NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Transmigrasi
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

Yoga Permana, 22 tahun, pekerja biasa yang hidupnya terasa hampa setelah patah hati dan gagal move on dari cinta pertama. Pelariannya? Menulis webnovel… meski lebih sering buka Facebook daripada nulis.

Suatu malam, saat mencoba menulis prolog novel barunya Pe and Kob, laptopnya rusak, lalu menariknya masuk ke dalam dunia novel yang bahkan belum ia selesaikan.

Kini terjebak di dunia isekai hasil pikirannya sendiri, Yoga harus menjalani hidup sebagai karakter dalam cerita yang belum punya alur, belum punya nama kerajaan, bahkan belum punya ending.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 - Menuju Bab 1 (6)

Saat aku dan Ryan tiba di tanah lapang, kami berempat duduk melingkar dibawah pohon rimbun.

Aku menjelaskan pada mereka permainan sepakbola, ala diriku di dunia ini.

Sepakbola dilakukan, dua lawan dua. Aku dengan Ryan, James dengan Natasya.

Tujuanku kali ini melatih ketangkasan, serta refleksi diri, kami membuat tiang gawang dari dahan kayu sebesar gawang futsal di bumi, juga lapangan permainan sebesar lapangan futsal pada aslinya.

Buah kelapa kami kosongkan airnya sebagai bola, untuk posisi, aku dan Natasya adalah penjaga gawang, sihir boleh dilakukan untuk memperdalam kontrol kami dalam mana.

Sedangkan seluruh lapangan adalah duel rivalitas James dan Ryan. Mereka akan beradu kecepatan, kecerdasan, juga ketangkasan mereka.

Dari wilayah lapangannya, tegas James bergema.

“...Baiklah mari kita mulai.”

Bola berada ditengah lapangan, untuk permulaan, Ryan dan James akan berlari ke arah bola untuk mendapatkan bola pertama.

Ryan melemparkan kerikil kearah langit.

Saat kerikil itu menyentuh tanah.

Whussshhhh!!

Langkah kaki mereka berlari secepat angin menuju bola.

Mataku membelalak, kecepatan itu bukanlah kecepatan anak-anak.

Melainkan kecepatan assassin pemula yang bergerak dalam bayangan.

Saat tubuh mereka mulai mendekati bola, seperkian detik, Ryan mendapatkannya terlebih dahulu.

“Maaf, aku lebih cepat darimu, James.”

Bola dihentakan Ryan pada sela diantara kedua kaki James, karena ketelatan James dalam meraih bola, posisi kaki James melebar.

Kaki kiri James berada didepan, dan kaki kanannya berada dibelakang, sebelum bola benar-benar melewati diantara kedua kakinya.

Reflek James bekerja, otaknya secara tak sadar menggerakan kakinya untuk meraih bola.

Brkk!!

Bola terhenti, James meraih bolanya.

“Tidak, aku juga cepat.”

James membawa bola kearah gawang kami, namun Ryan tak kenal menyerah dalam mengejar.

Ryan menggunakan mananya pada fisik, kakinya diperkuat sihir angin.

Kecepatan yang presisi, bola terebut kembali secara sunyi. Namun James kembali merebut seperkian detiknya.

Dimataku, ini seperti bukan lagi sepakbola, melainkan gladiator lapangan yang sedang beradu mental dan tenaga.

Ketika bola melayang di udara, keduanya melompat bersamaan, seolah waktu ikut menahan napas menyaksikan duel mereka.

James selalu unggul dalam fisiknya.

Tentu saja, dia adalah protagonis utama novel ini. Fisik James itu nomor satu.

Nafasnya terkendali.

Saat bola berada di udara James menendangnya dari jarak setengah lapangan.

Ryan diam membeku.

BAM!!

Suara hentakan keras bola dari kaki James membuat retak buah kelapa itu.

Aku merapalkan sihir.

“Flammeur.”

Dinding api tercipta tipis untuk menahan kecepatan bola yang datang ke arah gawang, tubuhku siap melompat untuk menangkap bola.

Namun kecepatan itu hanya melambat sedikit karena sihirku masih sangat lemah.

Telat dua detik, aku melompat namun bola tetap melewati tubuhku memasuki gawang.

“Wuhhhh itu goal, aku pencetak goal pertama pada permainan baru ini hahahaha.”

Dari kejauhan teriakan James terdengar, dengan wajah Ryan yang semakin kesal.

“Hey, jangan senang dulu.” sembur Ryan menatap James.

Kami membuat aturan untuk menentukan siapa pemenangnya, tim yang berhasil mencetak lima goal pertama kali.

Kekalahan satu banding nol. Bola dimulai dari kaki kami.

Bola dimulai dari kaki Ryan dekat gawangku. Bola itu dibawah, tubuhnya meliuk-liuk mengecoh James, dititik ini Ryan berhasil melewati James.

BAM!!

Hentakan keras dilakukan Ryan, melintasi udara memotong langit, namun sayangnya sihir angin milik Natasya menghentikannya tanpa usaha yang keras.

“Tidak semudah itu, Ferguso” ejek Natasya “Wahahahahaha” tawa Natasya menjengkelkan.

Setiap melihat bakat sihir Natasya aku selalu terkesima, juga bingung.

“Bagaimana membuatnya berkembang?” dalam batinku bingung untuk Natasya bertambah kuat.

Permainan terus dilanjutkan, aku dirugikan dengan James yang terlalu tangkas dan cermat, serta sihirku yang belum berkembang pesat.

Sedangkan Ryan dirugikan oleh penjaga gawang yang terlalu kuat dalam sihir.

“I-ini sepakbola kan?” keluhku dalam batin.

Sepakbola tak lagi seperti sepakbola.

Pertandingan selesai usai James mencetak goal kelima, James dan Natasya berhasil menang dengan keunggulan lima banding dua.

“SIUUUUU”.

Teriak James dengan selebrasi khas Cristiano Ronaldo yang kuperlihatkan saat menjelaskan aturan main.

“SIUUUUU”

Lanjut Natasya melakukan selebrasi yang sama.

Sedangkan Ryan tampak sedih.

“Maaf Lala...”

Aku hanya tersenyum padanya.

“Ya ga apa dong, inikan cuman permainan.”

Aku menghampiri Natasya, kemudian bergumam padanya.

“Kamu itu ga pernah habis buatku kagum Nasya...”

Natasya hanya tersipu malu dengan senyum polosnya, lengannya mengusap kepalanya sendiri.

“Ehehehehe, jadi malu...” merah pipinya terpancar seperti tomat matang siap dipetik.

Lalu kami berdua menoleh pada James dan Ryan.

“Rivalitas mereka juga gaada habisnya yaa...”

Suaraku pelan namun senyumanku hangat.

“Benar katamu...” saut Natasya.

James menggoda Ryan, dan Ryan membela diri.

“Ehh, ayo dong puji aku, aku itu hebat.”

“Kamu cuman beruntung menang... Jangan besar kepala.”

Sudah lama aku tidak berolahraga, bahkan saat di bumi, aku sudah tidak lagi bermain sepakbola. Hanya menontonnya saja pada layar kaca televisi atau siaran ulang dari ponselku.

Seperti terlahir kembali, fanatik sepakbola sepertiku sungguh membuatku merasa hidup.

“Namun ku tak boleh lengah...” tegasku kembali.

Aku harus bersiap untuk berkembang, akademi menanti, aku harus mencapainya.

Aku tidak tahu butterfly effect apa jika outline bab satu tidak berhasil ku lewati.

Semua sudah berubah dari rencana awalku setelah sistem muncul. Mengatakan Ryan dari masa depan.

Sepuluh tahun itu cukup untuk mengembangkan diri.

Hanya saja tubuh kami belum mampu menampung segala potensi yang ada.

Setelah pertandingan selesai, kami beristirahat dibawah pohon, keringat mengucur dari kepala. James membuka bajunya.

“James, dasar kamu...” ketus Ryan pada James dengan jidat mengkerut.

“Kamu ini selalu berisik seperti ibu-ibu.” timpal James dengan senyum bodohnya.

Ryan sudah mengumpulkan buah kelapa untuk diminum airnya.

Natasya tergelatak diatas rumput, keringatnya mengucur perlahan di dahinya.

“Aku haus banget...” keluh Natasya “Ryan, cepetan buka kelapanya.”

Aku hanya tersenyum, keseharianku tak lagi membosankan, seperti aku berharap waktu tak pernah membawa kami menjadi dewasa.

“Bagaimana setelah ini kita mandi di danau?” tanyaku pada mereka.

Mereka menoleh kepadaku dan serempak menyepakati.

“Setuju!.”

Kami menuju danau, setelah kami selesai meminum air kelapa.

James dan Ryan sudah bertelanjang dada, dengan celana pendek double mereka.

Natasya langsung melompat kesungai dengan pakaian yang masih dikenakan.

Whusshhh!!

Byur!!

Disusul dengan James dan Ryan.

Aku membuka bajuku bertelanjang dada juga.

“Ya lagipula kita masih anak-anak polos kok.” batinku, lalu menoleh pada mereka.

Ryan menatapku, wajahnya merah merona.

James berseru untuk cepat menyusul kedalam danau.

Sedangkan Natasya terkejut.

“Lala!” lekas keluar dari air menuju ke arahku

“Anak laki-laki tutup mata kalian” lanjutnya dengan seram.

“E-ehh?” ketusku dengan heran.

Kemudian Natasya menceramahiku dengan panjang.

“Perempuan gaboleh sembarangan nunjukin tubuhnya, Lala.” semburan terakhirnya, sebelum aku memasuki danau.

1
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
Tiga Titik Hitam: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
Tiga Titik Hitam: shappp paman/Applaud/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu aja sih masukkan dari saya kak
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Good kak ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Nah kan... Ini yang selalu saya pikirkan 🤣
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
666
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dikirain namanya bakal punya marga. Ternyata enggak. Soalnya dilihat dari sampulnya sih ada bangunan fantasi abad pertengahan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sebenarnya sih lebih enak "Gak" daripada "Ga" waktu lihatnya kak
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu hanya menurut aku ya kak
total 1 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Buwung nya ilang 🗿
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Pe and Kob. Keseringan kebaca jadi PeKob :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Saran kak. Supaya lebih enak dibaca harusnya begini "Layar laptopku mulai retak seperti pecahan kaca, padahal sebelumnya belum pernah terjatuh." itu aja sih kak.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Gpp kak. Saling berbagi ilmu. Saya juga ilmunya masih dikit ilmunya kak ✌️
Tiga Titik Hitam: ku lupa balas komenmu jir, saranmu oke udah kuliat dinovelmu bg—lumayan serap sedikit ilmu/Smile/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jd keinget salah satu anime yang dimana villain utamanya terlalu op dan kalah sama MC karena karet gelang yg dilempar MC.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Gak usah pake prolog klo malas nulis prolog :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Mulyono /Hammer/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ngomong² soal "Citayam" jadi ke inget "Citampi Story"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dibagian "filem" bukannya lebih enakkan story atau alur ya kak? Nanya aja sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!