kampung Gaib adalah sebuah kampung terpencil yang terletak di daerah pegunungan yang sangat jauh dari pusat kota dan kampung ini merupakan kampung sesat yang memuja sekte hitam dan setiap bulan selalu mencari tumbal untuk kampung tersebut. Adat istiadat ini telah ada sejak kepala desa tersebut ganti dengan kepala desa baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kriicers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15•
Setelah Aldi menghadiri pertemuan warga, ia gegas pergi menuju rumah neneknya. Hanya ia yang tahu bahwasanya neneknya masih hidup. Rumah beliau terletak di pinggir hutan cikaliwung yang berjarak 7 kilometer dari kampung Alas.
Setelah berjalan lumayan lama akhirnya Aldi pun sampai di rumah neneknya tersebut. Rumah beliau terbuat dari bambu dan lantainya masih beralaskan tanah. Setiap hari Aldi datang ke rumah neneknya hanya sekedar mengantarkan makanan dan juga mengantarkan minyak tanah untuk bahan bakar lentera yang digunakan untuk menerangi gubuk tersebut ketika malam hari.
"Bajekno lee koe teko kok bengi - bengi banget. (tumben le kok kamu dateng malam - malam banget). Nenek Aldi bertanya kepada Aldi.
"Maaf nek tadi di kampung ada pertemuan warga, sebenarnya Aldi tidak mau menghadiri karena Aldi sudah muak dengan tingkah mereka". Jawab Aldi sembari menghidupkan lentera yang dipasang di dekat dinding bambu rumah tersebut.
"opo koe golek tumbal meneh kanggo kampung Alas le"? (apa kamu mencari tumbal lagi buat kampung Alas le) tanya nek Yuni kepada cucunya tersebut.
Kemudian Aldi pun tidak menjawab pertanyaan dari neneknya tersebut karena memang Aldi sudah menjebak korbannya tadi siang.
Kemudian neneknya pun juga sudah paham dengan tingkah laku cucunya tersebut.
"kapan le koe leren golek tumbal kanggo demit kae, eleng le sek wajib disembah ki gusti allah dudu dedemit sek kok puja puja karo warga kampung Alas, janjine setan bakal nyesatke kowe lee tole" (kapan nak kamu berhenti mencari tumbal buat dedemit itu, ingat nak yang wajib disembah itu Allah bukan makhluk yang kamu puja - puja dengan warga kampung Alas, janjinya setan bakal menyesatkan kamu nak). Nek Yuni yang selalu menasihati Aldi yang sampai sekarang masih gencar mencari tumbal untuk Kampungnya tersebut.
"Aku harus bagaimana lagi nek, aku tidak berdaya, gara - gara aku kakek harus mati menjadi tumbal dari makhluk itu, aku tidak ingin keluargaku menjadi korban dadi kebiadapan warga kampung Alas yang tamak akan kekuasaan dan juga kekayaan dunia ini ". Balas Aldi dengan lemas.
"le tole kabeh ki wes takdir e gusti allah, jodo, pati, rejeki wes ono sek ngatur, ojo nyalahke awakmu terus, simbok yo wes ikhlas akan ketentuane gusti allah, ". (nak nak, semua itu sudah takdirnya tuhan, jodoh, kematian, rejeki sudah ada yang mengatur, jangan menyalahkan dirimu terus, nenek juga sudah ikhlas akan ketentuan dari tuhan.) Jelas nek Yuni yang berharap Aldi menghentikan hal yang tidak baik tersebut.
"Maaf nek Aldi belum bisa, Aldi masih bimbang aku juga tidak mau kehilangan nenek, neneklah satu satunya keluarga yang Aldi miliki sekarang.
Aku takut ancaman mas Solihin nekat menghabisi keluargaku termasuk nenek. Lebih baik aku mencari tumbal daripada harus kehilangan keluargaku lagi. Sudahlah jangan dibahas. Aku mau tidur nek aku ngantuk". Gegas Aldi pun berbaring di atas tempat tidur neneknya yang hanya beralaskan tikar. Nek Yuni pun hanya bisa menghela nafasnya dengan berat.
"Kapan le koe sadar "..
Kembali ke Jimmy dan kawan-kawan.
Setelah mereka sarapan mereka pun keluar untuk sekedar keliling kampung Alas yang tertunda kemarin.
"eh katanya bang Aldi mau nemenin kita jalan jalan Jim lah ini mana"? Tanya Nisa yang sudah tidak sabar untuk berfoto dengan views yang cantik.
"Sabar dong Nis ini aja baru jam 07.15 mungkin dia masih perjalanan kemari ".Jelas Jimmy.
Setelah menunggu beberapa saat orang yang ditunggu - tunggu pun telah tiba.
"Nahh ini dia nihhh orangnya, kamu kemana aja sih mas kok lama banget kita udah ngak sabar nihhhh".
"Hehe maaf mas Damar saya baru saja abis dari rumah tadi malam tidur malam jadi bangunnya kesiangan deh hehe maaf ya semua". Aldi menjelaskan perihal semalam tidur malam.
" Santai mas Aldi kita aja habis sarapan tadi, mas Aldi udah sarapan". Tanya Jimmy.
"Sudah mas tadi saat dirumah, bagaimana malam pertama kalian di penginapan ini? Nyaman atau enggak"? Tanya Mas Aldi yang ingin tahu keadaan semalam Jimmy dan kawan - kawan.
" Wahhh heboh lah mas pokoknya, sampe tidur aja juga kemaleman karena banyak hal lainnya ". Balas Sam yang excited karena semangatnya yang membara ingin cepat mengelilingi desa tersebut.
"Wahh heboh bagaimana aku kok jadi kepo ya ha ha ha cerita dongg". Paksa mas Aldi.
"Nanti saja lah mass katanya mau nganterin kita pergi keliling kampung Alas"?
Timpal Dina.
"Ya ampun aku sampe lupaa ha ha ha, yasudah ayok ayok kita berangkat sekarang saja". Ajak Aldi.
Kemudian mereka ber lima ditemani Aldi mulai berjalan mengelilingi kampung tersebut. Sebenarnya mereka belum tau pasti akan berkeliling kemana karena tujuannya ada banyak. Setelah beberapa saat mereka bertemu dengan bapak - bapak yang sepertinya akan pergi ke ladangnya untuk bekerja.
" Wah ini ya Di orang-orang yang kamu maksud dari luar itu"? Tanya bapak tersebut.
"Iya lek ini mereka, temen - temen perkenalkan ini namanya pak Nur, dia adalah ketua rt disini, ". Jelas Aldi kepada Jimmy dan kawan - kawannya.
" benar pak perkenalkan nama saya Jimmy, ini teman - teman saya, yang ini bernama Sam, ini Damar dan kedua perempuan ini namannya Nisa dan Dina". Jelas Jimmy kepada bapak tersebut.
"hmmm pinter kamu Di cari orang -orang luar, gemuk gemuk perempuannya, hahahah". Kemudian tanpa permisi pun bapak - bapak tersebut berjalan begitu saja yang mulai menjauh dari mereka berenam.
"Gua ngerasa aneh banget deh ama bapak itu, bisa - bisanya ngatain gua ama Dina gemuk, bukannya menjawab balik malah ngata - ngatain". Ucap Nisa dengan emosi.
"Sudah biarkan saja yuk lanjut perjalanan kita mumpung belum panas juga ". Ajak Aldi. Kemudian mereka pun melanjutkan perjalanannya untuk keliling desa tersebut.
"Oh iya bang btw kenapa kampung ini belum memakai listrik"? Tanya Dina
"Karena kampung ini sangat jauh dari perkotaan Dina, kalaupun memakai listrik,saat malam hari pun kita tidak boleh menyalakan lampu di setiaap rumah".
"Lah kenapa mas "
"ngak papa kamu tau kan disetiap daerah pasti punya peraturan dan adat masing-masing". Jelas Aldi.
"Emang semua warga betah mas ngak pake lampu ngak pakek hp, internet, kita aja yang ngak make internet cuma semalem udah ngak betah lho mas". Damar menambahi.
"ya betah ngak betah kan kita
diharuskan harus hidup sederhana ". Aldi menjelaskan panjang lebar.