Ratusan tahun setelah kemenangan Kaisar Xiao Chen, di sebuah dunia fana yang terpencil, sebuah legenda baru mulai bersemi dari benih yang telah ia tanam.
Xuan Ye adalah seorang yatim piatu, dibuang saat lahir dan dianggap "sampah" karena tidak memiliki akar spiritual. Dia tumbuh di bawah hinaan dan penindasan, tidak menyadari bahwa di dalam darahnya tertidur dua garis keturunan agung: kekuatan ilusi Mata Ungu dari Keluarga Xuan kuno, dan darah Phoenix dari ibunya, seorang bidadari suci dari Aliran Suci. Ibunya, yang dibutakan oleh harga diri sektenya, telah membuangnya karena dianggap sebagai aib dan berbohong pada suaminya bahwa putra mereka telah meninggal.
Di titik terendahnya, Xuan Ye secara "tidak sengaja" menemukan sebuah warisan jiwa yang ditinggalkan oleh Kaisar Xiao Chen. Kesempatan ini membangkitkan Mata Ungu Ilusi miliknya dan memberinya teknik kultivasi jiwa dasar, memberinya kunci untuk memulai perjalanannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
Malam sebelum pertandingan final, Xuan Ye duduk bermeditasi di paviliun barunya yang mewah di Puncak Murid Dalam. Energi spiritual yang padat di sini adalah sebuah kemewahan yang tidak pernah ia bayangkan. Dia tidak merayakan kemenangannya atas Zhang Hao. Sebaliknya, dia fokus untuk menenangkan jiwanya dan memantapkan fondasi Ranah Core Formation-nya.
Dia tahu bahwa kemenangannya telah menempatkan sebuah target besar di punggungnya. Tatapan penuh kebencian dari Tetua Shen adalah sebuah deklarasi perang yang sunyi. Mulai sekarang, setiap langkahnya di dalam sekte ini akan dipenuhi dengan bahaya yang tak terlihat. Dia harus menjadi lebih kuat, lebih cepat.
Keesokan harinya, seluruh Sekte Gerbang Awan Biru berkumpul di Arena Utama. Ini adalah hari pertandingan final dari Turnamen Inti Tahunan.
Lawan Xuan Ye adalah jenius nomor satu yang tak terbantahkan di antara para murid dalam, Jian Chen. Seorang pemuda pendiam yang seluruh keberadaannya seolah-olah adalah sebuah pedang yang terhunus. Kultivasinya berada di puncak Ranah Core Formation, satu langkah lagi dari Ranah Nascent Soul.
Saat mereka berhadapan di atas panggung, Jian Chen memberikan busur hormat yang tulus. "Aku telah menyaksikan semua pertarunganmu," katanya, suaranya tenang dan tajam. "Kau adalah lawan yang layak. Aku akan menggunakan kekuatan penuhku untuk menghormatimu."
Tidak ada kesombongan, tidak ada penghinaan. Hanya ada rasa hormat dari seorang pejuang kepada pejuang lainnya.
"Aku juga," balas Xuan Ye.
"Mulai!"
Pertarungan itu adalah yang paling sulit yang pernah dihadapi Xuan Ye.
Jian Chen adalah seorang master pedang sejati. Setiap tebasannya cepat, presisi, dan dipenuhi dengan Niat Pedang tajam yang bisa mengganggu jiwa dan merusak ilusi.
Xuan Ye mencoba menggunakan trik ilusi yang sama seperti sebelumnya, tetapi Jian Chen, dengan Hati Pedangnya yang tak tergoyahkan, berhasil melihat menembus sebagian besar ilusi sederhananya. Untuk pertama kalinya, Xuan Ye dipaksa untuk bertarung dalam pertarungan yang sesungguhnya.
Dia mengerahkan semua kemampuannya. Dia menggunakan "Langkah Angin"-nya hingga batasnya untuk menghindari serangan-serangan pedang yang mematikan. Tubuh "Tulang Giok Es"-nya yang baru ditempa memungkinkannya untuk menahan beberapa serangan yang berhasil mengenainya. Dan dia menyalurkan kekuatan jiwa Core Formation-nya ke dalam setiap pukulan dan tendangan.
Pertarungan itu berlangsung sengit selama ratusan jurus. Arena di sekitar mereka dipenuhi oleh bekas-bekas tebasan pedang dan ledakan energi jiwa. Keduanya sama-sama kelelahan.
Jian Chen tahu bahwa pertarungan ini tidak akan ada akhirnya. Dia berhenti, mengangkat pedangnya. Seluruh Qi spiritual di tubuhnya dan Niat Pedangnya yang tajam mulai berkumpul di ujung bilahnya. Dia akan menggunakan serangan pamungkasnya.
Xuan Ye juga tahu bahwa dia tidak akan bisa menahan serangan itu secara fisik. Dia harus mempertaruhkan segalanya pada satu ilusi terakhir. Bukan ilusi yang rumit, tetapi ilusi yang paling mendasar dan paling menakutkan bagi seorang pendekar pedang.
Saat Jian Chen meraung dan menebaskan pedangnya, melepaskan seberkas cahaya pedang yang bisa membelah sebuah bukit, Xuan Ye memfokuskan seluruh kekuatan Mata Ungu Ilusinya pada satu target: pikiran Jian Chen.
Di mata Jian Chen, saat dia melepaskan serangannya, dia melihat pemandangan yang paling mengerikan: pedang kesayangannya, yang telah menemaninya seumur hidup, tiba-tiba retak dan hancur berkeping-keping di tangannya.
"TIDAK!"
Hati Pedangnya yang tak tergoyahkan, untuk sepersekian detik, goyah. Konsentrasinya pecah. Serangan pamungkasnya kehilangan sebagian besar kekuatannya.
Sepersekian detik itu adalah segalanya bagi Xuan Ye.
Dia melesat maju, menghindari serangan yang kini telah melemah itu, dan menghantamkan telapak tangannya yang diselimuti energi jiwa ungu ke dada Jian Chen.
Jian Chen terlempar dari panggung, terbatuk darah, tetapi tidak terluka parah. Dia telah kalah.
Setelah hening yang lama, seluruh arena meledak dalam sorak-sorai yang paling gemuruh. Mereka telah menyaksikan pertarungan yang luar biasa, dan kebangkitan sebuah legenda.
Master Sekte berdiri dari takhtanya dan secara pribadi mengumumkan. "Juara Turnamen Inti Tahunan... adalah Xuan Ye!"
Dia dianugerahi hadiah utamanya: sebutir Pil Formasi Jiwa yang tak ternilai.
Xuan Ye berdiri di atas panggung tertinggi, memegang pil itu di tangannya. Dia tidak lagi "sampah". Dia tidak lagi "hantu". Dia adalah sang juara.
Tetapi saat dia menatap lautan wajah yang bersorak, matanya yang ungu melayang ke platform para tetua. Di sana, di antara wajah-wajah yang terkesan, dia melihat satu pasang mata yang menatapnya dengan kebencian murni yang tak terselubung. Tetua Shen.
...TINGKATAN KULTIVASI...
...1. Qi Condenstaion...
...2. Foundation Establishment...
...3. Core Formation...
...4. Nascent Soul...
...5. Soul Formation...
...6. Soul Transformation...
...7. Ascendant...
...8. Kaisar Bumi (10 Tingkat )...
...9. Kaisar Raja (10 Tingkat )...
...10. Kaisar Langit (10 Tingkat )...
...11. Dewa Sejati (Awal, Menengah, Puncak)...
...12. Dewa Tertinggi (Awal, Menengah, Puncak)...
...13. Kaisar Dewa (Awal, Menengah, Puncak)...