Keilani Nassandra telah dijatuhi talak tiga oleh Galang Hardiyata, suaminya.
Galang masih mencintai Kei begitu juga sebaliknya, Kei pun masih mencintai Galang, teramat sangat mencintai lelaki yang sudah berkali-kali menyakiti hatinya itu.
Kei dan Galang berniat rujuk kembali, akan tetapi, Kei harus menikah terlebih dahulu dengan lelaki lain, setelah Kei dan lelaki lain itu bercerai barulah mereka bisa rujuk kembali.
Oleh sebab itu Galang meminta bantuan temannya di salah satu club eksklusif yang Galang Ikuti Hardhan Adipramana untuk bersedia menikahi Kei dan segera menceraikan Kei setelah mereka melewati malam pertama.
Bagaimana reaksi Galang begitu mengetahui Hardhan adalah Presdir dari beberapa perusahaan terbesar abad ini?
Mampukah Kei bertahan dengan sikap dingin dan arogan Hardhan?
Dan pada akhirnya ...
Ketika cinta harus memilih ...
Siapakah yang akan dipilih Kei?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar Mereka
Ini kali kedua Kei memasuki rumah Hardhan, rumah suaminya, yang sekarang sedang menggandeng tangannya.
"Anak-anak Mama ... Baru ditinggal semalam saja sudah membuat mama merindukan kalian," sambut mama mencium pipi Hardhanb dan lanjut memeluk Kei.
"Baru sehari tidak melihat Mama, tapi Mama terlihat tambah muda nih," goda Kei sambil menyeringai lebar
"Tambah lagi satu anak nakal yang senang menggoda Mama," kekeh mama sambil mencubit hidung Kei, membuat Kei terkekeh pelan.
"Hardhan kamu tunggu apa lagi? Lekas bawa istrimu ke kamar, dia terlihat lelah," lanjut mama sambil mengedipkan sebelah matanya ke Hardhan.
"Aku memang mau membawa istriku ke sana. Tapi seseorang menghalangi langkah kami," sindir Hardhan pura-pura kesal.
"Ya sudah sana istirahat, santai saja jangan buru-buru keluar kamar." Mamanya tersenyum jahil.
Kei tiba di kamar tidur Hardhan, kamar yang terlihat maskulin dengan dekorasi warna maroon dan emas. Kamar itu lebih luas dari kamar hotel tadi.
Kei harus melewati ruangan yang luas dulu sebelum sampai ke pintu kamar, ruangan itu berisi Sofa kulit putih yang membentuk huruf U dan menghadap ke TV, di sudut kiri terdapat mini bar dengan aneka minuman berbaris rapi di rak belakangnya. Pintu ruang tidur ada di sisi kanannya.
Hardhan membukanya untuk Kei, dan membimbing Kei masuk lebih dalam. Tempat tidur extra king mewah menjadi daya tarik utama di ruangan ini, dengan jendela kaca besar di belakangnya.
Di sebelah kiri ada dua kursi santai dengan meja bulat di tengahnya, dan di sebelah kanannya merupakan ruang pakaian yang sama besarnya dengan ruangan tempat tidur. Kei masuk ke ruangan itu, di tengahnya terdapat meja kaca panjang yang berisi dasi Hardhan, jam tangan pria dan jam tangan wanita, Kei langsung menatap Hardhan
"Aku meminta Alex memilihkannya untukmu, di sebelah kiri adalah rak pakaianmu, dan di sebelah kanan rak pakaianku, kau bisa cek dan beritahu aku kalau ada yang kurang."
Kei menoleh ke sebelah kirinya, meja rias berada ditengah-tengah rak pakaian, rak tas dan rak sepatu. Kei melihat tas dan sepatu yang sudah terpajang cantik disana, kesemuanya adalah barang-barang branded.
"Ini terlalu berlebihan Hardhan," kata Kei sambil menghela napas, berapa banyak uang yang dikeluarkan suaminya untuk ini semua. Hardhan menghampirinya, dan memeluk Kei dari belakang.
"Tidak ada yang berlebihan untuk istriku, dan kau harus lihat ini."
Hardhan membuka laci-laci di sebelah kiri Kei, membuat Kei terperangah dan langsung menutup mulutnya dengan tangan, Isinya perhiasan-perhiasan mewah yang Kei tidak pernah bermimpi untuk memakainya.
"Ohh astaga!" bisik Kei lirih.
"Kau suka? Jangan ... Jangan bilang ini berlebihan," Hardhan terkekeh geli membuat Kei memberengut
Kei melepaskan diri dari pelukan Hardhan dan berjalan ke meja riasnya, "Astaga ... Darimana kamu tahu merk kosmetik yang biasa aku pakai?"
Hardhan menyeringai lebar, "Aku minta tolong bi Inah mencatatnya untukku."
Kei memutar kedua bola matanya, bahkan pembatunya saja sudah beralih setia ke Hardhan. Kei lanjut melihat rak pakaiannya, sama seperti di hotel tadi, hanya saja di sini lebih manusiawi, ada hotpants, tanktop, kaos, jeans dan pakaian non formal lainnya.
"Jangan bilang ini Alex juga yang memilihnya?" tanya Kei sambil menyipitkan kedua matanya
"Memangnya siapa lagi yang aku percaya selain Alex?"
Kei langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya, "Oh astaga, aku malu sekali! Dia bahkan tahu ukuran pakaian dalamku. Membayangkan aku bertemu dengannya nanti dan dia yang memilihkan pakaianku bahkan sampai yang pribadi sekalipun ... Aahhhh aku malu!" erang Kei sambil menghentakkan kakinya, membuat tawa Hardhan pecah.
Hardhan kembali membawa Kei ke dalam pelukannya, "Kau imut sekali ketika sedang merajuk, Sayang."
"Coba kamu bayangkan jika kamu yang berada di posisiku saat ini."
Hardhan melepas pelukannya, menatap lembut istrinya, "Kalau aku jadi kamu, aku akan sangat berterima kasih kepada suamiku. Dimulai dari ini ... "
Hardhan menunduk dan mencium Kei, tangan kanannya menahan tengkuk Kei, dan tangan kirinya merangkul pinggang Kei. Kei melingkarkan tangannya ke leher Hardhan, dan mulai membalas ciumannya, membuat Hardhan kaget.
Dengan enggan Hardhan menyudahi ciumannya, kalau tidak ia akan membawa Kei ke tempat tidur.
Napas Kei terengah-engah, wajahnya merona merah dan mata sendunya ... Hardhan berusaha menekan gairahnya, mencari pengalihan dari rasa ingin membopong Kei ke tempat tidur. Hardhan menyentil kening Kei, membuat wanita itu memekik pelan, "Sakit!" Kei mengusap keningnya sambil memberengut kesal.
Raksasa ini, kenapa senang sekali sih nyentil jidatku? Huft!
"Lekas ganti baju, aku akan menemanimu berkeliling rumah ini, supaya kau tidak tersesat di rumah sendiri nantinya." Hardhan tersenyum, matanya berkilat jahil.
"Lebay ahh."
Kei mulai memilih baju yang akan ia pakai, mencari model baju yang biasa ia pakai saat dirumah, "Apakah mama akan keberatan jika aku menggunakan hotpants di depannya?"
"Pertanyaan yang salah, harusnya kau bertanya apa aku keberatan kau memakai hotpants. Yang dengan tegas akan ku jawab oh sudah pasti aku akan keberatan."
"Kenapa?"
"Sayang, banyak asisten rumah tangga pria di rumah ini. Aku tidak bersedia kalau mereka bisa menikmati paha mulusmu itu."
Kei memutar kedua bola matanya lagi, "Berhentilah menggodaku, atau aku akan berpikiran kamu jenis suami pencemburu."
"Mungkin itu benar."
"Kalau bebek bisa terbang!" sungut Kei membuat tawa Hardhan kembali pecah.
"Oh, aku benar-benar menikmati berdebat denganmu, Sayang. Sekarang cepat ganti bajumu dengan baju rumahan, aku sudah mencium bau keringat di baju yang kau pakai itu."
Hardhan kembali tertawa ketika dengan cepat Kei mencium ketiak kiri dan kanannya. Merasa di usilin Hardhan lagi Kei merajuk, mengambil baju dan langsung ke kamar mandi, tawa Hardhan masih terdengar di belakangnya.
Kei kembali ternganga melihat kamar mandinya, persis dengan kamar hotel tadi, ada jacuzzi, sauna dan private massage room. Shower sherle wagnernya saja berlapis emas dua puluh empat karat.
Benar-benar sebuah pemborosan yang haqiqi, sungut Kei dalam hati.
Selesai mengganti baju Kei keluar dari kamar mandi, melewati lorong ruang pakaian dan mendapati suaminya tertidur di sofa panjang, tidak ingin membangunkan suaminya yang mungkin saja kelelahan, Kei memutuskan untuk berkeliling sendiri.
Kei menutup pelan pintu di belakangnya, dan bingung harus mulai darimana menjelajahi rumah ini, terlalu besar, dan benar kata Hardhan, Kei takut tersesat. Tapi dia juga akan bosan jika hanya diam di kamar saja.
Kei mengikuti jalan yang tadi ia lewati bersama Hardhan, menuruni tangga utama rumah ini yang posisinya tepat di tengah-tengah aula besar.
Apa raksasa itu tidak kesepian ya tinggal hanya berdua dengan mamanya dirumah sebesar ini?
Mengikuti instingnya Kei terus berjalan sampai ia melihat pintu yang mengarah ke taman belakang, Kei pun melangkahkan kakinya ke sana.
kesetiaan antar keluarga
ceritanya ngangenin walaupun sudah tau endingnya tapi masih semangat baca lagi