Riana yang berumur 17 tahun kelas 3 sma terpaksa harus menerima permintaan sang bunda untuk menikah muda. dengan erlangga laki-laki mengebalkan sekaligus rivalnya.
Erlangga yang terlihat cuek dan tidak peduli pada riana, justru menyimpan rasa cinta sangat besar hingga menjadi obsesi yang sangat gila.
mampukah riana menghadapi sikap Erlangga yang posesif dan manja itu?
dibalik pernikahan mereka ada sebuah masalah besar sedang menanti riana. mampu kah erlangga melindungi riana? atau justru sebaliknya.
kalo suka mampir yah gays😉
maaf kalo jelek soalnya karya pertama_<
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon istri'minyonggi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. mimpi buruk
PLAK PLAK PLAK
Terdengan suara nyaring seseorang yang sedang memukuli anaknya menggunakan kayu cukup tebal.
"aa...ampun bu maaf." gadis kecil memohon ampun.
Namun dengan kejam seorang wanita terus memukulinya tanpa rasa ibu.
Cukup lama perempuan tersebut memukuli gadis kecil hanya karna dirinya bilang bahwa tidak sengaja memecahkan gelas tersebut padahal adik kecilnya yang tidak sengaja menyenggol gelas.
Karna tidak ingin sang adik yang terkena pukulan ibu, gadis kecil itu pun hanya pasrah menerima amukan ibunya.
Dari lemari sang adik melihat kakaknya dipukuli hanya bisa menangis, untuk membela saja dia tidak mungkin mampu. Rasa bersalah kian menjadi ketika melihat sang kakak dipukuli dengan kayu.
perlahan tangan mungilnya itu membuka hp yang selama ini dia sembunyikan, atas pemberian sang ayah.
["ayah dimana tolong, kakak sedang dipukuli ibu denga kayu besar. seluruh badan kakak mengeluarkan darah tolong yah."] pesan pun dikirimkan oleh adik kecil, pada sang ayah agar dapat menyelamatkan kakaknya.
Setelah amarahnya mereda perempuan itu pergi menyudahi pukulannya, tidak ada rasa iba dihatinya melihat gadis tergeletak bersimbah darah.
"kakak bangun kak." tangisan sang adik membuat gadis itu perlahan membuka mata.
"ja..jangan n..nangis kakak gak apa." lirih sang gadis perlahan mencoba bangun walau sangat menyakitkan. Dibantu dengan sang adik yang terus menangis.
Tiba-tiba pintu rumah dibuka dengan kasar sehingga pintu terbuka dengan suara keras.
Sungguh kaget keduanya, Dalam keadaan mabuk parah pria tersebut mendekati gadis dengan nafsu yang sudah memuncak.
Tanpa babibu langsung merobek baju yang dipakai si gadis padahal jika dilihat keadaan gadis tersebut sungguh memperihatinkan
dengan tangan kecilnya yang lemah mencoba berontak namun nihil.adiknya yang melihat laki-laki tersebut ingin melecehkan sang kakak langsung mengambil sapu dan memukulinya terus menerus.
Pria itu marah karna keinginan menjamah gadis kecil itu tersebut terhalang, sehingga membalas pukulan dengan keras lalu melemparkan ke tembok dengan keras hingga pingsan berlumuran darah.
ketika pria gila itu berjalan mendekati kembali gadis kecil. Tiba-tiba ada seorang pria menerebos masuk kedalam langsung memukuli pria cabul hingga ambruk dilantai.
Perlahan tangannya gemetar melihat kedua anaknya berlumuran darah. Bahkan sang kakak sudah terluka parah dengan baju yang dirobek paksa memperlihatkan seluruh tubuh penuh luka.
tangisnya pecah memeluk erat gadis kecil, amarahnya meledak, kenapa tidak dari dulu saja dia membawa kedua anaknya pergi dari pada harus tinggal dengan sepasang orang gila ini.
Adik kecil yang penuh dengan darah perlahan terbangun merangkak mendekati sang ayah dan kakaknya.
Pemandangan yang sangat memilukan, tubuh sang ayah bergetar hebat kenapa dia tidak curiga sedikit pun bahkan anak-anaknya selalu disiksa dengan kejam oleh mereka.
Pria gila itu tidak pingsan. kini dia mendekat dengan tongkat besi memukuli ayah kedua anak itu karna marah tidak terima dia dipukul.
Sang ayah tidak menyadari karna berlarut dalam kesedihan memeluk kedua anaknya.
Pukulan yang sangat keras mengenai kepala sang ayah hingga mengalir darah segar, tidak sampai disitu pria gila itu terus memukulinya terus menerus bahkan kedua anak kecil hendak jadi sasaran tapi untungnya sang ayah melindunginya dengan sekuat tenaga.
Samar-samar gadis tersebut melihat ada seorang anak laki-laki datang dengan tangan berlumuran darah, perlahan kesadarannya mulai hilang.
niat anak laki-laki datang untuk mengajak bermain karna penasaran kenapa gadis kecil teman bermainnya, selalu memiliki luka baru setiap hari saat mereka sedang bermain maka dati itu dia yang penasaran langsung datang kerumah si gadis.
Ketika baru sampai terdengar dari luar suara berisik membuatnya menerobos masuk dan betapa kagetnya melihat teman bersama adinya dipeluk oleh pria yang penuh luka berdarah tapi terus dipukuli tanpa ampun.
Tanpa pikir panjang laki-laki tersebut langsung menembak kaki pria gila itu hingga menjerit kesakitan.
Tidak pikir panjang anak laki-laki itu pun langsung menembak lagi tangan memegang kayu besi.
_ _ _ _ _
"AAAAKKKKHHHHHH TIDAAAAAAAAKKK."
teriak riana ketakutan langsung bangun dari tidurnya, membuat erlangga kaget dan langsung memeluknya.
"tenang ayo tarik nafas buang perlahan." ucap erlangga diikuti riana.
Riana langsung memeluk erat erlangga dengan tubuh gemetar hebat.
Tangan erlangga perlahan mengusap kepala riana dengan kelembutan memberikan rasa aman.
"disini aman nyonya, tenang ada aku yang bakal melindungi kamu." lembut erlangga seperti tau apa yang dimimpikan riana.
Riana menangis cukup lama dipelukan erlangga perlahan tangannya melepaskan pelukan dengan gemetar.
"sayang." lirih erlangga langsung memeluk erat riana kembali.
Hari ini keduanya bolos sekolah, karna tidak mungkin dengan keadaan riana untuk pergi sekolah bahkan erlangga pun tidak tega untuk meninggalkan istri tercintanya jika dalam keadaan terluka bergini.
kini riana berdiam diri dikasur, dalam dekapan erlangga yang sangat hangat memberikan rasa aman dan tentram.
"sebentar sayang aku buat makanan dulu, tubuh kamu nanti sakit jika terus begini." dengan lembut erlangga membujuk riana. Namun riana perlahan menggelengkan kepala.
"to...tolong temani, a..aku gak mau sendiri." ucap riana lirih gemetar hampir tak terdengar. Membuat erlangga ternyuh menyakitkan.
air mata yang sedari tadi dipendam perlahan menetes dengan deras di pipi erlangga.
"baiklah baiklah lebih baik kita istirahat lagi, sini biar aku peluk jangan takut." erlangga langsung mengecup seluruh wajah riana dengan lembut.
"jangan nangis, aku gak apa." perlahan tangan riana mengusap air mata di pipi erlangga.
kini riana berbaring dengan erlangga yang mendekap nya, agar sang istri merasa lebih baik.
Disisi lain anissa merasa khawatir pada riana tidak biasanya dia membolos, padahal dengan sifat riana tidak mungkin bolos bahkan tanpa minta izin pada guru.
Kini anissa sedang menunggu cakra dengan khawatir, karna ingin mengetahui keadaan riana karna.
"ada apa? Tumben ngajak bertemu gak malu nanti kalau ketahuan siswa lain nanti dikira kamu pacar saya eh tapi gak apa toh tinggal jadian kan." goda cakra menatap lekat anissa.
"ish bapak gak inget umur apa malah godain murid sahabat sepupunya lagi." kesal anissa.
"aku serius loh pak." tatap anissa kesal.
"saya juga serius mau nikahin kamu secepatnya." cakra berkata serius membuat anissa melotot.
"pak jangan bercanda deh serius ini." jengkel anissa.
"loh saya emang serius dan lagi kamu itu milik saya titik." tegas cakra membuat anissa melongo kaget.
"aakkkhhh bisa gila aku kalo terus ngomong sama bapa." teriak anissa frustasi menghadapi cakra hingga memilih pergi.
"gak jadi tanya calon istriku sayang." teriak cakra membuat anissa berbalik lalu memberikan jari tengah.
"lucu banget sih calon istriku ini." kekeh cakra melihat kepergian anissa.
Anissa yang kesal memilih pergi lebih baik menanyakan keadaan riana pada bobby, mungkin saja bobby lebih waras dari pada kakaknya.
akhirnya anissa menemukan bobby yang sedang duduk memakan makanannya dengan lahap bersama teman lainnya.
"bob aku mau tanya sesuatu." anissa langsung duduk disamping bobby.
Dengan tatapan malas bobby pun menjawab.
"mmm apa buruan bilang mau ngomong apa? takut ada yang marah ini." cicit bobby.
dengan malas anissa langsung bertanya.
"riana kok gak masuk sekolah? apa di sakit yah soalnya tadi diperhatikan juga kok erlangga gak masuk." khawatir anissa gelisah.
bobby menghela nafas melihat anisa gelisah sampai khawatir. Sungguh pertemanan mereka itu sangat lekat.
"nanti aku hubungi erlangga untuk menanyakan keadaan riana, tenang aja erlangga gak mungkin membiarkan riana kenapa-kenapa lagi pula dia pasti menghubungi kita." jelas bobby membuat anissa sedikit tenang.
"oke tanks bi, oh yah itu tolong kakaknya dikasih obat bahaya bikin orang kaget sampai mati." ujar anissa lansung pergi.
Bobby hanya bisa menggelengkan kepala tidak tau saja kalo cakra memang gila, apalagi jika menyangkut keinginannya memiliki sesuatu mau barang atau pun orang harus dapat dengan segala cara. Walau pun cara kejam sekalipun.