NovelToon NovelToon
My Lovely Husband

My Lovely Husband

Status: tamat
Genre:Suami ideal / Cintapertama / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: AfkaRista

"Kita akan menikah dua bulan lagi, sampai kapan kita akan merahasiakan ini pada Raya?"

Deg

Raya mematung. Kakinya tiba - tiba melemas. Jantungnya seolah berhenti berdetak mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang sahabat. Haidar dan Sintia akan menikah? Bahkan pernikahan mereka sudah didepan mata. Bukankah itu artinya hubungan mereka sudah pasti terjalin sejak lama? Tersenyum miris, Raya merasa jadi manusia paling bodoh yang mudah dipermainkan.

Pulang dengan luka hati, siapa sangka tiba - tiba datang lamaran dari Axelio, anak sahabat lama Papanya. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan singkat, Raya memutuskan menerima pinangan Axel.

Lantas, akankah kehidupan rumah tangga Raya dan Axel bahagia? Bagaimana cara Axel membuat Raya move on dan berubah mencintainya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Rumah tangga Raya dan Axel semakin hari semakin bahagia. Tak terasa pernikahan mereka telah berjalan dua bulan lebih. Setiap ada acara, Raya selalu menemani suaminya. Axel juga dengan bangga memperkenalkan sang istri pada rekan - rekan kerjanya. Keduanya tak malu lagi memperlihatkan kemesraan mereka. Bahkan mereka menjadi pasangan terfavorit di kalangan pengusaha. Selain karena paras keduanya yang rupawan, mereka dikenal ramah dan baik hati. Tapi yang namanya rumah tangga, pasti ada saja kerikil yang menggangu. Akhir - akhir ini tak jarang Raya menerima kiriman bunga atau hadiah dari orang tak di kenal. Hal itu jelas mengganggu dan sering membuat Axel kesal.

"Tidak salah lagi, ini pasti dari mantan begajulan kamu itu!", kesal Axel. Lagi - lagi istrinya menerima kiriman buket bunga mawar yang begitu besar.

Raya sudah membuang bunga itu ke tong sampah, namun Axel masih saja kesal. "Sudahlah, Mas. Tidak penting juga. Toh aku selalu membuangnya. Jadi jangan kesal lagi"

"Tetap saja aku merasa terganggu, Sayang!"

"Kalau begitu kamu urus saja. Sebenarnya masalah ini nggak penting buat aku!"

Axel menatap istrinya lekat, "Tentu, Mas pasti mengurusnya!. Kalau sampai benar Haidar pelakunya, aku akan memberinya pelajaran!"

Raya hanya bisa menenangkan sang suami. Dia juga merasa terganggu, tapi menuduh Haidar tanpa bukti juga tidak bisa dilakukan begitu saja.

"Ya sudah, sebaiknya Mas berangkat kerja sekarang biar tidak terlambat"

Axel mengangguk, setelah berpamitan pada istrinya, ia segera melajukan mobilnya ke kantor.

🌿🌿🌿

Raya mematut penampilannya di depan cermin. Setelah di rasa pas, ia mengambil tas lalu segera berangkat. Ia akan menemani Camelia mencari kado untuk ulang tahun Teo. Dan semalam, ia sudah meminta izin pada Axel.

Sesampainya di Mall, Raya segera menghubungi Lia. Mereka sengaja janjian di sana karena arah rumah mereka berlawanan sekaligus menghemat waktu juga.

"Raya!!", Lia melambaikan tangannya dan Raya segera menghampiri sahabatnya itu.

"Kamu sudah lama datang?"

"Belum lama. Oh ya, sebaiknya kita makan dulu. Sudah jam makan siang, aku tidak mau dimarahi Axel karena tidak memberi istrinya makan!"

Raya tertawa, "Kamu takut ya, pada suamiku?"

"Bukan takut! Hanya malas meladeni sikapnya yang kaku persis kanebo kering!"

"Baiklah, sebaiknya kita memang makan dulu. Aku juga sudah lapar"

"Mau makan dimana?"

Camelia menatap Resto Jepang yang kebetulan tidak jauh dari tempat mereka berdiri, "Disana saja"

Keduanya masuk ke Resto dan memilih tempat duduk di bagian pojok

"Silahkan. Mau pesan apa?"

"Ray, pesan apa saja yang kamu mau. Aku yang bayar"

"Baiklah. Kalau begitu aku akan memesan banyak makanan"

Raya dan Lia akhirnya memesan udon, onigiri, shabu dan chankonabe. Begitu pesanan dihidangkan ke atas meja, mata keduanya tampak berbinar.

"Mari makan!"

Raya tampak menikmati makanannya begitupun dengan Lia, perempuan itu bahkan makan dengan semangat.

"Review jujur, nilai untuk Resto ini sembilan dari sepuluh"

Raya mengangguk setuju, "Kamu benar. Makanan disini memang enak"

Keduanya kambali menikmati santap siang mereka. "Mau coba menu lainnya?"

"Sudah cukup. Aku sudah kenyang sekali"

Usai makan siang, mereka kembali ke misi awal yaitu mencari kado untuk Teo

"Kamu sudah tahu mau beli kado apa?"

Lia menatap sahabatnya, "Belum tahu sih, menurutmu jam tangan bagus tidak?"

"Boleh juga"

"Tapi jam Teo sudah banyak" keluh Camelia

Raya berpikir sejenak, "Kalau parfum bagaimana?"

"Parfum ya? Boleh sih. Sebagai desainer, Teo kan harus selalu wangi. Saran kamu bagus banget. Ya sudah, ayo kita ke toko parfum"

Mereka naik eskalator menuju ke lantai lima. Dimana di lantai lima ada toko parfum yang sangat terkenal. Sesekali keduanya bercerita. Hingga tak terasa mereka sudah sampai di lantai lima. Lia langsung menggandeng Raya memasuki toko parfum.

Lia tampak memilih aroma yang pas untuk sang suami. Begitu menemukan yang cocok, Lia langsung membayarnya. Tak lupa membingkainya dengan kotak kado.

Setelah dari toko parfum, Raya dan Lia melanjutkan jalan - jalan mereka dengan memasuki beberapa butik pakaian.

"Ini bagus untukmu"

Raya menatap baju yang Lia pegang, "Modelnya memang bagus. Tapi warnanya aku kurang suka"

"Kalau begitu, aku saja yang ambil ini"

Keduanya tampak asyik melanjutkan acara shopping mereka. Raya dan Lia keluar masuk ke beberapa toko dan butik lainnya. Raya membeli kemeja baru untuk suaminya tak lupa dasi yang senada dengan warna kemeja tersebut. Sedangkan Lia jangan di tanya, dia membeli banyak sekali barang. Tas, sepatu, pakaian dinas malam dan beberapa kosmetik.

"Sudah semua kan?" tanya Lia memastikan

"Sudah"

"Kalau begitu, ayo kita pulang"

"Sebentar ya, aku mau ke toilet dulu" seru Raya

"Baiklah. Aku akan menunggu di bangku sana"

Raya mengangguk, belanjaannya ia titipkan pada Lia. Istri Axel itu segera masuk ke toilet yang tak jauh dari sana.

Begitu selesai dengan kegiatannya, Raya keluar dari salah satu kamar mandi.

"Apa kabar, Ray?"

Raya cukup terkejut karena Sintia tiba - tiba bersuara. "Seperti hantu saja, bikin jantungan"

"Aku baik seperti yang kau lihat"

Sintia menatap Raya dengan senyum masam, "Bagaimana? Kamu suka dengan bunga dan hadiah yang sering suamiku kirimkan?"

Raya mengerutkan alis, "Jadi semua itu benar kiriman dari Haidar?"

"Kenapa sekarang kamu jadi sok polos? Bukankah jelas jika Haidar lah pengirimnya?"

"Aku benar - benar tidak tahu. Dan aku tidak peduli!"

Sintia tertawa, "Bagaimana rasanya dicintai dua pria sekaligus, kamu pasti bangga pada dirimu sendiri kan?"

"Apa maksud ucapanmu?"

"Jangan berpura - pura tidak tahu. Kamu senang kan, Haidar masih mengejarmu? Kamu juga sangat dicintai suamimu! Kamu sungguh serakah Ray! Tidak puaskah dengan kehidupanmu sampai - sampai kamu masih membuat Haidar tergila - gila?!"

Raya mengepalkan tangan, dia tidak terima dengan tuduhan yang Sintia berikan. "Kamu tahu betul aku sudah melepaskan Haidar! Jika dia masih mencintaiku, apa itu salahku?" Raya menatap lekat mantan sahabatnya, "Hanya karena pria, kamu berubah jadi wanita angkuh. Kamu bukan lagi Sintia yang aku kenal!"

"Setiap orang bisa berubah, Ray. Jangan jadi orang munafik!"

Raya mengangguk, "Kamu benar. Semua orang bisa berubah, termasuk kamu! Bahkan untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan, kamu rela mengorbankan persahabatan kita!"

"Tutup mulutmu!"

"Kenapa? Kamu tidak terima?", Raya menatap Sintia dengan sinis. Dulu, mereka adalah sahabat baik. Tapi karena seorang pria, hubungan mereka harus berakhir dan sekarang mereka mulai berseteru. Jujur Raya kecewa, setahunya Sintia sosok yang baik. Tapi lihatlah, sekarang dia malah seperti membencinya. Jika Haidar masih mengejarnya, apakah semua salah Raya? Raya bahkan telah menikah dengan pria lain. "Kamu dengan gampang mengkritik orang lain. Tapi setelah orang lain balik mengkritikmu, kenapa kamu marah?!"

Sintia tertawa, "Tapi aku bukan kamu yang tega memainkan perasaan banyak orang! Kamu tidak hanya menyakiti Haidar, tapi kamu juga menyakitiku!"

"Seharusnya kalimat itu lebih tepat kamu tunjukkan pada dirimu sendiri. Sekarang aku tanya, siapa pengkhianat yang sesungguhnya disini?!"

"Kami tidak mengkhianatimu! Kami hanya dipaksa oleh keadaan!"

Raya mengangguk "Ya benar. Tapi bukankah kalian punya mulut? Kenapa tidak mengatakan apapun! Jika kalian jujur aku bisa mengalah! Apa susahnya mengatakan itu!!", Teriak Raya emosi. "Tapi apa yang kalian lalukan? Kalian bahkan merencanakan pernikahan di belakangku! Jadi, siapa yang menyakiti siapa?!!"

"Bukankah aku datang untuk menjelaskan semuanya. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu memilih untuk menikahi pria lain! Kamu dan egomu bahkan tidak mau mendengarkan apapun yang ingin aku jelaskan! Kamu membuat keputusan sepihak! Kamu yang salah Ray! Kamu yang egois!"

"Kalaupun aku mendengarkan penjelasanmu hari itu, apa pernikahan kalian bisa dibatalkan?"

Sintia bungkam, tentu saja jawabannya tidak.

"Sekarang kita sudah punya jalan hidup masing - masing. Aku bahagia dengan suamiku. Dan kamupun harus bahagia dengan Haidar"

Sintia tertawa miris, "Kamu memang bahagia. Tapi aku tidak! Bagaimana bisa aku bahagia kalau Haidar masih mencintai kamu?! Kamu dan hanya kamu yang ada dalam pikirannya! Aku muak! Aku lelah!!"

"Itu bukan salahku! Salahkan saja suamimu itu!"

"Kamu sungguh egois, Ray. Kamu jahat. Kamu sudah punya Axel yang begitu mencintai kamu. Dan kamu masih mengikat perasaan Haidar?!" Mata Sintia berkaca - kaca, "Kamu tidak tahu bagaimana rasanya di abaikan. Kamu tidak pernah tahu bagaimana sakitnya mencintai seorang diri! Setiap saat, suamimu selalu memuji wanita lain. Membandingkanmu dengan mantan kekasihnya! Kamu tidak akan tahu rasanya semua itu! Sakit Ray! Rasanya sakit sekali!!"

Jujur Raya iba mendegar pengakuan Sintia. Tapi tentang perasaan, semua diluar kendalinya.

"Kamu dan Haidar hanya perlu bicara-"

"Bagaimana bisa kami bicara kalau yang dia bahas selalu kamu! kamu! Dan kamu!" potong Sintia cepat

"Lalu aku harus bagaimana? Masalah perasaan Haidar semua diluar kendaliku!"

"Aku sudah hampir putus asa. Bathinku menderita. Kamu tahu? Bahkan di malam pertama kami, nama kamu yang Haidar ucapkan!!"

Sintia mengeluarkan pisau dari balik sakunya, dia tertawa kecut.

"Apa yang akan kamu lakukan?!"

Sintia tidak menjawab, namun ia mengarahkan pisau itu di atas tangannya

"Sin, jangan!!! Argg!!"

"Apa yang kamu lakukan?", tanya seorang perempuan yang baru masuk kedalam toilet

Sintia gemetar melihat Raya yang mengerang kesakitan. Dia tak sengaja mendorong Raya dengan keras hingga wanita itu terpental ke lantai.

"Mbak, kamu tidak apa - apa"

"Arrgg. Sakit!"

"Astaga kakimu mengeluarkan darah!"

Mata Sintia terbelalak melihat darah mengalir dari paha Raya. Dia menutup mulut lalu berlari ke luar dengan cepat.

"Hei! Kalau jalan pakai mata!", omel Lia. Dia menyusul Raya ke toilet karena sahabatnya itu tak kunjung datang

"Astaga, Raya!!"

1
Lies Atikah
ngakak seru dan lucu suka thor lanjut
Lies Atikah
ayo Axel bisi ngalepot deui
Lies Atikah
biasa nya kalau abis keguguran suka cepat ngandung lagi malah suka lebih sehat semoga cepat berisi
Lies Atikah
gitu dong masa laki kaya kerupuk kena air melempem gak berdaya hingga tak kuasa menolak apa yang orang mau apa lagi yang ngajak cewe tentu lain donk
Lies Atikah
alamaaaaaK
Lies Atikah
suka banget thor kalau cerita nya banyak bumbu 2 mesra dan gemesin kan jadi semangat baca nya hehe
Lies Atikah
wah ada apa nih jangan2 auuu ah
Lies Atikah
bagus raya emang harus tegas lugas biar mereka mengerti bahwa kta juga punya hati dan rasa kubur masa lalu raih dan dekap masa datang semoga rumah tangga mu kekal dan bahagia
Windi Alianti Nadiana
suka 😍
Wahab Abdi
Wkwkwkk lgsg d ulti sm pemilik😆🤣
Fedylia Albert
sapa suruh eksen bangat nak jadi anak orang gaji. memang suka dibuli. bangang
Ari Sawitri
mantap .. aku suka dg gaya Axel 🤭😁
Ari Sawitri
aku suka klu karakter cowoknya spt ini. melindungi dan memperjuangkan istri nya bener bener dr hama dan gulma 😅😁
Fransiska Arie
jadi kangen nyidam 😄
Choirun Nisa
Bagus2
Four Lovely
rada kurang sreg, knapa klo di cerita2, klo istri ngidam suka digambarkan ngidam yg aneh2 jd nya malah mengurangi bagusnya jalan cerita karna saya sendiri ngidamnya tdk aneh2 msh dlm batas wajar
Ncie
nggak ada lanjutannya
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Anre1201
Haidar dan Sintia mending cari pasangan lain kalau hubungan sudah Toxic, tapi kalau Author berpikir bisa lanjut.. Ya terserah sih 😃😜🤣🤣🤣
Karna hubungan Toxic hanya akan jadi bom waktu di kemudian hari. Bisa jadi keturunan nya yg akan berulah 🤔😃.. Darah lebih kental cuyyyy..
Suhadhanie Nur Ezah
ank regina ke??
@Al**
/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!