Niatnya ingin bertemu teman lama, Anne malah salah masuk kamar. Bukan bertemu teman malah bertemu lawan.
Sky dalam pengaruh obat merasa tenang saat seorang wanita masuk ke kamarnya. Ia pikir wanita ini telah di atur oleh asistennya untuk melepaskan hasratnya.
Anne memberontak saat Sky menarik dan menciumnya secara paksa. Tenaganya jelas tidak sebanding dengan pria ini. Sekuat tenaga memberontak pada akhirnya Anne hanya bisa pasrah. Kesuciannya diambil oleh orang yang sangat ia benci.
**
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Apa yang akan Sky lakukan saat tahu Anne hamil anaknya? Menikah atau ada opsi lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anne : Membatalkan Niatnya
Sudah memasuki bulan ke tujuh, Anne mulai merasa tenang dan bisa mengontrol emosi. Jadi berniat menemui Sky untuk memberitahu kehamilannya.
"Lea, coba atur jadwal dengan asisten Sky. Katakan padanya jika aku ingin bertemu dengan Sky membahas proyek kita." pinta Anne menghubungi Lea yang masih di kantor.
Dari sebrang telepon Lea langsung menjawabnya, "baik bu, aan segera ku atur pertemuan. Oh ya, aku mungkin akan pulang terlambat karena ada berkas yang harus diselesaikan hari ini juga. Jika nanti ibu butuh sesuatu lebih baik pesan online ya."
Mendengar itu Anne hanya menyetujui. "Jangan terlalu mengkhawatirkan aku, Lea. Aku bisa menjaga diri."
Telepon ia matikan, memilih melanjutkan aktivitasnya dengan menonton TV dan menikmati cemilan buah segar. Selama masa kehamilan, Anne tidak terlalu merasakan mual parah atau sampai lemas tidak bisa melakukan apapun. Bayinya memang sangat pengertian, tidak mau menyusahkannya.
"Lama-lama bosan juga seperti ini. Apa aku keluar untuk jalan-jalan ya? Kan di bawah ada supermarket. Sekalian cari makanan untuk makan malam." ujar Anne, dengan semangat ia segera ke kamar untuk berganti pakaian.
Rambut sengaja di urai, memakai topi, masker dan kacamata hitam. Tujuannya agar tidak dikenali oleh orang lain.
Setelah memastikan penampilannya aman, ia langsung keluar unit miliknya. Dengan santai berjalan menuju lift untuk turun ke bawah.
Gedung apartemen ini sangat sepi, padahal saat ia membeli pihak pengelola sempat mengatakan jika disini hampir penuh. Tapi memang rata-rata pemiliknya orang sibuk yang mungkin menempati saat tengah libur saja.
"Tidak jauh berbeda denganku, menempati apartemen hanya karena pelarian sementara." batin Anne memikirkan dirinya juga.
Tingg
Tiba juga ia di lantai bawah, dan langsung menuju supermarket dengan perasaan senang. Jarang sekali untuknya keluar dari apartemen, apalagi jika Lea tidak bersamanya.
Tidak banyak yang Anne beli, hanya buah, sayur dan ikan segar. Lagipula ia hanya sendiri, akan sulit berbelanja dalam jumlah banyak dengan kondisi perut membuncit.
Selesai berbelanja, Anne tidak langsung naik untuk kembali. Ia memilih pergi ke coffee shop di samping minimarket. Coklat hangat menjadi pilihannya, minuman favoritnya yang sudah lama tidak di konsumsi.
Anne memilih tempat outdoor, agar merasakan suasana berbeda dari unit miliknya. Melihat beberapa tanaman hias yang tersusun rapi di bawah sana serta kolam kini berisi aneka ikan warna warni. Pemandangan yang cukup memanjakan mata Anne.
Suasana cukup sepi, hanya ada beberapa orang pengunjung. Itu pun lebih banyak take a way. Beberapa mungkin para pekerja yang sedang menyelinap sebentar membeli kopi sehingga harus cepat kembali ke tempatnya.
"Ah jadi rindu suasana kantor. Meskipun harus member samai tumpukan dokumen tapi aku suka. Tidak ada rasa bosan karena ada Lea dan karyawan lainnya." batin Anne sembari mengaduk minumannya.
"Katakan padaku, dia siapa?"
Suara seorang wanita membuat Anne langsung memandang ke depan. Tepatnya dibawah sana, di depan taman apartemen.
"Untuk apa aku harus menjawabnya? Ini bukan urusan mu, Sonya."
Suara itu membuat Anne membeku sejenak. "Sonya dan Sky." ujarnya lirih, sejak awal ia telah mengenali suara Sonya. Namun belum sempat memikirkan hal lain terdengar suara Sky juga.
"Aku tidak suka ada wanita lain di dekat mu. Katakan, dia siapa?" Sonya kembali bertanya dengan nada marah.
"Mau suka atau tidak, aku tidak peduli. Kamu ingin tahu dia siapa?" kata Sky sembari memegang erat tangan wanita di sampingnya. "Dia adalah calon istri yang dipikirkan ibuku. Jadi jika kamu tidak suka, katakan saja pada ibuku, bukan padaku." lanjut Sky membuat dada Anne merasa tertimpa sesuatu dan membuat sesak.
"Apa? Calon istri?" Sonya juga ikut terkejut mendengarnya. "Tidak mungkin, kamu tidak mungkin menikah dengan wanita sepertinya kan? Wajahnya terlihat biasa saja, dibanding aku jelas lebih cantik dan menggoda."
"Jika kamu ingin protes, bilang langsung pada ibuku. Karena ini wanita pilihan ibuku, Sonya. Sudahlah, aku ada urusan jadi jangan mengganggu ku." kata Sky lalu segera pergi meninggalkan Sonya yang tengah di cekal oleh dua bodyguard Sky.
"Sky, tunggu. Aku belum selesai bicara." Sonya terus memanggil namun Sky tidak memperdulikannya.
Pandangan Anne terfokus pada Sky, wajah pria itu dingin terlihat tidak bersahabat. Membukakan pintu mobil untuk wanita yang tadi bersamanya lalu menutupnya dengan pelan.
"Jadi, Sky akan menikah? Bukan dengan Sonya tapi dengan pilihan ibunya?"
Anne rasa ini sama beratnya, ibu Sky pasti telah memilihkan wanita terbaik untuk putranya. Jika ia datang memberitahu Sky akan kehamilan ini, pasti bisa menimbulkan masalah untuk pria itu. Dan mungkin ibu Sky akan marah padanya.
"Tidak, aku tidak bisa memberitahu, Sky." ujar Anne sambil memegang perutnya.
"Anak ini pasti akan dibenci oleh neneknya karena kehadirannya tidak diharapkan. Belum lagi aku tidak tahu apakah Sky juga bisa menerima anak ini." pikir Anne langsung membatalkan niatnya.
Mendadak hilang semangatnya, hatinya terasa sakit karena belum melakukan apapun sudah menemui jalan buntu.
"Maaf nak, bukan mama tidak mau keberadaan mu diketahui oleh papa. Tapi keadaan sedang tidak memungkinkan. Maafkan mama harus memilih jalan lain untuk masa depanmu."
**
Di mobil, Sky mengemudi dengan kecepatan tinggi. Tidak peduli dengan Lea yang terlihat takut karena ulahnya.
"Sudah aku katakan, jangan mau menuruti perintah ibu jika tidak mau sengsara." kata Sky dengan wajah menahan emosi. "Untuk apa kamu datang ke apartemen ku? Membawakan sarapan? Tidak perlu. Aku terbiasa mandiri tanpa siapapun. Jika memang rindu masakan rumah, hanya masakan Mama Indira yang ku cari."
Hari ini Sky sengaja tidak pergi bekerja karena merasa tidak enak badan. Mual yang di alami sejak beberapa bulan lalu belum kunjung reda. Mungkin hukuman untuknya yang belum juga menemui Anne dan anaknya.
Dan tadi, ibunya menelpon, mengganggu waktu istirahatnya untuk hal tidak penting.
"Kata Indira kamu sakit jadi tidak bekerja dan tidak mampir kesini. Jadi ibu meminta Lilia datang ke apartemen mu untuk membawakan sarapan. Sekarang Lilia sudah dibawah, supir langsung ibu minta untuk pulang. Jadi temui dia sekarang juga."
Setelah mengatakan itu, ibunya langsung menutup telepon tanpa menunggu jawabnya dari Sky. Jelas tidak mengizinkan Sky untuk menolak.
Dan benar saja, sampai bawah ia melihat Lilia sedang duduk di kursi taman dengan membawa makanan.
"Ayo ikut aku, biar ku antar pulang." ucapnya tidak mau basa basi.
Namun Lilia segera menunjuk apa yang ia bawa.
"Ibu memintaku mengantarkan ini dan menjagamu." tulis Lilia di sebuah buku kecil yang selalu ia bawa.
"Aku bukan anak kecil yang harus dijaga. Menurut lah atau aku akan membiarkanmu disini sampai malam." ancamnya membuat Lilia terkejut mendengarnya.
"Ikut aku, ayo!" tarik Sky memegang tangan wanita itu.
Namun baru beberapa langkah, Sonya datang dan marah. Alhasil terjadilah keributan kecil.
"Lihat tadi, wanita itu adalah mantan kekasihku yang masih mencintai aku. Dia sangat keras kepala dan mudah emosi. Kamu mau menjadi istriku? Membela diri dari wanita tadi saja tidak mampu." kata Sky sengaja menjatuhkan mental Lilia.
"Ingat ya, aku tidak menyukaimu. Jangan kira karena aku menyebutmu sebagai calon istri, kamu merasa senang. Apa yang aku katakan pada Sonya tadi memang benar. Kamu calon istri pilihan ibuku. Tapi aku tidak mengatakan akan menikahi mu."
Mood Sky benar berantakan karena pagi ini harus bertemu dengan Lilia dan Sonya. Tapi mendadak ia teringat sesuatu.
Saat akan turun ke bawah, lift sebelahnya telah lebih dulu di masuki seorang wanita hamil. Sehingga Sky terpaksa menunggu di lift sebelahnya.
"Wanita yang tadi masuk lift, kenapa mirip Anne ya?"