Iin gadis asal Indonesia memutuskan untuk pindah ke jepang untuk menempati rumah warisan dari neneknya yang asli orang jepang.Rumah itu tampak sepi karena sudah tidak ditempati siapa pun lagi.satu tahun lalu nenek Iin sudah meninggal dan ia mewariskannya pada Iin cucu kesayangannya.Tanoa Iin ketahui bahwa rumah itu pernah di sewa seorang pemuda jepang yang bernama Taka.Dia telah meninggal dunia namun arwahnya sering muncul seperti layaknya orang normal.Namun Iin belum menyadarinya hingga mereka terjerat cinta yang begitu dalam.Sanggupkah Iin bertahan dengan cinta yang berbeda dunia? apakah kisah cintanya akan membuatnya lebih hancur ataukah Iin bisa membuat membuat arwah Taka tenang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sinar matahari siang itu semakin menyengat,peluh memenuhi tubuh siapapun yang berada di bawah sinarnya.Ke lima orang di tanah satu pemuda lagi sudah cukup puas bermain siang ini.Ryota mulai mengeluh lapar,dan Toru sempoyongan karen aulah mori yang selalu melompat ke punggungnya,meminta di gendong karena Toru kalah dari permainan poli pantai.
"hei paman paman tua,ayok kita makan siang!" teriak mori sambil tersenyum menyebalkan.Tubuhnya kini bergelayut manja pada tangan inn yang pasrah.Keemoat laki laki itu melirik dan menggeleng pelan seolah tak rela gadis satu satunya mulai di ganggu mori yang mirip preman kelas satu SMA.
" baru segitu saja sudah kalah,mereka payah sekali lebih mirip kakeku yang tinggal di rumah hahahah." tawanya melengking sambil tak berhenti menepuk nepuk tangan Iin disampingnya.
" kamu ini anak kecil yang jahil sekali.mereka lebih tua darimu." celetuk Iin yang merasa heran karena mori Akrab begitu saja padahal mereka baru bertemu tadi pagi.Mori menuntun Iin untuk ikut dengannya duduk di sebuah cafe dekat pantai.Dia mulai memesan beberapa makanan yang dia sukai.Ryita dan Toru menatapnya dengan penuh rasa cemas.Takut takut jika mori menyuruhnya sekalian membayar makanannya.Karena dia memesan makanan begitu banyak.
'' kamu ini orang kayak atau bukan.jangan sampai keluar dari sini kamu tak dapat membayar semua makanan yang kamu pesan itu." ucap ryota menasehatinya.
" jangankan makanan yang ada di cafe ini,Bahakan seluruh pantai ini miliku".jawabnya membuat semua orang terngaganga." tenang saja,semua orang yang makan disini aku traktir." sambungnya sambil bersemirik tajam.
" jangan main main kamu anak kecil,jangan coba coba membohongiku lagi seperti tadi." Toru memperingatkan .
" sudah sudah ayo kita makan,jangan berantem terus." Hiro berusaha melerai karena dia sudah merasa sangat lapar.kepaal ryota saja sudah terlihat seperti buah kelapa yang segar bayangnya.
Semua nya makan dengan lahap,sesekali tomoya menambhakan makanan favoritnya Iin ke priingnya dan disambut senyum tulus oleh iin.tomoya tersenyum salah tingkah.
" Malam ini aku ikut tidur dengan kalian," celetuk mori di tengah tengah makannya.membuat semua orang berhenti menyuapkan makanan.
" kenapa,memangnya kamu tidak punya tempat sendiri.enak saja." jawab ryota tak terima.
" pokoknya aku ikut tidur denganmu paman,aku sendirian dan kesepian tidak punya teman." lanjutnya lagi tanpa merasa malu.
" apalagi kamu akan tidur sekasur denganku,tidak akan aku ijinkan.bagaiamana jika nanti kamu mengompol tengah malam?" candanya membuat semua orang tertawa.
Mori tak terima dikatakan suka ngompol." aku ingin sudah di sunat,dan aku sudah besar.kamu mengataiku suka mengompol hah?" balas mori menambahkan sambel yang banyak ke atas mangkok ryota.
" hei hei anak kecil tak tahu diri ini,gak sopan kamu seperti itu kepadaku." balas ryota sambil mengjimpit badannya ke dalam ketiaknya membuat mori mendengus kesal.
Makan siang itu terasa lebih absurd dan chaos,apalagi dengan kehadiran mori yang petantang petenteng dan ryota yang super cerewet dan jahil keduanya bahkan cocok.Mereka mulai masuk ke dalam villa untuk beristirahat sejenak sore itu.villanya cukup bersih dan menenangkan .
Sungguh berbeda jauh Taka orang yang sangat sopan sedangkan mori si pemuda yang urakan ibarat anak brandalan jalanan yang suka menangis uang iuran.wajahnya manis dan tampan.namun ucapannya yang savage dan ceplas ceplos membuat siapa saja yang mendengarnya geleng geleng kepala.
" jangan menyentuhku seperti itu mori," protes Iin ketika mori mulai memijit pelan bahunya." aku tahu kamu lelah bukan,aku mau kok bantuin kakak." jawabnya enteng sambil melihat ke arah wajah Iin yang terheran heran.
" aku tidak lelah kok,justru kamu yang kelelahan apalagi tadi habis pli pantai sama Abang abngmu."
" kalau begitu pijitin aku dong kak,kalau kamu kasihan sama aku." Iin terjebak kata katanya sendiri.
Terpaksa Iin mulai memijat pelan tangannya awalnya,tapi mori meminta lebih lalu kakinya,punggungnya ,bahunya dan kepalanya tak lupa.Mori tersenyum penuh kemenangan,
Ryota dan Toru yang memperhatikannya mulai curiga dengan apa yang dilakukan anak kecil itu.Kenapa Iin kini tengah memijatnya.rasanya tidak adil.anaak kecil itu selalu saja bisa memanfaatkan keadaan.Rencanay berlibur mereka sedikit terganggu oleh kehadiran bocah yang tidak di undang itu.
Tomoya sudah tidak bisa tenang duduk,walaupun kini tubuhnya sudah sedikit menjauh dari sosok mori anak aneh itu.tapi bayangan Taka selalu menghantuinya.kini tomoya duduk sendirian di ujung ranjang kamar pribadinya di villa.sejak siang tadi tomoya sudah tak bisa tenang ketika mori hadir disisisnya.Dia bisa saja menyembunyikan ketakutannya di depan orang banyak.tapi dia tidak bisa membohongi hatinya sendiri.mori kadang menatapnya penuh dendam.mungkin tak ada yang sadar tapi tatapan mori seperti menyimpan barang api dendam yang sudah lama.kadang tomoya memalingkan wajah dengan cepat karena gugup.
Tomoya tak bisa duduk berlama lama di dekat mori,anak itu memang kecil tapi ibaratkan monster yang siap menerkamnya tiba tiba.Iin merasa sedikit aneh,dari tadi tomoya tidak keluar keluar dari kamarnya.biasanya dia yang paling antusias mendekatinya.Hiro masih asik membaca buku sambil menatap ke arah pantai.sesekali dia menjawab celotehan mori yang tak masuk akal.
Ryota dan Toru kini tengah duduk berayun dia ats hemok yang sengaja dia pasang di balkon villa.
Taka tengah bersandar manja pada tubuh Iin yang tengah asik membaca novel.kepalanya lalu turun dan tertidur di atas paha iin.mungkin karena setiap ucapan Iin yang lembut saat membaca membuatnya mengantuk.mori mendengkur halus,matanya yang tajam mulai tertutup pelan.tanganya menggenggam hp.samar samar Iin bisa melihat foto yang menjadi wallpaper nya .dua orang anak kecil yang tengah berpegangan tangan.tapi belum sempat Iin melihatnya .layar hpnya mati.iin ingin menyalakannya kembali namun dia tidak berani.