Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5 - Bertapa
Yofan dan Jamal melangkah beriringan mengikuti Mbah Karso. Suasana kala itu gelap gulita, hanya ada lampu petromax yang dipegang oleh Mbah Karso.
Entah kenapa malam itu tak dengar suara-suara hewan malam. Keadaan hutan terasa sangat sepi. Seolah mereka tahu kalau malam itu sedang kedatangan tamu.
Jamal yang berjalan paling belakang terus berjalan lurus. Ia tak berani menoleh kesana kemari karena takut. Jujur saja, sejak tadi dia merasa ada orang yang berjalan di belakangnya. Ujung mata Jamal juga bisa merasakan ada sesuatu yang putih-putih di beberapa pohon yang dilewati.
Buru-buru Jamal berjalan ke samping Yofan. "Sumpah, Fan! Ini seram banget. Kamu lihat nggak banyak yang putih-putih. Aku bisa melihat dari ujung mataku," bisikinya.
"Lebay kamu, Mal. Belekmu kali itu," balas Yofan.
Jamal sontak cemberut sembari mengusap matanya. Ia berusaha menghilangkan belek di matanya.
Bersamaan dengan itu, Mbah Karso terlihat berhenti. Dia berhenti di depan sebuah sungai kecil yang dangkal.
"Apa kita sudah sampai, Mbah?" tanya Yofan.
Perlahan tangan Mbah Karso terangkat, menunjuk ke arah seberang sungai. "Kau lihat itu? Itulah goanya. Kau akan bertapa di sana," ujarnya.
"Baik, Mbah..." sahut Yofan.
"Ayo!" ajak Mbah Karso yang segera berjalan ke arah goa.
"Ini, Fan! Bawa ayam dan bunganya sendiri! Aku nggak ikut ah ke sana," kata Jamal yang tampak ketakutan.
"Cemen amat sih kau!" tanggap Yofan yang terpaksa membawa ayam dan bunga sendiri. Ia segera mengikuti Mbah Karso. Mereka berjalan memasuki goa.
Di sana Mbah Karso menyuruh Yofan duduk bersila di atas batu. Sementara dia tampak menyembelih ayam cemani, lalu menampung darahnya ke wadah. Selanjutnya Mbah Karso mengguyurkan darah itu kepada Yofan. Yofan bahkan disuruh meminum sedikit darah tersebut.
"Apa ini harus, Mbah?" tanya Yofan.
"Harus! Ini bisa membuat kau kuat selama tiga hari tiga malam," jawab Mbah Karso.
Dengan perasaan jijik, Yofan terpaksa meminum darahnya. Di akhir, Mbah Karso menghamburkan bunga tujuh rupa pada Yofan. Sambil melakukannya, mulutnya komat-kamit merapalkan mantra.
"Sekarang aku akan meninggalkanmu. Apa pun yang terjadi, jangan tinggalkan tempatmu. Kau harus dalam posisi yang sama sampai ritual berakhir," terang Mbah Karso.
"Baik, Mbah!" sahut Yofan.
Mbah Karso segera pergi dengan lampu petromaxnya. Ia juga tak lupa mengajak Jamal ikut bersamanya. Hingga kini Yofan ditinggal seorang diri di goa.
...***...
Saat bertapa, Yofan mengalami banyak gangguan. Baik itu dari makhluk gaib dan juga hewan liar. Bahkan ada ular yang lewat di pahanya.
Namun Yofan bergeming. Tekad yang begitu kuat, membuatnya merasa tak takut apapun. Selama dua hari dua malam, Yofan tidak menemukan sesuatu yang berarti. Sampai di hari terakhir, dia melihat sosok kakek tua dengan jenggot yang panjang sampai ke lututnya. Sosok itu tidak mengenakan sehelai benang pun, membiarkan jenggotnya menutupi seluruh tubuh. Saat melihatnya, Yofan yakin sosok tersebut adalah Mbah jenggot.
"Aku mengerti keinginanmu, Anak Muda. Aku akan membantumu untuk mendapatkan semua keinginanmu. Apapun itu," ujar Mbah Jenggot. "Tapi apa kau sanggup dengan segala syarat-syaratnya?" lanjutnya.
"Apapun itu, aku akan menyanggupinya," ucap Yofan cepat. Ia bahkan tak perlu berpikir dua kali lagi.
"Setiap malam bulan purnama, kau harus berikan gadis perawan untukku," ungkap Mbah Jenggot.
Yofan sempat terkesiap. Namun dia sudah terlanjur di sini dan telah setuju dengan syaratnya sebelum disebutkan.
"Baik, Mbah. Aku akan berikan," kata Yofan yang tak punya pilihan lain.
Setelah itu, Mbah Jenggot pergi. Tak lama kemudian matahari terbit. Mbah Karso dan Jamal datang.
Sejumlah masyarakat Jawa menganggap manusia dengan weton tulang wangi dianugerahi kemampuan atau berada pada garis keturunan orang sakti dan dipercaya memiliki aura spiritual yang tinggi.
Oleh karena itu, para pemilik weton tulang wangi disebut beraroma “harum”, sehingga lebih mudah menarik makhluk tidak kasat mata...👻😈👹👺
Bagi orang awam, kemampuan yang dimiliki weton tulang wangi dikenal dengan istilah indera keenam. Orang-orang dengan kemampuan “istimewa” tersebut sangat peka terhadap perubahan yang terjadi di dunia gaib.
Tapi menurutku kamu masih beruntung bukan nyawa taruhannya hanya juniormu yg sakit.
Penyakit kayak gitu mah masih jauh dari nyawa Yofan, kalau kamu sudah gk tahan sama rasa sakitnya sekalian di amputasi aja ..🤭😅😂🤣
adakalanya suatu hal yang kita inginkan tidak dapat tercapai dan pada akhirnya menimbulkan kekecewaan.
Cinta memang harus diperjuangkan. Namun, ketika dia tidak bisa membalas dan menerima, kita harus terima dengan lapang dada.
"Cinta tak harus memiliki, jika seseorang yang kita cintai lebih bahagia bersama orang lain biarkanlah"...🤭
Kamu harus ikhlas, lapang dada, dan berbesar hati agar tidak terlalu kecewa dan terpuruk karenanya.
Makin kamu dapat ikhlas dalam menghadapinya, kamu akan menjadi orang yang lebih bijaksana dan sabar dalam menghadapi segala permasalahan...😊☺️😚