NovelToon NovelToon
VLINDERS

VLINDERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Era Kolonial / Balas Dendam / Nikah Kontrak
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Maria bereinkarnasi kembali setelah kematiannya yang tragis oleh tunangannya yang mengkhianati dirinya, dia dieksekusi di kamp konsentrasi milik Belanda.

Tragisnya tunangannya bekerjasama dengan sepupunya yang membuatnya mati sengsara.

Mampukah Maria membalaskan dendamnya ataukah dia sama tragisnya mati seperti sebelumnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 LUKISAN ITU BICARA PADAKU

Maria Van Kouhen Houven masih berdiri termangu-mangu di depan lukisan yang baru saja bicara dengannya.

Kejadian aneh yang ketiga terjadi setelah dia bereinkarnasi dan bangkit dari alam kematian yang dia alami di kamp konsentrasi milik Belanda.

"Lukisan pelaut itu bicara padaku", ucapnya terkesima.

Maria menoleh ke arah telapak tangannya, dia melihat sebotol kristal berpendar-pendar indah.

"Botol apa ini ?" tanyanya.

Maria kembali mengalihkan pandangannya kepada lukisan pelaut lalu memekik kesal.

"Ya, ampun ?! Sulit dipercaya ! Aku tidak gila kan ???" ucapnya.

Maria terlihat kusut masai, dengan rambut acak-acakan sehabis dia keluar dari kamar Rexton, laki-laki dari Inggris yang datang menginap di rumahnya.

Putri dari bangsawan Grand duke Herman itu hanya bisa menatap lesu ke arah lukisan pelaut yang kembali normal sedangkan pikirannya kacau tak menentu.

Wajahnya merona memerah dan tampak sangat gelisah, ini pengalaman pertama kali baginya, dia melihat dan masuk ke dalam lukisan yang bisa hidup.

Beberapa menit yang lalu dia bersama pria asing yang baru saja dikenalnya dan dia memutuskan menerima tawaran nikah kontrak diluar espektasinya, suatu langkah naif yang sedikit tergesa-gesa karena memutuskan sesuatu tanpa berpikir panjang dan kini dia dihadapkan pada suatu keanehan lainnya.

Maria merasakan jantungnya berdesir cepat jika mengingat kejadian tadi bersama Rexton Brox Mackenzie di dalam ruangan kamar tamu.

Rayuan-rayuan maut yang dilancarkan oleh Rexton sungguh menggelisahkan hatinya.

Entah apa yang telah membuatnya terus mengingat-ingat Rexton namun perlakuan laki-laki itu mampu meluluh lantakkan kewarasannya.

"Mungkin botol kristal ini dapat membantuku kembali waras", ucapnya sembari melirik ke arah telapak tangannya yang memegang botol kristal pemberian pelaut lukisan.

Maria tak berpikir untuk kedua kalinya, dia memutuskan segera membuka tutup botol itu.

"Ada air di dalam botol ini", ucapnya saat dia melihat isi di dalam botol kristal.

Maria meneguk air di dalam botol itu tanpa memikirkan sebab akibatnya lagi yang terpenting harapannya dia bisa cepat kembali waras.

"Maria..., apa yang kau lakukan disini ?"

Tiba-tiba terdengar suara menyapa Maria dari arah belakang.

Maria memutar badannya sangat cepat, dan dia melihat nyonya Grand duke Herman sedang berdiri di dekatnya.

"Mama...", ucapnya terkejut.

Rupanya nyonya Grand duke Herman tidak sendirian, dia bersama Espen sedang berdiri diam di koridor ini.

"Kau darimana dan apa yang kau lakukan di koridor ini ?" tanya mama.

"A-aku..., aku..., aku dari ruangan utama dan sedang mengagumi lukisan yang ada disini...", sahutnya gugup.

Nyonya Grand duke Herman memandangi Maria mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Kau berantakan sekali, Maria", ucap mama dengan menyelidik ketika tatapannya tertuju pada bekas merah di pangkal leher Maria.

"Ah, iya ?!" sahut Maria gelisah.

"Apa ini ?" ditariknya bagian collar dari gaun Maria hingga terbuka. "Kau baik-baik saja, bukan ?"

"Ya, mama, aku baik-baik saja", sahut Maria lalu cepat-cepat menutupi lehernya dengan collar berenda.

"Tumben kau memakai gaun berwarna menyolok pada siang hari, tidak biasanya, apa kau baru keluar dari rumah", kata mama.

Maria menggeleng cepat lalu menundukkan pandangannya.

"Aku tidak dari mana-mana, mama", ucapnya.

"Mama tadi menyuruh Espen ke kamarmu untuk menyerahkan selimut katun ini pada tuan Rexton", kata mama.

"Ya, kalau begitu biar Espen saja yang memberikannya, aku mau kembali ke kamar", kata Maria.

"Tidak enak kalau menyuruh Espen yang mengantarkannya karena mama ingin kau yang kesana", sahut mama.

"Kenapa harus Maria ???" tanya Maria agak kesal, dia tidak ingin lagi terlibat lebih intens dengan Rexton untuk saat ini.

Baginya kejadian tadi di kamar tamu bersama laki-laki itu telah membuat hidupnya semakin tersiksa bahkan dia merasa bahwa dirinya berada di jurang maut untuk kedua kalinya.

Maria menggigil ketika dia membayangkan wajah Rexton, memang benar wajah Rexton sangat lah tampan daripada Prinsen, tapi bagi Maria dia seperti monster yang setiap saat bisa melahap dirinya, dan sudah cukup untuknya karena dia tidak sanggup menghadapi kelakuan Rexton jika mereka bersama.

"Maria ke kamar dulu, rasanya aku kurang enak badan", ucapnya hendak pergi.

"Jangan menghindarinya, dia laki-laki yang baik menurut penilaian mama, anatarkan saja selimut ini teruntuk dia tanpa kau harus masuk ke kamar tamu", kata mama.

Mama menarik tangan Maria lalu menyerahkan selimut yang dibawa Espen.

"Maaf, mama tidak ingin tamu di rumah Grand duke Herman kecewa, jadi kumohon tolonglah mengerti ini", kata mama seraya tersenyum lembut pada Maria.

"Tapi..., mama...", ucapnya kalang kabut.

"Baiklah kau bisa kembali ke kamarmu agar kau bisa memperbaiki riasanmu lalu segera antarkan selimut ini ke kamar tamu", kata mama.

Maria tidak mampu menolak permintaan mama kemudian berjalan pergi dari hadapan mama serta Espen.

"Siapa tuan Rexton itu, mevrouw ?" tanya Espen.

"Tamu kehormatan dari luar negeri, beliau menginap di rumah ini sampai meneer pulang", sahut mama.

"Oh, begitu, ya... Tapi, kenapa mevrouw meminta nona Maria yang mengantarkan selimut itu, kan ada saya yang bisa mengantar kesana", kata Espen.

"Aku suka laki-laki berwibawa seperti Rexton Brox Mackenzie, dia sangat menawan dan lebih cocok jika bersama Maria", kata mevrouw.

Nyonya Grand duke Herman tersenyum kemudian mencondongkan dirinya lebih dekat kepada Espen.

"Sebenarnya aku tidak terlalu suka pada Prinsen, laki-laki pilihan Maria, menurut pemahamanku bahwa dia seorang pecundang bodoh", bisiknya hati-hati.

"Dan memanfaatkan harta nona Maria saja, mevrouw", sambung Espen.

"Tepat sekali !" sahut mama setuju.

"Ternyata mevrouw juga sama tidak sukanya dengan saya pada tuan Prinsen", kata Espen.

"Jangan keras-keras, nanti Maria dengar, kau tahukan kalau dinding memiliki telinga", kata mama.

"Maaf, tapi saya memang kurang setuju jika nona Maria menikah dengan tuan Prinsen bahkan saya berharap lebih kalau mereka putus", kata Espen yang mengecilkan volume suaranya.

"Memangnya kenapa kau begitu tidak suka dengan Prinsen ?" tanya mevrouw.

"Gosipnya kalau tuan Prinsen itu mata keranjang dan saya mendengar dari para penjual Jaarmarkt kalau tuan Prinsen sering keluar bersama perempuan lain", sahut Espen.

"Echt verdomd !" pekik mama tersentak kaget saat dia mendengar penjelasan Espen tentang Prinsen.

Tampak sekali wajah nyonya Grand duke Herman sangat marah seusai Espen bicara yang mengatakan bahwa Prinsen berselingkuh dengan wanita lain.

"Klootzak, wie is die bitch, vertel het me !" ucapnya sembari mencengkram lengan Espen.

"Sa-saya juga tidak tahu siapa wanita itu karena saya hanya mendengarnya saja dari orang-orang di Jaarmarkt, mevrouw", sahut Espen ketakutan.

"Echt verdomd ! Jika tertangkap maka tamat lah riwayat mereka, dan aku tidak akan melepaskan mereka !" kata mama dengan kedua mata melotot marah.

"Sa-saya juga berharap begitu, mevrouw", kata Espen gelagapan.

"Baiklah, Mari kita selidiki saja tentang mereka ! Dan aku akan memberimu upah untuk pekerjaan rahasia ini", kata mama.

Nyonya Grand duke Herman memberikan beberapa gulden kepada Espen.

"Ini upah pertamamu, kerjakan tugas rahasia ini dan jangan sampai orang lain memergokimu sedang memata-matai Prinsen", ucapnya.

"Baik, mevrouw", sahut Espen dengan sorot mata serius sambil menggenggam erat sejumlah gulden yang ada di tangannya.

"Ingat pesanku ini, berhati-hati lah !" perintah mama sembari menatap tegas.

"Siap, mevrouw", jawab Espen.

"Pergilah diam-diam dari groot huis ini tanpa diketahui oleh penjaga disini, menyamar lah sampai kau tak dikenali lagi", kata mama.

"Ya, mevrouw", kata Espen.

"Tetap lah waspada dan jaga dirimu baik-baik, Espen !" pesan mama.

"Baik, mevrouw", jawab Espen.

Espen menganggukkan kepalanya berulangkali tanda dia mengerti lalu melangkah pergi, melewati jalan koridor yang terhubung ke ruang-ruang lainnya yang ada di groot huis.

1
Tobatos Corp
rival terbaik
Dewi Anggya
enak donk bisa mnghilang setidaknya pas dlm keadaan mendesak atau Maria ingin menyelidiki sesuatu
Dewi Anggya
Maria bisa mnghilang karena cahaya itu...
Dewi Anggya
semoga kamu selamat Kliwon dn surooo 🤭 agak beraaaat tugasmuuu
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih 👍👍👍👍👍
total 2 replies
Bianca Nadia
gua cinta ma lu thor
Bianca Nadia
keren sih👍
Bianca Nadia
gak tanggung tanggung nih saingannya perwira tinggi militer pulak dibanding empedu jobless kek prinsen gak sebanding
Bianca Nadia
kek dejavu gitu
Bianca Nadia
oh critanya nih tentang reinkarnasi
Kintamani Wee
💪
Reny Rizky Aryati, SE.: 💪💪💪💪💪💪
total 2 replies
Kintamani Wee
kek gimana ini
Dewi Anggya
Hiyaaaaaaat.....benturkan kepalanya prinsen Kedinding,ke meja,kelantai ,kemanapuuuun gk masalah Rexton 🤣✌🏻
Reny Rizky Aryati, SE.: 🤣😂🤣😂🤣😂🤣😂
total 2 replies
Dewi Anggya
prinsen ini arogan sekaliiiii....
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍mantap sekali....👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
Dewi Anggya
thoor maaf klo saya komen terus yaa🙏🏻
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih 👍👍👍👍👍👍🎂
total 2 replies
Dewi Anggya
tuhhh dengerin Rexton bahwa apa yg di bilang Maria itu benar ...bkn halusinasi 🤭
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
Kintamani Wee
wajar sih kalo dibilang durhaka kelewatan
Kintamani Wee
lah disentuh kamunya yang kabur mulu maria, gimana juga ketegasanmu sebagai bini
Kintamani Wee
lah rexton terjadi lah reaksi kimia rexton
Kintamani Wee
guys
Kintamani Wee
sedari main kejar kejaran mulu nih mereka kapan wik wik wiknya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!