NovelToon NovelToon
DENDAM KESUMAT

DENDAM KESUMAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Iblis / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat
Popularitas:204.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Aku mohon! Tolong lepaskan!”
Seorang wanita muda tengah berbadan dua, memohon kepada para preman yang sedang menyiksa serta melecehkannya.

Dia begitu menyesal melewati jalanan sepi demi mengabari kehamilannya kepada sang suami.

Setelah puas menikmati hingga korban pingsan dengan kondisi mengenaskan, para pria biadab itu pergi meninggalkannya.

Beberapa jam kemudian, betapa terkejutnya mereka ketika kembali ke lokasi dan ingin melanjutkan lagi menikmati tubuh si korban, wanita itu hilang bak ditelan bumi.

Kemana perginya dia?
Benarkah ada yang menolong, lalu siapa sosoknya?
Sebenarnya siapa dan apa motif para preman tersebut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam : 18

Tiba giliran Lastri. Dia maju kedepan yang mana di sisi kanan, ada juragan Bahri, dan juga Sugeng. Mereka duduk di bangku lipat.

"Kalau boleh tahu, kau ini siapa?" Hardi berbicara dengan nada berwibawa menjaga citranya sebagai seorang kepala desa, yang akan memimpin lebih dari seratus kk/rumah.

“Lastri, Pak. Saya keponakannya Bi Mina – sepupu Sawitri.” Sengaja dia menyebutkan nama itu ingin melihat reaksi Hardi, tapi pria dihadapannya ini sungguh pintar mengelola ekspresi dan gesture tubuh.

Hardi manggut-manggut, menatap sekilas pada buah dada terlihat menantang, seakan melambai meminta dicumbui. “Oh … hendak menetap atau cuma tinggal sebentar?”

“Mungkin bila betah, saya akan lama disini. Menemani Bibi, sekaligus mencari pekerjaan.” Dia bergeser sedikit ke samping, sangat dekat dengan pak lurah.

"Aromanya mengingatkan ku kepadanya.” Sugeng menghirup dalam-dalam wangi lembut bunga mawar bercampur melati. Ingatannya langsung berkelana ke sosok lemah lembut pemilik senyum mematikan, Gayatri.

"Lastri ini yang kapan hari saya ceritakan, Juragan, Nyonya. Dia sedang mencari pekerjaan, pengalamannya pernah menjadi pembantu di rumah gedongan orang kaya,” beritahu Surti, nadanya terdengar sopan. Dia berdiri tidak jauh dari posisi Lastri.

Nyonya Samini langsung memicingkan mata, menatap tajam lekuk tubuh gadis yang dia taksir masihlah muda. “Berapa umurmu?”

“Jalan 21 tahun, Nyonya.” Ia menunduk dalam, memikat lewat adab sopan santun standar istri juragan Bahri yang gila hormat.

“Apa benar kalau kau belum pernah menikah?” tanyanya lagi, intonasi suara sengaja dikecilkan agar tidak terdengar oleh beberapa warga yang baru saja melangkah meninggalkan halaman rumah Surti.

“Betul, Nyonya.”

“Besok pagi, datanglah ke kediaman saya!” titahnya angkuh sembari membuang muka.

“Baik. Terima kasih, Nyonya.” Lastri mengangguk dalam.

Bu Mina mendekati Samini, yang langsung diusir halus, seakan sosok mantan besannya itu adalah bakteri.

“Terima kasih, Nyonya. Keponakan saya, gadis yang rajin. Dia tak pilih-pilih pekerjaan.” Bu Mina menangkupkan tangan, sedikit membungkuk.

“Sana kembali ke tempat mu!” usir Samini, enggan berbasa-basi, apalagi keadaan mulai sepi, para warga satu persatu undur diri. Tinggallah ia, sang suami, putra mereka, dan pak lurah, serta Surti.

“Ayo Kang, kita pulang!” Ayu sudah tidak tahan lagi, sedari tadi dia duduk sembari menahan rasa kesal, saat mendapati calon suaminya curi-curi pandang dengan sosok wanita berkasta rendah.

Mau tak mau Hardi berbalik badan, tapi masih menyempatkan melirik gadis yang senantiasa menunduk dalam.

Pak lurah berdiri, dia sedikit mundur agar tidak berjarak dengan gadis cantik menawan. “Semisal tak diterima bekerja di rumah juragan Bahri, kau bisa mendatangi kediaman pribadi saya.”

Lastri memilin ujung bajunya, gesturnya terlihat gugup, seperti gadis perawan yang minim berinteraksi dengan lawan jenis. “Terima kasih pak lurah. Anda begitu bijaksana dan penuh perhatian kepada warga di bawah naungan kepemimpinan Bapak.”

“Tutur katamu begitu manis, semanis wajah cantikmu,” bisiknya begitu lirih. Lalu berlalu agar tidak dicurigai ataupun dicap buruk.

Giliran Bahri yang berdiri dan hendak melewati Lastri, tapi dikarenakan dibelakangnya ada sang istri, dia melengos begitu saja.

"Semoga saja, kau diterima ya Lastri.” Surti menepuk lengan keponakannya bu Mina.

“Semoga Bi. Biar bisa membantu meringankan beban bibi ku,” sahutnya ramah. Mereka tengah memandang para orang berkuasa menaiki mobil, lalu mulai meninggalkan halaman rumah.

Surti menatap nanar, dalam hati merasa sedikit iri. Andai saja Farida sebijak dan baik hati seperti Lastri.

“Oh iya Bi, aku dengar dari para ibu-ibu yang berbisik tadi … apa betul si Farida sedang tak enak badan?” tanyanya sungkan.

“Iya, semalam ada yang mengganggunya. Sekarang dia sedang istirahat, tidak mau dijenguk siapapun!” Surti menjawab apa adanya.

“Kasihan sekali. Semoga lekas sembuh!” katanya sungguh-sungguh, lalu ikut membantu menumpuk kursi plastik.

Lastri mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan ketiga anteknya juragan Bahri, yang sama sekali tak terlihat batang hidungnya. ‘Aneh sekali, kemana perginya mereka.’

Bu Mina yang paham mendekati putrinya, menyamarkan percakapan penting dengan menyuruh Lastri memegang serokan sampah.

"Tiga hari lagi, waktunya sabung Ayam. Biasanya ketiga Keparat itu sibuk mempersiapkan area pertarungan." Bu Mina mengumpulkan sampah menggunakan sapu lidi.

Lastri mengambil sapu yang dipegang bibinya, lalu menyerok dedaunan kering dan bekas bungkus jajanan. "Apa Ayam kita ikut diadu, Bi?"

"Pastilah! Si Jalu belum pernah kalah, pasti mereka membawanya. Dengar-dengar, judi Ayam kali ini bukan cuma antar desa, tapi kelurahan. Berarti hadiah dan taruhannya lebih besar."

"Sudah waktunya kita melepaskan si Jalu, tapi dia harus memberikan kenang-kenangan kepada orang yang telah mencurinya dari kandang." Lastri mendengus, tersenyum penuh rencana.

"Lakukanlah!" Bu Mina menjauhinya putrinya, dia masuk ke rumah Surti, bagian dapur.

.

.

Keesokan harinya. Sesuai perintah Samini, terlihat Lastri berjalan seorang diri menuju rumah juragan Bahri.

Dia berjalan santai, bibirnya bersenandung tembang kesukaannya 'Lingsir wengi'. Bila berpapasan dengan warga, maka Lastri akan menyapa alakadarnya saja.

"Iblis, aku datang ke istanamu!" Lastri berkata lirih, netranya menatap lekat bangunan besar yang memiliki halaman sangatlah luas.

Belum juga sempat mengucapkan salam, sosoknya sudah disambut oleh putra pemilik rumah.

"Lastri, saya kira kau tak datang. Mari masuk!"

"Terima kasih, Pak!" Lastri menunduk singkat, mengabaikan tatapan lancang seorang Hardi, ia membuka sandalnya.

Untuk pertama kalinya, Lastri menjejakkan kaki di dalam kediaman pemilik kebun kopi, mantan mertuanya.

"Itu dia orangnya, Mak Indun!" Samini berseru, menatap Lastri yang berjalan memasuki ruang tamu. "Tolong periksa, masih perawan atau udah los dol!" tambahnya berbisik.

Sosok yang dipanggil Mak Indun itu, memperhatikan cara jalan Lastri, lekuk tubuhnya, terutama pada bagian buah dada.

"Kemari lah, duduk disini!"

.

.

Bersambung.

1
Yulay Yuli
dipertemukan untuk saling sapa, setelah itu jadi asing kembali 😢😢😢
Mur Wati
si kampret surya tuh
Syahrudin Denilo
kok bisa
Mur Wati
iya bener para biadab itu jangan langsung mati terlalu mudah dan enak😃😃😃
Mur Wati
yah langsung pingsan Surya dia gak lihat dong bagaimana akibat kecerobohan nya
Syahrudin Denilo
wow wow keren
Mur Wati
di haramkan oleh aki" dan para antek" nya 😡😡😡
Syahrudin Denilo
boleh lah Ramai
olip
lnjut
Darti abdullah
luar biasa
FiaNasa
pasti itu suara si biang kerok.surya...jahitlah juga lukamu Yusuf agar cepat sembuh
vay73
❤❤❤❤
vay73
❤❤❤
satu satu tumbang,,,..
Siti Yatmi
apa pula itu yg teriak....bikin konsentrasi buyar aja...
Cublik: Marahin Kak 😁
total 1 replies
EkaYulianti
aduh sakitnya /Sob/
Cublik: Gak kebayang ya Kak
total 1 replies
ynt_
terharu aku sama keluarga mereka saling menguatkan🥺
Nana Geulise
🥰🥰🥰🥰😍😍😍
Akbar Razaq
Lempar Sirya buat santapan ular Ni 😆
Cublik: Biar hilang satu orang ngeyel ya Kak 😁
total 1 replies
Hafifah Hafifah
ceritanya seru dan menegangkan udah kayak nonton film horor jaman dulu
Hafifah Hafifah
siapa nih?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!