Setelah di selingkuhi oleh sang suami, Jeselyn Angelina harus menerima nasib pahit dimana ia di perkosa oleh mantan kakak iparnya yang sudah memiliki istri, membuatnya hamil di luar nikah.
Setelah mereka menikah, banyak rahasia rahasia besar yang terungkap satu per satu termasuk identitas Jesi yang sebenarnya.
Apa saja rahasia besar itu? Apakah pernikahan keduanya akan langgeng sampai akhir hayat dimana Jesi hanya bisa jadi istri kedua? Ikuti dan dukung kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CINTA DI BALIK MUSIBAH
" Argh!!!"
Brugh...
" Jesi!!!" Andra langsung berlari menghampiri Jesi yang terduduk di aspal.
" Adek, apa kau baik baik saja?" Andra berjongkok di samping Jesi.
" Perutku mas, perutku sakit sekali. Argh!!" Rintih Jesi memegangi perutnya yang terasa sakit luar biasa.
Andra menunduk menatap perut Jesi, tatapannya tanpa sengaja melihat darah mengalir dari sela sela kaki Jesi.
" Astaga dek, kamu pendarahan." Ucap Andra panik.
Jesi melihat ke bawah, benar. Darah segar mengalir dari sela kakinya.
" Mas, selamatkan anak kita." Ujar Jesi.
" Mas akan selamatkan dia. Kamu yang tenang ya dek, anak kita pasti baik baik saja. Mas akan membawamu ke rumah sakit." Andra langsung membopong Jesi. Ia menatap Raya dengan tajam. " Ada CCTV di sini, aku akan menuntutmu jika sampai Jesi dan anaknya kenapa napa. Tunggu aku di kantor polisi." Setelah mengatakan itu Andra segera membawa Jesi ke rumah sakit menggunakan mobilnya.
Raya yang melihatnya begitu kesal, " Awas kau Andra. Setelah aku menjadi CEO resmi perusahaan WK group, aku akan menghancurkan perusahaan kecilmu itu. Akan aku buat kalian hidup sengsara dalam kemiskinan." Gumam Raya. Ia teringat dengan ucapan ibunya, ia langsung menuju ke rumah pengacara keluarganya.
***
Di sebuah ruangan bernuansa putih, nampak Jesi terbaring lemah di atas ranjang pesakitan. Ia baru saja selesai menjalani kuret setelah ia mengalami keguguran. Karena kerasnya benturan yang ia alami, janin dalam kandungannya tidak mampu bertahan hingga akhirnya calon bayi itu tidak bisa di selamatkan. Mendapat musibah seperti ini membuat Andra merasakan kesedihan yang begitu mendalam. Ia menyesali kebodohannya yang tidak bisa menjaga Jesi dengan baik. Ia juga merasa takut kalau nanti Jesi akan meninggalkannya setelah tidak ada ikatan anak di antara mereka.
" Engh." Jesi membuka matanya.
" Adek, kamu udah sadar?" Andra yang duduk di kursi samping ranjang langsung menggenggam tangannya.
" Mas, aku kenapa?" Jesi mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.
" Rumah sakit."
Deg...
Ia ingat jelas dengan apa yang Raya lakukan padanya. Ia mengelus perutnya sendiri, lalu ia menatap Andra. " Mas bagaimana dengan calon anak kita? Apa dia baik baik saja?" Tanya Jesi memastikan.
" Maaf dek." Ucap Andra menggelengkan kepala.
" Ja.. Jadi aku keguguran?" Tanya Jesi lagi.
" Maaf." Hanya kata itu yang bisa Andra ucapkan.
" Hiks.... Anakku." Isak Jesi. Kata maaf yang keluar dari bibir Andra mewakili semuanta.
" Mas minta maaf dek! Mas tidak bisa menjaga adek dan calon anak kita. Mas minta maaf, mas belum bisa menjadi suami yang baik." Ucap Andra penuh penyesalan.
" Hiks.. Kenapa harus anakku yang menanggung akibatnya mas? Dia tidak bersalah hiks... Kalau Tuhan mau menghukumku, kenapa tidak aku saja? Kenapa harus anakku mas? Hiks.."
" Kamu yang ikhlas ya dek, mungkin ini yang terbaik untuk anak kita." Ujar Andra.
" Mas akan membuat perhitungan pada Raya. Mas tidak terima dengan apa yang telah dia lakukan padamu dan calon anak kita." Imbuhnya.
Mendengar nama Raya membuat dada Jesi bergemuruh. Hubungan yang dulu terjalin dengan baik kita musnah sudah akibat kebencian yang semakin mendalam di hati Jesi.
" Orang tuanya telah membunuh orang tuaku, dan sekarang anaknya membunuh anakku juga. Aku tidak terima mas, aku akan menghukum mbak Raya dengan tanganku sendiri." Ucap Jesi penuh penekanan.
" Kamu tidak perlu mengotori tanganmu sendiri dek, serahkan semuanya sama mas. Mas yang akan memberikan dia pelajaran." Ujar Andra. Rasa cinta yang dulu pernah ia punya, kini hilang begitu saja akibat perbuatan Raya yang sudah tidak bisa di maafkan lagi.
" Sekarang kamu tidak perlu banyak berpikir ya! Pulihkan dulu kondisimu baru kita bertindak." Imbuh Andra mengelus punggung tangan Jesi.
Tiba tiba Jesi menarik tangannya, " Anak kita sudah tiada mas. Sekarang tidak ada lagi alasan kita untuk tetap bersama."
Deg...
" Apa maksudmu dek?" Tanya Andra. Jantungnya berdetak sangat kencang.
" Kau tahu benar maksudku mas." Ujar Jesi merasa mereka tidak perlu lagi bersama.
" Setelah apa yang mas lakukan padamu demi membantu kamu dan keluargamu, apa kamu mau membuang mas begitu saja dek?"
Pertanyaan Andra berhasil menohok hati Jesi.
" Bu.. Bukan itu maksud aku mas." Sahut Jesi. " Aku membebaskan mas dari pernikahan ini. Mas tidak mencintaiku dan aku juga tidak mencintai mas. Kita menikah hanya untuk memberikan status pada anak kita. Tapi sekarang anak itu sudah tidak ada mas. Mas bisa melanjutkan hidup mas sendiri, dan aku juga akan melanjutkan hidupku sendiri." Sambung Jesi.
" Tatap mata mas!" Titah Andra. Dengan ragu Jesi menatap manik mata milik Andra. Jantung keduanya berdetak sangat kencang. Ada desiran aneh di dalam hati masing masing.
" Apa kau tahu kenapa mas menceraikan Raya?" Jesi menggelengkan kepala.
" Mas menceraikan Raya karena mas ingin bersamamu dek. Mas merasa kamu lah wanita yang pantas untuk mendampingi mas ke depannya. Mas butuh sosok yang perhatian, pengertian dan berbakti kepada suami seperti dirimu. Mas ingin melanjutkan pernikahan ini untuk selamanya dek. Mas tidak ingin berpisah darimu. Tolong jangan tinggalkan mas seperti ini. Mas merasa tidak punya harga diri jika sampai kamu meninggalkan mas, dek. Tidak masalah kalau Raya tidak menginginkan mas, tapi please! Jangan kamu! Mas tidak sanggup hidup tanpa kamu. Mas mohon! Jangan pernah tinggalkan mas. Tetaplah bersama mas selamanya, adek mau ya." Jesi cukup terkejut dengan ucapan Andra. Apakah Andra sedang memberitahunya bahwa dirinya begitu berarti bagi Andra?
" A.. Apa mas sedang melamarku?" Tanya Jesi.
" Anggap saja begitu." Sahut Andra.
" Tapi aku rasa tidak." Ujar Jesi.
" Kenapa?" Andra mengerutkan keningnya.
" Karena biasanya yang di lakukan seorang pria jika melamar wanita, dia pasti mengungkapkan cintanya. Tapi mas sama sekali tidak mengatakan cinta padaku." Entah mengapa Jesi merasa senang mendengar ungkapan Andra barusan.
Andra tersenyum mendengar ucapan Jesi. " Mas tidak pandai merangkai kata kata dek, karena mas belum pernah melakukannya." Ujar Andra.
" Sama mbak Raya?"
" Tidak pernah. Mas hanya menjalani sebagaimana kewajiban seorang suami kepada istrinya saja." Sahut Andra.
" Bohong! Yang aku lihat mas Andra sangat mencintai mbak Raya." Ujar Jesi.
" Mas tidak tahu apakah itu benar benar cinta atau hanya sekedar rasa balas budi saja. Yang jelas, awal hubungan itu karena keterpaksaan saja. Dan mas tidak bahagia." Sahut Andra.
" Owh gitu." Gumam Jesi kehabisan kata kata.
" Bagaimana? Apa adek mau? Apa adek mau berjanji tidak akan meninggalkan mas sampai kapan pun?" Tanya Andra menatap Jesi.
Lagi lagi manik mata mereka bertemu membuat jantung Jesi berdetak tak beraturan.
Glek..
Jesi menelan kasar salivanya karena merasa gugup terus di tatap seperti itu.
" Adek? Apa jawabanmu?"
" Mas maunya adek jawab apa?" Jesi balik bertanya.
" Mas berharap kamu jawab iya mas, aku mau. Aku mau menjadi pendamping mas selamanya, aku mau menjadi istri satu satunya di dalam hati mas sampai maut memisahkan kita, begitu dek." Ujar Andra.
" Itu mas udah mewakili."
" Ya enggak bisa gitu donk dek! Adek harus ngomong seperti yang mas katakan tadi." Ujar Andra.
" Dih maksa." Ucap Jesi sedikit melupakan kesedihannya.
" Maksa sedikit boleh lah." Sahut Andra.
" Iya iya aku mau mas." Ucap Jesi.
" Beneran?" Tanya Andra memastikan. Matanya terlihat berbinar.
" Iya. Aku mau jadi istri mas satu satunya di dalam hati mas." Sahut Jesi.
" Aaa terima kasih sayang." Tanpa sadar Andra memeluk Jesi sambil membungkuk. Ia benar benar merasa sangat senang dengan jawaban Jesi.
" Apa mas?" Sepertinya telinga Jesi bermasalah karena mendengar kata sayang dari bibir Andra.
" Apanya dek?" Andra melepas pelukannya lalu menatap Jesi.
" Tadi mas panggil aku apa?" Tanya Jesi lagi.
" Apa sih? Mas tidak mengerti yang adek tanyakan. Memangnya adek dengernya mas bilang apa?" Andra balik bertanya.
" Sayang."
" Terima kasih, mas juga sayang kamu." Sahut Andra mencium kening Jesi.
" Ih mas jebak aku ya." Ujar Jesi.
" Enggak ya, kan adek sendiri yang bilang sayang sama mas."
" Enggak, aku cuma menirukan kata kata mas aja." Sahut Jesi.
" Ya sama aja kali mas." Ucap Jesi.
" Beda sayang."
Blush!!!!
Pipi Jesi memerah mendengar panggilan sayang dari Jesi. Andra kembali duduk, ia menggenggam tangan Jesi sambil terus menatapnya.
" Terima kasih sudah menerima mas." Ucap Andra.
" Aku juga berterima kasih sama mas, karena mas telah membantu aku menyelesaikan masalah kematian kedua orang tuaku." Ujar Jesi di balas anggukkan kepala oleh Andra.
" Mulai sekarang kita buka lembaran baru ya, kita mulai dari awal. Masalah kehilangan calon anak kita, tidak perlu di sesali. Kelak, kita akan membuat anak yang banyak biar nantinya rumah kita ramai." Jesi tersipu malu mendengar ucapan Andra.
" Sekarang adek istirahat ya, mas temani di sini."
Jesi menganggukkan kepala, ia memejamkan matanya.
" Lihatlah Erika! Ini awal dari kehancuran keluargamu. Mungkin sekarang putrimu sedang berpikir kalau dia telah berhasil merebut semua kekayaan orang tuaku, tapi sebentar lagi dia akan dapat kejutan dari pak Rojes."
TBC...
Dokumen yang ditandatangani Angeline, tidak sah, kamu tidak akan mendapatkan apapun Raya.