NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / PSK / Pernikahan rahasia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: gustikhafida

*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Mas, apa penyakitmu kambuh?" tanya Jesica panik.

Gavin langsung menciuum bibir sang istri, kedua tangannya dengan lihai meraba dan memainkan buah daada istrinya yang kenyal dan berisi.

Perlahan Jesica terhanyut dalam permainan suaminya. Kedua tangannya melingkar di leher Gavin.

Karena tak nyaman, Gavin langsung menggendong tubuh istrinya dan melanjutkan permainannya di atas kasur.

"Ah, Mas. Geli!" ucap Jesica saat Gavin menghi sap dan memainkan buah daaadanya.

"Aku akan memasukkan senjataku, bersiaplah." ucap Gavin.

"Ah,"

"Terus, Mas." ucap Jesica reflek.

Gavin mempercepat iramanya menuruti permintaan sang istri.

Di sisi lain.

Boy memarkirkan mobilnya di halaman rumah Jesica setelah beberapa menit dia pergi.

"Aku lupa mau mengajak Jesica makan malam. Aku tahu, dia pasti butuh teman cerita untuk hari ini yang sangat panjang. Apalagi, dia habis di pecat Gavin." ucap Boy lalu mengetuk pintu rumah Jesica.

Tok … Tok ….

"Jesica?" ucap Boy yang mengetuk pintu rumah. "Jesica, kamu—" ucapan Boy terhenti saat melihat pintunya terdorong terbuka perlahan. "Ternyata pintunya tidak terkunci. Apa aku masuk saja? Tapi Jesica pasti marah kalau aku tiba-tiba masuk ke rumahnya." gumam Boy lalu membayangkan jika rumah Jesica sedang kerampokan dan Jesica sedang dalam bahaya. "Tidak! Tidak! Lebih baik aku masuk ke rumah untuk memastikan jika tidak terjadi sesuatu dengan Jesica." gumam Boy lagi, dia masuk kedalam rumah Jesica.

Boy melihat dua piring kotor di meja makan. "Aku tidak percaya kalau Jesica makannya begitu banyak. Dia bisa menghabiskan dua piring." gumamnya lalu samar-samar mendengar suara desahan dari kamar atas.

"Suara apa itu?" gumam Boy yang perlahan naik ke atas. "Wow, sekelas pembantu Gavin, mempunyai rumah lantai 2 dengan desain elegant."

Setelah sampai di lantai atas, suara desahan itu makin terdengar jelas di telinga Boy.

"Suaranya berasal dari kamar ini." ucap Boy lalu perlahan membuka pintu kamar yang tak terkunci. Boy terkejut saat mengintip dan melihat Jesica yang sedang bersama seorang pria.

"Astaga, Jesica!" gumam Boy.

Gavin terbuai dengan kenikmatan dunia ini, dia semakin tidak bisa mengendalikan tubuhnya untuk mendapatkan kepuasan yang dia inginkan beberapa hari.

Jesica dengan senang hati melayani suami yang diam-diam dia cintai, dia melupakan sejenak masalah Blade, Boy dan lainnya.

'Aku sangat senang dekat denganmu walaupun kedekatan kita hanya untuk memuaskan has ratmu saja, Mas.' gumam Jesica dalam hati.

"Ayo, terus, Mas." desah Jesica membuat Gavin semakin bertambah liar.

Boy menelan salivanya susah payah saat mengintip permainan Jesica yang sangat menggoda. Tiba-tiba hasratnya muncul karena melihat punggung Jesica yang putih dan mulus.

'Siapa pria itu? Dan kenapa has ratku harus muncul! Bagaimana ini?' gumam Boy dalam hati.

Gavin tak sengaja melihat seseorang sedang mengintip dirinya dari cermin di meja riasnya.

"Kita selesaikan lebih cepat. Ada seseorang yang mengintip kita. Usahakan, wajah kita tidak terlihat." pinta Gavin membuat Jesica panik.

"Apa, Mas? Tapi siapa?" tanya Jesica.

Gavin menyelesaikan permainannya, dia langsung menggendong istrinya masuk kedalam kamar mandi.

"Mas, apa kamu lihat jelas, orang yang mengintip kita? Aku takut dia mau maling rumah ini." tanya Jesica panik.

"Pakai pakaianmu sekarang juga." pinta Gavin yang sedang memakai pakaiannya.

Boy melihat lagi kedalam kamar tetapi dia tidak lagi melihat Jesica.

"Mereka kemana? Dan siapa pria itu? Apa jangan-jangan tadi itu pacar Jesica?" gumam Boy kemudian berjalan menuju tangga dengan hati-hati.

"Ekhem!" saat Boy mengendap-endap turun tangga, tiba-tiba dia mendengar suara. "Siapa?"

Boy reflek menoleh kearah sumber suara.

"Tuan Boy?" gumam Jesica yang terkejut.

Boy terdiam, dia menatap penampilan Jesica yang sangat rapi.

"Maaf, Tuan. Tapi sebaiknya jika Tuan Boy bertamu ke rumah orang, Tuan mengetuk pintu dulu. Jadi, aku tidak mengira maling." ucap Jesica berusaha menutupi geroginya. 'Apa dia melihat semuanya? Apa dia melihat Mas Gavin dan aku yang sedang—' ucap Jesica dalam hati.

"Pintu rumahmu tidak terkunci dan aku takut terjadi sesuatu denganmu. Tapi siapa pria itu?" tanya Boy penasaran. "Aku tidak sengaja melihatmu dengan seorang pria—" Boy tidak bisa meneruskan ucapannya.

"Apa jangan-jangan setelah kamu di pecat, kamu bekerja sebagai—"

"Jangan salah paham dulu, Tuan." ucap Jesica memotong ucapan Boy.

"Apa dia pacarmu?" tanya Boy lagi.

"Dia bukan pacar saya. Bisakah Tuan pergi dari rumah ini? Saya tidak mau, tetangga melihat kita di sini." usir Jesica.

"Jes, jadi kamu bekerja sebagai pela cur?" tanya Boy tak percaya. "Kalau dia bukan pacarmu lalu dia siapa? Kalau kamu butuh pekerjaan, kamu bisa bilang ke aku! Aku pasti bantu kamu!"

"Tuan, tapi—"

"Jes, sekarang suruh pria itu pergi! Aku tidak mau kamu terhanyut dalam dunia malam yang mengerikan! Aku akan bicara dengan Gavin, aku akan minta dia untuk memperkerjakanmu lagi." Boy mengambil ponselnya dari saku celana.

'Jangan sampai dia menghubungi Mas Gavin, bisa-bisanya semuanya ketahuan. Dan Mas Gavin akan marah besar padaku.' batin Jesica yang merebut ponsel Boy.

Boy kehilangan keseimbangan dan tak sengaja menarik tubuh Jesica.

Jesica terjatuh di atas tubuh Boy. Kedua pasang mata mereka bertemu. Bahkan, Jesica dapat merasakan hembusan napas Boy.

'Jika di lihat dari dekat, Jesica sangat cantik walaupun tidak menggunakan make up.' gumam Boy dalam hati.

Jesica tersadar, dia mencoba bangkit dari atas tubuh Boy.

"Jes," Boy menahan Jesica bangkit.

"Tuan, tolong—"

Sedangkan di sisi lain.

Gavin melihat semua adegan Boy dan Jesica dari CCTV yang terhubung di ponselnya.

'Mereka terlalu dekat. Jangan-jangan Boy mau melakukan sesuatu kepada Jesica?' gumam Gavin yang memantau dari dalam kamarnya.

"Aku sudah tidak tahan lagi." ucap Boy yang dapat di dengar oleh Jesica.

"Tuan, anda kenapa? Tolong lepaskan saya!" pinta Jesica.

Boy melepaskan pelukannya.

Jesica merapikan pakaiannya. "Aku melihat semuanya, Jes! Kamu dan pria itu bermain di atas ranjang dengan lihai." ucap Boy membuat Jesica malu.

"Maaf, tapi Tuan sangat lancang. Dan tolong hapus ingatan itu. Saya tidak mau privasi saya—"

"Karena itu, aku bertanya padamu. Apa pekerjaanmu yang sekarang itu memuaskan napsu pria hidung belang?" tanya Boy dengan tatapan aneh.

"Untuk apa dia bertanya seperti itu? Apa jangan-jangan dia mau merasakan sentuhan Jesica?" ucap Gavin yang fokus menyimak.

"Apa karena biaya ibumu di rumah sakit? Jujur saja." tanya Boy membuat mata Jesica berkaca-kaca.

Jesica bangkit, dia menatap langit-langit rumahnya. "Lebih baik, Tuan pergi dari sini."

"Aku mau membantumu, Jes!" ucap Boy meraih tangan Jesica.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!