NovelToon NovelToon
Rahasia Kuil Naga

Rahasia Kuil Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Epik Petualangan
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lien Machan

Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.

Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.

Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.

Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31

Bab 31~Jembatan Pelangi.

Setelah mengobati luka, keempatnya pun beristirahat dengan saling menjaga secara bergiliran.

Saat ini Zhang Yuze memilih untuk berjaga dan membiarkan yang lain untuk istirahat terlebih dahulu.

Malam semakin larut. Lolongan anjing hutan terdengar saling bersahutan. Sepertinya mereka berkelompok.

"Yuze!" Xia Lien mengucek mata sambil beranjak.

Zhang Yuze menoleh. "Kenapa kau bangun? Tidurlah!"

Wanita muda tersebut duduk di samping Zhang Yuze lalu memainkan batang kayu yang terbakar api. "Bolehkah aku bertanya?"

"Silahkan!"

"Apa yang membuatmu ingin pergi ke Gunung Hantu? Kudengar tempat itu sangat berbahaya," Xia Lien tetap sibuk memainkan batang kayu tadi.

Tanpa berlama Zhang Yuze pun menjawab, "Aku mencari Air Mata Dewa."

Kini wajah Xia Lien menoleh sepenuhnya dengan tatapan menyelidik. "Air Mata Dewa? Untuk apa kau membutuhkan itu? Kau tahu betapa berbahayanya gunung itu, 'kan?!"

"Aku tahu," jawab Zhang Yuze. "Tapi aku harus pergi sebab itu sangat penting bagi kehidupan seseorang."

Ternyata dia rela berkorban nyawa demi menyelamatkan seseorang. Wah, beruntungnya orang itu. batin Xia Lien kagum.

"Jadi, Air Mata Dewa itu sejenis obat mujarab, begitu?"

"Iya,"

Xia Lien mengangguk-angguk pelan. Apa aku bisa menolong nyawa ...?

"Hei, kenapa melamun? Apa yang kau pikirkan, Xia Lien?" Zhang Yuze menepuk pelan bahu wanita tersebut.

Xia Lien tersenyum sambil menggeleng. "Tidak, aku tidak memikirkan apapun. Tapi, aku bangga padamu yang rela berkorban demi orang yang kau cintai. Jadi, apa dia__"

Sepertinya ia salah mengira jika yang hendak diselamatkan Zhang Yuze adalah kekasih atau teman dekatnya.

"Dia harimau putih, teman yang baru kutemukan."

Xia Lien langsung menoleh. "Apa? Maksudmu ...binatang spirit? Oo ah, kupikir ...?" Salah tingkah sambil menggaruk kepala tak gatal.

"Kau pikir siapa? Kekasihku?" Zhang Yuze terkekeh dan Xia Lien ikut tertawa hambar. "Aku hanya punya satu orang yang kucintai, yaitu Ibuku. Beliaulah satu-satunya alasanku hidup hingga kini. Tanpanya, mungkin aku sudah menyerah." akunya.

Terlihat raut kesedihan di wajah Zhang Yuze hingga Xia Lien menjadi tak enak hati padanya.

"Hmmmhhh, ada apa dengan Ibumu? Apa kalian berpisah?" Xia Lien mengamati ekspres Zhang Yuze lalu melambaikan tangan. "Maaf, jika kau tak mau menceritakannya maka aku tidak memaksa!"

Zhang Yuze mendesah pelan sebelum bercerita, menceritakan sebagian karena sebagian lagi adalah aib keluarganya sendiri.

"Apa? Kurang ajar! Tega sekali mereka berbuat begitu pada orang lain!" Suaranya menggema di goa tersebut sebab ia berteriak lantang karena terkejut. Beruntung Lee Wei dan Junjie tak terusik karena kelelahan.

"Kenapa kau marah sekali? Ini 'kan masalahku, bukan masalahmu!" cetus Zhang Yuze sambil terkekeh kecil.

"Walaupun ini masalahmu, tetap saja aku marah walau hanya mendengar cerita saja. Huh, mereka benar-benar tak bisa dimaafkan!" Xia Lien terlihat lebih emosi.

Beberapa saat kemudian ia menghela napas. "Baiklah. Aku akan menemanimu. Tapi, jangan salahkan aku jika kita tidak kembali!" putus Xia Lien kemudian.

Zhang Yuze mendekat lalu menggenggam tangan Xia Lien tiba-tiba. "Apa kau tidak yakin walaupun kita pergi bersama?" Wajahnya begitu dekat dengan suara yang lirih terdengar berbisik.

Mata Xia Lien mengerjap berulang dengan wajah yang merah merona. Ia tersipu karena suara lirih dan genggaman tangan Zhang Yuze. Wajah tampannya terlihat jelas karena cahaya dari api unggun.

Deg ... Deg

Jantungnya mendadak berdetak lebih cepat.

Sedetik ... Dua detik ... Tiga detik ...

Zhang Yuze mengikis jarak di antara mereka dengan memiringkan wajah seperti hendak menciumnya. Xia Lien pun memejamkan mata ketika bibir mereka hampir bersentuhan.

Tapi, tiba-tiba saja ....

"Emh, sudah pagi ya." Lee Wei berbicara sambil meregangkan ototnya. "Eh, kalian sedang apa?"

Mata Xia Lien melebar seiring gerakan tangan mendorong dada Zhang Yuze hingga terjengkang ke belakang. Ia panik.

"Whoaaaa!" Punggung Zhang Yuze terbentur dengan posisi terlentang.

Buru-buru Xia Lien membantunya. "Kau tak apa-apa?"

Mata Zhang Yuze mendelik malas, terdengar dengusan kesal namun ia mengubah ekspresi ramah kembali tapi terkesan dibuat-buat.

"Kau sudah bangun?" Bertanya pada Lee Wei tanpa menjawab pertanyaan Xia Lien. "Apa temanmu juga sudah bangun?!"

Lee Wei mendadak gerogi, mendapati firasat tak enak. Ia menggaruk kepalanya sambil melirik Junjie. "Ah, dia sepertinya masih tidur."

Masih dengan wajah tersenyum. "Kalau begitu, kenapa kau bangun? Seharusnya kau tidur lebih lama, betul tidak?!"

Matanya melirik Xia Lien yang terlihat kesal padanya. Lee Wei segera beranjak lalu berjalan keluar. "A-Aku sudah tidak mengantuk, jadi sebaiknya aku mencari makanan saja." Ia pun buru-buru berlari keluar goa.

Zhang Yuze mendengus pelan, tapi Xia Lien malah tertawa lepas.

"Hahaha, kau menggemaskan, Yuze." celetuknya.

Zhang Yuze hanya diam sambil menatap wajah cantik yang terus tertawa itu, manis sekali.

Bersama dengan Xia Lien dan kedua pengawalnya, Zhang Yuze melanjutkan perjalanan menuju Gunung Hantu. Mereka melewati hutan-hutan yang semakin gelap dan terjal, menghindari jebakan-jebakan tersembunyi dan melawan makhluk-makhluk buas.

Xia Lien dan kedua temannya terbukti menjadi teman yang sangat berharga. Mereka tahu semua jalan pintas dan tempat-tempat berbahaya di gunung itu. Ketiganya juga ahli dalam berburu dan bertahan hidup.

Berhari-hari keempatnya menempuh perjalanan sampai mereka tiba di sebuah jurang yang dalam. Jurang itu terlalu lebar untuk dilompati, dan tidak ada jembatan atau jalan lain untuk menyeberang.

"Kita terjebak!" seru Zhang Yuze melirik ketiga teman lain di belakangnya.

Lee Wei dan Junjie maju lalu menatap jurang itu dengan tatapan berpikir. Tiba-tiba, keduanya teringat akan legenda tentang Jembatan Pelangi, sebuah jembatan ajaib yang konon muncul hanya pada saat-saat yang paling dibutuhkan.

Sambil menjentikkan jari Lee Wei bertanya. "Kalian pernah mendengar cerita tentang Jembatan Pelangi, tidak?"

Zhang Yuze dan Xia Lien sontak menggeleng bersamaan.

Lee Wei kembali berkata, "Konon, jembatan itu akan muncul jika kita memiliki keyakinan yang kuat."

"Betul itu. Katanya, jika kita merasa yakin dalam melangkah serta meyakini adanya keajaiban Dewa, maka jembatan pelangi akan muncul setelah kita memusatkan pikiran." timpal Junjie.

"Kalian percaya pada legenda?" Zhang Yuze menaikan sebelah alisnya.

"Kami harus percaya sebab tak ada pilihan lain lagi," sahut keduanya bersamaan. "Tuan Pu__ maksudku Nona, kau percaya juga, 'kan?!" Bertanya setelah meralat panggilannya.

Xia Lien mengerutkan kening sambil menyentuh bibirnya dengan jari, terlihat berpikir. "Entahlah, aku tak tahu. Tapi__"

"Bagaimana kalau kita mencoba mempercayainya?" Zhang Yuze menyela. "Lee Wei, Junjie, kapan jembatan pelangi itu muncul?!"

"Jika kita memusatkan pikiran dan meyakini keajaiban Dewa sepenuhnya, maka jembatan itu akan muncul dengan sendirinya."

Tanpa menunda waktu, Zhang Yuze pun menutup matanya dan memfokuskan seluruh pikirannya pada Jembatan Pelangi. Ia membayangkan jembatan itu muncul di hadapannya, menghubungkan kedua sisi jurang tersebut.

Tiba-tiba, sebuah cahaya terang muncul di hadapan mereka. Cahaya itu semakin terang dan terang, hingga pada akhirnya membentuk sebuah jembatan yang indah dengan warna-warna pelangi.

Seeeeeettttttt

Xia Lien ternganga tak percaya. "Itu... itu benar-benar Jembatan Pelangi?!"

"Waaah, benar-benar muncul!" Zhang Yuze berseru, begitupun Lee Wei dan Junjie.

"Aku tidak menyangka akan benar-benar muncul," keduanya saling melirik senang.

Dengan segera keempatnya menyeberangi Jembatan Pelangi agar bisa melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Hantu. Mereka tahu bahwa bahaya yang lebih besar menanti mereka di depan, tetapi mereka tidak takut.

Keempatnya yakin bisa melewati apapun selama bersama-sama.

Baru juga sampai di ujung jembatan, tiba-tiba terdengar suara raungan keras makhluk buas hingga membuat keempatnya terperanjat.

GROOOOOOOOAAARRRRR

"Apa itu?!"

...Bersambung ......

1
Mamat Stone
Sehat dan sukses selalu Thor
Mamat Stone
moga semuanya lekas baikan, tetap semangat dan jaga kesehatan Thor
Mamat Stone
👍⭐⭐⭐👍
Mamat Stone
tetap semangat Thor 💪
Mamat Stone
sukses selalu Thor
Mamat Stone
🤩🤩
Arif Hermansyah
smga cpt sembuh ibunya othornya juga sehat
Be___Mei
Kok sedih sihhh. Yuze anak solehhhh, cepat kembali ya nak. Tidur emang enak, tapi pura2 tidur tu nggak mudah. Takut emakmu ketahuan sama kakek durjana itu
Be___Mei
Buset, memantu sendiri mau dihabisin. Gimana kalau ente dulu yang dihabisin? Udah bau tanah juga!
Be___Mei
Lahhh, nape bukan ente yang pergiii?? Ihhh minta disantet ini orang!
Be___Mei
lahhh, ape nih?
y@y@
⭐👍🏻👍🏾👍🏻⭐
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Mamat Stone
/Smirk//Joyful/
Mamat Stone
/Casual//CoolGuy/
Elisabeth Ratna Susanti
insting memang tak pernah bohong
Mamat Stone
sukses selalu Thor 👍
Mamat Stone
sehat selalu Thor 👍
Mamat Stone
jaga kesehatan Thor 👍
Mamat Stone
tetap semangat Thor 💪🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!