NovelToon NovelToon
Because I Want You

Because I Want You

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lorong kecil

"Hai apa yang kalian lakukan di sini?"

"Ka ... ka ... kami tidak," belum selesai ucapan Rara.

"Pak ini tidak bisa di biarkan, udah seret saja mereka berdua ke rumah pak ustad secarang."

"Perbuatanya membuat malu kampung ini." sahut salah satu warga lalu menyeret gadis di dalam tidak lupa mereka juga menarik pria yang ada di dalam kamarnya.

"Jangan ..., jangan bawa kakakku." Teriak gadis berusia belasan tahun memohon pada warga yang ingin membawa kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lorong kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

Sejauh mana dan sepintar apa seseorang menyembunyikan masalah, pada akhirnya akan terbongkar. Entah dengan cara yang sesuai atau tidak di inginkan. Pada masanya akan mengungkap semuanya.

Seorang pria sedang berada disebuah rumah tempat dimana Athur berada waktu itu. Ia mencari tahu hubungan tentang wanita yang memeluknya. Entah apa yang di rencanakan pria itu, ia sangat terobsesi pada kehidupan Athur.

Bertanya pada seseorang yang dekat dengan kediaman itu. Ternyata tidak sesusah yang dia bayangkan untuk mencari informasinya. Bahkan sekolah tenpat Rara pun sudah di kantongi.

Mungkin saat ini dia sudah satu langkah lebih dulu pergi dari rumah itu. Fakta-fakta mengejutkan sudah di tangannya tinggal bagaimana dia akan membongkar semuanya. Kali ini dia hanya ingin mengikuti alur permainan Athur.

"Cantik juga dia? Sepertinya dia masih perawan, beruntung kau. Tapi kita lihat saja apa yang akan aku lakukan Bro." gumam si pria yang saat ini mengantongi foto ijab Kabul Athur dengan Rara.

"Kita lihat rencana pertamaku. Apa yang akan terjadi, sungguh ku ingin tahu seberapa penting Vina atau wanita itu. Pernikahan tanpa di landasi cinta, atau jangan-jangan hatimu sudah jatuh padanya. Menarik ...."

Tapi siapa yang memberikan foto itu? Entahlah?

*****

Drrrttt ... Drrttt ... Drrttt

Getar suara ponsel Athur di atas meja. Rara yang baru saja bangun dan duduk di tepi ranjang, tak sejaga melihat nama yang tertera di layar. "My baby Vina"

Senyum Rara seakan mengejek dirinya sendiri. Pandanganya beralih menatap pria yang masih terlelap di ranjang yang sama denganya. Namun, wajah itu terlihat menenangkan.

Salahkan jika ia hanya ingin punya tempat untuk bersandar. Ia tahu, tidak akan bisa menggapai hatinya. Ikatan suci pernikahan belum cukup jika hati mereka sama-sama tidak menginginkan. Tapi tidak ada uang tidak mungkin juga jika salah satu di antara mereka memperjuangkannya.

Rara merutuki dirinya sendiri yang ingin membuka ruang pada hatinya. Ia pernah berfikir tidak mungkin juga dia harus menyandang status janda di usia muda. Tetapi dia sadar akan dirinya dan status wanita yang bernama Vina itu.

Wanita baru di kenalnya yang berstatus istri atau tunangannya yang sudah mengisi penuh ruang hatinya. Bagaimanapun tahtanya lebih tinggi bukan dari tunangannya. Salahkan jika Rara ingin merebut hati lelaki itu, dan menjadikan dirinya satu-satunya.

Apa pemikirannya itu egois. Gadis itu larut dalam pikirannya, bingun antara hati dan pikiran tidak sejalan. Kemudian ia bangun, mengingat hari ini dia harus berangkat sekolah. Izinnya sudah terlalu lama, bergegas bersiap-siap.

Dua gadis sudah rapi mengenakan seragam sekolah. Mereka duduk di meja menyantap sarapan yang ala kadarnya. Karena di kulkas ternyata tidak ada apa-apa. Hanya ada susu, telor dan roti.

Melihat ke arah pintu kamar Rara tidak ada tanda-tanda jika suaminya sudah bangun, sedangkan waktu sudah menunjukan pukul 6.30 menit.

"Kak gimana ini? Kita nggak tahu arah kesekolah dari sini naik apa?" tanya Nina yang cemas.

"Tenang ya? Coba kakak browsing."

"Kelamaan kak, gimana kalau kakak bangunin Bang Athur aja. Minta antar, nggak lucu kan kan kita telat di awal masuk sekolah setelah cuti." jelas Nina menyarankan apa yang ada di isi kepalanya.

Rara terdiam menimang semua perkataan Nina. "Tidak salah juga jika dia meminta bantuannya toh juga sama suami sendiri". Tapi satu sisi, "nanti kalau ia yang mengantar kesekolah bisa ramai jadi bahan pembicaraan?"

"Kak buruan ini udah siang lo." Nina menggoyang-goyangkan tangan Rara mengingatkan

Bingun dua sisi berlawanan tapi sudah tidak ada waktu lagi. Akhirnya dia bangun berjalan kearah kamarnya. Benar saja pria itu masih lelap dalam tidurnya. "Memang tidak kerja apa, jam segini masih tidur." gumamnya pelan dan menjatuhkan tubuhnya di tepi ranjang.

Tanganya terulur, sedikit ragu tapi memang hanya ini yang pilihanya. Rara menepuk-nepuk bahu Athur, "Mas ... Mas ... bangun."

Pria itu mengeliat sedikit tapi masih belum bangun. Sampai Rara memcoba beberapa kali juga masih sama. Akhirnya Rara mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga Athur.

"Mas ... bangun udah si ...,"

Cup!

Bibir pria itu mendarat di bibirnya. Bola matanya membulat terkejut. Athur justru terseyum geli melihat gadis itu yang mematung. Sebenarnya dia sudah bangun sejak awal Rara menepuk bahunya. Tetapi dia ingin tahu seberapa jauh ia berusaha membangunkannya.

"Manis." ucapnya bangkit dan meninggalkan gadis itu yang masih mematung.

"Apa itu tadi. Dia menciumku?" jemarinya menyentuh bibir mungil yang belum pernah ada satu pria pun menyentuhnya.

"Ayo aku antar." ajak Athur yang sudah siap berdiri di samping Rara meraih ponselnya.

Entah sejak kapan dia berdiri di sana, atau Rara yang memang terlalu asyik melamun. "Eh Iya ayo."

"Akhirnya Abang bangun juga." celetuk Nina bersyukur.

Mereka akhirnya di antar kesekolah oleh Athur. Pria itu hanya memakai kaos dan celana pendek. Sudah di pastikan oleh Rara jika suaminya tidak akan kerja. Selama perjalanan tak ada perbincangan di atara mereka, namun tiba-tiba Rara berkata.

"Mas nanti turun di halte deket sekolah saja yah?"

"Kenapa?" Kali ini bukan Rara yang menjawab pertanyaan Athur melainkan Nina.

"Bang lupa yah? Nanti apa kata mereka jika lihat kita naik mobil. Udah nurut aja Bang, biar kita juga aman." Athur sedikit faham ucapan Nina.

"Baiklah. Nanti pulangnya Abang jemput." tegas Athur tanpa menoleh dan menghentikan mobilnya.

"Tapi Mas,"

"Nggak ada tapi- tapi." tolak Athur.

Mereka pasrah, dan kedua gadis itu mengulurkan tanganya. Athur justru mengambil dompetnya dan memberikan lembaran merah pada Nina juga Rara.

"Hah ....'' ucap Nina syok.

"Bukan ini Mas."

"Trus kurang?" Athur justru ingin merogol kembali dompetnya, tetapi di hentikan oleh Rara.

Rara dengan cepat meraih pergelangan tangan Athur dan mencium punggung telapak tanganya. Begitu juga dengan Nina yang melakukan hal sama. Athur hanya terdiam, selama ini tidak ada yang melakukan hal itu padanya.

"Bang makasih ya ini. He ... he ... sering-sering ya Bang biar Nina bisa nabung dan beli ponsel."celetuk gadis itu akan tetapi malah kepalanya di toyor oleh Rara.

"Nina ...,"

"He ... he ..., lumayan kak.

1
🌹Widianingsih,💐♥️
kemana kedua orang tua nya kak ?
kok bisa dinikahkan sih ?
🌹Widianingsih,💐♥️: ohh ..kasihan yaa, tapi mereka anak-anak yang mandiri👍
total 2 replies
Cahaya 17
Nina Katro🤭 nggak pernah lihat dapur bagus
🌹Widianingsih,💐♥️
hai kakak...aku mampir🙏
Duh kasihan sekali masih muda 17 tahun sudah dinikahkan, terlalu muda sekali, mana suaminya juga baru kenal.....kok begitu sih ?😭
Embhul82: makasih bnyak.kak 👍
total 1 replies
me
semangat terus thor
me
wah papah Louise sedang honey moon nih 🤣
Embhul82: 🤭mumpunh nggak ada yg ganggu
total 1 replies
me
lanjut thor👍💪
Cahaya 17
lanjut💪
me
lanjut 💪
Cahaya 17
lanjut 👍
rokhatii
lanjut thor💪
Embhul82: makasih dukunganya
total 1 replies
me
💪
Cahaya 17
jangan kasih lemah karakter Rara Thor. ku tunggu kelanjutanya💪
Embhul82: makasih sudah selalu dukung
total 1 replies
Cahaya 17
lanjut up double 🤭
Embhul82: tidak janji ya kak🤭
total 1 replies
Cahaya 17
Bagus Thor lanjut pantang nyerah
Cahaya 17
buat penasaran pembaca kamu thor
Embhul82: makasih sudah mampur
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!