NovelToon NovelToon
Melahirkan Anak Rahasia CEO

Melahirkan Anak Rahasia CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Single Mom / One Night Stand
Popularitas:88.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda wistia fitri

Menginjak usia 20 tahun Arabella zivana Edward telah melalui satu malam yang kelam bersama pria asing yang tidak di kenal nya,semua itu terjadi akibat jebakan yang di buat saudara tiri dan ibu tirinya, namun siapa sangka pria asing yang menghabiskan malam dengan nya adalah seorang CEO paling kaya di kota tempat tinggal mereka. Akibat dari kesalahan itu, secara diam-diam Arabella melahirkan tiga orang anak kembar dari CEO tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda wistia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Hujan turun deras di atas gedung kaca Arabella Technology, membasahi trotoar tempat puluhan wartawan dan fotografer berkumpul seperti kawanan burung pemangsa yang mencium bau darah.

Lampu kamera berkilat tanpa henti, mikrofon teracung dari berbagai arah, sementara suara teriakan memenuhi udara sore itu.

 “Nona Arabella! Benarkah Anda menggugat ayah kandung sendiri demi saham?”

“Apakah benar Anda sempat menghilang karena kehamilan di luar nikah?”

“Siapa ayah dari anak itu, Nona Arabella?!”

Suara-suara itu bergema seperti peluru yang menghantam dada.

Namun Arabella berjalan menembus kerumunan dengan langkah mantap, wajahnya tanpa ekspresi.

Hujan yang membasahi jas krem-nya tak mampu menutupi sorot matanya yang tajam dan berapi.

Di belakangnya Eliza, asisten pribadi Arabella berusaha menahan wartawan yang semakin memaksa.

Beberapa staf keamanan ikut turun tangan, membuka jalan menuju pintu lobi utama.

Begitu ia masuk, para pegawai berdiri terpaku, sebagian menunduk, sebagian menatapnya dengan khawatir.

Namun Arabella hanya berkata tenang

“Lanjutkan pekerjaan kalian. Kita tidak akan berhenti hanya karena mereka ingin kita jatuh.”

Nada suaranya rendah tapi tegas.

Tidak ada getar, tidak ada air mata hanya tekad yang dingin dan menyala di balik tatapannya.

Sementara itu,salah satu direktur keuangan berdiri gemetar sambil menyampaikan laporan terbaru.

“Investor dari Jepang dan Singapura membatalkan kontrak, Nona. Kerugian kita... sudah mencapai seratus delapan puluh juta dolar. Dalam waktu dua hari.”

Suara itu nyaris seperti bisikan di tengah keheningan.

Asisten lainnya menambahkan, “Proyek chip mobil pintar ditunda tanpa batas waktu. Mereka takut citra perusahaan rusak.”

Arabella menatap layar proyektor di hadapannya, angka merah berderet, grafik menurun tajam.

Ia menghela napas pelan, lalu mematikan layar itu dengan satu ketukan.

"Tidak apa,” ucapnya dingin. “Kalau mereka menjauh karena takut, biarkan.

Kita akan mulai dari awal lagi, tapi kali ini… tanpa siapa pun yang bisa menghancurkan kita.”

Ia berdiri, menatap jendela tinggi tempat hujan turun deras seperti tirai abu-abu.

Wajahnya tegas, namun di balik ketegasan itu, ada luka lama yang berdenyut.

Ia tahu Catherine dan Julian sedang tertawa di balik semua ini tapi dia bersumpah tidak akan memberi mereka kepuasan untuk melihatnya runtuh.

Sementara di gedung megah Alexander Corporation, Nicholas duduk di kursi eksekutifnya dengan rahang mengeras.

Tablet di tangannya menampilkan tayangan berita utama

“Skandal Arabella Edward Mengguncang Dunia Bisnis Investor Mundur, Saham Anjlok!”

Berulang kali jari-jarinya mengetuk meja kayu mahoni, menahan amarah yang hampir meledak.

Xavier masuk pelan, namun Nicholas sudah lebih dulu bicara tanpa menoleh.

"Berapa banyak media yang memuat fitnah itu?”

“Nyaris semua stasiun besar,” jawab Xavier cepat. “Dan sebagian artikel dibayar langsung oleh jaringan Catherine. Mereka pakai akun-akun anonim untuk memperkuat isu lama tentang Arabella.”

Darren muncul di belakangnya, membawa laptop.

“Nick, aku udah coba hapus beberapa postingan besar, tapi mereka terus nyebar. Catherine bener-bener siapin kampanye besar. Kayak perang citra.”

Nicholas mengepalkan tangan. “Perang?” suaranya serak tapi tegas.

“Kalau mereka mau perang… maka mereka akan dapat perang.”

Ia berdiri, menatap layar besar di ruangan itu gambar wajah Arabella terpampang di sana, dikelilingi judul-judul berita keji.

“Aku tahu betapa keras dia berjuang,” gumam Nicholas lirih. “Dia membangun perusahaannya dari nol, bukan dari nama besar.

Sementara Julian dia cuma hidup dari warisan wanita yang tidak pernah dia cintai.”

Xavier menatapnya tajam. “Kau mau bantu dia sekarang?”

Nicholas berbalik, menatap kedua sahabatnya dengan mata yang gelap dan berapi.

“Tidak,” katanya pelan. “Aku akan lindungi dia. Tapi kali ini… bukan dengan kata-kata.”

Darren menelan ludah. “Kau berniat.....”

“Menyerang balik,” potong Nicholas cepat.

“Catherine bermain di media. Aku akan hancurkan reputasi Julian di meja bisnis. Dan kalau perlu… kubuat Aurum Tower jadi kuburan dari seluruh kebohongan mereka.”

Keheningan menggantung sesaat.

Hanya suara hujan di luar jendela yang terdengar.

Nicholas menatap lagi layar tablet di tangannya, di mana wajah Arabella yang basah karena hujan tertangkap kamera namun masih berdiri tegak.

“Bertahanlah, Arabella,” gumamnya pelan.

“Kali ini… kamu tidak sendirian.”

Langit masih kelabu ketika lonceng taman kanak-kanak Rosewood School berbunyi.

Sekolah elit itu terletak di tengah kota San Francisco, terkenal dengan lingkungan yang tenang dan fasilitas mewah tempat di mana anak-anak dari keluarga terpandang belajar mengenal dunia.

Namun hari itu, suasananya berbeda.

Bisik-bisik pelan terdengar di antara para orang tua yang menjemput anaknya.

Tatapan sinis, lirih-lirih suara yang menyebut satu nama dengan nada mencibir Arabella Edward.

Di halaman belakang sekolah, Michelle duduk sendirian di dekat ayunan.

Gadis kecil bergaun merah muda itu memeluk boneka kelincinya erat,boneka baru berwarna biru lembut, bukan lusuh, tapi sudah kotor oleh tanah karena sempat terjatuh.

Wajahnya bersih, namun matanya kosong. Ia hanya menatap ayunan di depannya tanpa suara.

Dua anak lain berdiri tak jauh, berbisik pelan sambil tertawa kecil.

“Itu anak yang katanya nggak punya ayah, kan?”

“Kata mama, ibunya dulu kabur karena malu…”

Tawa mereka pecah. Salah satu anak mendorong Michelle hingga ia terjatuh pelan ke tanah.

Tidak ada tangis, tidak ada teriakan. Michelle hanya memeluk bonekanya lebih erat, matanya kosong dunia di sekitarnya seolah menghilang.

Tak jauh dari situ, Dimitry dan Michael melihat kejadian itu.

Dua bocah kembar itu berlari secepat mungkin menghampiri adik mereka.

Dimitry langsung menahan bahu anak laki-laki yang mendorong Michelle, sementara Michael memeluk adiknya dengan protektif.

"Jangan pernah sentuh adikku lagi,” desis Dimitry dengan suara tajam, jauh lebih dewasa dari usianya.

“Mama bilang, kita nggak boleh balas dendam. Tapi kali ini… aku ingat wajahmu.”

Anak-anak itu mundur ketakutan.

Guru kelas yang baru datang buru-buru menenangkan suasana, tapi terlambat luka itu sudah terjadi.

Beberapa jam kemudian, kabar itu sampai ke Arabella.

Asisten pribadinya Eliza,datang tergesa ke ruang kerja membawa telepon dari pihak sekolah.

“Arabella,” katanya dengan suara cemas, “Michelle terluka. Hanya lecet kecil, tapi... ada insiden dengan anak-anak lain.”

Arabella langsung berdiri, tanpa bicara sepatah kata pun.

Ia mengambil jas dan bergegas keluar wajahnya datar, tapi matanya menyala.

Di sekolah, suasana sudah jauh lebih tenang ketika Arabella tiba.

Begitu masuk ke ruang UKS, ia melihat Michelle duduk di ranjang kecil, bonekanya masih di pelukan, sementara Michael menggenggam tangan adiknya erat-erat.

Dimitry berdiri di samping, wajahnya tegang dan kotor karena sempat berkelahi.

Arabella menunduk, memeluk ketiganya tanpa berkata apa-apa.

Ia tahu kata-kata tidak akan cukup hari ini.

Beberapa detik kemudian, kepala sekolah masuk dengan ekspresi gugup.

"Nona Arabella, kami sangat menyesal. Ini hanya kesalahpahaman kecil antara anak-anak...”

“Kesalahpahaman?” potong Arabella pelan tapi tajam.

“Anak saya disebut anak haram, didorong hingga terluka.

Dan Anda menyebutnya kesalahpahaman?”

Suara rendah itu cukup membuat seluruh ruangan terdiam.

Tatapan matanya tajam, bukan marah karena harga diri, tapi karena rasa sakit seorang ibu yang anaknya diserang karena kebohongan dunia dewasa.

Kepala sekolah menunduk dalam. “Kami akan menindak lanjuti,Nona. Kami janji.”

Arabella menarik napas panjang, lalu menatap Dimitry dan Michael.

"Mama tidak ingin kalian balas dendam. Tapi kalau ada yang menyakiti kalian lagi… bilang ke mama dulu, ya?”

Michael mengangguk cepat.

Sementara Michelle hanya menatap Arabella tanpa suara, lalu memeluknya erat,seolah Arabella akan pergi jika tidak di peluk dengan erat

Arabella memejamkan mata, menahan air mata yang hampir jatuh.

Dalam hati, ia bersumpah

fitnah Catherine boleh menghancurkan reputasinya, tapi tidak boleh mereka menyentuh anak-anaknya.

Sementara itu, dari kejauhan, seseorang memperhatikan mobil hitam Arabella yang meninggalkan sekolah.

Darren duduk di dalam mobil SUV yang terparkir di seberang, sambil menekan tombol dianak-anaknya

“Nick, dia udah di dalam mobil. Aman.”

Suara Nicholas terdengar di seberang, berat dan penuh tekad.

"Jaga mereka diam-diam. Aku nggak mau ada orang yang berani mendekat lagi.

Kalau dunia mau melukai dia… maka aku akan menjadi tamengnya.”

1
Ani Basiati
lanjut thor
Ariany Sudjana
dasar jalang, kamu salah cari lawan Vania
Anita Rahayu
SEBELUM TERLAKSANA RENCANA 2 MEDUSA BIARKAN MEREKA DULU YG MERASAKAN AKITNYA DIANIAYA DAN DI MAKI😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌
Sunaryati
Jeda yang kau berikan Arabella untuk bahagia, menjadi celah bagi Nicholas untuk menghancurkan kalian, sebelum kalian beraksi. Kalian tidak sadar jika setelah insiden kecelakaan Bella selalu diawasi, dipantau, gerak- gerik dan gerakan kalian, untuk memastikan keamanan dan keselamatan Arabella beserta anak- anaknya serta memastikan bahwa Chaterine dalam dibalik kecelakaan Arabella. 🤣🤣
Sunaryati
Arabella kok diberitakan sesungguhnya, mungkin agar pelaku yang dicurigai yaitu Chaterine dapat dipantau reaksinya pasti dia cemas, was- was, dan tidak tenang. Dani kau jangan girang sudah bisa kabur, keberadaan kamu,dan kau sebagai pelaku penabrak Bella sudah diketahui, tinggal penangkapanmu yang tak kau kau prediksi sebelumnya. Kunantikan kehancuran Edward, Chaterine, dan Vania, setelah Dani ditangkap. Ahh emak tak sabar ingin segera beri nilai 5 ⭐
Reni Anjarwani
orang jahat kok ngak insaf2
Ani Basiati
lankuy thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up yg banyak thor
Aghitsna Agis
itu harusnya jg diberitakan msh hidup jd aksn terus membalas ara coba kalau dibilangin nga jd dani akan lengah dan aksn mudah menjeratnya
Ariany Sudjana
tetap waspada Nicholas, jangan sampai Arabella Dan anak-anak dalam bahaya
𝐈𝐬𝐭𝐲
kejam bgt ayahnya....
Reni Anjarwani
makin seru thor doubel up trs thor
Sunaryati
Nah gitu Bella Nicholas itu dulu juga korban dia mabuk, demi kebahagiaan putra- putrimu, serta ketenangan jiwamu. Tinggal membalas orang- orang yang ingin melenyapkan kamu, sepertinya sudah ada titik terang Dani sebagai pelaku utama sudah diketahui, tinggal memburu dan menangkapnya serta menemukan dalangnya. 🤣🤣🤣 Asyik kutunggu.
Ariany Sudjana
turunkan ego kamu Bella, anak-anak butuh kasih sayang kedua orangtuanya dalam satu rumah yang sama, supaya mereka tumbuh dengan baik
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Ariany Sudjana
betul Nicholas, tetep fokus pada penyembuhan Arabella Dan juga lindungi anak-anak
Aghitsna Agis
harus dikabarka arabella meninggol dulu kalau dejarang udah tahu msh hidup harus dembunikan dahulu jeadaan arabella atau bisa tiba2 terjadi seduatu yg dapat meninggal jd berita tersebar sampai catherin tertangkap dan vania juga sm baru akan aman termasuk edwar atau catherin kena hukuman dri edward
Ani Basiati
lanjut thir
Nining Wahyuningsih
Nicholas cupu thor masa bekuasa tapi lemot
melinda
semangat thor
bella terima nicholas ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!