Pencuri Hati Dokter Cantik

Pagi itu membawa sinar lembut ke dalam kamar, menyinari wajah cantik Ratu yang masih terbaring di balik selimut. Raja tersenyum melihat istrinya yang masih tidur nyenyak, lalu dengan lembut mencium keningnya. Ratu perlahan membuka matanya, tersenyum lembut melihat Raja yang sudah siap untuk memulai hari. "Selamat pagi, Sayang," bisik Raja, sambil membawakan nampan berisi sarapan untuk Ratu.

Ratu membuka kedua matanya perlahan, ia melihat suaminya pagi-pagi sekali susah sangat rapi. Padahal keduanya baru saja tidur dini hari karena Raja yang terus menginginkannya lagi dan lagi. Raja membantu Ratu untuk duduk, kemudian menaruh nampan berisi sarapan di depan Ratu.

"Kau mau kemana pagi-pagi sekali?" tanya Ratu selidik.

Raja tersenyum lalu menyuapi Ratu dengan sandwich yang ia buat. "Aku ada urusan sebentar, Sayang!"

Ratu menerima suapan Raja, lalu memicingkan matanya. "Siapa lagi yang kau tipu?" tanya istrinya dengan nada curiga.

Raja tertawa lembut, lalu membalas, "Tidak ada yang kutipu, Sayang. Aku hanya ingin memastikan kamu sarapan dengan baik sebelum aku pergi."

Ratu memandang suaminya dengan mata yang masih sedikit mengantuk, tapi juga penuh dengan rasa penasaran. "Aku tahu kamu punya rahasia, Raja," katanya dengan nada yang masih santai.

Raja hanya tersenyum dan menyuapi Ratu lagi, "Tidak ada rahasia, Sayang. Aku hanya ingin menghukum tikus-tikus yang meresahkan."

Ratu mengangkat alisnya, tapi tidak bisa menolak kelembutan suaminya. "Hmm, aku percaya kamu... untuk sekarang," katanya dengan senyum kecil.

Raja tersenyum dan membalas, "Aku senang kamu percaya, Sayang. Sekarang, makanlah dengan baik. Aku tidak ingin kamu lapar saat aku pergi."

Ratu menggigit sandwich yang Raja buat, dan rasa lezatnya membuatnya mengangguk puas. "Mmm, ini enak sekali. Kamu memang pandai memasak," pujinya.

Raja tersenyum bangga dan membalas, "Terima kasih, Sayang. Aku ingin memastikan kamu mendapatkan yang terbaik."

Setelah Ratu selesai sarapan, Raja membantu membersihkan nampan dan kemudian memberikan ciuman lembut di kening Ratu. "Aku harus pergi sekarang. Aku akan kembali secepat mungkin," katanya.

Ratu mengangguk dan membalas, "Baiklah, hati-hati di jalan. Aku akan menunggumu." Raja tersenyum dan membelai rambut Ratu sebelum pergi meninggalkan kamar.

Pagi ini ia, Luna dan Birel akan kembali menemui Lucio. Rencana hari ini mereka akan mengajak Lucio untuk berinvestasi ke perusahaan fiktif milik Luna.

Lama berkendara Raja akhirnya sampai di tempat pertemuan dengan Luna dan Birel, sambil memikirkan strategi untuk meyakinkan Lucio agar berinvestasi di perusahaan fiktif milik Luna. Ia yakin bahwa dengan kerja sama yang baik, mereka bisa mencapai tujuan mereka. Saat tiba di tempat pertemuan, Raja melihat Luna dan Birel sudah menunggu.

"Selamat pagi, apa rencana sudah siap?" tanya Raja.

Luna tersenyum dan membalas, "Sudah siap, Raja. Kita akan menunjukkan proposal yang sangat menarik kepada Lucio."

Birel menambahkan, "Dan kita harus memastikan Lucio percaya bahwa ini adalah kesempatan investasi yang sangat menguntungkan."

Raja mengangguk setuju, "Kita harus bekerja sama dengan baik agar Lucio tidak curiga." Mereka bertiga kemudian menuju ke tempat Lucio, siap untuk menjalankan rencana mereka.

Di sisi lain Mark dan Lucas memantau dari jarak jauh, mencoba memahami apa yang sedang direncanakan oleh Raja dan kawan-kawannya. Mereka berdua masih mencari tahu siapa Raja sebenarnya. "Apa yang mereka rencanakan?" tanya Lucas, sambil memperhatikan gerak-gerik Raja dan kawan-kawannya.

Mark membalas, "Sulit dikatakan, tapi sepertinya mereka sedang mempersiapkan sesuatu yang besar. Kita harus terus memantau mereka dan mencari tahu apa yang sebenarnya mereka inginkan."

Lucas mengangguk setuju, "Kita harus menjaga kalau terjadi sesuatu dengan Tuan Martin."

Mereka berdua terus mengawasi Raja dan kawan-kawannya, siap untuk mengambil tindakan jika diperlukan. "Kau tetap yakin penipu itu Martin, Lucas?" tanya Mark yang sedikit ragu apalagi melihat betapa lihainya Raja menipu kliennya.

"Saya sangat yakin, apa perlu kita pukul kepala Tuan Martin hingga ia mengingat semuanya?" usul Lucas.

Mark memukul Lucas, "Kau ingin Axel menghukum kita? Kita awasi saja, wanita yang bersama Raja cantik juga."

"Otakmu tidak jauh dari wanita saja!" cibir Lucas.

Sementara itu saat ini Raja dan Birel sedang membujuk Tuan Lucio agar mau berinvestasi ke perusahaan Luna. Mereka berpura-pura melakukan panggilan video di depan Tuan Lucio.

"Terima kasih banyak, Nyonya Tere berkat perusahaanmu, keuangan perusahaan milikku membaik" ucap Raja dengan nada serius.

"Kau tidak perlu sungkan," jawab Luna dengan ramah.

Tuan Lucio melihat wanita dalam video adalah wanita kaya di kota ini. Dengan kecanggihan teknologi wajah cantik Luna dapat berubah menjadi wajah Tere wanita paling kaya di kota.

Raja lalu mengenalkan Tuan Lucio kepada Nyonya Tere. Tuan Lucio terkesan dengan apa yang dilihatnya, dan dia mulai percaya bahwa perusahaan Luna memang memiliki reputasi yang baik. "Saya sangat tertarik dengan perusahaan Anda, Nyonya... Tere," kata Tuan Lucio, sambil melihat wajah cantik di layar video.

Raja dan Birel saling menukar pandangan, keduanya tahu bahwa rencana mereka mulai berjalan dengan baik. "Terima kasih, Tuan Lucio," jawab Luna dengan senyum yang manis.

"Kami sangat senang bisa membantu perusahaan Anda. Dan kami yakin bahwa investasi di perusahaan kami akan sangat menguntungkan bagi Anda."

Tuan Lucio mengangguk, dan dia mulai mempertimbangkan untuk berinvestasi di perusahaan fiktif milik Luna. Raja dan Birel terus membujuknya, menggunakan segala cara untuk membuat Tuan Lucio yakin bahwa ini adalah kesempatan yang sangat baik.

Birel tersenyum ketika Tuan Lucio masuk ke dalam perangkap mereka. Tuan Lucio menginvestasikan uangnya ke perusahaan milik Luna. Beberapa pekan berlalu Tuan Lucio mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat membuat ia ingin berinvestasi lagi.

Seperti pagi ini Tuan Lucio ingin bertemu dengan Nyonya Tere, dengan bantuan rekannya Luna terlihat seperti Tere yang asli. Tuan Lucio akan menginvestasikan semua uang miliknya kepada perusahaan.

Raja dan Birel sangat senang mendengar kabar bahwa Tuan Lucio bersedia menginvestasikan semua uangnya ke perusahaan fiktif milik Luna. Mereka berdua tahu bahwa ini adalah kesempatan besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

"Bagus, sekarang kita harus memastikan bahwa Tuan Lucio tidak curiga apa-apa," kata Raja kepada Birel.

Birel mengangguk setuju, "Kita harus membuat pertemuan dengan Nyonya Tere berjalan lancar dan meyakinkan."

Raja membalas, "Luna sudah siap untuk menjadi Nyonya Tere, kita hanya perlu memastikan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana."

Mereka berdua kemudian mempersiapkan diri untuk pertemuan yang akan menentukan nasib investasi Tuan Lucio.

Tuan Lucio saat ini berada di ruangan tempat pertemuan berlangsung bersama Raja yang menemani. Tak lama kemudian Luna dan Birel masuk bersama, Raja dan Tuan Lucio bangkit dari duduk lalu memberi salam kepada Nyonya Tere.

"Selamat pagi!"