Savitri Pratomo, bungsu dari Reza Pratomo, generasi ketiga klan Pratomo, adalah seorang guru bimbingan konseling sebuah SMK di kota Solo. Guru nyentrik yang hobi naik motor besar terutama Kawasaki Ninja nya, guru yang dikenal bar-bar oleh para murid-muridnya, bertemu dengan...
Kim Jaehyun, seorang CEO perusahaan tekstil yang berada di Sukoharjo dan Sragen, pria yang paling tidak suka wanita kasar, tomboy dan tukang berantem.
Keduanya bertemu dalam situasi yang konyol tapi berkesan. Bagaimana absurdnya hubungan dua anak manusia yang berbeda karakter dan bagaimana reaksi keluarga besar Savitri?
Kisah generasi ketiga klan Pratomo
Isi hanyalah halunya author
Jangan plagiat karena jiwa gesrek kita berbeda.
Follow my IG @hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Stalker
SMKN 11 Surakarta
Abian datang menjemput Savitri dan melihat gadis cantik itu asyik mengobrol dengan rekannya yang diketahui bernama Anita. Keduanya saling melambaikan tangan untuk berpisah dan beberapa murid menyapa Savitri yang dibalas oleh guru cantik itu.
Savitri pun menghampiri Abian di dalam mobilnya.
"Hai! Sudah lama mas?"
"Barusan sampai kok. Ada cerita apa Sav?" tanya Abian sambil menjalankan mobilnya.
"Aku punya murid Oneng!" gerutu Savitri yang menceritakan bagaimana tadi dia gemas dengan muridnya dan ingin menjitak kepalanya. Abian tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Savitri lalu bersemangat mendengar kabar Abi dan Dara ditambah info Joshua dan Miki akan ke Solo.
"Jadi kita berangkat semua dari Solo?" tanya Abian.
"Kalau mas Abian nggak keburu pulang ke New York sih..."
"Tanggung sebenarnya non, pulang terus dua Minggu lagi ke Tokyo." Abian menatap spionnya. "Tampaknya kita diikuti deh!"
Savitri melirik ke arah spion kirinya. "Iiiihhh si Rai tembok!"
"Ekadanta?"
"Siapa lagi!" cebik Savitri kesal.
"Kamu hapal motornya?"
"Ya jelaslah, bambaaannggg! Tiap hari lihat juga. Kayaknya dia pengen tahu aku tinggal dimana."
Abian menoleh ke Savitri. "Memang tidak ada yang tahu kamu tinggal di Manahan?"
Savitri nyengir. "Gadha."
"Lalu? Alamat siapa yang kamu pakai?"
"Rumahnya pak Dewo di Gentan."
Abian terbahak. "Oh astagaaa Savitriii!"
"Kita belok ke Solo Square aja mas. Biarin dia ikutin."
"Terus kita ngapain ke mall?" tanya Abian.
Savitri hanya mengerling jahil.
"Oh No. No no no Savitriii! Jangan usil lagi!"
***
Solo Square Mall
Abian memarkirkan mobilnya di depan Hoka Hoka Bento dan kebetulan mereka mendapatkan tempat yang enak.
Mereka menunggu sampai Ekadanta melewati mobil merah itu karena posisi parkir motor berada agak jauh dari tempat mereka parkir. Usai Ekadanta melewati mereka, Savitri dan Abian pun turun.
"Beneran deh! Pengen aku tendang sampai Pacitan!" umpat Savitri sebal.
"Ya ampun, memangnya kamu itu Hulk ? Atau she-hulk yang punya kekuatan besar?" kekeh Abian gemas.
"Habis! Dari sisi mana lagi aku harus menjelaskan mas?" Savitri menatap Abian. "Aku gadha perasaan sama dia sama sekali! Bukan tipe aku!"
"Ya sudah. Sekarang kita mau ngapain nih?" Abian menggandeng tangan Savitri.
"Makan! Aku ingin makan enak!"
"Sun city? Mau?" tawar Abian saat melihat sebuah restauran China di lantai tiga.
"Mau lah!"
Keduanya pun masuk ke restauran China itu dan langsung memesan makanan. Abian melihat Ekadanta masih mengikuti dirinya dan Savitri.
"Sepertinya kamu benar, Savitri. Pria itu benar-benar pain in the a$$! Bisa-bisanya dia stalking dirimu! Udah gak waras deh!" Abian berbisik ke Savitri yang membuat gadis itu menatap luar pintu kaca tempat makan.
"Aku ada ide. Habis makan, kita ke bioskop terus kita masuk nonton. Setengah jalan filmnya, kita keluar diam-diam, gimana? Terus kita kabur nih!"
"Langsung pulang gitu?"
"Yoi. Aku akan hubungi pak Dewo supaya bawa mobilku, kita naik motor pak Dewo. Besok pagi biar pak Dewo jemput ke rumah."
Abian pun nyengir. "Licik juga lu!"
"Jangan bilang aku anaknya Reza Pratomo kalau tidak licik!"
***
Usai makan malam, Savitri dan Abian menuju bioskop XXI yang satu lantai di atas restauran. Keduanya langsung memesan tiket film horor yang main tidak lama lagi.
Seperti dugaan mereka sebelumnya, Ekadanta pun membeli tiket bioskop dengan film dan studio yang sama. Savitri dan Abian memilih berpura-pura tidak melihat Ekadanta lalu masuk ke dalam studio.
Abian dan Savitri melihat Ekadanta duduk dua kursi diatas mereka. Abian sengaja memilih deretan D sedangkan Ekadanta memilih B.
Pertengahan film Abian melihat Ekadanta lebih serius melihat adegan horor di depannya. Tepat saat semuanya gelap karena adegannya di kuburan, Abian menggandeng Savitri untuk keluar dari bioskop.
Ekadanta menonton sampai selesai dan betapa terkejutnya dia ketika tidak melihat Savitri di tempat duduknya. Pria itu buru-buru keluar gedung bioskop dan menuju tempat mobil gadis itu terparkir dan berteriak frustasi saat mobil merah itu tidak ada.
***
Rumah Kediaman Pratomo Manahan Solo
Abian dan Savitri tiba di rumah dengan menggunakan mobil milik Savitri karena tadi keduanya melihat Ekadanta tampak serius nonton jadi tidak memperhatikan saat mereka kabur.
Saat pak Dewo datang membawa motornya, Abian mengatakan mereka tidak jadi meminjam nya dan memberikan uang bensin ke penjaga rumah itu.
Sesampainya di dalam rumah setelah memasukkan mobil merah itu ke garasi, Abian dan Savitri tertawa terbahak-bahak.
"Ya ampun Sav! Sampai segitunya ngejar kamu!" gelak Abian.
"Terlalu kalau kata bang Rhoma" kekeh Savitri.
"Besok malam jadi?" tanya Abian.
"Jadi. Mereka sudah mau ikutan."
Abian mengangguk. "Yuk bersih-bersih, habis itu mandi terus tidur. Main kabur-kaburan itu melelahkan !"
***
SMKN 11 Surakarta
Savitri datang ke sekolah dengan Sakinya dan bertemu dengan Anita yang juga baru datang dengan motor Vario nya.
"Tumben bawa Saki. Gak diantar bule ganteng itu?" ledek Anita.
"Mas Abian lagi sibuk kerja makanya aku pakai Saki deh. Apalagi kangen sama si Vario kamu" jawab Savitri sambil ngakak.
"Idiihhh, dasar sedeng!" umpat Anita.
Tak lama, Ekadanta pun datang dan wajahnya tampak tidak bersahabat ke Savitri sedangkan gadis itu hanya memberikan senyum sopan seperti biasa.
Anita yang melihat kejadian itu pun jiwa kepopers nya berkobar - kobar langsung menarik Savitri.
"What happened, Aya naon? Kunaon si bapak teh mening manyun?" tanya Anita sok bahasa Sunda.
"Aku ceritain." Savitri pun bercerita kejadian semalam yang membuat Anita melongo dan setelahnya tertawa terbahak-bahak.
"Astajiimmm! Segitunya ya chuy?" kekeh Anita. "Pantas mukanya kusut macam jemuran belum disetrika!"
"Ngeri tahu aku distalking sedemikian rupa!" Savitri bergidik.
"Hati-hati Sav, orang gitu bisa nekad!"
"Iya."
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote gift and comment
Tararengkyu ❤️🙂❤️