Xeena Restitalya, hidupnya selalu tidak menyenangkan setelah ibunya meningal. Ayahnya tak pernah peduli dengannya setelah memiliki istri dan juga anak lelaki.
Xeena harus berjuang sendiri untuk hidupnya. Diusianya yang sudah 25 tahun, dia bersyukur masih diberi kesempatan bekerja di tengah sulitnya mencari pekerjaan.
Tapi siapa sangka, bos di tempat kerjanya yang baru itu begitu terobsesi kepadanya.
"Tetaplah di sisiku, kemanapun kau pergi, aku tetap akan bisa menemukanmu, Xeena."
Jeremy Suryoprojo atau Jeremy Wang, dia merupakan bos Xeena.
Pria yang selalu acuh terhadap orang lain itu tiba-tiba tertarik kepada Xeena.
Xeena yang hanya ingin hidup dengan tenang kini malah berurusan dengan bos obsesif sekaligus ketua Geng Wang.
Lalu bagaimana kehidupan Xeena setelah bertemu dengan Jeremy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawanan Cinta 17
Dikala Xeena mulai dibuat pusing dengan ulah bosnya, disisi lain Deny--mantan dari Xeena tengah mengunjungi keluarga Xeena.
Pria itu menemui Wita di rumah. Kedatangannya ke sana tentu ingin membicarakan terkait keinginannya menikahi Xeena.
Wita, ibu tiri dari Xeena itu tampak begitu antusias. Terlebih Deny tidak datang dengan tangan kosong. Pria tersenut membawa beberapa makanan dan juga parcel buah untuk dijadikan buah tangan.
"Apa belum ada yang tahu Xeena pergi kemana, Bu?" tanya Deny. Ia membuka pembicaraan terkait Xeena.
"Belum je Nak Deny. Sampai sekarang kami belum tahu kemana Xeena. Kami udah mencarinya, tapi kok belum tahu dia ada dimana. Soalnya nomor telpon kami diblokir semua sama dia,"jawab Wita. Sebagian dari apa yang diucapkannya benar dan sebagian lagi adalah kebohongan.
Memang benar nomor milik Wita, Sangaji dan Aldo telah di blok oleh Xeena. Akan tetapi soal mencari Xeena, itu adalah hal yang tidak pernah dilakukan baik oleh Sangaji maupun Wita.
Sangaji hanya mengeluhkan tentang kepergian Xeena karena dia takut anak nya itu membuat ulah dan mencoreng nama baiknya. Sedangkan untuk mencari, mereka sama sekali tidak pernah melakukannya.
"Oh begitu, ehmm saya akan coba nyari juga, Bu. Kalau begitu saya permisi dulu ya,"pamit Deny. Merasa tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, Deny memilih untuk segera pergi. Saat ini membicarakan pernikahan juga merupakan hal yang percuma karena Xeena tidak ada di sana.
Ketika hendak masuk ke dalam mobil, Deny bertemu dengan Aldo. Adik satu ayah beda ibu dari Xeena. Tatapan Aldo begitu tajam padanya, dan anak itu sama sekali tidak bicara dengan Deny. Menyapa pun tidak.
"Kenapa kamu kayaknya benci banget sama aku, Do?" ucap Deny tiba-tiba.
"Aku tahu aku pun jahat sama Xeena. Aku suka ngusilin dia, tapi jujur aku ndak sudi jika kamu jadi iparku."
Degh!
Setelah mengatakan itu, Aldo melenggang pergi. Ya seperti yang pernah dia ucapkan sebelumnya. Aldo mengakui dirinya memang usil, nakal dan iseng kepada Xeena. Tapi dia tidak ingin juga Xeena memiliki suami macam Deny yang doyan selingkuh.
Hubungan Xeena dan Deny bukalah sebentar, Aldo tahu itu. 2 tahun itu adalah hubungan yang lama, tapi Deny berselingkuh dengan wanita lain yang merupakan rekan kerja Xeena.
Saat itu, Aldo baru sekalinya melihat Xeena menangis selama ini. Tangis Xeena begitu menyayat hatinya. Dan ternyata semua itu karena perselingkuhan yang dilakukan oleh Deny.
"Kenapa kamu jadi sok peduli gitu? Selama ini bukannya kamu ndak pernah menganggapnya saudara?" Agaknya Deny tidak ingin cepat mengalah. Dia seperti tidak terima dengan apa yang diucapkan oleh Aldo.
"Heh, tahu apa kamu? Lagian peduli atau ndak nya aku ke Xeena jelas bukan urusan mu. Hatiku, hanya aku yang tahu. Jadi jangan sok tahu. Dan aku peringatin, jangan pernah beraninya menginginkan Xeena untuk jadi istrimu. Ibu dan bapakku mungkin setuju, tapi aku ndak akan pernah."
Sreet
Blak!
Aldo masuk ke rumah sambil menutup pintu dengan sangat keras sehingga rumah seperti bergetar. Terlihat sekali pemuda itu begitu sangat kesal melihat kedatangan Deny ke rumahnya.
Namun, bagi Deny peringatan dari Aldo bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan. Tekadnya untuk menjadikan Xeena istrinya begitu sangat kuat. Dia tentu akan menghadang segal hal yang menghalanginya.
"Kamu pikir, dengan gertakan kecilmu itu aku akan mundur begitu? Oh tentu ndak lah. Xeena, apapun yang terjadi bakalan jadi istrimu. Aku akan pake beribu cara buat mewujudkannya."
Klaak
Bruummm
Deny melajukan mobilnya, meninggalkan kediaman Sangaji. Sekarang ini dia mulai mencari jejak Xeena. Deny yakin baha Xeena masih ada di sekitar kota ini. Dia tidak mungkin pergi jauh. Tidak ada tempat yang akan Xeena tuju jika itu keluar dari Yogyakarta.
Berpacaran selama 2 tahun,cukup membuat Deny tahu banyak hal tentang Xeena. Wanita itu tak banyak memiliki teman. Dan dia juga tidak memiliki saudara di luar kota ini, jadi Deny yakin Xeena masih berada di kota yang sama tempat mereka tinggal.
"Aku akan nanya ke mereka. Pasti ada satu diantara mereka yang tahu."
Deny mulai mencari tahu melalui telepon. Dia menyimpan beberapa nomor telpon milik teman Xeena juga.
Namun, sudah 5 orang yang di telepon, tapi tidak ada satu pun yang tahu dimana Xeena berada.
"Aku udah lama nggak kontekan sama Xeena, Den. Jadi nggak tahu juga."
Seperti itu lah rata-rata jawaban dari mereka.
Tapi Deny tidak menyerah, hingga otaknya menemukan nama Melky. Deny baru ingat bahwa Xeena sering bercerita tentang temannya itu. Dan juga beberapa kali mereka pernah bertemu.
"Oh iya, kayaknya Melky ini yang paling deket sama Xeena. Bentar, ada ndak yo dia nomor telponnya."
Deny menepikan mobilnya lebih dulu ketika mencari nomor telpon Melky. Dia tersenyum saat menemukannya, tapi senyum Deny seketika hilang ketika dia mencoba menghubungi Melky namun tidak bisa.
Akan tetapi dengan itu keyakinan Deny kuat bahwa Melky ini pasti tahu dimana Xeena berada. Nomor miliknya yang di blok oleh Melky menandakan Xeena pasti bercerita tentang putusnya hubungan mereka berdua.
"Okee, ayo kita cari tahu dimana rumah Melky. Ya kali masih sama-sama di Yogya gini ndak nemu sih."
Deny mencengkeram erat kemudi mobilnya. Dia lalu melajukan mobilnya dan mulai melakukan pencarian Xeena selanjutnya.
Di tempat yang berbeda, tepatnya itu dimeja kerjanya, Melky tiba-tiba menutup telinga. Ia merasakan telinganya yang berdengung. Kata orang-orang tua, jika telinga tiba-tiba berdengung itu tandanya ada orang yang sedang membicarakannya.
"Siaa ya yang ngomongin aku. Kok tiba-tiba perasaanku ndak enak gini. Haah, semoga bukan apa-apa."
Melky kembali melanjutkan pekerjaannya. Namum baru beberapa menit, dia sudah mendapat panggilan dan itu adalah dari Bu Sinta, sang kepala HRD.
"Duuh kenapa nih, apa aku bikin salah ya?" resah Melky.
Dengan harap-harap cemas, Melky menuju ke ruang HRD. Dia mengetuk pintu dengan pelan, dan langsung disuruh untuk masuk oleh Bu Sinta.
"Ada apa ya, Bu?" tanya Melky. Dia tentu takut akan sesuatu tentang pekerjaannya.
"Tidak ada sih, duduk dulu. Aku cuma mau ngobrol sama kamu," jawab Santi ramah.
Meskipun aneh, tapi Melky menurut saja. Dia jelas harus cari aman agar tidak ada masalah dalam karirnya.
"Mel, kamu itu temen deketnya Xeena ya? Kalian deket sekali kah?"
"Iya Bu, apa ada masalah dengan Xeena?"
Dada Melky berdegup kencang, meskipun ini bukan tentangnya, tapi dia juga merasa takut tentang temannya. Dia tidak ingin Xeena sampai dipecat dari sini.
"Tidak ada masalah kok. Aku hanya ingin tahu, bisa kamu ceritakan tentang temanmu itu?"
"Ah iya Bu, Xeena dia adalah ... ."
TBC
kok medok bangett