Feylindita adalah seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai seorang agen rahasia yang bekerja di bawah pusat keamanan negara. Keahlian menembak dan bela diri yang luar biasa, membuatnya menjadi salah satu agen rahasia yang sangat di andalkan. Tak ada yang mengetahui tentang pekerjaannya, termasuk keluarga bahkan suaminya sendiri.
Ia menikah dengan Giantara Aditama seorang CEO sebuah Mall ternama melalui perjodohan. Tepatnya Feylin 'Dijual' pada keluarga Aditama oleh sang paman yang merawatnya sejak kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan.
Namun ia beruntung karena memiliki mertua dan ipar yang baik. Cobaannya hanyalah suami yang selalu bersikap dingin dan cuek padanya.
Apakah hubungan pernikahan mereka akan membaik?
Apakah keluarganya akan mengetahui pekerjaannya yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Berubah Pikiran
Seharian ini Fey hanya bisa berdiam diri di kamar hotel. Dua orang Body Guard wanita kiriman Erik, setia berjaga di ruang tamu kamar Hotel yang ia tempati. Gian sendiri sedari pagi sudah pergi bersama Martin untuk mengurus pekerjaan mereka, tentu saja Erik pun ikut mendampingi.
Fey kembali mengotak - atik gawainya setelah melakukan panggilan vidio dengan Mama Mila, Papa Abraham dan Kia. Mendengar celotehan Kia membuat Fey cukup terhibur. Gadis kecil itu meminta banyak oleh - oleh pada Fey.
Drrtt... Drrrtt...
Panggilan vidio kembali masuk ke ponselnya. Kali ini Elno yang melakukan panggilan vidio dengannya.
"Woy! Gimana kondisi lo? Parah gak lukanya? Di jahit, apa di obras?" Tanya Elno begitu panggilan vidio itu terhubung.
"Gue? Baik lah. Cuma goresan gini doang." Sahut Fey dengan bergurau.
"Wedeh! Sombong bet lo, Kak. Kayak punya ilmu kebal aja, Lo." Sahut Andre yang membuat Fey tertawa.
Ya, tak hanya Elno, di sana ada Axcel, Andre dan juga Yuan. Mereka sedang berada di Markas dan sengaja menelfon Fey setelah mendapat kabar mengenai 'kecelakaan' yang menimpa sahabat mereka.
"Gue tanya beneran, ogeb. Bikin kita panik aja foto kiriman lo. Keknya parah banget sampe di bungkus gitu." Omel Elno yang membuat Fey tertawa.
"Gak apa - apa, aman. Lagian gue juga di jaga dua Body Guard sekarang." Kekeh Fey.
"Wih, perhatian banget Kak Gian. Belum tau aja doi siapa bini nya." Kekeh Yuan.
"Jangan sampe tau lah! Sembarangan banget lo." Cicit Fey.
"Lo yang di jaga body guard, apa lo yang jagain mereka, Fey?" Tanya Axcel yang kembali mengundang tawa mereka.
"Gue ngeri aja kalo - kalo body guardnya di ajak sparing sama Kak Fey buat ngelemesin otot." Sahut Andre yang kembali memecah tawa mereka.
"Mana ada, gue lagi akting jadi istri lemah lembut yang lagi sakit gegara kesabet piso gini." Kekeh Fey.
"Gimana kromboloninya, Kak? Coba ceritain, penasaran gue. Bisa - bisanya Eiodi kegores piso." Ledek Yuan.
"Kronologi! Kenapa jadi kromboloni? Laper lo?" Cicit Elno sambil menoyor kepala juniornya.
Fey pun menceritakan bagaimana kejadian yang menimpanya dan Gian hingga membuat ia terluka.
"Itu pisonya karatan gak, Kak? Abis gores kulit lo?" Ejek Andre.
"Langsung tumpul sih kayaknya itu malahan." Sahut Fey yang membuat rekan - rekannya terbahak - bahak.
"Donatur royal lo gak apa - apa, Fey?" Tanya Axcel.
"Iya, dia baik - baik aja." Jawab Fey.
"Dia gak curiga, Kak? Lo bisa ngebanting orang yang besarnya dua kali lipat dari badan lo?" Tanya Andre.
"Gak tau, ya. Dia gak pernah bahas masalah itu dari semalem sampe sekarang ini. Mudah - mudahan dia gak curiga, kan dia juga tau kalo gue ini mantan atlet bela diri." Jawab Fey yang sedikit ragu.
Ia sebenarnya tau kalau Gian bukanlah orang yang bodoh. Namun, sepertinya selama ini suaminya itu percaya saja dengan apa yang di katakan oleh Fey.
"Terus, sekarang gimana perkembangannya? Udah ketemu orang yang mau nyelakain lo sama Gian?" Tanya Axcel.
"Udah, Kak. Terakhir gue denger sih, lagi di introgasi sama sahabatnya Kak Gian. Belum tau tuh siapa dalangnya." Jawab Fey.
"Masih di tanya lagi, udah pasti CEO BB Company lah. Gak lain dan gak bukan tuh." Celetuk Andre.
"Belum tentu, lagian belum ada bukti. Barang kali Gian punya musuh lain di sana. Kita juga gak tau, kan, kalo - kalo ada yang sengaja mau memperburuk situasi antara Gian sama CEO BB Company." Sahut Elno.
"Setau gue ya, Kak Gian itu gak punya musuh. Dia tuh tipikal orang yang males cari masalah sama orang lain." Ujar Fey.
"Ciyee, belain suami." Gelak Andri yang mengundang tawa mereka.
"Tapi, kita gak tau juga, Fey. Barang kali ada yang gak suka sama Gian dan sepak terjangnya di dunia bisnis, kan?" Sergah Elno.
"Butuh kita turun gak? Kita bisa minta bantuan ke 'temen - temen' kita yang di sana lewat Kapten Yudha." Tanya Axcel lagi.
"Mm, sementara gak usah dulu deh, Kak. Gue takut Kak Gian malah curiga nantinya. Secara, gue yang cuma pegawai LBH masak bisa dapet informasi kayak gitu. Lagian, sahabat Kak Gian di sini, lumayan juga sepak terjangnya." Jawab Fey yang menolak tawaran dari Seniornya.
"O.K. Kalo perlu sesuatu atau terjadi sesuatu lagi sama lo, cepet kabarin kita. Kita gak mungkin diem aja kalo keluarga kita lagi dalam bahaya." Pinta Axcel yang di jawab anggukan oleh Fey.
Mereka kemudian berbincang lagi sejenak. Gurauan dan banyolan dari rekan - rekannya, membuat Fey tak berhenti tertawa. Mereka pun menghentikan panggilan setelah puas mengobrol kesana dan kemari, berghibah juga tentunya.
Hari sudah menjelang petang ketika Gian kembali ke Hotel. Pria tampan itu tiba - tiba langsung memeluk Fey yang sedang bersantai sambil menonton film.
"Kenapa deh, Kak? Tiba - tiba banget. Malu tuh, nanti di lihat sama Body Guardnya Kak Erik." Ujar Fey saat Gian memeluknya.
"Kangen. Lagian aku juga butuh ketenangan." Jawab Gian.
"Meditasi kalo mau tenang, Kak." Sahut Fey yang membuat Gian tertawa.
"Peluk kamu aja, udah bisa bikin aku tenang kok, Sayang." Kata Gian yang membuat Fey tersenyum tipis.
"Pasti bosen ya di Hotel aja dari tadi. Maaf ya, aku gak bisa nemenin kamu." Ujar Gian sambil mengusap - usap puncak kepala Fey setelah melepaskan pelukannya.
"Iya, gak apa - apa. Aku justru jadi me time karna gak kamu jahilin seharian ini, Kak." Jawab Fey sekenanya.
"Kamu udah makan, Sayang?" Tanya Gian.
"Belum."
"Yaudah, aku mandi dulu, setelah itu kita ke Resto." Ujar Gian yang kemudian beranjak menuju ke kamar.
Tak lama kemudian, Gian keluar dengan kondisi yang sudah lebih segar. Pria tampan itu lalu menghampiri Fey yang nampak masih saja asyik menonton film.
"Tadi ada orang kirim gaun dan jas, Kak." Celetuk Fey sambil melihat ke arah sofa tempat Gaun dan Jas itu di letakkan.
"Oh iya. Itu pesananku, Sayang." Jawab Gian.
"Untuk apa? Ada acara penting lain di sini, sampe beli gaun dan jas segala, Kak?" Tanya Fey.
"Tadinya aku mau bawa kamu ke pernikahan sepupu kamu, besok. Tapi kayaknya gak jadi deh, lihat kondisi kamu yang kayak gini. Aku takut kamu kenapa - napa lagi." Kata Gian.
"Oh." Jawab Fey.
"Tapi aku penasaran deh pingin lihat reaksi mereka kalo tiba - tiba aku dateng." Ujar Fey yang tiba - tiba berubah pikiran.
"Kamu mau dateng?" Tanya Gian.
"Yah kalo Kak Gian ada waktu. Lumayan lah cari hiburan dari pada gabut." Fey balik bertanya.
"Aku pasti punya waktu buat kamu dong, Sayang." Jawab Gian sambil tersenyum.
"Cchh! Bohong banget. Buktinya seharian aku di cuekin." Gerutu Fey yang membuat Gian terkekeh.
