NovelToon NovelToon
Pesona Juminten

Pesona Juminten

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:56.2k
Nilai: 5
Nama Author: Elsa Mulachela

Juminten dan Bambang dari namanya sudah sangat khas dengan orang desa.

Kisah percintaan orang desa tidak ada bedanya dengan orang kota dari kalangan atas hingga bawah.

Juminten, gadis yang ceria dan supel menaruh hati kepada Bambang kakak kelasnya di sekolah.

Gayung bersambut, Juminten dan Bambang dijodohkan oleh kedua orangtua mereka.

Pernikahan yang Juminten impikan seperti di negeri dongeng karena dapat bersanding dengan pria yang dia cintai hancur berkeping-keping. Disaat Juminten berbadan dua, Bambang lebih memilih menemui cinta pertamanya dibandingkan menemaninya.

Apakah Juminten akan mempertahankan rumah tangganya atau pergi jauh meninggalkan Bambang dan segala lukanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa Mulachela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Belanja di swalayan mana?" tanya Bambang dengan hati-hati.

"Tadi maunya belanja di MERAH SWALAYAN. Tapi, nggak tahu kenapa, Abang tiba-tiba puter balikin motornya ngajak ke PUTIH SWALAYAN!"

Deg!

Jangan-jangan tadi Abang tau aku lagi disana. Duh mampus!

Flashback

Bambang : [Abang tunggu di parkiran! ]

Mala : [Oke, Bang!]

Tet!

Tet!

Mala segera membereskan barang-barangnya, lalu berpamitan pulang pada sahabatnya, "Aku pulang duluan, ya!"

"Oke, Mala hati-hati!" jawab Juminten dan Resti bersautan.

Mala pun segera berlari ke parkiran. Dia harus berlari cepat sebelum sahabatnya keluar dari kelas.

Mala menunggu dengan cemas kedatangan Bambang.

"Duh, lama banget Abang."

Greng!

"Yuk!" ajak Bambang.

"Yuk buruan, Bang!"

Bambang pun melajukan motornya, di jalan dia berpapasan dengan Eka. Bambang hanya menyapa dengan suara motornya.

Greng!!

Yang dijawab anggukan oleh Eka.

Tujuan Bambang saat ini, segera mengantarkan Mala pulang ke rumahnya. Kegiatan rutin ini, dilakukan Bambang setiap pulang sekolah.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Masuk, Bang!"

"Radit mana? Kok tumben nggak nyambut kita."

"Lagi di kelonin kak Mila kali."

Bambang pun memasuki rumah Mala. Mendudukkan tubuhnya di sofa depan rumah. Dan memandang orang lalu-lalang. Karena, rumah Mala tepat di pinggir jalan raya yang rame.

Bambang mengenal Mala, karena mereka selalu 1 kelas saat SMP. Bambang memiliki rasa dengan Mala, dan belum berani mengungkapkannya hingga saat ini. Sifat pemalu Mala dan pendiam membuat Bambang gemas untuk mendekatinya.

Sifat Mala dan Mila berbeda. Mala yang pemalu juga suka menyimpan masalahnya sendiri menjadikannya pribadi yang introvert, sedangkan Mila kebalikannya. Karena sifat percaya diri dengan kecantikannya, membuat Mila memilih menjadi model.

"Bambang, kemaren kebawa mainan Radit nggak?" tanya Mila menghampiri Bambang.

"Eh iya, lupa! Di aku dah lama itu. Sebelum Mama meninggal malahan."

"Pantesan Aku, Mala sama Mbok nyari-nyari nggak nemu. Bener dugaan Mala berarti."

"Bener apa, kak?" tanya Mala menghampiri mereka.

Saat di rumah, Mala akan melepas kaca matanya. Rambutnya yang selalu dikuncir di sekolah, akan di urai bebas. Hanya dengan memakai kaos 3/4 polos berwarna pink dengan celana hotpants berwarna hitam membuat Mala terlihat sangat cantik.

"Itu, mainannya si Radit. Udah, sana beli susu. Kakak mau tidur dulu, mumpung Radit udah merem. Tolong anterin ya, Mbang!"

Bambang menganggukkan kepalanya, tanda menyetujuinya.

"Eh iya, hampir aja lupa. Kalo gitu aku ganti celana dulu ya!" ucap Mala.

"Tunggu dia ya, Mbang. Aku duluan masuk kamar, ya!"

"Oke, Mil. Nanti ku jemput jam 12 malem kan?"

"Iya, Mbang." Mila pun segera masuk ke dalam kamarnya. Menggunakan waktu beberapa jam yang dia punya untuk istirahat, sebelum berangkat kerja.

"Yuk, Mbang!"

"Yuk!"

"Mbok, Kak! Aku berangkat!"

Mala dan Bambang bergegas menaiki motornya. Melajukan motornya ke MERAH SWALAYAN.

Bambang tak menyia-nyiakan kesempatan saat mereka berdua. Bambang menggandeng tangan kanan Mala, saat masuk ke dalam swalayan. Namun sayangnya, Mala melepaskan tautan tangannya.

" Jangan gini, Mbang. Geli aku!" Mala pun meninggalkan Bambang. Mala harus menjaga jarak dengan Bambang, demi persahabatannya dengan Juminten.

Sorry Bang, aku harus jaga perasaan Juminten. Aku nggak mau sia-siain punya sahabat seperti dia.

Setelah membeli susu dan kebutuhan Radit, mereka pun kembali pulang. Mala turun dari motor Bambang.

" Aku langsung balik aja, ya!" Pamit Bambang.

"Oke hati-hati, Mbang!"

Bambang pun pulang ke rumah. Terlihat pagar dan pintu masih terbuka. Bambang pun turun dari motor dan menutup pagar dan pintu rumah.

Bambang mencari keberadaan Juminten. Dari ruang tamu hingga kamar tidurnya tidak ditemukan. Bambang pun pergi ke dapur, melihat apa yang dilakulan istrinya. Terlihat Juminten sedang memegang mainan Radit, mainan yang di cari Mila tadi.

"Loh kok mainan mobil-mobil an? Punya siapa ini?"

Bambang pun refleks menyaut mainan tersebut, "Punya gue, kenapa? Ada masalah?"

Juminten terlihat kaget melihat kedatangan Bambang.

"Eh, kapan dateng? Kok aku nggak denger suara motornya?"

Bambang tak menghiraukan pertanyaan Juminten. Dia harus segera menelpon Mala untuk mengabari bahwa mainannya Radit sudah ditemukan.

Tut..

Tut..

"Aku lagi momong Radit, videocall aja!"

Bambang pun mengalihkan ke videocall. Terlihat Mala sedang menyuapi ponakannya puding yang di beli tadi.

"Loh, sudah bangun! Om punya kejutan nih!"

"Kejutan apa?" terlihat Mala mendudukkan ponakannya di kursi tamu.

"Tada!!" Bambang menunjukkan mobil mainan Radit. Terlihat anak kecil tersebut bahagia melihatnya. Tangan kecilnya berusaha merebut hp Mala. Dan refleks membuat Bambang tertawa melihatnya.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka.

Cklek!

"Sorry ganggu. Makan dulu, Mbang! Makanannya aku taruh di meja, ya!"

Bambang yang melihat kedatangan Juminten, langsung mematikan videocall nya dan segera menemui istrinya agar tidak curiga.

FLASHBACK END

Bambang segera menghabiskan makanannya, entah mengapa seleranya untuk makan tiba-tiba menghilang. Fikiran Bambang hanya tertuju pada Eka, takut sang kakak akan membongkar kebiasaannya pada istrinya.

Ah, istri? Istri macam apa? Sejengkal pun, rasa kepada istrinya tidak ada. Bahkan bila di suruh melepas atau mempertahankan Juminten, dia akan rela melepaskannya. Dan memilih Mala untuk menjadi istrinya.

Tangan author gatal pengen nabok si Bambang 🙄

"Ini Mbang, minumnya! " Juminten menyodorkan minuman yang sudah di buatnya sesuai request sang suami.

"Bisa nggak, nama panggilan nya yang agak sopan sama suami?"

Hah? Suami?

Juminten terbengong mendengar ucapan Bambang. Bukannya selama ini Juminten selalu memanggil nama Bambang seperti itu. Dan kenapa baru sekarang di permasalahkan?

Setelah sadar, Juminten tersenyum. Ternyata di balik cueknya sang suami, meminta perhatian kecil juga dari Juminten.

"Aku manggil nya apa? Ajari Juminten, dong. Kan Bambang tau dewe Juminten masalah pacaran 0. Cuman, Jumi sering di tembak cowok aja. Hehe.."

"Terserah, asal jangan Bambang kalo panggil! Dari awal kenal sampe sekarang, gitu terus!" protes Bambang.

"Kalo Jumi, manggil suamiku boleh?"

"Skip! Di sekolah keceplosan manggil gitu, alamat ke BP kita!"

"Apa ya? Abang, Mas, Kakak pasaran banget. Panggil papa boleh?" Juminten dengan mata baby face nya memandang Bambang, berharap Bambang menyetujuinya.

"Hah, kenapa Papa?" Bambang menatap balik Juminten.

"Ya karena, Bambang kan calon papa dari anak-anak kita nanti!"

"Iya kalo kita jodoh, aku aja nggak yakin, rumah tangga ini selamanya."

Jleb!

Juminten tersenyum mendengar ucapan suaminya. 'Iya kalo kita jodoh, aku aja nggak yakin, rumah tangga ini selamanya', Artinya bisa tidak berjodoh suatu saat nanti. Ternyata bukan hanya Juminten yang meragukan nasib pernikahannya kedepan, Bambang pun juga ragu.

Juminten menarik nafas panjangnya, butuh perjuangan meluluhkan hati kaku Bambang. Akhirnya, Juminten tercetus ide.

"Mau nggak mau, suka nggak suka. Panggil Aku, Mama dan Aku panggil kamu, Papa."

Bambang terkaget mendengar ucapan Juminten, kenapa haya karena panggilan bisa jadi melebar kemana-mana.

"Biar serasi tau. Jadi, kalo kita manggil kedengerannya seru. Hai, Papa! Hai, Mama!" Imbuh Juminten dengan gaya alay nya dia berbicara.

Bambang geli sendiri mendengarnya. Tak pernah ada di benaknya ada panggilan se-alay itu.

Obrolan mereka terhenti ketika mendengar adzan asar.

"Sholat yuk, Pa. Kita ke masjid dekat sini. Biar aku punya kenalan orang sini. Suntuk di rumah terus. Nggak ada Justin sama Putra."

"Hah? Justin? Putra?"

"Besok pas main ke rumahku aku bakal ngenalin kamu sama mereka. Mereka makhluk imut yang ada di rumah Jumi. Tanpa mereka, Jumi kesepian."

Jadi, kangen mereka! Lagi apa ya Justin sama Putra? Udah mandi belom ya?

Melihat Juminten bengong, Bambang pun berdiri dari tempat duduknya. "Yaudah, aku mandi dulu ya.. Mam!" Bambang segera berlari ke kamar mandi. Entah mengapa dirinya di buat salah tingkah dengan panggilan alay itu.

Tingkah Bambang seperti itu, membuat Juminten gemas sendiri.

Lucunya yang salting.. Hei kamu, Bambang! Tunggu saja waktu! Aku akan meluluhkan hatimu!

Juminten pun segera bersiap sholat. Mengambil air wudhu di kamar mandi dekat dapur dan menunggu suaminya di dalam kamar sambil menyiapkan baju yang akan dipakai ke masjid.

Tapi, hingga suara iqamah berbunyi, tidak ada tanda-tanda Bambang keluar dari kamar mandi. Juminten pun khawatir dengan keadaan suaminya.

Tok!

Tok!

"Mbang, kok lama?"

Cklek!

"Sekali lagi manggil aku Bambang, aku gak sia-sia jewer kuping kamu biar sopan sama suami!" Ucap Bambang sambil menjewer telinga istrinya.

"Au.. Au.. Ampun! Maaf, Papa. Khilaf elah. Khawatir kamu di kamar mandi lama. Jadi ke masjid nggak? Udah iqomah, loh. Ayo, buruan!"

"Nggak usah ke masjid, sholat dirumah aja!" Bambang memakai baju yang telah disiapkan Juminten.

"Papa yang imamin kan?"

"Hmm.. Iya!"

"Oke, deh. Yuk wudhu dulu. Kita sama-sama batal loh wudhu nya."

"Ah, iya. Astagfirullah!" Bambang melepas kembali baju yang telah dipakai, dan bergantian dengan sang istri mengambil wudhu di kamar mandi.

1
Cendol Dawet
iya dh iya...Dodit udah berubah sekarang..makin bucin
Cendol Dawet
kalo Sinta hamil, siap2 dh ada yg krekk
Cendol Dawet
akhir hidup yg menyedihkan
Cendol Dawet
pak Dodit punya saingan
Cendol Dawet
bang Eka cemburu ni ye
Racun Asmara
mantull
Racun Asmara
segelas kopi dg teh hangat? dimna kudapannya?
Racun Asmara
kbr Mala gimana?
Racun Asmara
beneran mimpi
Racun Asmara
apakah Juminten bermimpi? ttg Mala& Mila?
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
jgn2 hamil tuh Sinta. orang hamil kn bisa jg menstruasi. pernah baca dh di novel lain... bner gk sihhh???
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
setelah perjuangan & penantian panjangnya.. akhirnya Eka sukses mencetak gol.di gawang istrinya. inilah gol yg selama ini ditunggu-tunggu...
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
nasi sdh mjd bubur. gk mungkin dibikin nasi goreng. mending bikin bubur merah. suruh Dodit & Sinta nikah. apa kejadian belah nangka di rumah Dodit emang sdh ada yg merencanakan? Rena mungkin...atau neneknya??? hadeehhh...Sinta... sekuat apapun pertahanan nya, jebol jg saat gai*ah & has*at bercinta sdh menguasai tubuhnya. pikiran & hatinya pasti kalah dg bujuk rayu manis dr iblis yg hadir diantara dirinya & Dodit. sp iblisnya? bukan othornya kn? jgn2 aku lg???🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
kapok kau , Dit!!! bukannya dihalaln dulu..eh mlh digenj** duluan. Bambang telat sihhh datangnya. tp mo gimana lg? Dodit & Sinta sdh terlanjur mendaki sampai puncak. udah minta Dodit tanggungjawab sj🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
eh eeehhhhh... stop, Sin...!!! jgn lupa kalian blum halal. jgn sampai Dodit kebablasan. mosok Eka & Juminten yg married , kalian yg unboxing duluan??? gk lucu kn???😂😂😂🏃🏃🏃💨💨💨
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
pak Dodot eh Dodit buta kali ya? gk mandang Sinta banget. pdhl jelas2 wanita itu yg selalu ada tanpa diminta utk selalu menjaga Rena. dan jelas2 Dodit jg berdebar saat dekat dg Sinta. aaahhhh...muna banget sih Dodit. knp mlh ngarep Jumi yg jd istrinya? nyakitin Sinta banget..
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
pas udah ngebet & situasi kamar mandi 😂 mengukung, eh Juminten sdg palang merah. anjlok lg dh gai*** yg sdh membubung tinggi di ubun-ubun 🤐🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
resiko punya istri mantan perawan berbuntut ya gitu. tp gemes jg sama Emak. tega bner ngerjain pasangan pengantin baru. mosok.gk boleh ninuninu???? Bumi jg, katanya pengen cpt dibikinkan adek... eh mlh jd wasit. kpn Eka & Jumi akan adu gulat klo baru pemanasan sj sdh disemprot??? sabaaarrrrr.... sabar. gatot dh ikutan jd cctv. gk jd ngintip 🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
syukurlah.. akhirnya SAH jg. tinggal balas budi nih sama Emak Bapak. 2 cucu lg cukup😂😂😂🤸🤸🤸
Bambang jgn galau gitu,noh Rena sdh siap jd masa depanmu. tinggal kedipkan matamu buat othor. biar bisa dpt daun muda😁✌️🏃🏃🏃💨💨💨💨
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
bu Ani apa bu Ana sih Yeng? opo aku sik oleng ya? saking serunya alur ceritanya, jd galfok😂🏃🏃🏃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!