GUBRAAKK !! Suara itu menyerupai nangka berukuran 'babon' jatuh dari pohon yang tinggi. Xavier (Zac) segera berlari meloncati semak-semak untuk segera mengambil nangka yang jatuh. Sesampainya di bawah pohon nangka, Xavier tidak melihat satu pun nangka yang jatuh. Tiba-tiba...
"Siapapun di sana tolong aku, pangeran berkuda putih, pangeran kodok pun tidak apa-apa, tolong akuu ... "
Di sanalah awal pertemuan dan persahabatan mereka.
***
Xavier Barrack Dwipangga, siswa SMA yang memiliki wajah rusak karena luka bakar.
Aluna Senja Prawiranegara, siswi kelas 1 SMP bertubuh gemoy, namun memiliki wajah rupawan.
Dua orang yang selalu jadi bahan bullyan di sekolah.
Akankah persahabatan mereka abadi saat salahsatu dari mereka menjadi orang terkenal di dunia...
Yuks ikuti kisah Zac dan Senja 🩷🩷
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 : Berani Melawan
...Siapa Sebenarnya Deswita...
Malam hari di kediaman Sebastian.
"Mam, bagaimana keadaan Senja?" Sam menghadang mamanya yang baru saja keluar dari kamar Senja.
"Bagaimana keadaan Senja tante?!" tanya Zac
"Kasian sekali adikmu Sam, kalau saja mas Wawan nggak ke area kolam, mungkin adikmu... Adikmu sudah tiada, hiikkss hikkss... " Monica memeluk Sam
"Mengapa bisa begitu mam, Senja bisa berenang kenapa ia bisa tenggelam?" tanya Sam dengan raut wajah khawatir.
"Itu juga mama tidak tahu, Sam."
"Sam akan periksa CCTV, pasti ada yang tidak beres dengan rumah ini." pemuda itu meremas tangannya sendiri dengn kencang, seolah sedang membayangkan akan meremas wajah si pelaku yang berani mencelakai adik kesayangannya.
"Boleh aku menemui Senja tante?" tanya Zac
"Saat ini Senja lagi cengeng, Zac, sejak tadi nangis terus," jawab Monica
"Tidak apa-apa tante, aku hanya ingin melihat keadaannya."
"Silahkan Zac, jangan marah ya kalau Senja rewel dan tantrum, dia tidak suka diinfus."
"Tidak akan tante," jawab Zac seraya masuk kamar setelah dipersilahkan.
Zac melangkah perlahan mendekati sisi ranjang Senja. Gadis itu masih terlihat lemah dengan mata sembab.
"Hai, Nja!" sapanya lembut.
"Kak Zac... Huhuhu" sambut Senja mengadu
"Apa yang kamu rasakan saat ini," tanya Zac duduk di kursi samping ranjang Senja
"Aku ... Aku ... Bagaimana kalau tadi itu aku mati, tidak ada tahu aku ada di dasar kolam. Semua ini gara-gara aku gemuk, tubuhku berat seperti batu!" sesalnya.
"Iisshh... Jangan bicara seperti itu, kamu hanya panik Nja', kalau nggak panik semua akan baik-baik saja. Aku tahu kamu pandai berenang."
"Aku juga heran ka Zac, aku sudah renang dua putaran lalu aku naik ke atas untuk ambil minum, sehabis minum jus strawberry kepalaku pusing dan mataku berkunang-kunang," keluhnya.
'Jus strawbery? Cek cctv bagian dapur' gumam Zac pelan.
"Lalu kamu minum atau makan apa lagi?" tanya Zac
"Nggak ada, hanya itu. Ini hari pertama dietku Ka... "
"Besok jangan diet dulu ya, kalau mau diet harus ikut program dokter jangan sembarang," pesan Zac. Senja mengangguk manja.
Di ruang kerja Sebastian.
"Ma, Sam harus jujur pada mama dan papa. Tapi kondisinya saat ini papa sedang menemani pengobatan Shaka. Sam ingin mama ambil tindakan pada orang-orang yang ingin mencelakai keluarga kita."
"Maksud kamu, tenggelamnya Senja bukan kecelakaan?"
"Itu memang kecelakaan tapi pasti ada penyebabnya. Dan mama harus tahu hasil penyelidikan Sam selama ini. Sam sudah cek CCTV khusus yang papa simpan di setiap sudut rumah. Ini hasilnya mam!"
Video diputar.
Dalam video pertama, Deswita dan Gavin sedang menghina Senja dan Gavin menyerahkan bungkusan untuk Shaka melalui Deswita.
Video kedua, Deswita hampir setiap hari menyelinap ke kamar Monica untuk mencoba lingerie dan perhiasan Monica. Ada beberapa lingerie yang ia curi begitu juga perhiasan, jam tangan, tas branded dan video terakhir menunjukkan Deswita memeluk jas milik Sebastian yang tergantung di kapstok khusus jas.
"Satu temuan lagi mam, Deswita sudah tiga kali ke kantor papa membawakan bekal makan siang untuk papa. Menurut sekretaris papa, saat itu papa tidak ada di tempat. Tapi Deswita bersikeras untuk menunggu di dalam ruangan hingga papa pulang."
"Apa yang ada dipikiran anak itu," lirih Monica seraya bersandar lemas di sandaran kursi kerja suaminya. "Kita jangan gegabah Sam, bu Mira sudah seperti ibu bagi kalian bukan? Kita harus kumpulkan bukti lebih banyak untuk mengembalikan mereka ke desa."
...***...
...Dia bukan adikku...
Satu minggu berlalu.
Sun Internasional school
Siang itu kantin sekolah begitu ramai dipenuhi siswa dari SMP sampai SMA di Sun Internasional school. Dimana ketiga anak dari keluarga Sebastian bersekolah di sana, termasuk Deswita.
Gadis itu tengah membagikan video Senja terpleset di kolam renang dan kejadian memalukan saat di lapangan olahraga tadi, celana training Senja ada yang merobeknya hingga gadis itu jadi bahan tertawaan semua murid yang mengikuti olahraga bersama.
Tentu saja, Deswita pelakunya.
"Ilmu gravitasi bumi pun berpihak untuk menghibur kita semua hahaha, renang gaya batu," ujar seorang siswi
"Anak pembokat kamu nggak tahu sopan santun ya, Des. Ngapain dia main sampai ke kolam renang rumah kamu," sahut yang lain.
"Aku sih nggak masalah ya dia mau main ke dalam rumahku, ke kamarku pun tidak masalah. Papa mama aku sangat baik padanya, jadi dia nge-lun-jak!" jawab Deswita dengan gaya sok cantik.
"Kamu baik hati sekali Deswita," puji siswi yang ada di hadapannya.
"Ya ampuun... Celananya pun menjerit dan robek karena bokong dan pahanya terlalu besar."
"Udah gitu nggak tahu diri menyukai ka Gavin," timpal siswi yang sudah tahu kalau Senja pernah menyukai Gavin.
"Eh iya, mau lihat gak surat cinta yang dibuat anak pembantuku pada ka Gavin," ucap Deswita
"Mana lihat, Des. Berikan pada kami biar kami baca!" seru siswi lainnya, situasi semakin gaduh oleh kata-kata hinaan.
Dari arah lain, Senja dan Ayunda baru saja masuk ke area kantin. Sebenarnya Senja dan Ayu sudah lama bersahabat tapi persahabatan mereka seringkali menjadi bahan olok-olok teman-teman seangkatannya. Ayu anak yatim piatu yang mendapat beasiswa bersekolah di situ. Dulu ayahanda Ayu bekerja sebagai satpam sekolah Sun Internasional school.
Mereka disebut sebagai circle keset alias miskin.
Sam bersama genk-nya memasuki area kantin. Sorot matanya tajam menuju satu titik, pada remaja putri yang sedang di kelilingi remaja putri lainnya, Deswita. Dengan cepat ia menarik kertas yang berisi ungkapan hati Senja pada Gavin. Senja memang sudah membuang buku hariannya yang berisi tentang perasaan cintanya pada Gavin. Akan tetapi momen itu dimanfaatkan Deswita untuk membuat Senja malu.
"Kamu cari masalah denganku, Deswita!" teriak Sam seraya mencengkram pergelangan tangan Deswita.
"Ka-ka S-Sam!" pekik Deswita.
"Jangan pernah lagi memanggilku kaka, karena kamu bukan adikku!" maki Sam dengan suara lantang.
Semua siswa yang ada di sana terperanjat, banyak yang belum tahu jika Deswita bukanlah keluarga Sebastian. Selama ini mereka percaya dengan apa yang Deswita katakan.
"Ka Sam tolong jangan permalukan aku," ucap Deswita dengan wajah mengiba.
"Baru saja kamu mempermalukan adik kandungku, Senja memang tidak pernah membalas kelicikanmu. Tapi aku tidak akan tinggal diam jika adikku kamu sakiti!"
"Maafkan aku ka... " Deswita ingin bersimpuh di kaki Sam, tapi Sam menarik lengannya agar gadis itu merasakan mendapatkan cacian dari siswi lainnya.
"Senja?! Adik kandung ka Sam?!" pekik semua yang ada di sana, terkejut.
"Perhatian semuanya!" teriak Sam. "Perempuan ini bukanlah adikku seperti yang selama ini dia katakan, dialah sebenarnya anak dari ibu Mira, asisten rumah tangga kami. Kami diam bukan karena kami tidak mau membalasnya, tapi kami masih punya hati nurani. Akan tetapi kelakuan Deswita semakin membuat kami muak, dia lupa diri darimana ia berasal. Mulai hari ini siapa yang berani menghina Senja akan berurusan denganku!" teriak Sam lantang dan menjadi perhatian semua orang.
"Itu Senja!" seorang siswa SMP berteriak sambil menunjuk Senja
Semua mata kini beralih pada dua orang gadis yang selama ini seringkali mereka bully. Mulut Senja masih penuh dengan mie ayam yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Tubuh Senja sontak mematung, sejak tadi ia tahu ada keributan di tengah Kantin, tapi ia tidak perduli. Senja dan Ayu memilih duduk di meja paling pojok kantin untuk menikmati mie ayam yamin.
Dengan bibir mengerucut dan pipi menggelembung karena penuh, Senja tersenyum kikuk menatap nanar semua mata yang tertuju padanya.
Dalam hati Sam ingin mengutuk sekaligus tertawa keras melihat adiknya yang asik sendiri dengan makanannya.
"Dasar Senja! Di situasi yang genting seperti ini kamu malah sibuk sendiri dengan makananmu!" batin Sam.
"Nja, yang dimaksud adiknya ka Sam itu kamu? Senja kamu atau ada senja lain?" tanya Ayu pelan lalu buru-buru memeluk mangkok dengan kedua telapak tangannya. "Aku nggak ikutan ya Nja, aku nggak mau dibully anak-anak. Aku takut... A-aku lebih baik pindah meja," bisik Ayu.
Senja menahan tangan Ayu agar tidak beranjak dari duduknya. Kepalanya menggeleng menolak keputusan Ayu. Ia lekas menelan mie ayam dalam mulutnya, lalu membersihkan bibir dengan tisu.
Semua mata masih tertuju pada Senja, ada yang benar-benar peduli, ada yang sekedar ingin tahu akhir huru hara itu, ada yang cuek tidak perduli tapi enggan beranjak dari kantin.
"Des, jadi selama ini kamu membohongi kita semua?!" tanya siswi lain.
"Jahat kamu, Des! Senja seringkali kita bully karena omongan jelek kamu tentang Senja!"
"Mulai hari ini kamu tidak layak ada di circle kami. Anak pembantu tapi nggak tahu diri!" ucap Tatu, si ratu sekolah dengan nada sinis.
Salah satu siswa ada yang melemparkan gelas plastik kosong ke arah Deswita, tindakan itu memicu teman-teman lainnya menghukum dan menghina Deswita. Ada yang tega melempar sambel dan kecap ke baju Deswita hingga gadis itu menelungkupkan wajah di atas meja.
Sam bersama genk-nya pun pergi meninggalkan aksi sangsi sosial yang diterima Deswita. Senja hanya menatap kasian pada Deswita dari kejauhan. Jujur ia tidak tega melihat Deswita kini balik di bully semua orang. Tapi dia juga sudah bertekad tidak ingin dekat dan peduli lagi pada Deswita.
tapi berdua 😚
kekny harusny Zac ya 🤔
,, selamat k Dee,, semoga kontrakny lulus 🤗
aku jaman SMA cuma berani kirim salam trus lirik2an dari jauh. 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Beri aku kekuatan
Tuk menatap matanya
Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku
Hariku bersamanya
Hariku bersamanya~