NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM MENANTU TERHINA

BALAS DENDAM MENANTU TERHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Selingkuh / Romansa / Ibu Mertua Kejam / Office Romance
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: alfphyrizhmi

"Hans, cukup! kamu udah kelewat batas dan keterlaluan menuduh mas Arka seperti itu! Dia suamiku, dan dia mencintaiku, Hans. Mana mungkin memberikan racun untuk istri tersayangnya?" sanggah Nadine.

"Terserah kamu, Nad. Tapi kamu sekarang sedang berada di rumah sakit! Apapun barang atau kiriman yang akan kamu terima, harus dicek terlebih dahulu." ucap dokter Hans, masih mencegah Nadine agar tidak memakan kue tersebut.

"Tidak perlu, Hans. Justru dengan begini, aku lebih yakin apakah mas Arka benar-benar mencintaiku, atau sudah mengkhianatiku." ucap Nadine pelan sambil memandangi kue itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfphyrizhmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31 - Kalung

"Ya, alasan yang keren dan masuk akal. Satu alasan yang membuat anda tidak merasa rendah, dan juga tidak membuatku merasa direndahkan. Jawaban yang membuat kita sama-sama berwibawa, dan tidak menganggap lemah atau kuat antara satu dengan lainnya. Cukup adil, bukan?" tawar Nadine dengan negosisasi dan wajah polosnya.

Tiba-tiba...

"HAHAHA......"

tawa keras tak bisa ditahan lagi oleh Husein. Tawa itu menular ke rekan petinggi rumah sakit yang lain. Mereka tak mendunga ada pegawai sepolos dan sepenasaran itu terhadap kebaikan yang telah ia dapat.

Lalu Husein memberikan applause di depan wajah Nadine, membuat wanita itu semakin kebingungan.

"Kami nggak salah memilih orang. Kami pun nggak nyesel telah menaikkan jabatanmu. Seandainya saja, semua staf dan pegawai, memiliki sifat serta karakter ceria sepertimu, pasti aura di rumah sakit ini tambah ceria dan berwarna. Kami yakin, sedikit-banyak akan berefek pada kuantitas pasien yang sembuh lebih cepat!" ungkap Husein.

"Bapak ngomong apaan sih? Alesannya, Pak! Tolong jawab pertanyaan saya!"

Bukan senang atau malu karena dipuji, Nadine tidak menghiraukan itu semua. Ia hanya fokus pada apa yang diinginkan, sesuatu yang sedang muncul dipikirannya.

Perilaku ini membuat suasana semakin hangat dan cair diantara mereka. Hans dan Bu Minah pun tak kuasa menggeleng-gelengkan kepala sambil senyum dan melepas tawa.

"Oke, oke. Sebentar, saya perlu mengambil napas dulu...."

Husein yang masih ditengah keceriaan karena sifat polos Nadine, sebisa mungkin menenangkan diri. Demi menjawab pertanyaan sederhana dari pegawainya itu.

"Cepat, Pak! Sudah mau istirahat nih, nanti berkurang jam makan kami. Begini-begini, OB harus ngisi energi buat ngebersihin ruang rawat inap pasien kelas VIP," sergah Nadine.

Husein menengok rekan-rekan petinggi rumah sakit lain, sambil mengangkat bahu, memiringkan bibir dan sedikit manyun. Mereka cuma bisa tertawa lepas, melihat keberanian Nadine yang tidak dibuat-buat. Murni berangkat karena rasa penasarannya yang polos dan tidak menghakimi sama sekali.

"Hmm... bentar. Aku harus mikir dulu. Perlu ngasih jawaban yang keren. Nanti, kalo jawabannya kurang oke, bisa-bisa kamu malah protes lagi," pinta Husein sambil mengulur waktu.

"Yaudah cepetan, Pak!"

Setelah memejamkan mata sejenak dan akhirnya menemukan jawaban terbaik, Husein berkata,

"Gini... mungkin karena kamu punya potensi besar, dan saya punya pendanaan besar. Jadi, kenapa kita nggak bekerja sama dan berkolaborasi, untuk memanfaatkan keduanya itu? Tujuannya, agar jadi kebaikan yang lebih besar dan berarti bagi orang lain... Misalnya, bagi para pasien dan pengunjung, untuk mereka yang berharap kesembuhan setelah pulang dari rumah sakit ini." ucap Husein panjang lebar.

Nadine perlahan mengerti. Ia akhirnya stop menodong Husein dengan pertanyaan ngeyel dan polosnya.

"Dokter Hans, tolong dijaga dan dipantau performa Nadine, ya. Dan tolong, segera komunikasikan kepada dokter Zidan, yang merupakan dokter spesialis kulit, untuk segera memberikan treatment dan perawatan khusus kepada Nadine." perintah Husein kepada dokter muda itu.

"I-iya. Baik, Pak." jawab Hans dengan nada setengah lemas dan wajah lesu.

Bu Minah sedikit mencurigai respon tak bersemangat dokter muda itu, yang sejak kecil telah menyukai Nadine.

------

Cukup lama mereka berbincang. Husein dan para petinggi, akhirnya mengetahui banyak perjalanan hidup Nadine. Ia merupakan salah satu pegawai yang dianggap unik dan istimewa, sehingga mendapat kenaikan jabatan dalam kurun waktu sangat cepat.

Sebelum akhirnya Husein dan para petinggi benar-benar pergi, salah satu petinggi penasaran dengan salah satu aksesoris yang dikenakan Nadine.

"Maaf, jika saya bertanya diluar topik." ucap Kamil, salah satu petinggi.

"Kenapa, Mil? Masih ada sesuatu yang mengganjalmu?" tanya Husein, mereka dikejar waktu rapat, karena luNadinen banyak menghabiskan waktu ngobrol di depan ruang dokter Hans itu.

"Cuma mau tanya, dari mana anda dapat kalung bermotif daun maple itu? Soalnya, bagus dan indah banget. Tolong beritahu saya, di mana membeli kalung itu dan sebutkan apa nama tokonya!" tanya Kamil dengan rasa penasaran tinggi, sambil menunjuk ke arah leher Nadine.

Semuanya tidak menyangka ada pertanyaan out of the box seperti itu. Bahkan tidak terlintas sama sekali dipikiran mereka semua, terkecuali Kamil seorang.

Hanya dia lah, satu-satunya petinggi yang sejak awal, memerhatikan dan memantau kalung indah yang melekat di leher Nadine. Walaupun beberapa petinggi cukup takjub dan memuji keindahan kalung milik Nadine, tapi semuanya terlalu fokus pada kisah dan perjalanan hidup OB itu, yang penuh dengan intrik emosi dan dendam.

"Kenapa tiba-tiba muncul pertanyaan random, Pak Kamil?" tanya Husein diiringi senyum.

"Hehe, penasaran Pak Husein," jawab Kamil sambil cekikikan.

Nadine masih belum menjawab. Ia nampak bersikeras mengingat sesuatu.

"Cepat bilang! Di mana beli benda itu? Soalnya, saya ingin memberikan kepada istri saya sebagai hadiah ulang tahun ke-40 nya. Harus sesuatu yang spesial dan indah," ungkap Kamil.

"Mohon maaf, sa-saya nggak tahu beli kalung ini di mana." jawab Nadine sedikit ketakutan.

"Maksudnya? Kamu nggak mau ngasih tau saya, ya?"

"Bukan begitu, Pak...." Nadine menundukkan wajah.

Semuanya menunggu ucapan wanita cantik yang kini jadi buruk rupa itu.

"Soalnya, saya memiliki kalung ini sudah lama sekali. Kalung ini sudah membersamai saya sejak kecil. Kata mendiang Abah dan Umi, kalung ini sudah melekat di leher sejak saya lahir. Mungkin umur kalung ini, seumuran dengan saya, bahkan lebih lama lagi." jawab Nadine jujur, wajahnya terlihat tidak enak karena mengecewakan Kamil..

"Artinya, umur kalung itu kisaran seperempat abad. Pantas saja terlihat mence-kik lehermu," sahut Husein.

"Iya, pak. Sudah nge-press banget di leher saya. Lima tahun lalu masih longgar padahal mah," ungkap Nadine.

"Apa mungkin saya sudah semakin lebar kali, yak...? Hehehe," celetuknya diiringi tawa kecil.

"Yah, sayang banget. Padahal motif dan ukirannya sangat bagus. Kalau ada yang jual dengan harga mahal pun, pasti akan saya beli!" kata Kamil, kecewa berat karena rencana memberikan hadiah kalung bagus pada istrinya, harus pupus.

"Saya boleh izin lihat dan mengamati dari dekat?" pinta Kamil.

Nadine yang paham, langsung mengiyakan sambil membuka kalung yang sudah terasa kesempitan di lehernya itu.

"Terakhir kali kubuka kalung ini, sekitar dua bulan lalu apa, ya? Saat memberikan pelayanan kepada mantan suami saya," ungkap Nadine tanpa pikir panjang.

Padahal, ucapan tersebut tidak perlu juga diberitahu. Malahan, membuat hati Hans tambah sakit hati dan kini terlihat murung.

Setelah Nadine meminjamkan kalungnya untuk diamati oleh Kamil, semua juga penasaran dan ingin melihat lebih dekat.

Setelah diteliti lebih detail, Kamil terkejut bukan main,

"Hah?! Beneran tulisannya ini?" ungkapnya yang sedikit terkejut.

Respon Kamil memancing rasa penasaran para petinggi lain, terkecuali Husein. Ia masih nampak tenang, menjaga wibawanya.

"Harusnya made in Indonesia, kan? Tapi di kalung ini tulisannya, Made in.....?"

ucapan Kamil terhenti. Membuat semua tambah antusias dan penasaran.

Bersambung.....

1
Nda D
lanjuuuut
alfphyrizhmi: siap kak.
Sudah di update kak, silakan dibaca yaa.... ^_^
jika ingin dipantau terus kelanjutan cerita,
update setiap hari (2-3 BAB) sekitar sore ya kakk....
total 1 replies
Agus Irawan
bagus pembukaannya mantap
alfphyrizhmi: terima kasih, kak.
Semoga betah baca ya.
update setiap hari
total 1 replies
alfphyrizhmi
Sangat bagus!
Isma Isma
kejamn sekali keluarga arka
alfphyrizhmi: iya, kejam banget emang kak... 🥺
total 1 replies
arniya
mampir kak
alfphyrizhmi: terima kasih sudah mampir, kak. Semoga betah yaaa sama ceritanyaaa... ^_^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!