Seorang pemuda yang di tolak cintanya dengan kejam oleh seorang gadis cantik. Tiba tiba di datangi seorang gadis cantik dan merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merangkai angan angan.
Bagian 31.
Titik nyala api terus mengelilingi tenda mereka sekarang, tampak wajah wajah marah mulai bermunculan satu persatu.
Wajah mereka terlihat penuh ancaman dan beberapa orang bahkan terlihat membawa berbagai senjata.
Di kepung oleh ratusan siswa dari berbagai arah oleh ratusan siswa berbagai sekolah, tidak membuat anak anak sekolah SMK 87 Batu menjadi gentar.
Sikap arogan dan mendominasi kini berubah jadi kecemasan, jika terjadi tawuran, maka mereka akan luluh lantak.
Enam guru pemandu SMK 87 Batu maju kedepan sambil berteriak teriak dan bertanya.
"Ada apa ini?"
Beberapa guru pemandu sekolah lainnya keluar dari kerumunan dan maju kedepan.
Mereka langsung berhadapan dengan guru pembina dari SMK 87 Batu.
"Kumpulkan dulu semua siswa kalian, biar semua menjadi jelas di sini" Seorang guru pemandu tampil kedepan dan berteriak kearah guru pemandu SMK 87 Batu.
Merasa tidak dapat berbuat apa apa, guru pemandu SMK 87 Batu menyuruh seseorang untuk mengumpulkan siswa mereka.
Firasat mereka merasa ada yang tidak beres, pasti telah terjadi sesuatu saat kompetisi pencarian harta di lakukan.
"Kami tidak terima bahwa siswa siswa dari sekolah kalian merampok harta yang di peroleh oleh siswa siswa dari sekolah lainnya"
"Dan ini sama sekali bukan tindakan kesatria dan sikap terpuji" Ucap salah satu guru pemandu.
"Ah, apakah itu benar, kita harus klarifikasikan terlebih dahulu apa yang di tuduhkan oleh para guru pemandu dari sekolah lainnya benar benar ada, apakah memiliki bukti?" Jawab Guru pemandu dari SMK 87 Batu.
Diskusi antara beberapa guru pemandu itu berlangsung sangat sengit, sekolah lainnya akan mengancam membatalkan acara pencarian dan menarik hadiah mereka jika SMK 87 Batu masih melakukan tindakan seperti itu.
Setelah di ajukan banyak bukti bukti dari siswa siswa yang di rampok oleh SMK 87 Batu, Guru guru dari SMK 87 Batu tidak dapat lagi mengelak.
Keputusan akhirnya mereka minta semua batu kristal warna yang telah mereka kumpulkan hangus dan tidak di hitung lagi.
Ini kerugian sangat besar bagi SMK 87 Batu, Namun mereka tidak berdaya.
Semua siswa SMK 87 Batu yang mendengar hasil perundingan itu hanya mengiyakan dan berjanji akan mematuhi aturan.
Mereka tidak berani membantah di depan massa siswa yang terlihat marah dan siap meng obrak abrik perkemahan mereka.
Setelah mendapatkan hasil perundingan dan menanda tangani surat perjanjian, masssa siswa yang mendatangi perkemahan itu mulai bubar.
Jika ada siswa dari SMK 87 Batu yang mengancam, meneror, atau melakukan tindakan fisik kepada siswa lainnya, mereka akan langsung di diskualifikasikan dari acara perlombaan ini.
Tindakan selanjutnya mereka akan di adukan kedinas pendidikan atau akan langsung di bawa ke pihak yang berwajib.
Untuk sebuah sekolah swasta itu adalah sebuah ancaman yang sangat serius dan merepotkan.
Di sebuah tenda.
Wang Lee tertawa terbahak bahak di belakang tendanya, Mei Cin dan Xio Zhan duduk masing masing dengan selimut membalut tubuhnya sambil tersenyum simpul.
Mereka gemas dengan kelakuan Wang Lee yang membual bahwa kejadian malam ini adalah keberuntungannya yang di kirim surga untuk menyelamatkannya.
Walau mereka mengakui, tapi reaksi Wang Lee berlebihan dan ekpresinya di buat buat. Mei Cin melemparinya dengan kerikil.
Wang Lee duduk dengan penutup kepalanya hoodienya, ia duduk di sebelah Mei Cin yang bernyanyi mengikuti yang lainnya, acara ini sangat membosankan buat Wang Lee.
Semua siswa SMK Shi Shi High school duduk mengitari api unggun besar dan bernyanyi nyanyi bersama.
Ia merasa kurangnya kekeluargaan di sini, tidak semasa dulu waktu ia sekolah di SMP, rasa kedekatan lebih akrab.
Di sekolah ini ia tidak banyak akrab dengan rekan rekan satu kelasnya, hanya Mei Cin dan kini Xio Zhan tambahannya.
Saat ia dekat dengan Moon Li itupun hanya kepalsuan saja, tidak lebih.
Tanpa sengaja ia melirik kearah Moon Li dari kejauhan, Namun Wang Lee terkejut ketika ia menyadari bahwa Moon Li dengan pandangan tajam melihat kearahnya.
Dengan segera ia mengalihkan pandangannya dan berusaha mencari topik pembicaraan dengan Mei Cin.
Namun Mei Cin bertanya sesuatu yang mengejutkannya.
"Moon Li dari tadi selalu memperhatikanmu" Mei Cin berkata setengah berbisik.
"Biarkan saja!" Kata Wang Lee, Namun jantungnya berdegup kencang, ia memakai jaket Hoodie yang di pakek pada malam itu saat ia menolong Moon Li
"Ah...Betapa cerobohnya aku!" Batin Wang Lee mengerutu kesal.
Di tengah malam dalam buaian mimpi.
Seorang gadis bermimpi ketemu dengan pangeran berkuda yang memberinya bunga.
Lalu mereka jatuh cinta, berkeluarga, punya anak dan tinggal di sebuah istana, bahagia selamanya seperti cerita dalam dongeng.
Lantas bagaimana jika pangeran itu adalah yang melompat turun dari sebuah dahan pohon?
Dengan wajah tertutup dan kepala tertutup memakai pakaian hitam, sorot matanya tegas, Namun lembut memandang dengan gagah menyelamatkannya.
Menghancurkan penjahat...Lalu memberikan sebuah kecupan kepada sang gadis dan berlari pergi.
Moon Li sakit kepala, bagaimana wajah itu bisa berubah menjadi Wang Lee.
Tidakkah itu membuat sebuah kegilaan ketika jatuh cinta kepada satu hal yang telah ia hancurkan?
Kini setiap ia merangkai angan, yang terlihat wajah acuh yang memandang dirinya dengan angkuh.
Wang Lee....Akhirnya Moon Li terlelap.
Di pagi di luar tenda...
Mei Cin menendang kaki Wang Lee dalam kantong tidurnya.
Wang Lee mengeliat dan memperdalam lelap tidurnya.
Melihat itu Mei Cin tersenyum dan bersimpuh duduk di depan kepala pemuda itu dan memencet hidungnya.
"Jahat sekali" Suara aneh terdengar dari tenggorokan Wang Lee.
Mei Cin terbahak bahak, ia tau Wang Lee hanya berpura pura tidur.
Membuka matanya, Wang Lee bangkit tidur dan bertanya.
"Jam berapa ini?" Wang Lee menatap wajah cantik yang ada di depannya ini.
"Setengah tujuh" Jawab Mei Cin.
"Kalian tega membiarkan aku tidur di luar tenda" Rungut kesal Wang Lee.
"Hahaha...Siapa suruh kamu jadi cowok!" Balas Wang Lee dengan ekspresi geli.
Di sebuah sungai.
Wang Lee berendam di sebuah sungai kecil di belakang tenda.
Ia begitu malas ke pemandian umum dan mengantri dengan ratusan orang di sana.
Sungai itu begitu bersih dan airnya sangat jernih. Wang Lee menghirup segarnya udara dan menikmati sejuknya udara di pagi hari.
Ia teringat Amora yang ada di istana yang sekarang pasti tertidur memulihkan kekuatannya.
Ia heran kepada gadis cantik itu tak pernah Wang Lee melihat Amora makan, apakah makhluk dari dunia lain tidak perlu makan dan minum? Lalu bagaimana mereka tumbuh.
Sebuah kerikil mencemplung di sampingnya, Wang Lee melihat Mei Cin berdiri di dekat tenda dan memandangnya dan bertanya.
"Apakah kamu mau mandi seharian?" Mei Cin mengambil satu kerikil lagi dan melemparkan kearah Wang Lee.
Wang Lee mengelak dan membenamkan seluruh tubuhnya kedalam sungai.
Bagian 32. Bersambung.
lah siapa tuh cewek dalam bayangan wong lee itu ya