai di dalam kamar, dada Luciana kembali berdebar- debar. Iya bagaimana tidak, isi kamar Noah kembali mengingatkan Luciana dengan apa yang pernah dia lakukan dengannya. Bagaiamana mereka bercinta penuh gairah di atas tempat tidur berukuran besar.
Dengan tubuh sama- sama polos mereka berdua saling bertukar posisi menggerakkan tubuhnya penuh gairah untuk mendapatkan kenikmatan yang luar biasa.
Dan tak jauh dari tempat tidur ada meja rias yang juga mereka gunakan untuk bercinta. Luciana ingat sekali dulu dia berdiri membungkuk sambil berpegangan pada meja tersebut dan dari arah belakang ada Noah yang mengguncang- guncangkan tubuhnya hingga Luciana berteriak karena nikmat.
Dari meja rias mata Luciana beralih ke arah pintu kamar mandi yang terbuka lebar. Iya , kamar mandi itu juga tak luput bagi mereka untuk menyatukan tubuh mereka. Mereka melakukannya di atas wastafel, di atas closet, bahkan di bawah guyuran shower.
Tak tahan mengingat semua kejadian itu, Luciana segera berlari keluar dari kamar tersebut menuju ruang tamu. Melihat apa yang dilakukan oleh Luciana, Noah pun kembali tersenyum. Iya, Noah yakin jika mantan kekasihnya itu sedang teringat dengan apa yang pernah mereka lakukan di dalam kamar tersebut. Iya, karena Noah sendiri selalu teringat akan hal itu saat melihat setiap isi apartemennya.
Sesampainya di ruang tamu, Luciana memegang dadanya sambil menelan salivanya kemudian mengusap wajahnya dengan kasar berusaha menghilangan ingatan gila itu.
"Ayolah Luci... Jangan mengingat-ingat hal itu lagi... Ingat, kamu sudah menjadi istri Billy sekarang..." ucap Luciana dalam hati.
"Apa kau sedang mengingat apa yang dulu pernah kita lakukan di sini...?'' tiba- tiba suara dan tepukan di pundak mengagetkan Luciana.
Luciana langsung berbalik ke arah Noah dengan dada yang masih terus berdebar- debar dan nafas yang memburu. Noah tersenyum sambil menatap wajah cantik Luciana.
"Aku juga selalu mengingatnya Sayang... Aku tidak bisa melupakan apa yang dulu kita lakukan di sini. Sofa ini, meja makan, tempat tidur, meja rias dan kamar mandi selalu mengingatkanku pada kenangan indah kita..." ucap Noah terus menatap intens wajah Luciana.
Noah lalu maju satu langkah ke arah Luciana yang juga sedang menatap dirinya hingga tubuh mereka hampir saja menempel.
"Sayang... Aku masih mencintaimu... Aku selalu merindukanmu..." ucap Noah sambil mengusap pipi Luciana menggunakan kedua jarinya.
Mendapat sentuhan dari Noah, Luciana memejamkan matanya menikmati sentuhan itu. Hanya dengan sentuhan itu tubuh Luciana merasakan ada aliran panas yang merambat ke seluruh tubuhnya.
Bersambung....
dan buat bily menyesal..
.dn luciana tinggalkn bily.
kmbli kpda noah..
atau cari kbhgian sendri
smngt oithor upnya
lbih menyakitkan kelakuan bily..
udah cerai sajaaa...
balikan sama noah sn hidup bahagiaaa
tpi aku berharap balikan dn menikah.hidup bhgoa dg noah