NovelToon NovelToon
Kacang Ijo

Kacang Ijo

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:347k
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

Cover by me

Dipertemukan lewat salah paham. Dinikahkan karena perintah. Bertahan karena luka. Jatuh cinta tanpa rencana.

Moza Reffilia Abraham tak pernah membayangkan hidupnya akan terikat pada seorang prajurit dingin bernama Abrizam Putra Bimantara—lelaki yang bahkan membenci pernikahan itu sejak awal. Bagi Abri, Moza adalah simbol keterpaksaan dan kehancuran hidupnya. Bagi Moza, Abri adalah badai yang terus melukai, tapi juga tempat yang entah kenapa ingin ia pulangi.

Dari rumah dinas yang dingin, meja makan yang sunyi, hingga pelukan yang tak disengaja, kisah mereka tumbuh perlahan. Dipenuhi gengsi, trauma masa lalu, luka yang belum sembuh, dan perasaan yang enggan diakui.

Ini bukan kisah cinta biasa. Ini tentang dua orang asing yang belajar saling memahami, bertahan, dan menyembuhkan tanpa tahu apakah pada akhirnya mereka akan benar-benar saling memiliki… atau saling melepaskan.

Lanjut baca langsung disini ya👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Janji yang Terdengar Seperti Takdir

Begitu sampai di rumah Hamzah langsung memberitahukan istrinya tentang Abri yang sudah menyetujui perjodohan dengan putri mereka.

"Tapi Pi, waktu itu papi bilang dia menolaknya?" tanya Clara dengan dahi mengernyit, bingung dengan perubahan sikap Abri yang begitu tiba-tiba.

"Tadi Papi ketemu dia di rumah sakit. Dia sendiri yang bilang mau nikahi Moza, Mi. Papi rasa, dia pasti sudah terpikat sama kecantikan anak kita. Moza itu cantik, enggak mungkin ditolak gitu aja.”

Clara mengangguk pelan. Memang, putrinya itu cantik, anggun, manis, dan punya daya tarik khas. Tapi Clara merasa, Abri bukan tipe pria yang mudah tergoda hanya karena wajah. Ada sesuatu yang terasa janggal… tapi apa?

Matanya memicing penuh curiga menatap suaminya. “Papi enggak aneh-aneh kan?"

Hamzah buru-buru menggeleng. "Kalau gak percaya tanya Marwan, Marwan yang jadi saksi dia bilang dia akan nikahi Moza. Kan wan kamu tadi dengar sendiri kan? Ada kamu lihat saya apa apa kan dia? todongkan pistol atau ngancem? Ada Wan?"

Marwan yang sedang meneguk air di dapur langsung tersedak, buru-buru menggeleng. Dalam hati, ia mengeluh, “Gak ditodong senjata sih, tapi Bapak sempet berlutut kayak nelayan kehabisan umpan, maksa bocah gagal move on itu buat nikahin anaknya. Bahkan dipaksa bilang ‘iya’ lagi.”

"Nah, mami lihat sendiri kan? Papi gak apa apakan dia." Hamzah menegaskan, penuh percaya diri.

Tapi Clara belum puas. "Kamu sekongkol sama bapak, kan, Wan?"

Marwan kembali menggeleng dengan penuh kepura-puraan. “Enggak, Bu. Sumpah. Bapak enggak ngapa-ngapain Bang Abri.” Bohong yang terpaksa ia lontarkan. Nyatanya, Jenderal Hamzah memang ‘menekan’ Abri dengan cara yang sangat khas tekanan batin level jenderal lima bintang.

Clara akhirnya percaya dan wajahnya berubah cerah "aku mau telpon Bu Bimantara dulu pi. Mau atur jadwal pertemuan keluarga."

Hamzah mengangguk mengizinkan. "Papi mau ke kamar Moza. Kasih tau dia, dia belum tidurkan mi?"

Clara menggeleng "belum."

Segera Hamzah naik kelantai dua menuju kamar putri bungsunya.

Tok!

Tok!

Tok!

"Oza, dek. Udah tidur belum? Papi mau bicara," tanya Hamzah dari balik pintu yang tertutup.

Moza yang tengah duduk termenung di jendela menoleh ke arah pintu. Matanya kosong, wajahnya redup. Ia menarik napas dalam-dalam, menarik sudut bibirnya membentuk senyum palsu, lalu berjalan membuka pintu. "Papi mau bicara apa?"

Hamzah mengelus kepala putrinya dengan sayang "Kok belum tidur? Kan udah malam? Gak bisa tidur lagi?" Tanya Hamzah melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Kejadian itu mengubah pribadi Moza, gadis yang ceria dan biasanya lebih banyak bicara itu kini tampak lebih pendiam.

Moza mengangguk. Setelah kejadian di besman itu Moza jadi susah tidur karena jika ia memejamkan matanya situasi mencekam itu langsung muncul lebih lebih kalau lampunya di matikan, bayang bayang keadaan mencekan saat berada di sana semakin jelas, Ia menjadi ketakutan setengah mati bahkan tubuhnya sampai bergetar hebat. Dan karena itu ia sampai keluar masuk psikiater untuk memperbaiki mentalnya yang sudah berantakan setelah kejadian itu.

Hamzah menatap wajah putrinya begitu intens, ia tau bibir Moza yang tersenyum itu hanyalah topeng, nyatanya Hamzah yang memang sangat paham putri bungsunya itu dapat membaca wajah Moza yang matanya tak lagi berbinar seperti dulu, bajingan bajingan itu benar benar menarik Moza dalam rasa trauma yang cukup parah. Bahkan lingkaran hitam di bawah mata itu Taka dapat membohongi Hamzah. Membuat rasa bersalah didalam hati Hamzah kian membuncah. Ia benar benar tidak becus menjadi ayah.

"Katanya mau ada yang papi bicarakan. Ayo masuk," Moza menepi memberikan akses Hamzah untuk memasuki kamarnya.

Ayah dan anak itu kini duduk di sofa yang ada di kamar Moza.

"Papi mau bicara apa?" Tanya gadis itu setelah duduk.

Hamzah lagi lagi menatap wajah ayu putrinya "Moza masih ingat perjodohan yang papi rencanakan?"

Gadis itu mengangguk, bagiamana ia bisa lupa dengan masa depan yang sudah di rancang oleh kedua orangtuanya. Bahkan menurut Moza jika saja kejadian di besman itu tidak terjadi mungkin saat ini ia sudah menikah dengan pria yang di jodohkan kedua orangnya dengannya.

"Bagaimana kalau kita lanjutkan?" Tanya Hamzah. Moza sebelumnya tak tau soal penolakan yang di lakukan Abri karena baik Clara ataupun Hamzah juga belum sempat memberitahukan itu pada Moza yang bahkan sampai saat ini masih mengalami trauma parah. Tidak mungkin kan mereka menambahi pikiran gadis itu dengan mengatakan kabar buruk itu di saat seperti ini.

Moza menunduk "itu terserah papi," Moza ini tipikal gadis penurut jadi apa yang di katakan orangtuanya ia akan menurutinya toh apa yang orangtuanya pilihkan selama ini tidak ada yang buruk bagi kehidupannya. Bahkan Moza rasa apa yang orangtuanya pilihkan dan tentukan selama ini pada hidupnya adalah yang terbaik dan demi kebaikannya juga. Jadi perjodohan ini juga akan seperti itu juga kan?

Hamzah tersenyum kembali ia mengelus kepala sang putri dengan lembut. Ia sangat senang putrinya tidak seperti gadis lain yang banyak memberontak saat akan di jodohkan, putrinya malah kebalikannya ia malah menerima dengan lapang dada. Anak berbakti sekali bukan Moza ini? "mami sedang membicarakan pertemuan dua keluarga. Keluarganya Abri itu keluarga baik baik nak, dia juga anak baik baik," ujar Hamzah menyakinkan putrinya.

Moza tersenyum kecil ia mengangguk menatap, "Oza tau Pi, pilihan papi pasti yang terbaik buat Oza."

Senyum Hamzah bahkan belum luntur dan malah bertambah lebar "iya, pasti. Pasti papi akan memilihkan yang terbaik untuk putri papi, apapun itu pasti yang berkualitas baik. Dan tentunya dia bisa menjaga Oza, Oza akan aman bersama nak Abri. Jadi sehat sehat ya sayang." Hamzah mendekap putrinya dengan sayang "papa mau kamu aman za, Oza akan aman kalau sama Abri," ucap Hamzah yakin dengan pilihannya.

Moza mengangguk dengan tersenyum kecil dalam dekapan sang papi. Walaupun ia tak tau pria dengan perawakan seperti apa yang papinya pilihkan tapi Oza yakin dia pria baik baik. Karena Hamzah yang mengatakannya seperti itu.

____________________

Abri baru saja sampai di baraknya. Sejak masih dalam perjalanan pulang tadi ponselnya terus bergetar di dalam saku celananya pertanda ada beberapa panggilan masuk begitu sampai kesatuan ia langsung memeriksanya pop up dengan nama 'mama ratu❤️' tertera di sana dengan lima belas panggilan tak terjawab.

Bukan mamanya sekali kalau sudah begini karena biasanya mamanya itu kalau sudah maksimal lima kali panggilan tak Abri jawab, pasti Nada sudah tau kalau Abri sendang sibuk dan tidak akan menganggunya lagi. Tapi ini lima belas? Sudah pasti ada hal yang luar biasa terjadi.

Cukup lama Abri berpikir dan satu perkiraan langsung menghinggap di atas kepalanya. Apa mungkin kedua orangtuanya sudah mendengar persetujuan Abri atas perjodohan yang di lakukan kedua orangtuanya?

Jika iya, jenderal Hamzah benar benar ingin membunuh Abri secara tidak langsung, bahkan dirinya saja sampai saat ini masih tak menyangka akan menjawab iya, jawaban yang tidak di inginkan Abri sama sekali. Rasanya Abri bahkan tak mampu bernafas memikirkan jawabannya tadi. Hebat memang jenderal keras kepala ini yang kelak akan menjadi mertuanya.

Dan ponselnya kembali berdering untuk yang ke enam belas kalinya tentunya dengan nama panggilan dari mamanya.

Cepat cepat Abri menjawab panggilan, setelah melepaskan helm yang masih melekat di kepalanya itu.

"Ass–"

"Bang Abri apa maksudnya ini?" Nada suara Nada langsung meledak bahkan sebelum salam terucap sempurna. Abri tahu ke mana arah pertanyaan ini.

"Assalamualaikum. Mama," balas Abri tenang mengulangi salamnya yang tidak rampung.

Terdengar suara dengusan sang mama di sebrang sana "waalaikumsalam. Bisa jelaskan bang Abri? Mama kaget loh tiba-tiba nyonya Abraham menelpon mama terus nanya kapan pertemuan kedua keluarga akan di lakukan."

Nah, kan benar. Gebrakan jenderal Hamzah benar-benar buat pusing kepala. Abri memijat pelipisnya yang mulai nyut-nyutan. Ia duduk di atas motor yang belum sempat dituntun masuk ke barak.

"Bang, jawab dong! Mama tanya loh ini! Kamu benar-benar terima perjodohan ini? Kenapa berubah pikiran?"

Abri menghela napas panjang. "Kenapa? Apa mama gak seneng Abang berubah pikiran?"

"Tentu senang. Tapi... ya mama kaget, lah. Dua bulan kamu enggak pulang, telpon juga jarang diangkat. Tiba-tiba kabar kayak gini. Kan bikin mama syok!”

Ingin sekali Abri berkata kalau di paksa oleh Hamzah, tapi tak mungkinkan. “Mungkin... karena memang sudah saatnya Abang nikah.”

Nada di seberang terdengar lebih rileks. “Itu betul. Abang itu udah tua! Jangan sampai nanti Argan pulang bawa cewek bule, kamu malah dilangkahi lagi!”

Abri tertawa kecil. “Dia enggak bakal takluk sama cewek bule, Ma,” Abri paham seperti apa adik pertamanya yang kini dalam masa pelatihan di Jerman itu.

“Iya sih. Wajahnya flat. Mama malah curiga dia bukan suka betina.”

"Anak mama," Todong Abri lalu terkekeh di susul dengan kekehan sang mama.

"Pokoknya besok Abang harus pulang! Mama gak mau tau. Kita harus bicarain tentang masalah perjodohan ini!"

"Iya mama. Besok Abang pulang."

1
🇮🇩 F A i 🇵🇸
Maafkan diriku ya. Tapi AQ rasa kalo Pak Kapten lebih cocok Ju Ji Hoon deh. Tampangnya lebih BadAss. Yg dipake SM Author tampangnya tllu kalem. 😅😅😅
Aan_erje
makasih thor utk bonchap nyaa..di tunggu karya2 berikutnya
Slamet Hariadi
bonus lagi dong seru thor
Slamet Hariadi
/Heart//Heart//Heart/
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
BAKAR MAYOR MALIK!!! Sembelih Burungnya cincang2 kasi makan ikan paus. 😅😅😅😅
🇮🇩 SaNTy 🇵🇸
Baca Part ini Mlah sambil dgr lagunya Seventeen, Aq yg telah merelakan mu. Hadeeeuuuuh...
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪 ABRI BANGKEEEEE...
💗 AR Althafunisa 💗
Walau sedih dah end GPP asal happy ending, terimakasih cerita yang bagus dari zaman bapakenya. Kalau bisa sampe cucu cicitnya juga ceritain 😂 asal jangan menceritakan akhir dari seorang kakek atau nenek yang harus menghadap Ilahi, jangan ya ka 😩🤧
💗 AR Althafunisa 💗: iya 😭😭😅
Chika cha: maksa ya😭
total 2 replies
💗 AR Althafunisa 💗
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
💗 AR Althafunisa 💗
masyaAllah si bocil gemesin jadelnya 🥰🥰🥰
💗 AR Althafunisa 💗
oh... Bagusnya namanya 😍😍😍
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Beta itu antara Ambon atau Kupang NTT. Kalo pake Trada itu Ternate Deng Papua, Sayangeeeee... Kalo Ambon pake Seng. Kupang pake Sonde. JD ini tra jelas bahasa su ta campur ancor.
Chika cha: terimakasih kak atas pemberitahuannya, nanti aku coba perbaiki🙏🏻🙏🏻
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸: Oalaah... Baiklah. Yg penting SDH tau Basicnya ya.
Ambon, Beta Deng Ale/Ose. Kata Tidak itu Seng.
Kupang, Beta Deng Lu. Kata Tidak itu Sonde.
Papua, Sa Deng Ko. Kata Tidak itu Trada.
Ternate, Ngana Deng Qt. Kata Tidak itu Trada.
Jadi beda2 e KK.
total 3 replies
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Haduuuuh... Bahasa su campur2 nie. Mau Ambon ka Papua...??? Trada nie Papua deng Ternate. Ale nie Ambon. Timor pica nyooooong...
Chika cha: gak ada tutor buat ngajarin bahasa Ambon kak jadi sok tau aja.😭
total 1 replies
syora
gmna nggak elit gen dan ras tertinggi pasukan elit🤣🤣
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Dooiih... Lagu Bale Pulang dong main KK niiiiieeeee. Bet laju putar jua. 🤣🤣🤣
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸: Siap KK. Org Timur merapat doloooeeee...
Chika cha: ada orang timur masuk🤣
total 2 replies
Taro
👍👍👍👍👍
Taro
lanjutkan jalur langit thor
Widayati
keren, akhir yang bahagia, makasih banyak2 untuk ceritanya, d tunggu arga dulu atau indomilk 😁
Chika cha: Indomilk kak
total 1 replies
Tysa Nuarista
uluh uluuuhhh sayang kak Chika banyak banyak deh hihihihi iii....



duh rayden gemes banget aku.... gimana jadinya kala Rayden bersatu sama Sean pasti GK bisa diem ngakak trus smpai guling" pasti ...
iniRila
klo yg ini end,cerita yg lain harus up lagi thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!