NovelToon NovelToon
ME?

ME?

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Romansa / Tamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bravania

Ketika Tuan Muda punya perasaan lebih pada maid sekaligus sahabatnya.
Gala, sang pangeran sekolah, dipasangkan dengan Asmara, maidnya, untuk mewakili sekolah mereka tampil di Festival Budaya.
Tentu banyak fans Gala yang tak terima dan bullyan pun diterima oleh Asmara.
Apakah Asmara akan terus melangkah hingga selesai? Atau ia akan mundur agar aman dari fans sang Tuan Muda yang ganas?

Happy Reading~

•Ava

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bravania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Let's Show

"Cepat, Gala! Lama sekali. Kita bisa terlambat."

"Iya, iya. Maaf."

Gala keluar masih sembari memakai sebelah sepatunya. Asmara face palm melihat kelakuan tuan mudanya seperti itu.

"Sudah, ayo berangkat!"

Tanpa menjawab, Asmara tiba-tiba berjongkok membuat Gala bingung.

"Kau mau berangkat dengan sepatu yang belum ditali?"

Asmara kembali berdiri setelah selesai mengikatkan tali sepatu Gala yang -keduanya- belum diikat.

"Hehe. Kan sedang buru-buru."

"Lain kali, jika besok akan perform, bergadang lagi, ya? Main game online sampai pagi."

Gala sadar Asmara sedang menyindirnya. Ia akui itu salahnya. Tapi, ajakan temannya war bersama terlalu menggoda untuk diabaikan.

"Iya, iya. Aku minta maaf. Tidak akan ku ulangi lagi."

Jadi, sekarang mereka akan berangkat ke Festival Budaya. Dan hampir saja mereka dimarahi Pak Bayu karena belum datang ke venue. Salahkan saja Gala yang tidur seperti orang mati karena memainkan game online sampai pagi.

Perjalanan keduanya diisi Gala yang terus melakukan skinship. Bukan. Lebih tepatnya Gala terus memeluk Asmara. Ia bilang bahwa memeluk Asmara bisa membuatnya tenang.

"Gala, lepas! Kau tak malu dilihat Pak Adit?"

Bisikan Asmara hanya dibalas gelengan oleh pemuda itu.

"Pak Adit, jangan melihat ke belakang! Asmara bilang dia malu."

Asmara mendelikkan matanya tajam. Pipinya memerah. Gala hanya meringis pelan saat Asmara mencubit pinggangnya. Pak Adit pun ikut Tersenyum melihat dua remaja itu akur.

~•~

Venue Festival Budaya sudah sangat ramai. Jelas saja. Sekarang pukul 10 yang berarti acara inti akan berlangsung 1 jam lagi. Dan Gala juga Asmara sedang bersiap-siap di backstage bersama perwakilan sekolahnya yang lain.

Dan sudah bisa diduga jika Asmara dan kelima gadis -yang menamai diri mereka A Girls- meramaikan ruangan yang cukup luas itu.

Bahkan Alina, sang leader, memaksa agar dia saja yang mendandani Asmara. Ia merasa punya gaya make-up yang cocok dengan Asmara untuk konsepnya dan Gala.

"Kak Alina, kau yakin ingin mendadani ku?"

"Tentu saja. Percaya saja padaku."

Meski sedikit ragu, Asmara membalas senyum percaya diri dari kakak kelasnya itu sebagai tanda setuju. Dan acara mari-mendandani-Asmara pun dimulai.

"Lama sekali. Apa mereka menyuruh Asmara bertapa sebelum berdandan?"

Gala sudah selesai didandani dan dia hanya memainkan ponsel untuk membunuh kebosanannya menunggu Asmara selesai juga menunggu gilirannya tampil.

"Gala."

"Kau lama sek-"

Gala diam begitu menoleh pada Asmara yang memanggilnya malu-malu.

"Indah." Matanya terpaku pada gadis yang baru saja keluar dari tempat make up.

"He-hei! Apa aku seaneh itu?"

Dengan cepat Gala menggelengkan kepalanya.

"Kau.. cantik."

Cukup pelan kata terakhir terucap dari Gala, namun Asmara masih bisa mendengarnya.

"Bagaimana? Bagus, kan? Kau sangat cocok dengan make-up ini."

A Girls mengerubungi Asmara. Mereka terlalu takjub dengan penampilan Asmara. Mulai dari Marissa yang merengek ingin didandani juga seperti Asmara sampai Valina yang mencubit pipi Asmara karena gemas.

"A Girls! Ayo, bersiap! Setelah ini giliran kalian tampil."

"Ah.. sayang sekali. Nanti setelah tampil, kita foto bersama ya? Aku harus foto dengan kembaran ku."

Marissa merengut tak rela yang dibalas kekehan Asmara.

"Iya. Nanti kita foto bersama. Semangat untuk kalian!"

Kelimanya melambai pada Asmara sebelum keluar dari ruangan. Gadis itu pun duduk di samping Gala yang masih betah diam menatapinya.

"Apa aku sejelek itu? Berhenti menatapku seperti itu, Gala!"

"Kau.. sangat indah."

Blush

Pipi Asmara merona. Pipinya yang berwarna pink efek blush on jadi semakin memerah. Kenapa ia jadi malu seperti ini?

"A-apa?! Biasa saja. Tak perlu melihatku sampai seperti itu!"

Gala tak menjawab tapi kepalanya sudah bersandar nyaman di bahu yang lebih muda dan sudah pasti tangannya ikut melingkari pinggangnya.

"Nanti setelah selesai kita harus jalan-jalan."

"Apa kau tak lelah?"

Kebiasaan, tangan Asmara akan mengusap-usap rambut Gala tak lama setelah pemuda itu menempel padanya.

"Jika denganmu maka tak ada kata lelah. Tak mau tahu, kau harus menemaniku."

"Iya, Tuan Muda."

Gala terkekeh pelan mendengar nada sarkas dari Asmara.

~•~

15 menit. Hanya tersisa 15 menit lagi lalu mereka akan berhadapan dengan audience. Dari balik panggung Asmara bisa mendengar riuh pengunjung yang hadir. Apalagi ini acara inti. Sudah pasti banyak yang akan menyaksikan penampilannya dan Gala.

Tangan Asmara saling remas. Ia gugup. Bahkan ia berkali kali menarik lalu menghembuskan napas perlahan untuk mengatur ritme jantungnya yang sedikit ribut.

"Calm down, baby."

Gala meraih satu-satu tangan Asmara lalu menggenggamnya. Namun pukulan pelan di lengan harus diterima Gala karena ucapannya barusan.

"Jangan memanggilku sembarangan, bodoh!"

"Kenapa, sih? Aku hanya ingin menenangkanmu."

"Bisa, kan, tidak memanggilku seperti itu?!" Rengutnya.

Gala menampilkan deretan giginya tanpa rasa bersalah dan kembali menggenggam tangan Asmara.

"Jadi sekarang kau harus tenang. Semua akan berjalan dengan baik. Kita sudah berusaha sangat keras. Jika mereka tak suka pun itu bukan masalah kita. Kita sudah berusaha menunjukkan yang terbaik."

Asmara terhanyut pada manik gelap yang sedang menatapnya. Tampan. Tapi Asmara segera menggelengkan kepala samar untuk menghilangkan pikiran melanturnya.

Gadis itu akhirnya mengangguk mengiyakan ucapan Gala. Benar, ia harus yakin. Masalah akan disukai atau tidak bisa dipikirkan nanti. Yang harus ia lakukan sekarang adalah menampilkan yang terbaik dari apa yang ia punya.

Ia sudah bekerja keras. Gala pun sama. Mereka tak ingin mengecewakan siapapun terutama diri mereka sendiri. Ia harus bisa menampilkan yang terbaik. Di sisi lain, ini adalah pembuktian bagi Asmara. Ia ingin membuktikan jika dirinya pantas bersanding dengan si Pangeran Sekolah yang saat ini masih menggenggam tangannya.

"Ayo, berdoa! Bukankah kau selalu melakukannya saat akan melakukan sesuatu?"

Asmara tersenyum. Kemudian keduanya menunduk mengucap doa dalam hati masing-masing. Berharap yang terbaik bagi penampilan mereka. Pun hasil yang sesuai kerja keras mereka selama hampir dua bulan ini.

"King&Queen, Ayo ke atas panggung! Sekarang giliran kalian."

Apa kalian sudah tahu nama Duo Gala dan Asmara? Belum? Panitia baru saja memanggil mereka.

Gala menatap Asmara. Mereka saling tatap seolah meyakinkan satu sama lain sebelum naik ke atas panggung.

Riuh teriakan saat Gala naik benar-benar memekakkan telinga. Dan berganti bisik-bisik tak percaya juga takjub saat Asmara mengikutinya. Beberapa gadis berbisik, 'apa itu benar Asmara?', 'Ternyata dia sangat manis' dan bisikan-bisikan tak percaya lainnya yang mungkin berasal dari siswa sekolah Gala dan Asmara.

"Ini dia yang ditunggu oleh para penonton. Benar?"

Pertanyaan pembawa acara disambut teriakan lantang oleh para pengunjung yang sebagian besar adalah remaja gadis.

"YAAA!!!"

Gala tersenyum manis pada para pengunjung.

"Dan siapa si manis yang bersama kita di sini?"

"Halo, aku Asmara."

"Hai, Asmara. Bukankah dia sangat manis, teman-teman?"

"Ah, terimakasih."

Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, pembawa acara akhirnya mempersilakan keduanya untuk tampil.

Keringat sudah membasahi tubuh Gala dan Asmara. Mereka hampir tiba di akhir lagu. Jujur, Asmara sedikit berdebar. Pasalnya ending pose yang akan mereka lakukan sedikit berbahaya menurutnya.

Kini Asmara dan Gala sudah berhadapan. Keduanya mendekat dengan telapak tangan yang mulai saling menempel, naik perlahan hingga tepat berada di depan bibir mereka.

Gala melingkarkan satu tangannya yang lain di pinggang sempit Asmara. Saat bibir mereka hampir menempel di punggung tangan, Gala dengan cepat menurunkan genggaman tangan mereka lalu menempelkan bibirnya di pipi Asmara. Harusnya mereka mencium punggung tangan masing-masing. Tidak seperti ini!

Asmara terkejut tentu saja, pipinya memanas diikuti rona merah yang muncul begitu saja. Tak beda jauh dengan penonton. Mereka histeris melihat hal yang Gala lakukan.

Tak kurang dari 10 detik lalu Gala melepas ciuman di pipi itu. Musik sudah benar-benar selesai. Gala tersenyum teduh sebelum membawa Asmara menghadap ke depan. Dan ramai tepuk tangan pun terdengar membuat Asmara tak mampu menahan senyum kelegaan dan bahagianya.

"Wow wow wow! Penampilan yang sangat menakjubkan. Ingin melihatnya lagi?"

"Encore! Encore! Encore!"

Para penonton bersorak antusias.

"Tapi maaf, lain kali saja ya?"

Dan teriakan 'wooo' pun menggema. Membuat Asmara tertawa melupakan hal nekat yang Gala lakukan di ending pose mereka tadi.

"Terimakasih sudah menampilkan sesuatu yang sangat menggegerkan seperti ini. Tapi.. aku ingin bertanya satu hal sebelum kalian turun."

Asmara dan Gala menanti pertanyaan dari pembawa acara. Terutama Asmara, ia penuh antisipasi menanti apa yang akan ditanyakan.

"Apa ending pose kalian memang seperti itu?"

Dan dugaan Asmara benar.

"A-ah.. itu.."

"Ya. Kami memang sengaja melakukan itu agar memberi akhir yang berkesan."

Asmara bernapas lega. Ia benar-benar tak tahu harus menjawab apa. Ia bersyukur Gala bisa menjawab pertanyaan tiba-tiba itu.

"Wow! Kami tak pernah menyangkanya. Sekali lagi, tepuk tangan untuk mereka."

Gala dan Asmara membungkuk lalu turun diiringi tepuk tangan para penonton.

Sampai di backstage Asmara menubrukkan dirinya pada Gala.

"Hei, hei. Kenapa, hm? Ada sesuatu?"

Asmara menggeleng, tapi isakan pelan keluar dari mulutnya.

"Kenapa? Apa seseorang melukaimu? Atau berkata kasar padamu?"

Hanya gelengan lagi yang didapat Gala.

"A-aku.. hiks.. senang.. hiks.. mereka menyukai kita."

Gala tersenyum simpul. Satu tangannya terangkat mengusap Surai lembut milik Asmara.

"Tentu saja mereka menyukainya. Bukankah sudah ku bilang? Kita sudah berusaha dengan sangat keras."

Asmara mengangguk lalu melepas pelukannya.

"Ayo, ganti baju! Kita harus jalan-jalan sebagai perayaan keberhasilan kita."

Gala tertawa. Asmara dengan senyum lebar dan tatapan berbinar terlihat sangat lucu di matanya. Tangannya bergerak otomatis mengusak Surai kesayangannya.

"Ayo!"

1
Awa De UwU lavita uwu
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
Ava: ikutin terus ceritanya yaa. happy reading😘
total 1 replies
Texhnolyze
Ceritanya keren banget, thor. Sangat menginspirasi!
Ava: aw.. makasiii. semoga ceritaku bisa menghibur temen temen. pantengin terus yaa😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!