NovelToon NovelToon
Ketika Mantan Istri Mas Kapten, Hadir

Ketika Mantan Istri Mas Kapten, Hadir

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Rumah tangga yang baru dibina satu tahun dan belum diberi momongan itu, tampak adem dan damai. Namun, ketika mantan istri dari suaminya tiba-tiba hadir dan menitipkan anaknya, masalah itu mulai timbul.

Mampukah Nala mempertahankan rumah tangganya di tengah gempuran mantan istri dari suaminya? Apakah Fardana tetap setia atau justru goyah dan terpikat oleh mantan istrinya?

Ikuti kisahnya yuk.

IG deyulia2022

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Seperti Keluarga Yang Utuh

     Mobil Dana sudah tiba di sebuah tempat rekreasi kebun bunga yang dilengkapi berbagai wahana permainan. Devana dan Raina sudah menuruni mobil duluan. Sementara Nala menahan sejenak lengan suaminya. Nala sedikit protes pada Dana.

    "Mas, Mas Dana senang bisa jalan lagi dengan mantan istri Mas Dana? Wajah Mas Dana terlihat happy, apakah memang harus se excited ini ketika jalan dengan mantan istri?"

Dana terhenyak mendengar kalimat yang dilontarkan Nala barusan. Seperti sebuah tudingan. Sumpah demi apapun, dia tidak pernah ada perasaan lagi dengan mantan istrinya itu. Saat ini yang ada dalam kepala Dana hanyalah kebahagian Raina anak semata wayang.

     "Sayang, kamu ngomong apa? Aku sama sekali tidak seperti itu. Sudah aku jelaskan tadi, bahwa aku tersenyum dan terlihat bahagia seperti ini, semua demi Raina semata. Aku senang bisa menghabiskan waktu kembali bersama Raina. Setelah hampir lima tahun aku tidak dipertemukan dengan Raina oleh mamanya. Jadi, saat ini merupakan moment yang tepat jika aku merasa bahagia. Sebab kalau tidak hari ini, mau kapan lagi mantan istriku itu membiarkan Raina liburan atau tinggal sementara bersama aku?" tutur Dana berharap pengertian Nala.

     Nala tidak menyahut, dia nampak masih merengut meskipun Dana berusaha menjelaskan perasaannya terhadap Devana saat ini seperti apa.

     "Ayo, sekarang kita turun saja, tidak enak sama Raina," ajak Dana seraya membukakan sabuk pengaman yang melilit pinggang Nala.

     "Tidak enak sama Raina atau mamanya Raina?" rajuk Nala sembari manyun, dia merasa cemburu.

     Dana menghentikan pergerakan tangannya sejenak di pinggang Nala, untuk membuka sabuk pengaman istrinya itu. Dia sedikit tergugu, karena Nala terkesan cemburu.

     "Kamu cemburu, Sayang? Tidak dong, aku hanya tidak enak dengan Raina, putriku. Ayo kita keluar, ya. Nanti aku cium bibir kamu yang sedang manyun ini, bikin gemas saja," rayu Dana seraya menatap wajah Nala yang lucu karena sedang kesal, lalu dicubitnya kecil, tapi Nala menghindar.

     "Awas, ya, Mas. Jangan dekat-dekat dengan Mbak Devana. Kalau tidak, kamu akan tahu akibatnya," peringat Nala lagi sebelum mereka turun, penuh ancaman.

     "Iya dong, Sayang. Aku tidak akan dekat-dekat. Kamu jangan terlalu cemburu dan mengancam segala. Aku hanya melakukan ini demi Raina," balas Dana sembari nyosor dan mengecup pipi Nala sekilas, ini dia lakukan untuk merayu Nala agar tidak merajuk terus. Dana pun mengajak Nala turun dari mobil.

     Nala dan Dana keluar dari mobil, lalu menghampiri Devana dan Raina yang sudah lebih dulu duduk di sebuah bangku panjang di tempat wisata itu.

     Devana dan Raina menoleh sekilas ke arah Nala dan Dana yang baru datang. Terlihat wajah perempuan beda generasi itu tidak senang dan justru jutek.

     "Papa, kenapa lama di dalam mobil? Raina sudah kepanasan menunggu Papa," protes Raina dengan bibir yang mengerucut.

     Dana merasa bersalah, ia segera meraih lengan Raina dan mengajaknya masuk ke dalam tempat wisata kebun berbunga itu.

     Sementara Nala, terus berada di samping Dana dan memegangi tangannya, ia tidak mau memberi peluang untuk Devana dekat-dekat dengan suaminya.

     "Papa, aku mau naik mobil odong-odong itu. Ayo, Pa," tarik Raina menuju odong-odong yang dia tunjuk. Dana yang baru saja masuk dan membayar tiket masuk, terpaksa mengikuti sang anak.

     "Ya ampun, anak Mas Dana ini kenapa sih, seperti tidak mau aku dekat-dekat dengan papanya? Salahku apa? Di hari pertama saja Raina sikapnya sudah tidak ramah denganku. Sabar, sabar. Raina masih bocah beranjak ABG, aku harus memakluminya," hibur Nala pada dirinya sendiri.

     "Ini bukan odong-odong, Sayang, tapi mobil bandros kaya di kota Bandung itu," ralat Dana.

     "Iya, aku mau naik mobil itu. Ayo, Pa." Raina kembali menarik lengan Dana menuju mobil bandros yang pinggirnya tidak ditutupi kap, tapi dibatasi besi. Mobil itu terbuka begitu saja, pegangannya hanya bertumpu pada kursi yang berada di depannya.

     "Bandrosnya hanya cukup untuk tiga orang lagi, Pak," kata petugas taman rekreasi itu memberi tahu.

     "Ya sudah, kita cukup, kok. Ayo, Mas, kita masuk." Kini giliran Devana yang tiba-tiba saja menarik lengan Dana, tanpa peduli di sana ada Nala. Hal ini membuat Dana terhenyak, lagi-lagi dia merasa tidak enak dengan Nala sang istri.

     Nala membelalakkan mata saat melihat Devana berhasil meraih lengan suaminya. Nala tidak kalah dengan Devana, ia tidak melepaskan pegangan tangannya di lengan Dana.

     "Mas, lebih baik biarkan Mbak Devana dan Raina saja yang menaiki odong-odong itu. Kita menunggu di kursi tunggu saja sambil menikmati bakso," gagas Nala memberi solusi, seraya menarik lengan Dana menuju stand penjual bakso.

     Dana terlihat berpikir sejenak. "Ok. Raina, Raina sama mama saja naik odong-odongnya, ya." Dana berbicara pada Raina begitu lembut berharap sang putri semata wayang nurut.

     "Tidak mau, Raina mau naik odong-odong bersama Papa dan Mama. Kapan lagi aku bisa naik ini bersama kalian?" protesnya sembari berkaca-kaca.

     "Tidak apa-apa, sama mama saja, ya. Papa menunggu di kursi itu bersama Tante Nala," bujuk Dana lagi.

     "Papa tidak sayang Raina." Raina merengut lalu menangis terisak. Dana kebingungan melihat Raina menangis.

     "Pak, bagaimana, mau naik tidak? Ini kasihan lho anaknya sampai nangis. Kalau sayang anak, lebih baik bapak turutin saja," ujar seorang penumpang yang sudah menaiki mobil bandros lebih dulu, tidak sabar, wajahnya menyimpan kesal.

     "Sayang, bagaimana ini, Raina menangis?" Dana meminta pendapat Nala seraya menatap wajah sang istri lekat, meminta pengertiannya. Nala dengan berat hati terpaksa membiarkan Dana menaiki mobil bandros membersamai Raina bersama mantan istrinya. Meskipun hatinya begitu dongkol.

     "Sebentar, Mas. Aku minta uang, aku mau jajan bakso dan jajanan lainnya. Aku minta dompetmu," ujar Nala sembari menadahkan tangan di depan Dana. Dana termenung sejenak, tapi tidak lama kemudian ia berikan dompetnya pada Nala.

     "Ok. Kami jalan dulu, ya. Kamu jajan sepuasnya di sini," ucap Dana sembari mencubit kecil pipi Nala dengan gemas. Hal itu membuat Devana dirasuki cemburu dan marah. Entah kenapa, melihat mantan suaminya memperlakukan Nala penuh cinta, Devana iri hati.

"Huh dasar sok dicintai," ejek Devana dalam hati.

     Setelah Dana menaiki mobil bandros, tidak lama dari itu, mobil bandros pun mulai berjalan mengelilingi taman rekreasi kebun bunga.

Sementara Nala, segera beranjak dari tempat itu menuju kedai atau stand bakso. Nala memesan bakso satu porsi, beserta es campur. Untuk sementara, Nala bisa meredam perasaan galaunya karena ditinggal Dana, dengan mengisi perut di sana.

     "Jajan apalagi, ya, ada gado-gado, kebetulan aku pengen makan gado-gado." Nala memesan gado-gado dan duduk santai di meja depan stand gado-gado. Ia menikmati makanan sehat itu, untuk sementara Nala bisa melupakan Dana, Devana dan Raina yang belum kembali ke tempat itu.

     Perut Nala sudah kenyang. Setelah menikmati gado-gado dan memesan minuman es boba, Nala segera beranjak dari stand makanan menuju sebuah gazebo di taman itu. Nala bisa beristirahat sambil menikmati taman bunga yang bermekaran bunga-bunga yang indah, sembari menikmati es boba yang tadi dibelinya.

"Ah, indah sekali pemandangannya. Rasanya aku ingin ambil foto di dekat bunga-bunga itu. Tapi, siapa yang akan ambilkan? Mas Dana belum kembali, sementara orang-orang sibuk dengan kegiatannya sendiri," bisiknya bingung minta tolong ambilkan foto pada siapa.

     Sementara itu Dana, Devana dan Raina, kini sudah mengakhiri petualangannya menaiki mobil bandros di sekeliling taman rekreasi.

     "Papa, aku pengen mencoba wahana flying fox," teriak Raina sembari menunjukkan wahana flying fox.

     "Baiklah." Dana menuruti permintaan Raina. Sayangnya saat dia mau membeli tiket untuk wahana flaying fox, dompet Dana tidak ada. Dana baru ingat kalau dompet itu tadi ia berikan pada Nala sang istri.

     "Aduh, Sayang, papa minta maaf, sebab papa tidak bawa uang lain selain yang ada di dompet. Dompetnya papa berikan sama Tante Nala," ujar Dana merasa bersalah.

     "Ya...Papa. Kenapa dompetnya dikasihkan sama Tante Nala? Aku jadi tidak bisa naik flying fox." Raina merengut protes. Dana benar-benar merasa bersalah. Dia tidak berpikir kalau Raina akan meminta menaiki wahan flying fox. Dalam kebingungan itu, tiba-tiba Devana menyela, membuat Dana semakin bingung saja.

     "Kamu sih, ngapain juga dompet dikasihkan ke istri kamu? Kamu itu jangan terlalu takut sama istri kamu, nanti justru kamu terlalu dikuasai istri." Dana menatap sekilas ke arah Devana, kalimat Devana sedikit membuat hati Dana kurang suka.

     "Bukankah itu bagus? Aku, kan suaminya?" tukas Dana sembari meraih tangan Raina dan membawanya kembali ke tempat semula dengan berjalan kaki. Bagaimana pun, hati Dana memang kurang nyaman berdekatan lagi dengan Devana. Hanya demi Raina, dia sampai membuat Nala cemburu.

"*Maafkan aku, Sayang. Sudah membuat kamu tidak nyaman dan cemburu atas kedatangan mantan istriku ini*." Dana membatin dengan perasaan bersalah kepada Nala sang istri.

     "Ih, Mas Dana, kenapa bicaranya seperti itu. Sepertinya dia memang benar-benar sudah dikuasi istrinya. Si Nala juga mau menikah dengan Mas Dana pasti karena melihat Mas Dana yang sudah pangkat tinggi dan punya mobil," tuding Devana dalam hati, merasa geram pada Nala.

     Devana berlari kecil menyusul Dana dan Raina, tidak lupa meraih tangan kecil Raina. Mereka bertiga sekilas seperti sepasang keluarga yang utuh dan bahagia. Di depan sana, terlihat Nala menatap ke arah mereka dengan tatapan yang sedikit berbeda. Jelasnya cemburu.

     "Mas, sudah selesai menikmati mobil bandrosnya?" tegur Nala sembari menatap iri kebersamaan Dana, Raina, dan Devana yang satu sama lain saling berpegangan.

1
Esther Alviah Ekawati Paulus
Yang namanya istri kecewa, marah itu karena kelakuan kamu Dana sebagai suami tidak tegas sama mantan istri kamu yang jadi pelakor, karena ingin merebut kamu dari sisi Nala, istri sah nya, apalagi saat ini dia hamil anak kamu, ibu hamil itu sensitif, emosi nya naik turun, harus nya kamu sadar dan fokus aja sama istri kamu, mantan hnya masa lalu, jangan jadikan alasan mantan istri bisa seenaknya dekat kamu meskipun itu alasan anak kalian, ingat kesalahan kecil kalau dibiarkan, maka akan menjadi besar dan rumah tangga kamu dengan Nala yang baru setahun jadi taruhannya.
Esther Alviah Ekawati Paulus
Cover nya baru dek, tambah keren
Nasir: Diganti sama pihak Noveltoon Bun..
total 1 replies
Esther Alviah Ekawati Paulus
Dana benar2 suami gk peka, istri mana yg gk cemburu, sakit hati liat kedekatan suami dengan mantan istri nya meskipun alasan ingin membahagiakan anak mereka, apalagi mantan istri ingin merebut kembali Dana, jangan sekali kali memberikan celah pada mantan untuk masuk dalam rumah tangga mu, kalau tidak ingin rumah tangga mu hancur karena kehadiran mantan istri yg gk tau diri.
Esther Alviah Ekawati Paulus: iya dek, saya baca maraton, tapi komen episode ini, habis nya sebel dgn sikap Dana yg gk tegas
total 2 replies
Puput Assyfa
Nala sedang hamil cucu kalian harusnya kalian kasih perhatian dan limpahi kasih sayang bukan malah menyakiti dgn2 kata yg memojokan dan membela Devana mantan mantu yg GK tau diri
Endang 💖
kasian Nala,
Rieya Yanie
semoga rt dana bsa kmbali harmonis
kuncinya dana harus tegas dan mertua g ikut campur
Farid Atallah
up lagi dong Thor 😥
Nur Haswina
ini ibu mertua sebenarnya menantunya siapa sih kok malah gak terima Nala laporin mamanya Rania, heran deh jelas2 mamanya Rania yg salah
Puput Assyfa
double update dong ka gemes aq SM mertua Nala yg jhat
Puput Assyfa
Devana bukannya sadar malah nyari pembelaan supaya dibela karena merasa JD korban padahal kenyataannya mulutnya emang jht dan GK punya etitud.
bener2 mertua jahat bisa2nya GK bisa bedain mana wanita terhormat dan wanita bar2.
Puput Assyfa
bumil bawaannya marah2 trs dan berfikiran negatif sama suami
Rieya Yanie
haha....wanita hamil mood nya swimming
Puput Assyfa
aku suka sama cerita ini karena alurnya bagus dan seru, wajib kawal sampe ending 🤗
Nasir: Siap Kak, mksh byk ya...
total 1 replies
Rieya Yanie
bijak nya ibu nala😍
Rieya Yanie
gemes sama dana
Nasir: Harus digetok...
total 1 replies
Puput Assyfa
Nala, km emang harus sabar dalam menghadapi ujian rumah tanggamu.
Puput Assyfa
ikutan gemes sama Dana
Puput Assyfa
biarkan Nala sendiri menenangkan hatinya dana, km suami gak paham2 permintaan istrimu jgn sampe menyesal dan gagal untuk kedua kalinya apalagi sekarang Nala sedang hamil anakmu
Farid Atallah
up lagi dong Thor 😚
Nasir: Nanti ya... heheheh... 🙏
total 1 replies
Puput Assyfa
semangat bumil semoga km melindungi rmh tanggamu dr pelak0r
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!