Novel ini berkisah tentang seorang pemimpin pemerintah bereinkarnasi ke dunia fantasi, namun keadaan di kehidupan barunya yang penuh diskriminasi memaksanya untuk membangun peradaban dan aturan baru...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iimnn saharuddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5.3
Kami berjalan ke arah utara, mengitari danau yang tenang. Angin sejuk menyapu pelan, membuat dedaunan berbisik lembut. Di tengah langkah kami, pikiranku terusik oleh rasa penasaran mengenai bahan obat-obatan yang sedang dia cari... dan tentang sihir yang barusan ia gunakan.
Itu... terlihat asing. Bukan seperti sihir spiritual, juga bukan sihir fisik yang pernah ku dengar.
Aku harus menanyakannya... sekarang juga.
"Bu... Apa ibu juga seorang penyihir tipe spiritual?"
Alya menoleh sebentar padaku, lalu tersenyum kecil. Tapi dalam hati, dia bergumam pelan sambil menatap ke depan.
"Apa dia mulai tertarik pada sihir...? Mungkin sudah waktunya. Lagipula... sekarang aku adalah ibunya. Mengajarkannya adalah tanggung jawabku."
Ia menghela napas ringan dan menatapku dengan lembut.
"Baiklah... Sepertinya kamu belum benar-benar memahami tentang sihir. Mari ibu jelaskan ya. Sihir itu, secara umum, terbagi dua: sihir fisik dan sihir spiritual."
"Marsel pernah bilang soal itu," sahutku cepat, mencoba menunjukkan bahwa aku tak sepenuhnya bodoh dimatanya.
Alya tersenyum geli dengan reaksiku.
"Mungkin Marsel hanya menjelaskan perbedaannya... tapi tidak cara kerjanya. Nah, sihir fisik itu menggunakan mana dalam tubuh manusia yang disebut tenaga dalam sebagai bahan bakar sihir. Sedangkan sihir spiritual menggunakan mana dari alam ."
Aku menggaruk kepalaku, berusaha mencerna semua informasi itu yang dia katakan.
"Terdengar rumit... Bisa jelaskan seperti aku ini anak kecil?"
"Hahaha, bahkan ibu sekarang menganggap kamu sebagai anak kecil, baiklah..."
Alya membungkuk, mengambil dua batang kayu dari tanah, lalu memukulkan salah satunya ke pohon hingga patah.
"Contohnya begini. Ibu adalah pengguna sihir fisik. Kalau ibu alirkan mana dari dalam tubuh ibu ke permukaan kayu ini..."
Seketika, cahaya transparan tipis terlihat mengalir dari udara sekitar masuk ke tubuhnya, lalu merambat ke kayu yang ia pegang.
"...kayu ini jadi lebih kuat."
Ia memukulkan kayu itu ke batang pohon beberapa kali, terdengar thud! thud!, tapi batang pohonnya tidak patah sama sekali. Meski begitu, aku bisa merasakan aura yang berbeda dari kayu itu.
Alya melanjutkan "Dengan bantuan mana dari tubuh, ibu bisa memperkuat benda-benda biasa untuk jadi senjata. Tapi, sihir jenis ini punya batas tertentu, sama seperti mana dalam tubuh."
Aku mengangguk, tapi tetap belum sepenuhnya memahaminya.
"Kalau mana dalam tubuh habis, tidak akan berbahaya bagi penggunanya. Tapi sihir spiritual beda ceritanya." Ucap Alya.
"Beda gimana?" tanyaku serius.
"Kalau pengguna sihir spritual, mereka memiliki jumlah mana yang tak terbatas, tergantung seberapa besar mental yang ia miliki... berbeda dengan mana dalam tubuh yang memiliki batas. Saat mencapai batas tertentu biasanya tubuh mereka akan mengalami kelumpuhan sementara dan penyihir tipe spritual tidak." Kata Alya dengan ekpresi serius mengajar Raka.
Raka mengerutkan dahi.
"Jadi, saat penyihir fisik terbangun. Apakah mereka bisa menggunakan mana sihir kembali?"
"Benar. Mereka hanya akan kehabisan mana sihir untuk sementara, tapi tubuh mereka tetap baik-baik saja. Tidak seperti pengguna sihir spritual. Mereka sama sekali tidak memiliki batas dalam penggunaan mana dalam skala besar."
"Kalau begitu... apa semua orang bisa jadi penyihir fisik? Termasuk aku?"
Alya mengangguk mantap.
"Tentu bisa. Tapi, kamu harus belajar menyatu dengan kesadaranmu terlebih dahulu. Rasakan ritme, hirup napasnya, dan dengar bisikannya. Beda dengan sihir spiritual yang hanya bisa digunakan oleh orang-orang terpilih... yang katanya dipilih langsung oleh dewa."
Alya menatap danau sejenak, lalu menambahkan dengan nada tenang, "Tapi ada ras seperti Orc, mereka terlahir dengan kemampuan sihir fisik bawaan. Itulah sebabnya mereka bisa jadi sangat kuat sejak kecil."
Aku memandangnya dengan mata berbinar.
"Itu luar biasa... Kalau begitu, aku juga harus belajar mengendalikan mana sihir seperti ibu!"
Alya terkekeh pelan sambil menepuk lembut kepalaku.
"Haha, semangat sekali. Baiklah, kalau ada waktu... ibu akan ajarkan langsung padamu."
Sesampainya kami di tempat tujuan, ada banyak sekali hamparan tanaman yang kukenali. Ini tidak berbeda jauh dengan duniaku di kehidupan sebelumnya.
"Bagaimana bisa ada banyak sekali tanaman herbal yang tumbuh di tempat ini."
Alya mengambil tas kecil dan memanen beberapa tanaman. Terutaman tanaman lidah buaya dan dauh sirih yang tumbuh menjalar dipepohonan, jika tidak salah lagi dia berniat membuat ramuan yang pernah dia bilang. Yaitu ramuan awet muda.
"Bu, inikan lokasinya sangat jauh dari desa sebelumnya. Kenapa tidak membudidayakannya saja di ladang sana agar kita kita perlu berjalan sejauh ini"
Alya berdiri dan berpindah posisi didekatku "Kamu memang benar, kita perlu membudidayakannya. Tetapi aku sudah mencobanya beberapa kali namun gagal, jadi aku merasa kalau tanaman ini hanya bisa tumbuh ditempat ini"
Aku merasa kalau dia memang tidak ahli dalam melakukan pekerjaan itu, jujur saja dia hanya bisa menanamnya dan tidak merawatnya dengan benar.
"Kalau gitu biarkan aku yang melakukannya, aku akan meminta bantuan Lisa untuk merawatnya selagi aku tidak ada"
Ucapannya itu membuatku merasa kalau dia baru saja menebak alasan kenapa tanaman ini tidak bisa tumbuh jika aku yang menanamnya. Perasaan gemas ini sunggu tak bisa kutahan. Gumam Alya dalam hati.
Setelah memetik dan mencabut beberapa tanaman yang aku anggap penting untuk dibudidayakan. Aku dan Ayla kembali perjalanannya pulang ke kota, aku melihatnya sedang berjalan dengan anggung, dia sedikit lebih mirip dengan bibiku di kehidupan sebelumnya.
Namun pakaian yang saat ini dia pakai entah membuatku merasa sedikit risih, bagaimana pun aku tidak bisa mengomentari nya secara langsung. Takut aku akan terkena pukulan telak seperti yang dikatakan Tuan Orc tadi.
Mampir juga novel ku masih pemula ni
Masih pemula dalaam buat novel😁
Meninggalkan Jejak 👣