Langkah Bersama Bintang

Sindy tak menyangka 'sedikit pun jika guru laki-laki yang sedang ia dekati itu memiliki kedekatan dengan Maya, walaupun memang dia tidak tahu betul Irwan dan Maya itu memiliki hubungan apa dan apakah mereka saudara atau sepasang kekasih atau hubungan yang lainnya, yang jelas dia tak bisa menduga-duga tentang hal itu.

"Sungguh membuat hatiku panas saat melihat Maya dan kak Irwan jalan bergandengan dan terlihat begitu mesra juga sangat serasi sekali sebelum nya tak pernah dari sekian banyak laki laki yang aku dekati takpernah sampai sepanas ini rasanya hatiku!! kenapa dengan diriku ini" batin Sindy bertanya pada dirinya sendiri sambil terus melihat kearah Maya dan Irwan yang masih diam juga sambil berpegangan tangan dan terlihat sangat jelas Dimata Sindy entah rasanya dia harus berkata apa atau menanyakan kepada mereka bahwa apa yang ia lihat saat ini hanyalah sebuah mimpi saja dan berharap bukan sebuah kenyataan yang pahit.

Disisi lain Maya yang 'menyadari dengan sikap Sindy yang mulai termenung dengan kenyataan apa yang sedang ada dihadapan matanya ini, sebenarnya bukan keinginan

dirinya untuk melakukan ini terhadap Sindy hanya sekedar memperingatkan saja bahwa tak selamanya setiap sekolah itu, 'sama dengan lingkungan juga berbeda dengan lingkungannya dulu.

Agar jangan sampai terlena dengan kebiasaan nya dulu yang suka menggoda laki-laki mana saja yang dia mau dengan cara apapun itu pasti akan berhasil memikat para pria mana pun, tapi sekarang tidak akan lagi terjadi agar Sindy tau jika tak selamanya apa yang dirinya ingin kan akan terwujud ada kalanya semuanya akan sirna dan kini Maya yang akan membuktikan semua itu agar Sindy berubah dan bisa mengerti tentang realita kehidupan yang sesungguhnya,

karena tak semua ketampanan

bisa dibeli hanya dengan sebuah kecantikkan dan keindahan tubuh saja, jika wanita yang mengerti pasti tau apa jawabannya bukan?!!!! karena łaki-laki bukan hanya menginginkan kecantikan juga keindahan tapi laki-laki juga ingin mendapatkan cinta yang tulus bukan sekedar nafsu semata tetapi arti sebuah pengorbanan dan kasih sayang dari seorang wanita yang benar benar wanita itu lah yang akan dicari oleh seorang lelaki yang sesungguhnya lelaki sampai sini faham...!! Udah kayak ustadzah aja gaya ngomongnya...wkwkwk.

" Author jadi kebawa suasana nih para pemirsa...!!"

******

Lalu tak lama kemudian Sindy mendekati Irwan dan Maya lalu ditariknya tangan Maya hingga terpisah dari Irwan, dengan pelan Sindy membawa Maya agak sedikit menjauh dari Irwan dan yang lainnya. " May! Sebenarnya kamu punya hubungan apa sama kak Irwan?! Kamu suka sama dia hah..atau kamu belum tau kalo aku itu ceweknya dia satu sekolah ini udah tau kok kalo aku itu pacaran sama kak Irwan jadi kamu jangan pernah ganggu hubungan antara aku sama kak Irwan ya!! Mumpung sekarang aku lagi berbaik hati sama kamu jadi tolong jangan pernah kamu deketin lagi kak Irwan Ok.!!" Terang Sindy panjang lebar dengan sifat aslinya yang selalu menjadi sebuah senjata untuk menghadapi lawannya agar ciut nyalinya dan menyerahkan .pasangannya pada dirinya tapi sayangnya Maya tidak seperti apa yang dipikirkan oleh Sindy.

"Oohh. gitu memangnya kapan kak Irwan nembak kamu dan kapan kak Irwan ketemu sama orang tua kamu..Hem?!" Tanya Maya pada Sindy dan alhasil diapun dibuat gelagapan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Maya padanya sungguh diluar dugaannya, pasalnya ketika Sindy mengaku ngaku sebagai pacar setiap laki laki yang temui nya dan ketika pacarnya yang asli bertanya pasti dia selalu menang dan belum pernah ada yang bertanya sampai kesana.

" Duhhh!! Gue harus gimana nih.. susah juga jawabnya,eemmm terus kalo ditanya apa buktinya gue harus kasih bukti apa dong sama dia aduhhh...!!" Gerutunya dalam hati sambil menatap sekitar berharap bibinya datang untuk membelanya.

" Gimana nona Sindy? !" Tanya Maya sambil berusaha menelisik apa yang sedang dipikirkan oleh Sindy.

"E.. emangnya aku harus kasih tau kamu gitu waktu kak Irwan dateng ke rumah ku gitu,..heh terus aku juga harus bilang kapan aku ditembak sama kak Irwan, iya!!!" Jawab Sindy sambil terbata karena gugup terus menerus ditatap oleh Maya dengan pandangan yang tajam.

"Iya!...Dan apa buktinya kalo emang iya kak Irwan nembak kamu dan datengin rumah kamu heh!! Bisa jawab gak!!?" Jawab Maya dengan nada menekan Sindy untuk membuktikan semua pertanyaannya.

Dengan wajah yang sudah memerah Maya mendekati Sindy dan dengan sedikit di tinggikan suaranya." LU TUH YA!! KALO SEKIRANYA GAK BISA NGEBUKTIIN OMONGAN LU SENDIRI GAK USAH NGAKU-NGAKU DEH!!" Bentak Maya sambil tersenyum dingin yang membuat seluruh orang yang melihat hal itu bergidik ngeri.

" Dan satu hal lagi..Lu kalo mau sekolah ya sekolah aja gak usah ada niat mau caper sama kak Irwan YA!! tolong ubah niat lu itu OK sampai sini 'fahamkan...!!"' Ungkap Maya lagi dan mendekat kembali lagi kehadapan Irwan.

"Oh ya asal lu tau kak Irwan itu punya gue jadi lu jangan pernah lagi coba-coba godain dia lagi Ok! Kalo lu masih ngegodain dia lu akan tau akibatnya...!" Cetusnya sebelum pada akhirnya meninggalkan lorong sekolah itu menuju ruang kerja Irwan lalu bayangan mereka berdua pun menghilang diujung lorong.

Disisi lain Sindy hanya terdiam tak berdaya di tempatnya sambil melihat kearah kepergian Maya dan Irwan, dalam hatinya dia mulai sadar akan kesalahannya yang selalu mengganggu dan menghancurkan hubungan

orang lain ada rasa penyesalan dengan semua yang ia lakukan selama ini.

Saat dirinya akan berbalik namun dia dikagetkan oleh Rangga yang berdiri di depannya saat ini. "Udah lah gak usah banyak ngelamun aja biar yang lalu biarlah berlalu jangan terlalu dipikirin, mending sekarang kita masuk kelas aja gimana mau kan...!!" Ajak

Rangga sambil merangkul pundak Sindy dengan gaya anak bandelnya.

Sindy hanya mengangguk saja dan mereka berdua pun segera masuk kedalam kelas. sambil menunggu waktu pulang tiba mereka mencari kegiatan yang positif entah itu menyapu atau main tebak-tebakan apapun itu mereka lakukan agar tidak bosan menunggu.

Sementara itu Maya yang hendak keluar dari ruangan Irwan malah ditahan dan tangannya ditarik lagi masuk, 'oleh Irwan." Tunggu dulu dong...! kok buru-buru banget sih cantik Hem?! Mau kemana balik kekelas atau mau pulang?!"Tanya, Irwan sedikit berbeda dari biasanya.

"Apa iya ini kak Irwan kok agak lain ya.."batin Maya sambil menatap wajah Irwan dengan teliti.

"Kenapa kok natapnya kayak gitu ada yang berbeda ya, atau bingung mau ngapain atau

bingung mau ngomong apa, He'm!!" Tanya Irwan lagi sambil tersenyum menggoda kearah Maya.