NovelToon NovelToon
Bucin Tolol

Bucin Tolol

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Konflik etika / Selingkuh / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Adaptasi dari kisah nyata sorang wanita yang begitu mencintai pasangannya. Menutupi segala keburukan pasangan dengan kebohongan. Dan tidak mau mendengar nasehat untuk kebaikan dirinya. Hingga cinta itu membuatnya buta. Menjerumuskan diri dan ketiga anak-anaknya dalam kehidupan yang menyengsarakan mereka.

Bersumber, dari salah satu sahabat yang memberi ijin dan menceritakan masalah kehidupannya sehingga novel ini tercipta untuk pembelajaran hidup bagi kaum wanita.

Simak kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Bujuk Airin

Bab 9. Bujuk Airin

POV Lola

Masih dengan kepala yang kadang-kadang sakit, serta mual yang tiba-tiba datang sesekali. Membuat ku lemah dan hilang nafsu makan.

Sudah ku ikuti beberapa saran dari teman. Juga termakan iklan saat terlihat. Namun hasilnya tetap sama. Rasa nggak nyaman itu masih ku rasakan sampai sekarang.

Sudah 4 hari sakit ini nggak hilang-hilang. Berkerja pun jadi malas rasanya. Tapi aku butuh kerja untuk menghasilkan uang.

"Haah! Nggak bakalan cukup kalau sampai nunggu gajian. Terpaksa sepulang kerja nanti, aku ke rumah Airin dan meminjam uang padanya. Semoga saja Umi nggak ada. Aku masih takut bertemu Umi."

" Ngomong sama siapa La?"

"Eh, Yuni. Nggak, cuma sedang berpikir aja. Tapi yang di kepala malah keluar ke mulut, hehehe..."

"Oooh. Kamu masih sakit La? Soalnya aku lihat masih pucet. Apa kamu nggak pergi ke Puskesmas atau klinik?"

"Belum. Aku hanya minum obat warung dulu sementara."

"Ku saranin sih kesana aja La. Jangan terlalu lama di biarin. Kita nggak tahu kan, banyak penyakit mahal yang tanpa di duga bersarang di tubuh kita. Walau pun kita terlihat sehat di mata orang. Atau kita sendiri merasa baik-baik aja."

"Penyakit mahal apaan sih?"

"Itu loh, kayak kanker, tumor, jantung, autoimun..."

"Iiih! Udah-udah! Kok serem aku dengernya. Moga-moga aja nggak ada penyakit begituan di aku."

"Iya La. Ngobatinnya mahal banget. Gaji sebulan kita, paling habis buat konsul aja, nggak termasuk terapi dan pengobatan lainnya."

"Kamu tahu dari mana?"

"Denger-denger aja sih, orang ngomong. Tapi nggak tahu juga bener apa nggak."

Bikin parno aja si Yuni ini. Tapi ada benarnya juga. Aku kayaknya harus ke periksa deh. Masalahnya, sering banget aku mual dan sakit kepala.

Hari itu setelah bekerja aku singgah ke rumah Airin. Sudah waktunya aku membujuknya. Karena akhir bulan sudah menunggu, dan aku pasti butuh bantuan sepupuku itu. Yah meski pun telinga ku pasti panas mendengar omelannya, aku harus tahan. Demi kelangsungan perut ku.

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam. Ibu ada tante Ola!"

Selvia berteriak ketika melihat diriku di ambang pintu. Tanpa menunggu di suruh masuk, aku masuk ke dalam rumah.

Sepertinya Bang Herlan belum pulang. Dan Umi juga nggak ada. Kadang Umi ku itu bekerja di rumah orang sebagai tukang masak jika ada hajatan. Semoga saja Umi pergi masak. Aku belum siap ketemu Umi.

"Rin." Sapaku santai.

Nggak boleh terlihat kaku dan tegang menghadapi sepupuku ini.

"Masak apa?" Tanyaku berbasa basi untuk mencairkan suasana.

"Kamu nggak lihat aku masak apa?!"

Ya, jawaban yang nggak mengherankan. Ada nada cuek dan kesal disana. Pasti dia masih marah padaku yang pulang tengah malam waktu itu.

"Wangi. Jadi laper."

"Bilang aja mau numpang makan. Pasti udah kehabisan uang kan?!"

Pedas, tapi bener.

"Hehehe, tahu aja. Kebetulan mau minum obat juga."

"Masih sakit?"

Yes, kali ini perhatiannya bisa aku raih dengan alasan sakit. Memang benar masih sakit sih.

"Tahu sakit kenapa pulang tengah malam? Makin jadi kan, lama sembuhnya."

Kena lagi deh.

"Aku nggak enak ngerepotin, apalagi ada Abang."

"Halah, biasanya juga gimana. Jangan jadikan alasan! Kamu tuh La, jangan terlalu nurut sama pacar. Baru juga jadi pacar, belum jadi suami udah begini kamu. Gimana nanti dia jadi suami mu? Makin sakit kamu!"

"Aku nggak nurutin dia kok. Aku emang mau pulang aja waktu itu. Pengen tidur di rumah biar bisa bangun siang. Kalau disini bangun siang kan nggak enak sama Abang."

"Emangnya kamu nggak kerja besoknya?"

"Aku ijin."

Terdengar helaan napas berat dari sepupu ku.

"La... La! Mending kamu nggak usah pulang waktu itu. Kami kan bisa bantu kamu, ngurusin kamu. Paling nggak, kamu ada yang rawat disini. Emang disana pacarmu itu mau merawat mu?! Nggak kan?!"

Meski pahit, tapi itu benar. Tapi yang penting aku udah baikan sama Jemin. Sepupu ku ini nggak ngerti sama apa yang aku rasakan. Aku nggak mau kehilangan Jemin. Sulit cari cowok cakep kayak Jemin yang mau sama aku yang muka pas-pasan ini. Abang dan Jemin pun jika di bandingkan masih cakepan Jemin. Abang hanya beruntung aja punya pekerjaan yang lebih baik dari Jemin.

"Aku yakin Jemin nggak seburuk yang kamu sangka selama ini Rin."

"Emang susah nasehati orang yang bucin banget."

"Hehehe. Emangnya kamu nggak seneng lihat aku seneng."

"La... La. Cowok yang benar-benar cinta itu pasti lebih banyak berkorban buat ceweknya. Bukan kebalikan. Emangnya Jemin udah pernah berkorban apa aja?"

"Banyak lah. Kamu aja yang ngga tahu. Masa iya aku harus cerita detail semua."

"Mumpung masih muda La, jangan sampai salah pilih. Jangan sampai menyesal setelah menikah."

Ck! Makin sewot aja sepupu ku ini. Kayak dia yang tahu masa depan ku aja. Pernikahan itu harus di landasi dengan cinta. Buat apa menikah tapi nggak cinta, ujung-ujungnya nggak bahagia. Cerai juga kan akhirnya?! Mending dengan cinta walau hidup sederhana tapi bahagia. Dan aku yakin sama Jemin, kami akan bahagia.

"Nggak kok. Kamu tenang aja. Aku yakin, Jemin nggak seburuk yang kamu kira. Siapa tahu suatu hari nanti dia berubah. Kan nggak selamanya dia begitu. Tambah umur dan pengalaman, pasti nanti tambah dewasa."

"Semoga aja apa yang kamu harapkan jadi kenyataan."

Terserah deh, mau percaya apa nggak. Tapi aku yakin, Jemin pasti berubah sesuatu saat.

"Ada lowongan di Indoapril. Kamu mau masukin lamaran nggak?" Tanya ku mengalihkan pembicaraan kami.

"Mana bisa aku kerja La. Selain suami, anak ku dua yang mau aku urus. Apalagi Ragil sering sakit. Data tahan tubuhnya nggak seperti Selvia. Ini aja lagi batuk pilek."

"Nggak periksa?"

"Udah. Tapi ya gitu, dia banyak alerginya. Bulan ini aja, udah 2 kali ke Rumkit. Untung aja ada BPJS. Kalau nggak, nggak tahu lagi deh. Banyak pengeluaran pokoknya."

Duh, bisa-bisa nggak bisa minjem aku nanti.

"Tapi sekarang udah mendingan kan?"

"Udah minum obat Dokter sih. Udah lebih baik dari sebelumnya."

"Aku juga rencananya mau ke puskesmas, periksa."

"Masih sering sakit?"

"Iya kadang-kadang."

"Periksa deh cepat. Atau jangan-jangan kamu....? Kamu nggak seperti apa yang aku pikirkan kan La?"

"Apa sih?! Aku sama Jemin itu pacaran sehat tahu! Nggak sampai kesana." Kilahku, berbohong. "Sekedar peluk dan cium masih wajarkan?"

Sempat berdebar takut dan tegang, tiba-tiba Airin membahas kesana. Selama ini aku selalu menutupi. Kalau dia dan Umi tahu aku pergaulan bebas, bisa habis aku.

"Dulu aku sama Abang malah ciuman pas sudah memutuskan untuk menikah. Masih pacaran biasa aja, aku malah nggak suka di peluk-peluk. Risih rasanya."

Ya beda lah, tiap orang. Masa harus sama dengan gayamu.

"Kalau aku nggak bisa. Jemin bisa-bisa berpaling karena meragukan perasaan ku. Kadang ucapan kita itu nggak di pandang kalau nggak di barengi sama tindakan. Yang penting masih ingat batas kewajaran aja."

Pandai kan aku berbicara. Tapi memang itu kenyataan dalam hubungan asmara ku dengan Jemin.

"Beda sih kita. Tapi ya, balik lagi sih ke individu masing-masing. Jangan sampai menyesal aja nantinya."

"Nggak lah."

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
kurang baik apa umi&Airin ngurusin mu Lola JD harus nurut skrg
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mahal mana sama paket data jemin?
💜Bening🍆
nah kan ujung2nya apa2 pasti ngerepotin keluarga... tp klo di nasehati n di ingetin keras kepala banget berasa bener sendiri.. berasa bisa sendiri gk butuh keluarga...
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
Emak2 jajan sambil ghibah🤣🤣
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
udh mulai curiga nih Airin sama keuangan lola
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
palagi kalo pedess puoolll
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
begitulah manusia, kalo pegang uang sering bablasnya
💜Bening🍆
ketemu sama temen.. ngumpul n bercanda memang kadang bisa membuat kita sejenak melupakan keruwetan pikiran😂😂😂
mayan buat iklan biar gk sepaneng kebawa pikiran yg lg ruwet🤭🤣
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
calon bakul bubur jajan bakso
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
heh mau kamu krja 24 jm tp gada pembeli juga percumaa, kalo modalnya sombong
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
di kira jualan itu mudah
💜Bening🍆
hidup itu gk semudah yg kamu bayangkan lola.. tp bkn berarti allah mempersulit hidup hambanya.. hanya saja jgn suka menyepelekan atw menggampangkan.. bertanggung jawab dgn baik.. taati tatanan yg ada dan bijaklah agar jln hidupmu terasa lbh nyaman
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
typo apa gimana ini Thor 🤭🤭
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
jangan sering² beli makanan diluar lol lebih baik masak sendiri biar hemat.
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
trs aja berbohong la nanti juga bakalan ketahuan kalau itu duit gadaian rumah.
A͜͡ⁿᵘ Jesslyn Kim🐼
Si Jemin tuh pasti yang ambil. lagian pada males semua 🙈
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
kalau uang nya habis pasti deh nginjem ke saudara kan dia blm bisa bekerja
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
baru sadar..? yg manis pas pacaran aja belum tentu tetep manis pas udah nikah. apalagi ini toxid
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
suami gak peka harusnya khawatir dong kalau Lola muntah malah diem aja
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
status suamik, tanpa peran maksudnya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!