Cek Khodam Online

"Hah? Kalian ketemu tukang jamu sama anak muda?" tanya Deni terkejut

"Iya, bahkan kami menanyakan rumahmu kepada tukang jamu itu. Dan tak lama kemudian kami berpapasan dengan pemuda yang terlihat ketakutan, ia memperingatkan agar kami meninggalkan tempat aneh itu" Deni mendengarkan dengan seksama, namun alih-alih bersimpati, malah ia menjitak kepala teman-temannya

"Ck! Salah kalian sendiri. Suruh siapa datang kesini waktu surup"

"Iya juga sih, tapi bener ya? Tukang jamu itu orang sini?" pertanyaan Dimas hanya dibalas anggukan, sementara jarinya menunjuk ke arah rumah yang berjarak beberapa meter

"Tukang jamu yang kalian liat itu mbok yem, beliau meninggal beberapa hari yang lalu"

Degh!

Bulu kuduk Dimas dan Tegar mendadak berdiri, mereka teringat batu nisan yang tanpa sengaja terbaca di tengah kuburan

"Tuh bener kan Gar! Apa aku bilang"

"Kenapa emang?"

"Aku sempet menoleh ke belakang waktu bertemu dengan mbok yem itu, tapi dia berubah jadi pocong gundul" terang dimas dengan suara rendah

"kalo dipikir-pikir, cerita kalian masuk akal. Kalian harus bersyukur karena masih diberikan keselamatan. Apalagi kalian bertemu dengan setan yang baru-baru ini dibicarakan warga"

"Hah? Yang bener? Emang di tempat mu ada kejadian apa?"

"Ada anak muda yang tiba-tiba hilang diumpetin pocong gundul" ujar Deni

"Lah desamu kok horor banget sih"

"Makanya, sebaiknya kalian nginep aja dirumahku. Oh ya, omong-omong ada perlu apa kalian kesini malam-malam?" mereka diam sesaat sebelum akhirnya Tegar berbicara

"Kami kesini cuma nanya, sebenernya kenapa bos kita mecat kamu"

"Bukan bos kita, tapi bos kalian" jawab Deni acuh

Tegar menghela nafas panjang, tampaknya Deni kurang berkenan jika membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan haji Rozikin

"Tegar dituduh mesum gara-gara kanjeng mami nemu kancut cewek di gudang Den!" dengan begitu gamblangnya Dimas berbicara hingga membuat Tegar spontan membekap mulutnya

"Apa? Tegar dituduh mesum gara-gara kanjeng mami nemu kancut?"

"Gak usah diperjelas kan? Tapi sumpah demi apapun, aku gak tau tentang kancut itu. Dan anehnya haji Rozikin langsung bilang kalo itu milik pacarku yang sering ku bawa ke gudang. Padahal kamu kan tau sendiri, setahun lalu setelah aku putus, aku belum dapat yang baru. Jadi boro-boro bawa pacar ke gudang, apalagi main begituan" rutuk Tegar kesal

"Bukan itu aja Den, pak haji bilang sama kanjeng mami kalo kamu keluar karena keinginan kamu sendiri. Padahal kita berdua yang jadi saksi, pak haji mecat kamu"

"Apa?" cerita itu membuat Deni naik pitam

"Aku gak masalah kalo dipecat karena salah. Tapi alasan haji Rozikin jelas mengada-ada"

"Emangnya apa alasannya? Kasih tau kami dong?"

"Aku gak sengaja liat dia main kuda-kudaan sama perempuan di gudang"

Seakan mendapat kenyataan baru. Tegar dan Dimas pun dibuat terkejut karenanya

"Apa? Jadi haji Rozikin selingkuh dari kanjeng mami? Dan kancut itu emang punya pacar gelap nya?" ujar Dimas yang diangguki oleh Deni

"Wah, enak aja pak haji, kita gak bisa tinggal diam Dim. Kita harus lapor sama kanjeng mami" balas Tegar menggebu-gebu

"Udahlah, kalian masih butuh makan kan? Kalian ikhlaskan aja perlakuan yang tak adil ini. Pura-pura tutup mata dan telinga, banyak-banyakin sabar dan ikhlas untuk kelangsungan hidup kalian" Deni menanggapi dengan santai

Malam itu akhirnya mereka memutuskan menginap di rumah Deni. Mereka asik bercengkrama di depan teras. Sampai akhirnya pandangan Dimas tak pernah lepas memindai Sukma yang sedang bermain seorang diri namun tampak begitu riang seakan punya teman.

"Den, di desamu, anak kecil keluyuran jam segini emang udah jadi pemandangan biasa ya?" tanya Dimas

"Gak ada, cuma dia"

"Buset! Orang tuanya kemana?"

"Di dalam rumah. Dia satu-satunya keluarga mbok yem. Sejak dia datang ke desa, anak itu emang jadi pusat perhatian. Warga desa menemukan keanehan pada diri anak itu."

Akhirnya Deni menceritakan kejadian aneh yang menimpa para warga. Termasuk melakukan pencarian untuk menemukan pemuda yang hilang itu

"Jadi pemuda itu bisa kembali setelah tujuh hari?"

"Iya, tapi sayangnya para warga tak percaya. Dan lebih mendengarkan Lek To"

"Lah, lagian kamu tau pemuda itu bisa kembali setelah tujuh hari itu dari mana? Kamu kan bukan dukun? Ya jelas warga lebih percaya pak Rianto lah" tanya Tegar

Deni terdiam, ia nyaris menceritakan pada sahabatnya tentang Monik.

"Oh, itu lewat mimpi sih. Aku dapat petunjuk mengenai pemuda itu lewat mimpi, inget gak? Gara-gara aku ikut konten cek khodam online, aku sering dapet pertanda-pertanda aneh lewat mimpi" ujar Deni berbohong

"Kalo gitu, aa yang bisa kami bantu?" tanya Tegar kembali

"Kalian bantuin aku di malam ke tujuh nanti, gimana?" Tegar dan Dimas menyanggupi permintaan Deni. Namun saat masih diskusi, Dimas beberapa kali menggeliat sambil membenarkan posisi duduknya

"Ngapain kamu? kayak orang mabuk kecubung aja?" Tanya Tegar

"Anu, aku kebelet pipis" ucap Dimas

Akhirnya Deni mengantar Dimas ke kamar mandi yang terletak di ujung, karena yakin tak akan terjadi apa-apa, Deni meninggalkan Dimas begitu saja.

Setelah selesai, Dimas hendak membuka pintu. Namun ketika gagang pintu berhasil terbuka, wajahnya langsung berhadapan dengan perempuan bermuka putih pucat serta memakai daster yang ternyata adalah Sulastri sedang memakai masker wajah.

Whaaa

Dua-duanya terkejut, namun apesnya Dimas langsung kena timpuk gagang sapu.