NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Transmigrasi
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

Yoga Permana, 22 tahun, pekerja biasa yang hidupnya terasa hampa setelah patah hati dan gagal move on dari cinta pertama. Pelariannya? Menulis webnovel… meski lebih sering buka Facebook daripada nulis.

Suatu malam, saat mencoba menulis prolog novel barunya Pe and Kob, laptopnya rusak, lalu menariknya masuk ke dalam dunia novel yang bahkan belum ia selesaikan.

Kini terjebak di dunia isekai hasil pikirannya sendiri, Yoga harus menjalani hidup sebagai karakter dalam cerita yang belum punya alur, belum punya nama kerajaan, bahkan belum punya ending.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 - Menuju Bab 1 (5)

Sebulan telah berlalu antara aku dan para protagonis kecil mulai bersama, pagi menjemput di tahun yang masih sama, bulan 7, tanggal 8 akhir pekan.

Selama sebulan penuh ini apa yang sudah aku lakukan?

Hanya menghabiskan waktu bersama para protagonis kecil dengan permainannya.

Berlatih, melakukan perburuan serangga di alam terbuka, memancing, bahkan menjadi bocah petualang.

“Anak-anak memang dipenuhi rasa penasaran.” ketusku mengingat hal yang terjadi lusa kemarin.

Namun kami tidak selalu bersama, aku terkadang berbelanja dengan Liria, atau membantu Dave di ladang kami.

“Selama hidupku, aku hanya berada didepan layar dan hanya menulis, tak kusangka bertani itu menyenangkan...” ketusku dengan ilmu baru yang kudapat.

Minggu pagi ini aku sedikit merindukan dunia lamaku, bukan karena mantanku, keluarga ataupun teman, hanya saja aku ini fanatik sepakbola. Salah satu penggemar klub sepakbola terbaik di bumi, Manchester United.

“Bagaimana kalau hari ini aku mengenalkan sepakbola pada para protagonis kecil?” tanganku reflek menepuk dengan cepat.

Aku akan memadukan ketangkasan dan kecermatan pada mereka, serta olah tubuh dan pernafasan, olahraga sangat bagus untuk para protagonis kecil selain berlatih.

Terutama, ini adalah permainan yang menyehatkan, anak-anak hanya suka bermain sepanjang waktu.

Seperti masa kecil dulu di bumi, dari fajar hingga terbenam, waktu pulang hanya saat ibu menjemput dengan sapu ijuk dilengannya.

“Pertama kami hanya berempat, jadi dua lawan dua.”

“tiang gawang seukuran gawang futsal saja...”

“Mungkin bola dari buah kelapa saja...”

“Untuk perkembangan mana, kita padu dengan sihir di permainan ini.”

Aku menggabungkan segala aspek sepakbola dengan sihir, sesuai imajinasiku sebagai penulis, dan juga untuk memperkuat daya tahan dan kendali sihir mereka masing-masing.

“Ini sempurna, mungkin menyenangkan...” ketusku dengan senyum lebar didalam kamarku “Aku penemu sepakbola di dunia ini huhuhu...” membusungkan dadaku dengan kebanggaan palsu, seolah aku adalah orang paling jenius di dunia ini.

Tanpa terasa, matahari bergeser ke atas kepala, menandakan siang telah tiba., seperti biasa, akhir pekan mereka akan selalu datang menjemputku bermain. Dengan teriakan Liria tentunya.

“Lala! Temanmu sudah datang!”

Teriakan Liria sekarang menjadi keseharianku yang tak pernah membosankan, belum lagi mandi bersama Liria selalu menjadi bagian terbaik.

Namun saat ku menghampiri mereka, ternyata bukan mereka.

Hanya Ryan seorang diri.

“Eh, kok cuman kamu?” gumamku dengan heran

Wajah Ryan hanya memerah, entah apa yang terjadi.

“Y-yang lain sudah menunggu di lapangan.” gagap Ryan menjawab.

Aku menatap Ryan dengan alis terangkat.

Dan Ryan bersuara.

“Apa-apaan tatapanmu itu?”

Liria dari balik pintu rumah mengintip dan menggodaku.

“Heh, anak kecil mau kencan nih?” Liria menyipitkan matanya. “Ibu bilangin ayahmu loh.”

Aku menatap Liria dengan kesal.

“Seriusan nih? Ini orang tuaku?” semburku dalam batin.

Lalu kami meninggalkan rumah.

Kini kuterapkan budaya lokal dalam keluarga ini. Mencium tangan orang tua saat berpergian ataupun saat pulang.

Awalnya Liria dan Dave kebingungan, namun kujelaskan bahwa aku menyayangi mereka sebagai alasannya. Saat itu benar-benar jenaka untuk diingat, reaksi mereka berlebihan.

Lalu para protagonis kecil meniru sikapku.

Kami meninggalkan rumah, aku dan Ryan menuju tanah lapang sehabis mencium kedua tangan orang tuaku.

Dalam benakku terpikirkan.

“Ini rencana si Nasya pastinya... James si bodoh itu mana peka hal-hal begini.” batinku bergumam.

Aku menatap Ryan, hanya diam membisu tanpa sepatah katapun. Dengan wajah yang memerah.

“Patung.” semburku pada Ryan.

Sontak Ryan terkejut. Ia menimpal.

“A-apa maksudmu nyebut aku patung?”

Ryan menunjuk dengan penuh semangat.

“Ya habisnya kamu hanya diam kaya patung.” semburku pada Ryan “seharusnya kamu membuat aku yang seorang gadis dengan obrolan yang sederhana.”

“D-dasar manja!” kesal Ryan.

Tentu saja aku memiliki pengalaman tentang asmara, bahkan aku pernah menerbitkan buku 'seribu satu cara menaklukan hati seorang gadis' atau bisa disebut buku penuh modal dusta.

“Nanti dewasa kamu gabisa punya pacar loh, bangsawan pemalu.” semburku kembali menggoda Ryan.

“K-kamu...” Ryan kehabisan kata-katanya.

Perempuan memang seperti itu, hanya ingin dimengerti, dicintai, mereka tak ingin memulai obrolan terlebih dahulu, perempuan mahal memiliki harga diri yang tinggi.

Juga selalu menjadi pemenang perdebatan.

Aku menatap Ryan yang kehabisan kalimat.

“Jadi seperti ini rasanya jadi perempuan.” batinku menyeringai.

Reaksi Ryan membuatku berasumsi, jiwa Ryan saat ini adalah jiwa Ryan dewasa yang memutar kembali waktu, namun reaksinya seperti anak laki-laki labil pertama kali jatuh cinta.

Dalam artian, Ryan dewasa tak pernah merasakan momen asmaranya sendiri.

Bisa disebut juga, jomblo akut.

“Sedingin apapun kamu, kamu gampang terbaca loh Ryan.” batinku kembali bergumam.

Matahari semakin bergantung diatas kepala, langkah kaki kami akhirnya sampai di lapangan tempat kami menghabiskan waktu, beruntungnya hari ini berawan.

Disana James dan Natasya melambaikan tangan pada kami dari kejauhan.

Aku berbicara pada Ryan.

“Aku punya permainan baru loh.” senyumku manis terpapar matahari.

Raut wajah Ryan semakin memerah dengan senyumku, senyum termanis yang kubuat selama bermain dengan protagonis.

Aku bergumam panjang dengan reaksi Ryan dalam batinku.

“Aku tidak tahu masa depan seperti apa, outline bab seperti apa yang berubah, premis ku melenceng sejauh apa.”

“Namun satu yang pasti, selama satu bulan penuh bermain bersama kalian, aku akhirnya mengerti.”

“Kamu mungkin tidak sengaja jatuh cinta pada Lala kan?”

“Tapi sayangnya, aku bukanlah Lala yang kamu kenal.”

Sebulan penuh bersama mereka yang selalu kuperhatikan adalah Ryan, anak itu adalah anomali seperti diriku.

Tatapan Ryan kepadaku bukanlah tatapan seorang yang memiliki dendam, namun perasaan yang dalam.

Tatapan itu penuh welas asih, tatapan anak laki-laki yang sedang jatuh cinta.

Faktanya, Ryan berasal dari masa depan dimana akulah si tokoh extra adalah Boss Akhirnya.

Bukan dendam yang terpancar dari matanya, melainkan kasih sayang.

Karena jiwaku adalah seorang pria, aku mengerti perasaan sesama pria.

“L-lala, apa maksudmu permainan baru?” ketus Ryan setelah aku sudah jauh melangkah didepannya.

Satu hal yang ku syukuri, mungkin Ryan bukanlah musuh.

Mungkin Lala yang asli mati di masa depan.

Semua berkecamuk dalam satu nada dalam pikiranku.

Dalam diam aku mengamati, mempelajari.

Aku beruntung menjadi penulis, aku bisa membaca, bukan hanya buku, namun juga reaksi orang-orang di sekitarku.

Riset yang kulakukan saat menulis adalah referensi kehidupan yang nyata bagiku.

Untuk menciptakan kisah yang hidup, aku butuh sesuatu yang hidup.

Batinku kembali bergumam.

“Ryan, ternyata kamu itu orang baik.”

“Mimik wajahmu takkan pernah menipuku.”

“Aku tahu wajah seorang penipu itu seperti apa.”

“Wajah pecandu, bahkan wajah penjahat kelamin.”

“Dikehidupan lamaku, aku sudah lelah melihat berbagai tipu daya manusia.”

1
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
Tiga Titik Hitam: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
Tiga Titik Hitam: shappp paman/Applaud/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu aja sih masukkan dari saya kak
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Good kak ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Nah kan... Ini yang selalu saya pikirkan 🤣
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
666
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dikirain namanya bakal punya marga. Ternyata enggak. Soalnya dilihat dari sampulnya sih ada bangunan fantasi abad pertengahan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sebenarnya sih lebih enak "Gak" daripada "Ga" waktu lihatnya kak
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu hanya menurut aku ya kak
total 1 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Buwung nya ilang 🗿
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Pe and Kob. Keseringan kebaca jadi PeKob :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Saran kak. Supaya lebih enak dibaca harusnya begini "Layar laptopku mulai retak seperti pecahan kaca, padahal sebelumnya belum pernah terjatuh." itu aja sih kak.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Gpp kak. Saling berbagi ilmu. Saya juga ilmunya masih dikit ilmunya kak ✌️
Tiga Titik Hitam: ku lupa balas komenmu jir, saranmu oke udah kuliat dinovelmu bg—lumayan serap sedikit ilmu/Smile/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jd keinget salah satu anime yang dimana villain utamanya terlalu op dan kalah sama MC karena karet gelang yg dilempar MC.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Gak usah pake prolog klo malas nulis prolog :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Mulyono /Hammer/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ngomong² soal "Citayam" jadi ke inget "Citampi Story"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dibagian "filem" bukannya lebih enakkan story atau alur ya kak? Nanya aja sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!