Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
" Lala diam jangan banyak tanya " ucap Atlas memegang pinggang Lala yang sudah duduk diatas pangkuan nya .
" Om ciumnya nanti aja disini kan banyak orang nanti mereka jadi tau hubungan kita " kata Lala yang tersadar langsung turun dari pangkuan Atlas .
" Huhhh, seperti hubungan gelap saja " ucap Atlas menarik nafas panjang ingin membantah namun harus bagaimana.
" Wahhh, ini minuman beralkohol yang Om . Lala mau coba " ucap Lala menatap botol wine diatas meja .
" Kamu tau ini alkohol dan masih ingin mencobanya" ucap Atlas jangan kan memberikan pada Lala malah menyuruh pelayan membawa botol itu .
" Ya kan cuma sedikit Om aja minum " kata Lala dengan cemberut.
" Nggak itu bahaya Lala apalagi untuk kamu yang belum pernah meminumnya " pernyataan Atlas .
" Om aja minum kenapa larang Lala" ucap Lala .
" Karena aku terbiasa meminumnya jika minum sedikit itu tidak menunjukkan reaksi apa-apa berbeda dengan kamu yang belum pernah " jelas Atlas .
" Ohhh, jadi Om terbiasa mabuk-mabukan " kesimpulan Lala.
" Aku hanya melakukan nya ketika jenuh dengan pekerjaan " pengakuan Atlas setelah lama terdiam .
" Om kalau capek kerja itu istirahat bukan mabuk " kata Lala geleng kepala.
" Kamu tidak akan tau bagaimana rasanya jadi aku " ucap Atlas yang selama ini memang sering melampiaskan apapun yang dia rasakan dengan mabuk .
Sekarang Atlas paham mungkin salah satu alasan orang tuanya menjodohkan agar setidaknya Atlas punya teman dalam hidupnya yang penuh kesibukan .
" Mmmm, walaupun Lala nggak tau semua yang Om rasakan tapi kalau capek dan pengen cerita Lala siap kok mendengarkan Om " kata Lala dengan tulus yang membuat Atlas tersenyum.
2 hari kemudian.
Atlas dan Jhon makan siang di restoran dalam mall sesuai meeting mereka selesai .
" Bos tumben tidak memesan meja VIP?" pertanyaan Jhon yang sedikit heran kali ini bahkan Atlas memilih meja pojok .
" Kita akan makan disini " ucap Atlas dengan tatapan nya yang masih lurus menatap meja seberang.
Jhon hanya mengangguk memesan sambil mengulum senyum, pantas Atlas mau duduk disini rupanya dia sedang melihat Lala yang tengah belajar bersama teman sebayanya.
Mungkin kerja kelompok.
" Bisa-bisanya dia izin padaku pergi kerja kelompok tapi malah makan berduaan bersama laki-laki" ucap Atlas dengan mood yang sangat jelek menatap Lala .
" Bos, kau tidak liat mereka belajar " ucap Jhon walaupun Lala dan temannya makan namun mereka masih mengerjakan tugas terlihat dari laptop dan buku yang ada diatas meja mereka .
" Dia tidak bilang padaku kalau teman kelompoknya laki-laki " ucap Atlas semakin bad mood melihat Lala yang malah duduk disamping temannya untuk membacakan materi .
" Ya teman kelompok kalau disekolah mana bisa milih guru yang tentukan " ucap Jhon terus mencoba menetralisir pikiran Atlas yang sepertinya mulai kalut .
Atlas makan sambil terus memperhatikan kegiatan Lala bahkan tidak mau balik kekantor sebelum Lala selesai .
" Atlas " tiba-tiba Jhon sebagai sahabat Atlas tertawa melihat respons berlebihan Atlas yang sampai kehilangan akal karena cemburu .
" Kamu cemburu ?" goda Jhon padahal sedari awal Atlas mengatakan kalau dia tidak menyukai istri kecilnya .
" Diam kau " ketus Atlas namun matanya benar-benar tidak beralih dari Lala .
Drettt
Drettt
Lala yang sudah selesai itu tiba-tiba menelfon Atlas sepertinya memang tidak juga menyadari kehadiran Atlas disekitarnya mungkin karena jarak yang cukup jauh .
" Kenapa ?" tanya Atlas dengan malas jangan sampai Lala minta izin untuk jalan dengan laki-laki itu .
" Om udah makan?" tanya Lala karena sekarang masih jam makan siang .
" Belum " jawab Atlas yang langsung disikut Jhon karena mereka baru selesai makan .
" Om di kantor kan jangan makan dulu Lala mau kesana " kata Lala menutup telfon.
Setelah nya mereka melihat Lala memesan makanan dan Atlas langsung mengajak Jhon keluar lewat pintu samping restoran.
...........
" Sudah jangan marah-marah buktinya dia masih mengingatmu " tawa Jhon menggoda Atlas yang senyum-senyum.
" Diam sialan " ketus Atlas yang tiba-tiba salting sendiri .
Sesampai di perusahaan nya Atlas bergegas masuk kedalam ruangan menyalakan laptop dan mengembang banyak berkas seolah-olah sibuk sedari pagi .
Drettt
Drettt
" Kamu sudah sampai ?" tanya Atlas begitu menjawab telfon.
" Gimana mau sampai alamat perusahaan Om aja Lala nggak tau " ucap Lala dengan lesu .
" Astaga , jangan-jangan suami kamu bandar narkoba " kata Atlas menghela nafas mendengar istrinya yang tidak tau dimana suaminya bekerja .
" Lumayan takutnya pemulung " kata Lala juga tertawa ngakak karena benar-benar tidak tau dimana perusahaan Atlas .
" Aku Sherlock" ucap Atlas menutup telfon lalu menyuruh bodyguard nya untuk menunggu Lala di pintu utama perusahaan.
10 menit kemudian.
Tok
Tok.
" Masuk " ucap Atlas .
" Hai Om " sapa Lala masuk dengan wajah cerianya menenteng paper bag .
" Tidak mengganti seragam sekolah dulu ?" pertanyaan Atlas .
" Tidak sempat nanti Om keburu lapar " ucap Lala meletakkan paper bag yang dibawanya diatas meja .
" Udah selesai tugas kelompoknya ?" tanya Atlas menyimpan data lalu menutup laptop.
" Udah , Lala senang satu kelompok sama Alfian dia pintar " kata Lala malah membanggakan Alfian .
" Jadi ingin sekelompok sama dia terus " ketus Atlas .
" Enggak ahh , nanti Lala baper " kata Lala dengan centil tersenyum lebar melihat wajah tak suka Atlas.
" Aku gampar ya " ucap Atlas membuka bungkusan makanan yang Lala bawakan untuk nya .
" Tadi Lala lihat Om di mall" ucap Lala tiba-tiba membuat Atlas yang baru makan beberapa suap langsung tersedak .
" Minum dulu om" ucap Lala memberikan air putih .
" Kamu liat aku dimana?" tanya Atlas jangan-jangan Lala melihatnya di restoran lagi .
" Lala liat Om sama rekan kerja dan staff lagi naik eskalator" kata Lala yang membuat Atlas bernafas lega .
" Lala kenapa tidak kamu hampiri ?" tanya Atlas .
" Enggak ahh, nanti Om pura-pura nggak kenal Lala lagi didepan mereka nanti Lala malu " ucap Lala yang sudah membayangkan endingnya.
" Astaga, bisa-bisanya kamu berpikir begitu " Atlas langsung menyentil kening Lala .
" Aku kalau pernikahan kita tidak harus dirahasiakan mungkin sudah klarifikasi ke publik kalau kamu istri aku " pernyataan Atlas .
" Om nggak malu punya istri kaya Lala ?" kata Lala menunjuk dirinya.
" Om kan pebisnis hebat sampai kancah internasional bahkan Milyarder masa punya istri kayak Lala , masih sekolah , be,"
" Stop membandingkan diri kamu dengan siapapun, aku sudah menerima kamu apa adanya sebagai istriku " pernyataan Atlas yang perlahan menemukan kenyamanan bersama Lala .
Lala terdiam mendengar ucapan Atlas masih tidak percaya itu nyata .
" Om habis ini sibuk nggak ?" tanya Lala menatap Atlas yang sudah selesai makan .
" Tidak , kenapa?" tanya Atlas sengaja menjawab begitu karena sepertinya Lala ingin mengajak dia ke suatu tempat .
" Om mau nggak Lala ajak kemakam Kak Dafy " kata Lala