NovelToon NovelToon
Cinta Rahasia Sang CEO

Cinta Rahasia Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:46.8k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Laura jatuh cinta, menyerahkan segalanya, lalu dikhianati oleh pria yang seharusnya menjadi masa depannya—Jordan, sahabat kecil sekaligus tunangannya. Dia pergi dalam diam, menyembunyikan kehamilan dan membesarkan anak mereka sendiri. Tujuh tahun berlalu, Jordan kembali hadir sebagai bosnya … tanpa tahu bahwa dia punya seorang putra. Saat masa lalu datang menuntut jawaban dan cinta lama kembali menyala, mampukah Laura bertahan dengan luka yang belum sembuh, atau justru menyerah pada cinta yang tak pernah benar-benar hilang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Demi Leon, Demi Laura

"Aku ayah dari putra Laura. Aku akan mempertahankan hakku sebagai seorang ayah!" ujar Jordan dengan rahang mengeras.

"Kamu mungkin ayahnya. Tapi kalau kamu mau Laura bahagia, biarkan dia bersamaku." Tatapan Noah penuh dengan keseriusan.

Jordan menatap sepasang manik mata lawan bicaranya itu. Ada keteguhan di sana, tetapi pupilnya sedikit bergetar menandakan terlintas keraguan. Jordan terkekeh sebelum akhirnya menunduk sekilas dan kembali menatap Noah.

"Kamu pikir aku akan menyerah setelah tahu kenyataannya?" Jordan tersenyum miring, lalu perlahan melangkah mendekati Noah.

"Lagi pula, apakah kamu yakin Laura akan bahagia ketika bersamamu?"

Noah terdiam seketika. Dia mulai kembali memutar kenangan kebersamaannya bersama Laura. Lelaki itu mencoba mengingat apakah Laura pernah menangis karenanya, tetapi Noah tidak bisa mengingat tangisan perempuan itu saat keduanya bersama.

"Tentu, dia tidak pernah menangis ketika bersama denganku. Jadi, aku bisa pastikan dia akan bahagia jika selalu berada di sisiku! Tidak seperti seseorang di sana yang hanya bisa menggoreskan luka di hatinya." Noah tersenyum miring sambil menatap sinis Jordan yang enggan memudarkan senyuman dari wajahnya.

"Ketika bersamamu? Apa kamu yakin? Mungkin lebih tepatnya ketika ada di hadapanmu! Noah, kamu tidak benar-benar mengenal Laura. Kamu hanya orang baru yang kebetulan datang dan mengisi harinya. Aku dan Laura sudah bersama sejak kami masih kecil. Aku jauh lebih tahu dia orang seperti apa." Jordan tidak mau kalah dari ucapan Noah.

Kali ini Noah kembali melangkah maju. Kini tatapan mereka hanya menyisakan sejengkal udara. Noah mengusap bahu Jordan sambil tersenyum miring.

"Bagaimana bisa kamu mengatakan kalau lebih memahami Laura? Sementara kamu adalah orang pertama yang membuat hatinya patah dan berdarah-darah." Noah balik kanan dan kembali ke mobilnya.

Noah berharap percakapannya dengan Jordan malam itu bisa memukul mundur mantan tunangan calon istrinya. Dia sudah bersikukuh untuk menikahi Laura, sampai bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya. Jika sampai kali ini gagal, maka dia harus menikahi perempuan pilihan sang ibu.

Namun, semua di luar kendali Noah. Justru setelah malam itu, Jordan mulai beraksi. Dia tidak lagi mendekati Laura secara langsung.

Jordan mulai mendekati Leon dengan mengantar jemput bocah lelaki tersebut tanpa sepengetahuan Laura dan Noah. Hal itu mudah bagi Jordan. Dia terus memberikan tugas ketika jam berangkat dan pulang sekolah, tetapi aksinya akhirnya ketahuan oleh Laura setelah berjalan selama beberapa hari.

"Oh, jadi ini alasan kamu terus menyuruhku dan Noah berangkat pagi?" ujar Laura ketika mendapati Siti mengantar Leon menuju mobil Jordan.

Siti langsung menoleh ke arah sumber suara. Dia menelan ludah kasar. Perempuan tersebut benar-benar mulai ketakutan.

"Bu, sa-saya ...."

"Mbok Siti sudah melukai kepercayaan saya! Saya pikir Mbok Siti mengantar jemput Leon tanpa campur tangan orang lain! Ternyata ...." Belum sempat Laura melanjutkan omelan, Siti berlutut di hadapannya.

Perempuan berusia lebih dari 50 tahun itu menggesekkan kedua telapak tangannya. Dia terus memohon ampun karena merasa bersalah. Siti pun mulai mengungkapkan alasan kenapa dia mengizinkan Jordan mengantar jemput Leon.

"Pak Jordan bapak kandung Leon, Bu. Saya tidak bisa menghalangi seorang ayah yang ingin bertemu dengan anaknya. Terlebih Leon selalu senang ketika bersama Pak Jordan. Saya juga ikut setiap keduanya bersama kok, Bu. Jadi, saya tahu betul kalau Leon sangat nyaman dan bahagia ketika bersama Pak Jordan. Maaf, Bu. Saya hanya ingin memberikan sedikit kebahagiaan untuk Tuan Kecil." Mata Siti kini banjir dengan air mata.

Laura melirik Leon yang masih berada dalam pelukan Jordan. Anak laki-lakinya itu semakin menguatkan pelukan pada leher sang ayah. Akhirnya Laura mengembuskan napas kasar.

"Lain kali bilang kalau mau bawa Leon keluar."

Senyuman merekah secara bersamaan pada wajah Leon dan Jordan. Laura terbelalak seketika. Keduanya benar-benar semakin mirip ketika sama-sama tersenyum.

Leon melonjak kegirangan sambil meninju udara dalam gendongan Jordan. Akhirnya Laura tidak bisa lagi menghalangi keduanya bertemu. Dia tidak boleh egois.

Laura harus berdamai dengan masa lalu. Dia memang akan melangkah untuk merajut masa depan baru bersama Noah. Namun, hal itu tidak bisa menghapus kenyataan bahwa Jordan adalah ayah kandung Leon.

"Kalau begitu aku antar Leon ke sekolah dulu. Terima kasih untuk kesempatan yang kamu berikan kepadaku, Laur. Aku sangat senang."

"Aku hanya memberimu kesempatan untuk membersamai perkembangan Leon, Jordan. Tidak lebih!" Laura balik kanan dan kembali masuk ke mobilnya.

Siti mengembuskan napas lega karena melihat Laura yang tidak memarahinya lebih banyak. Akhirnya mereka pun mengantar Leon ke sekolah. Siti sengaja menunggu di sekolah karena Leon sesekali masih mendapatkan gangguan dari temannya.

Namun, semuanya perlahan mulai bisa dikendalikan. Terlebih ketika teman-temannya sering melihat Leon diantar dan dijemput oleh Jordan. Kemiripan wajah mereka membuat teman-teman Leon percaya bahwa Jordan adalah ayah kandungnya.

"Jadi, mama berbohong kalau Papa sudah meninggal?" tanya Leon polos ketika perjalanan pulang ke rumah.

Jordan melirik ke kursi belakang, tempat Siti duduk tenang sambil tersenyum simpul. Perempuan paruh baya itu hanya menggeleng. Dia juga tak memiliki ide yang bagus untuk menjawab pertanyaan Leon.

"Itu ...." Jordan menelan ludah kasar ketika berpikir keras, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Leon dengan asal.

"Ah, itu karena mama masih marah dengan Papa. Papa dulu nakal sehingga membuat mama menangis. Jadi, karena kesal dia membawamu pergi dan tidak mengizinkan kita bertemu." Jordan tersenyum kecut ketika menceritakan masa lalunya dengan Laura dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh Leon.

"Memangnya Papa nakal kenapa? Kenapa mama sampai menangis?" Kepolosan Leon tercermin melalui sorot mata yang penuh dengan rasa ingin tahu.

"Ah, itu ...." Jordan kembali menatap lurus ke depan sambil berpikir keras.

"Mama mengira papa memiliki buah stroberi. Padahal papa tidak memilikinya. Mamamu tidak percaya. Dia mengira papa menyembunyikan buah itu, jadi dia marah sampai pagi tadi baru mengizinkan kita bertemu secara terang-terangan." Jordan tersenyum kikuk.

Leon mengangguk-angguk tanda bahwa bocah tersebut paham dengan penjelasan yang sudah diberikan. Tanpa sadar Jordan mengembuskan napas kasar melalui mulut. Justru hal tersebut menyulut pertanyaan lain bagi Leon.

"Kenapa Papa menghela napas? Apa Papa tidak suka Leon banyak bertanya?" Kali ini Leon menautkan kedua alisnya.

Ya, Leon merajuk. Bocah tersebut memiliki gaya merajuk yang sama persis dengan Laura. Jika sudah menautkan alis, akan susah membujuk keduanya.

Jordan terus berdoa dalam hati, berharap masih bisa membujuk putranya tersebut. Dia tersenyum lembut kemudian menggenggam kedua lengan atas Leon. Leon masih menautkan kedua alisnya sambil mengerucutkan bibir.

"Bukan begitu, papa menghela napas karena merasa lega. Sekarang mama tidak marah dan kita bisa bermain bersama-sama lebih sering tanpa harus bersembunyi darinya."

1
Zenun
nanti lah😁
Bisa Pesan Cover di Saya: otw aja ga sih?/Grin/
total 1 replies
Zenun
Yang penting kamu jangan kabur lagi Lau😁
Jeng Ining
kokya ga mikir apakah ada hubungannya dg Leysha to Joo😮‍💨
Jeng Ining: hooh gemeshh aq..😩😮‍💨... dikasih apa dia sm Leysha, smpe ga mampu berpikir buruk ttg Leysha, udh tau kelicikannya aja masih ga mampu balaskan kesakitan Laura🙄
Bisa Pesan Cover di Saya: Paijo pikirammya lagi buntet kak /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Jeng Ining
huhhhh Jordan masih ga mampu melepaskan diri dr Leysha, ya wes terima resikonya dijauhi Laura, pdhl udh berkali² bgini, tp tetep ga mau tegas sm Leysha😩
Bisa Pesan Cover di Saya: Ulet bulu yang menggatal ini susah disingkirkan /Grimace/
total 1 replies
Wiwit Widiarti
lanjut thor semangat💪💪💪
Wiwit Widiarti: ok kk author trimakasih di tunggu bab selanjutnya pasti tambah seru
Bisa Pesan Cover di Saya: Update besok lagi yaaaa Kakkk❤❤❤
total 2 replies
Wiwit Widiarti
semangat jo fokuslah sekarang ada laura yg medukungmu
n4th4n14e4
hayoh
tiara
Leon atau Noah tuh yang membuka pintu, lanjuut thor
Zenun
Jangan mau kalah kali ini Lau
Zenun
Yah Noah, kamu gak. diajak
Zenun
Kai?
Zenun
wory sama keadaan Leon
Bukhori Muslim
menarik
tiara
ayo Lau bantu Jo yang sedang bermasalah biar kembali sukses
Esther Lestari
ayo Jo cerita sama Laura, siapa tahu dia bisa memberi solusi dan biar kamu gak pusing sendiri
Esther Lestari
Jo seharusnya kamu menjauh dari Leysha, sejak kamu tahu apa yang sudah dilakukannya terhadap Laura.
tiara
waduuh Noah salah mengira dia kira Jordan setuju ternyata tidak.waduuh tambah marah tuh pa Jo
Esther Lestari
dering telpon menganggu pelukan kerinduan mereka berdua😁
tiara
siapa tuh yang telpon semoga bukan kabar buruk tentunya
Teh Yen
huffft kuatlah Noah mungkin Laura bukan jodoh mu lagian hubungan kalian kan tidak d restui orang tuamu smoga kamu menemukan wanita yg lebih baik dari Laura d mencintaimu juga yah Noah smngat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!