Ketika kamu ikhlas menerima semua takdir di hidupmu,maka Allah akan membalas tuntas semua kepahitan mu dengan beribu kebaikan.
Percayalah bahwa segala sesuatu yang baik untuk mu tidak akan Allah izinkan pergi dari mu, kecuali akan di ganti dengan yang lebih baik lagi (Ali Bin Abi Thalib).
Nasehat itulah yang menjadi penguat seorang gadis bernama Hasya Nur Shafiyyah,saat hidupnya di penuhi ujian pahit dan sakit, setelah ia menikah dengan pria pilihan Kakak nya.
" Kau boleh meminta apapun dari ku Hasya, kecuali nyawa dan perceraian, karena hanya kematian yang akan memisahkan kita" Ezar Atharizz calief.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
📱-" Kamu udah cinta ya sama adik ipar?" Safea menggoda Hasya untuk mengurangi keseriusan pembicaraan mereka.
📱-" Harus emang kan? Kan kakak bilang dia juga cinta sama aku" Hasya membalas candaan sang kakak.
Yang di sambut oleh tawa kecil dari Safea,dan Mira yang ternyata ikut mendengarkan pembicaraan mereka.
📱-" Boleh aja asal jangan terlalu lebih saat mencintai seseorang, mencintai diri sendiri itu lebih baik " Safea tak mungkin jika langsung mengatakan jangan percaya pada iparnya itu,ia tak ingin menyakiti hati adiknya.
📱-" Insyaallah..kakak tenang aja,aku punya kontrol untuk itu,haha" Hasya menjawab seraya bercanda,hati kecilnya mulai merasa semakin janggal dengan pernikahan nya.
Obrolan mereka berakhir setelah beberapa saat,Hasya juga tak ingin ibunya curiga jika terlalu lama mengobrol dengan sang kakak tanpa mengaktifkan loud speaker pada ponselnya, karena itu bukan kebiasaan nya saat ia menerima atau menelpon kakak nya dan ia tengah bersama sang ibu.
Hingga menjelang malam,Hasya memutuskan untuk segera pulang,ia meninggalkan sang ibu setelah berpamitan dan menitipkan sang ibu pada perawat yang bertugas menjaga dan merawat ibunya.
Hasya melajukan mobilnya menuju villa,ia sedikit merasa khawatir, khawatir suaminya sudah lebih dulu berada di villa.
Hasya menghela nafas lega saat tak melihat mobil suaminya di parkiran villa, walaupun ia belum terlalu mengenali semua mobil suaminya,namun ada beberapa yang sudah cukup ia kenal, terlebih mobil yang biasa suaminya itu gunakan saat akan ke kantor.
" Nona sudah pulang?" bi Jum menyapa dan menyambut kedatangan Hasya,hal yang selalu wanita paruh baya itu lakukan setiap kali majikan nya pulang dari luar rumah.
" Ia bi, Kesorean ya? Saya tadi singgah di rumah sakit bi,jenguk ibu,sudah dua hari ga jenguk ibu" Hasya sedikit lebih terbuka pada bi Jum,ia merasa nyaman bercerita pada wanita paruh baya itu dan merasa bahwa kebaikan dan perhatian wanita itu tulus Padanya.
" Tuan belum pulang kan bi?" walaupun hubungan mereka tak hangat dan dekat layaknya pasangan menikah lainnya,tapi Hasya selalu berusaha menghargai Ezar sebagai suaminya.
" Tuan muda mana pernah pulang sebelum malam nona, biasanya juga tuan muda jarang pulang ke villa ini, sepertinya lebih sering pulang ke apartemen nya yang ga terlalu jauh dari perusahaan nya, akhir-akhir ini saja tuan hampir setiap hari pulang ke villa, mungkin karena sudah ada nona di villa"
" Oh,tuan juga memiliki apartemen? Kok bibi tau?"
" Kan bibi yang selama ini selalu bertugas membersihkan apartemen tuan setiap dua atau tiga hari sekali,tapi akhir-akhir ini selama tuan sudah menikah jadi satu Minggu sekali, karena tuan sangat jarang menginap di apartemen "
Hasya mengagguk mengerti, walaupun sebenarnya masih cukup banyak yang ingin ia tanyakan pada bi Jum tentang suaminya itu.
" Keluarga atau kerabat tuan pernah datang ke villa ini bi?" itu adalah salah satu yang paling membuat Hasya penasaran.
" Seingat bibi sejak pertama villa ini selesai beberapa tahun lalu dan setelah satu tahun terakhir tuan di Indonesia,belum pernah ada satu orang pun selain kami yang bekerja di villa ini dan asisten pribadi tuan yang datang ke villa ini"
" Termasuk keluarga nya?".
" Ya,keluarga tuan sepertinya berada dan menetap di luar negeri nona,nona lah wanita pertama yang tuan bawa ke villa ini, mungkin karena nona adalah istrinya, biasanya tuan datang ke villa saat ingin menenangkan diri,jika intuk menjamu teman-teman nya atau orang terdekat nya itu akan tuan lakukan di apartemen nya"
" Ok BI, terimakasih ya atas informasinya, saya ke kamar dulu,gerah bi seharian di luar,belum mandi dan ganti pakaian "
Hasya meninggalkan bi Jum di ruang tengah villa,ia menaiki tangga menuju lantai dua dimana kamar nya berada, tepat bersebelahan dengan kamar utama yang menjadi kamar Ezar.
****
Hasya menghentikan gerakan tangan nya saat mendengar suara pintu kamar nya terbuka,dan ia merasa seluruh tubuh nya menegang saat melihat siapa yang datang.
" Tu-an,ada yang bisa aku bantu?" Hasya bahkan menjadi gugup saat bicara.
Mata Ezar menatap nya lurus,seraya terus melangkah menuju ke arah nya.
" Kemana saja kamu sampai sore baru kembali ke villa? Apa kamu bersenang-senang dengan laki-laki lain di luar sana, Hem? " Nada suara Ezar terdengar berat dan dalam, matanya menatap tajam wajah cantik Hasya.
Hasya menggeleng,ia menunduk tak berani mengangkat wajahnya,ini adalah pertama kalinya mereka berinteraksi sedekat itu,dan Hasya merasa malu karena tidak menggunakan hijab,ia tak tau bahwa setiap malam Ezar mendatangi nya ke kamar nya dan bahkan menciumi nya sebelum pria itu tidur.
" Aku-aku singgah ke rumah sakit,jenguk ibu,sudah dua hari aku ga jenguk ibu" hasya menyebutkan alasan nya terlambat pulang,usia mereka terpaut hanya dua atau tiga tahun,tapi rasanya Hasya merasa seperti menghadapi pria yang sangat dewasa saat berbicara dengan suaminya itu, ketegasan dan sikap dingin suaminya itu memang tak main-main.
"Kamu harus di hukum karena pulang terlambat tanpa izin ku"
Cup..
Tanpa tadeng aling-aling, Ezar langsung melahap bibir ranum Hasya, sebelah tangan nya menarik pinggang ramping Hasya agar merapat padanya, sedangkan tangan sebelah nya, menekan tengkuk Hasya agar gadis cantik itu tak bisa memberontak dan melepaskan lumatan nya.
Hasya yang belum terbiasa, bahkan ia mengira itu adalah ciuman pertama nya merasa begitu kewalahan dan shock secara bersamaan,ya merasa seakan jantung nya akan melompat keluar dari rongga dadanya.
Berbeda dengan Ezar yang baru pertama kali melakukan itu dalam keadaan hasya terjaga, biasanya ia selalu mencuri ciuman saat sang istri tidur.
Ezar semakin menggebu dan ia seakan kehilangan kendali,namun sering ponsel pada saku celananya menyelamatkan Hasya dari serangan buas nya.
" Shit.." umpat Ezar saat melepaskan bibir Hasya,ia bahkan memberi kecupan singkat sebelum benar-benar melepaskan dan segera meninggalkan Hasya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Ezra harus mengendalikan diri agar tak lepas kontrol,ia tak ingin menyentuh Hasya lebih jauh,ia merasa Hasya adalah wanita bekas pria lain, bahkan ciuman itu hanya untuk mengurangi birahinya yang selalu muncul dan menggebu setiap kali melihat Hasya.
Setelah kepergian Ezar, tinggallah Hasya seorang diri yang masih merasa kebingungan,ia merasa seakan insiden yang baru ia alami adalah mimpi, bukan fakta.
" Itu mimpi Hasya,pria dingin itu tidak mungkin melakukan itu padamu,kamu jangan menghayal terlalu tinggi, yang harus kamu lakukan adalah menekan perasaan mu padanya agar tidak terlalu sakit jika terjadi sesuatu" Hasya bermonolog menasehati dirinya sendiri.
kami juga berusaha rajin kasih poin...he..he..