Banyak orang menyatakan cinta itu indah. Apakah cinta LDR-an itu juga indah? Lalu bagaimana jadi nya, jika cinta LDR-an itu tumbuh subur.
Namun akan semakin menyakitkan. Karena realita nya cinta LDR-an tak selama nya indah dan berjalan mulus. Akan banyak batu sandungan dengan kerikil tajam yang menghampiri tuk menguji seberapa besar dan kuat cinta itu bersemayam di hati dua insan yang kini terpisah jarak yang terbentang.
"Tak ada alasan mengapa aku begitu mencintai nya. Tapi yang pasti aku hanya ingin selalu berada di dekat nya dan menjadi bagian dari cerita hidup nya"
Ini lah kisah dan cerita cinta hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau kah Kamu, jadi pacarku?
Terimakasih kakak yang sudah membaca karya pertamaku, jika suka tinggalkan jejakmu berupa like, komen, rate bintang lima, juga jadikan favorit ya, biar tidak ketinggalan kalau sudah up kelanjutan cerita nya. Author sangat berterimakasih telah di beri hadiah setangkai mawar, apalagi secangkir kopi dan vote. Karena itu sangat berarti untuk author receh dan bengek ini. Semoga kakak semua sehat, bahagia selalu dan lancar rezeki nya. Aamiin.
Selamat membaca..
🍁🍁🍁
Terlihat seorang gadis sedang memandang langit yang biru. Setiap hari gadis itu berada di tempat itu, jika rindu nya membuncah. Sebuah hamparan yang luas, tenang, tentram yang tetap setia menemani gadis itu, tuk menunggu senja. Ilalang yang terus bergerak mengikuti angin. Hanya di tempat itu lah, dia biasa menikmati senja yang kan berganti malam dengan tenang. Ia bisa melukis nama kekasih nya di sana, melihat dengan jelas senyuman indah dari bibir sang pemilik hati. Merasakan pelukan hangat di setiap dia pejamkan mata.
"Ah,, jatuh cinta membuat ku gila. Iya.. gila karena cinta nya yang mengalahkan ego dan logika. Jika telah di kuasai sepenuhnya oleh perasaan yang bertahta."
Hal yang membuat dirinya tenang di tempat itu adalah memandang senja yang tak pernah mengingkari janji nya. Senja mengajarkan kita bahwa keindahan tak harus datang lebih awal.
Senja tidak akan pernah bosan mengunjungi langit, walaupun ia tahu pada akhir nya akan tergantikan oleh malam. Senja tak pernah salah, hanya kenangan lah yang kadang membuatnya basah dan pada senja lah akhirnya kita mengalihkan.
Senja tiba dengan rona bayangmu yang memenuhi semesta, sejauh mataku berkaca. Wajah mu seperti lampu cahaya yang memenuhi segalanya. Hati yang bersyukur itu lah orang yang bahagia.
Hidup belum tentu indah, langit belum tentu cerah dan malam belum tentu banyak bintang.
Dengan melihat senja, aku bisa merasakan kau yang merindukan ku. Dengan senja, aku juga bisa melihat mu tersenyum padaku, melukiskan nama mu di atas goresan senja sore. Dengan senja pula, aku pun bisa menunggu kedatangan mu, meskipun entah sampai kapan aku harus menunggu kehadiran mu di sisiku.
Berawal dari senyum mu semua nya terjadi, aku bersyukur bahwa di setiap malam yang berhembus angin dingin, kau selalu menemaniku dengan sebuah pelukan hangat.
Aliyah tersentak ketika tibatiba terdengar dering nyaring dari ponselnya. Ia pun segera mengangkat nya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam, kamu di mana?" ucap suara di sambungan telepon.
"Aku lagi di suatu tempat, emang nya ada apa, cel?." tanya aliyah
"Aliyah bisa tolong aku sebentar?"
"Sekarang kah?"
"Iya, Aliyah. Datang lah di cafe senja."
"Ya, aku akan ke sana." sahut Aliyah.
"Terimakasih, Aliyah." ucap Excel sebelum memutus sambungan telepon.
Tak lama setelah sambungan telepon terputus. Aliyah beranjak dari tempat itu dan melanjutkan jalan nya untuk menuju cafe senja.
***
Excel lagi fokus pada ponselnya, dia mengamati slide demi slide dalam ponselnya. Sesekali dia menyesap cappucino espresso yang sudah tersaji dalam cangkir di atas meja. Excel duduk santai sambil menikmati senja yang mulai beranjak turun menyelimuti seluruh penjuru kota. Dalam hening suasana saat sore berganti malam terasa menenangkan. Ia masih setia duduk santai di cafe itu, menunggu seseorang yang sudah hampir 15 menit belum juga menunjukkan tanda-tanda akan segera menampakkan batang hidungnya.
Diangkat nya kembali cangkir yang berisi cappucino espresso di atas meja. "Tumben cafe ini sepi pengunjung, biasanya tempat ini menjadi tongkrongan favorit para muda-mudi, karyawan-karyawan yang bekerja di sekitar cafe ini juga sering mampir, atau mungkin efek dari kosong nya kantong kali." guman Excel.
Excel mendonggakan kepala, bermaksud ingin mencari pelayan cafe itu. Namun, ia menggurungkan niat, karena di lihat nya seseorang yang di tunggu sejak tadi sedang berjalan masuk ke dalam cafe. Segera di lambaikan tangannya ke arah Aliyah.
"Hai Aliyah, sini!" panggil Excel.
Merasa ada seseorang yang memanggil nama nya. Aliyah menoleh mencari sumber suara itu, dan membalas dengan angukan kepala. Lalu, bergerak melangkah untuk menghampiri.
"Assalamu'alaikum, Excel. Ma'af ya aku terlambat." ucap Aliyah meminta ma'af atas keterlambatan nya, seraya mendudukkan bokongnya ke tempat duduk di hadapan Excel.
"Wa'alaikumussalam, Aliyah. Enggak apa-apa, santai aja." jawab Excel menyunggingkan senyum nya.
"Kamu sudah pesan minum?." tanya Aliyah kepada Excel yang berbarengan dengan kedatangan pelayan cafe yang menyodorkan daftar menu kepada nya.
"Sudah, tapi mau nambah lagi." sahut Excel, sambil menyeruput isi cangkirnya hingga tandas.
"Hehehe.. sekali lagi, aku minta ma'af ya. Gara-gara menunggu aku, kamu jadi kembung kan minum kopi." ucap Aliyah seraya mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
Excel hanya bisa nyengir mendengar permintaan ma'af Aliyah yang sedikit konyol.
"Mas, pesan jus alpukat ya, sama krupuk ceker ayam nya satu porsi" kata Aliyah kepada pelayan cafe yang masih mencatat pesanan di depan mereka.
"Kamu mau pesan apa lagi, Excel." tanya aliyah.
"Eh, iya. Aku pesan jus semangka aja."
Sepeninggal pelayan cafe tadi, aliyah kemudian mengalihkan pandangan nya berpindah kepada Excel.
"Nah, sekarang kita bisa langsung ke titik maksud dan tujuan kita ketemuan di sini. Tadi di telepon kamu ada bilang butuh bantuan aku."
"Yaps.. bener banget, cuma aku ragu dengan jawaban kamu nanti. Gimana ya?" sahut Excel.
"Belum cerita apa yang perlu di bantu, tapi sudah di jawab sendiri pertanyaan nya."
"Hehehe.. Iya, ma'af. Jadi takut aja, karena jawaban dari kamu nya pasti tidak bisa." sela Excel lalu terkekeh pelan.
"Lah, kok jadi gitu. Sebut dulu minta bantuan apa, baru tau jawabannya. Iya atau tidak. Kenapa harus berputar-putar kayak komedi putar." tukas aliyah.
Excel tergelak mendengar ucapan aliyah. Tapi, tak urung ia harus tetap memberitahu kan kepada aliyah. "Okey, jadi harus ku mulai dari mana dulu?." tanya Excel bingung.
"Umm.. cerita pada pokok permasalahan nya aja. To the point aja, dari pada berbelok-belok kelamaan keburu di tinggal kereta." ucap aliyah meringis. "Emang nya minta bantuan apa sih." Aliyah balik bertanya.
"Mau kah kamu, jadi pacarku?."
Jlebb... Jeduaarrrr...
"What?" pekik aliyah kaget dengan ucapan Excel barusan.
"Iya kan, pasti jawaban nya tidak mau. Sudah ku duga." sahut Excel.
"Bukan begitu, kamu kan tau sendiri jawaban nya tanpa aku memberitahu kan. Aku sudah punya kekasih."
"Iya, tau. maksud aku jadi pacar bohongan. Jadi pacar cuma di depan papa sama mama aku. Karena, aku enggak mau di jodohkan dengan pilihan mereka."
"Loh, jadi kamu mau di jodohkan sama orang tua kamu, cel?." tanya aliyah seraya membelalakan mata. "Zaman mbah goggle gini masih aja main di jodohkan." guman aliyah sambil mengelengkan kepala tak mengerti.
"Mustahal bin mustajab."
🍁🍁🍁
bersambung...
terus semangat ya u berkarya
God bless always🙏🤗❤️