Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 19 Kejutan Pesta Untuk Yusuf
"Sepertinya pak Alan menyukai mu Aira" kata Aline saat keduanya berada di dalam taksi.
"Hus jangan ngawur, pak Alan mana mungkin menyukai ku? apa tidak ada wanita di luar sana yang ia lihat sampai harus menyukaiku?" kata Aira tidak percaya diri.
"Ayolah Aira, dari caranya memandang mu saja sudah terlihat jelas kalau pak Alan menyukai mu"
Aira terdiam ia mengalihkan pandangannya keluar kaca mobil. menatap jalanan yang ramai.
"Apa yang kau cemaskan Aira? pernikahan mu dengan pak Yusuf?" tanya Aline.
Aira menoleh menatap Aline saat ia menyebut nama Yusuf.
"Pernikahan kalian bukan layaknya pernikahan sungguhan, sampai kapan kalian mau begitu? kau tidak takut dosa karena mempermainkan pernikahan?" tanya Aline.
Mata Aira berkaca-kaca, hatinya campur aduk mendengar nasehat Aline. sahabatnya itu benar mau sampai kapan Aira dan Yusuf menanggung dosa atas semua sandiwara ini.
Aira menggeleng ia menahan air matanya yang hampir terjatuh.
"Semua demi Abi dan Umi juga pesantren" kata Aira lirih.
"Kalau Abi Umar tahu masalah ini, pasti beliau kecewa pada kalian berdua. pada mu dan juga pak Yusuf"
Aira memejamkan matanya, ia tidak tahu harus bagaimana. keputusan ada di tangan Yusuf.
"Line jangan bicara lagi soal pak Alan menyukai ku ya, aku merasa tidak enak" kata Aira.
"Tidak enak dengan siapa? pak Yusuf? apa dia akan peduli padamu?" tanya Aline sarkas.
Membuat hati Aira terasa pedih. yang di ucapkan Aline adalah kenyataan jika Yusuf memang tidak pernah menganggapnya ada.
"Sudahlah Line jangan bahas ini dulu" kata Aira memohon.
Aline menghela napas sembari mengusap bahu Aira menguatkan sahabatnya.
***
Aira tiba di rumah selepas kumandang adzan isya. ia sudah minta izin pada Yusuf jika dirinya akan pulang terlambat karena ada urusan dengan Aline.
Saat melewati halaman rumah Aira melihat mobil Yusuf sudah terparkir di halaman. berarti Yusuf sudah pulang bekerja.
Aira membuka pintu perlahan, di lihatnya Yusuf duduk di sofa menatap tajam ke arah dirinya.
"Assalamualaikum" kata Aira.
"Walaikumsalam" jawab Yusuf cepat.
Yusuf memalingkan wajahnya yang terlihat kesal.
Aira melangkah perlahan menuju anak tangga ia ingin ke kamarnya berganti pakaian.
"Tunggu!"
Aira menghentikan langkahnya ia berbalik menatap Yusuf lalu menunduk.
"Darimana?!" tanya Yusuf ketus.
"Pergi dengan Aline, tadi pagi saya sudah minta izin ke mas Yusuf kalau akan pulang terlambat"
Yusuf berdiri dari duduknya, ia melepas dasinya dengan kasar.
"Cepat buatkan makan malam" perintah Yusuf.
"Mas belum makan?" tanya Aira. ia pikir Yusuf sudah maafkan di luar.
"Setelah bersenang-senang kau lupa memasak untuk ku?"
"Bersenang-senang? maksud mas?" Aira tidak mengerti maksud Yusuf menuduhnya bersenang-senang.
"Jangan berlagak polos di hadapanku Aira! aku tahu gadis seperti mu"
"Maksud mas apa? saya tidak mengerti?"
"Cukup! cepat buatkan makan malam!"
Aira terdiam, ia menahan amarahnya pada Yusuf mencoba untuk sabar. Aira tidak mengerti kenapa Yusuf marah padanya. Aira berjalan ke dapur langsung mengeluarkan bahan masakan dari dalam lemari es. Aira berniat membuat cap cay untuk Yusuf.
Sementara Aira memasak, Yusuf pergi mandi. tidak berapa lama Yusuf sudah siap duduk di depan meja makan. Aira membawa sepiring cap cay buatannya yang masih panas. ia menghidangkannya di hadapan Yusuf.
"Duduk!" kata Yusuf melihat Aira hampir beranjak pergi.
Ini aneh tidak biasanya Yusuf minta di temani saat makan malam. tapi Aira patuh saja, ia menarik sedikit kursi lalu duduk diam berjarak dua kursi dari Yusuf.
Yusuf mencicipi cap cay buatan Aira, ia meletakkan sendok dengan kasar di atas meja membuat Aira kaget.
"Kenapa mas?" tanya Aira.
"Makanan apa ini? kenapa asin sekali??"
"Asin?" tadi Aira sudah mencicipi dan rasanya aman saja enak tidak keasinan lalu kenapa Yusuf marah dan bilang keasinan.
"Tapi mas..."
Yusuf mendengus kasar lalu ia berdiri dari duduknya dan pergi menuju mobilnya. sepertinya Yusuf akan makan di luar Karena masakan Aira tidak enak menurutnya.
Aira meraih sendok dan mencicipi cap cay buatannya. rasanya enak tidak keasinan.
Aira menyimpan makanan itu di lemari es, nanti biar ia saja yang memakannya jika Yusuf tidak mau.
Aira segera ke kamar untuk mandi karena ia sudah merasa gerah. selesai mandi Aira mengenakan baju santai dan berbaring di atas kasur.
Ponsel Aira berbunyi, nama Papa Ibrahim tertera di layar ponselnya.
"Assalamualaikum pa" kata Aira lembut.
"Waalaikumsalam nak, dimana Yusuf?"
"Mas Yusuf sedang ada perlu keluar pa"
"Oh begitu, besok bisa kau datang ke rumah nak? kita akan adakan pesta kejutan untuk Yusuf"
"Pesta kejutan pa?"
"Iya Yusuf besok berulang tahun, jangan kasih tahu Yusuf ya ini kan kejutan"
Aira terdiam, ia tidak ingat jika besok ulang tahun suaminya.
"Baik pa besok Aira akan datang ke rumah papa"
Panggilan telepon diakhiri, Aira duduk termenung. besok Yusuf ulang tahun haruskan ia memberi kado.
Apa mas Yusuf akan terima kado diriku?
Aira tidak mau cari penyakit dengan melihat Yusuf membuang kado darinya. jadi ia memutuskan tidak memberi kado pada suaminya itu.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong