NovelToon NovelToon
Maverick Obsession

Maverick Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Obsesi / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Oveleaa_

Maura seorang asisten pribadi, mendapati dirinya terperangkap dalam hubungan rumit dengan atasannya, Marvel-seorang CEO muda yang ambisius dan obsesif. Ketika Marvel menunjukkan obsesi terhadap dirinya, Maura terperangkap dalam hubungan terlarang yang membuatnya dihadapkan pada dilema besar.

Masalah semakin pelik ketika Marvel, yang berencana bertunangan dengan kekasihnya, tetap enggan melepaskan Maura dari hidupnya. Di tengah tekanan ini, Maura harus berjuang mempertahankan batas antara pekerjaan dan perasaan, sekaligus meyakinkan keluarganya bahwa hubungannya dengan Marvel hanyalah sebatas atasan dan bawahan.

Namun, seberapa lama Maura mampu bertahan di tengah hasrat, penyesalan, dan rahasia yang membayangi hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oveleaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Terbangun dengan tubuh polos di pelukan Marvel itu sudah biasa bagi Maura. Namun, tidak dengan terbangun karena kehabisan oksigen, sebab ia merasa seperti tenggelam di lautan dengan tubuh ditekan sangat kuat, dan merasa akan mati kalau tidak cepat-cepat mendorong beban berat di atasnya.

Maura langsung duduk dengan napas terengah-engah. Ia menoleh ke arah sampingnya begitu menyadari apa yang terjadi.

"Kamu gila, ya!" bentaknya.

Marvel hanya tersenyum tanpa dosa, menarik Maura agar kembali berbaring. Wanita itu menghindar saat ia akan menciumnya lagi. Akhirnya Marvel hanya diam memeluknya dari belakang tanpa melakukan apa pun.

"Setelah enam tahun, saya baru tahu ayahmu juga bekerja di perusahaan. Kenapa tidak memberitahu, hem?" tanya pria itu tiba-tiba.

"Aku rasa tidak perlu memberi tahu sesuatu yang tidak ditanyakan," jawab Maura. Ia sudah mengantisipasi pertanyaan ini, setelah semua yang terjadi belakangan. Ia tahu suatu saat Marvel akan menanyakannya.

Pria itu terkekeh, lalu menggerakkan badannya menjadi setengah duduk dengan siku menumpu badan. Tangan kanannya terulur untuk mengusap pipi Maura yang berbaring membelakanginya. Sorot mata yang semula lembut kini mulai menggelap. "Katakan padaku, apa saja yang harus kutanyakan agar kamu mengatakan segalanya," ucapnya dengan nada rendah, tangannya yang semula bergerak lembut kini mulai memberi tekanan.

Maura membawa wajah penuh permusuhannya untuk mendongak, menunjukkan mata berkilatnya dengan netra gelap pria itu.

"Kenapa harus aku .... Kenapa harus aku yang menerima semua kesialan ini. Dan di antara banyaknya perempuan, kenapa kamu harus memilihku!" tanyanya penuh penekanan. "Cepat jawab! Kenapa kamu membuatku menderita!" teriaknya, tidak peduli yang sedang ia hadapi ini Marvel Hadwin Maverick, pria yang tidak kenal belas kasih.

"Syut!" Marvel meletakkan jari tengahnya di bibir, memerintahkan agar Maura bersikap lebih tenang. "Ini masih pagi. Tidak seharusnya berteriak seperti itu," ucapnya dengan nada tenang, tetapi Maura bisa melihat dengan jelas pria itu sedang menahan amarah.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, jawab saja!"

Marvel terkekeh samar, kembali mengangkat tangannya untuk merapikan rambut Maura yang berserakan di wajah. "Saya tidak memiliki alasan."

"Bull-shit!" Maura membuang wajah ke samping, wajahnya memanas karena pria itu terus menatapnya.

Marvel memang tidak memiliki alasan yang jelas kenapa bisa begitu terobsesi pada Maura. Saat pertama kali mereka bertemu, hanya gadis itu yang berani menampilkan senyum di depannya, bahkan bersikap ceria seolah tidak ada rasa gugup seperti pelamar kerja lain. Maura mengingatkannya pada seseorang.

Namun, bagi Marvel, jelas bukan karena semua itu alasannya.

"Mungkin karena saat itu hanya kamu yang tidak dengan sukarela melemparkan tubuh padaku," ucapnya.

"Hanya wanita bodoh yang rela menyerahkan tubuhnya secara cuma-cuma kepada iblis sialan sepertinya!" gerutu Maura di dalam hati.

"Aku akan menemani Jesica berlibur hari ini dan kamu harus ikut denganku," ucap Marvel tiba-tiba.

Maura langsung menatap pria itu dengan cepat. "Aku tidak mau!"

Setelah Marvel dan Jesica berstatus tunangan ia harus melakukan kegiatan itu? Yang benar saja! Selama empat tahun ini ia selalu menemani mereka berkencan, menyaksikan segala kemesraan yang tidak seharusnya ia lihat. Dan entah apa kurangnya Jesica, Marvel selalu menemukan celah untuk menggodanya—seolah-olah kebersamaan dengan Jesica saja belum cukup.

Kadang Maura bertanya-tanya, apa Marvel memang begitu haus perhatian, atau hanya sekadar menikmati melihatnya merasa bersalah?

"Saya tidak peduli karena saya tidak sedang meminta persetujuanmu." Marvel tersenyum, menundukkan kepala untuk mencium bibir wanita itu.

***

Berkali-kali Maura mengembuskan napas kasar. Kakinya tidak berhenti bergerak karena pegal. Mungkin hampir satu jam ia berdiri di belakang Marvel dan Jesica yang tengah bermesraan di atas kursi pantai.

Ya, pria itu membawanya ke pantai.

Diam-diam Maura melihat sekelilingnya, mencari spot yang tepat untuk berteduh, dan tanpa sengaja matanya menangkap sosok pria dengan dengan jas hitam berdiri tegak di belakang tidak jauh dari posisinya. Keningnya mengerut, memastikan matanya tidak salah.

"Rio?" gumamnya pelan.

Ia kembali melihat dua orang di depannya, lalu menoleh ke belakang. Diam-diam ia menghampiri Rio setelah melepas heels yang ia pakai.

"Ekm!" deham Maura.

Rio hanya diam saja, meliriknya sekilas.

"Hari ini benar-benar panas, ya," ucap gadis itu, basa-basi. Sambil memperhatikan Rio ia melangkahkan mundur menuju kedai yang ada jauh di belakang. Setelah memastikan semuanya aman, Maura berlari dan meneduh di kedai yang ia tuju.

"Mbak, lemon tea satu," ucapnya pada seorang pelayan.

"Saya juga. Berarti lemon tea dua," ucap Rio yang tiba-tiba saja sudah duduk di depan Maura. "Pak Marvel akan marah kalau melihat kita ada di sini."

"Kalau gitu ngapain kamu ikut-ikut!" balas Maura dengan nada tidak bersahabat.

"Bukankah sangat panas berdiri di sana selama berjam-jam?" Rio menaikkan sebelah bibirnya.

Maura menatap sinis pria itu. Entah kenapa pertanyaan itu terdengar seperti sindiran di telinganya. Kemudian ia tertawa sambil mengipas-ngipaskan tangan ke wajah. "Benar, di sini memang sangat panas. Semoga dua orang itu tidak terbakar di bawah matahari."

Tidak berapa lama, minuman yang mereka pesan datang. Maura mengucapkan terima kasih sebelum membasahi tenggorokannya dengan minuman itu. "Ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa ada di sini?" tanyanya, menatap Rio tanpa minat.

"Bekerja."

Jawaban singkat itu membuat Maura tertawa sumbang. Ia lupa, di mana ada Marvel, maka di situ ada Rio dan Dave. Mereka sudah seperti pengawal pribadi walau perannya tidak jelas.

"Kita sama-sama mengerjakan sesuatu yang tidak jelas. Bagaimana kalau pergi saja? Misalnya, mengantarku ke penginapan. Aku benar-benar sudah lelah," keluh Maura.

"Tuan Marvel memesan penginapan?" sebelah alis Rio terangkat.

"Tidak." Maura menggeleng dengan santai. "Aku hanya berinisiatif karena terlalu lelah."

"Memang tidak seharusnya menginap. Besok kalian sudah kembali ke kantor."

"Aku sudah mengundurkan diri."

Tanpa Maura duga, Rio justru tertawa seolah baru saja dirinya melontarkan lelucon. "Semudah itu?" tanyanya tidak percaya.

Pertanyaan itu membuat Maura berpikir keras. Benar juga, ia belum tahu apakah Marvel menyetujui pengunduran diri itu atau tidak. Juga, akan sangat membuatnya frustasi kalau tinggal di apartemen pemberian Marvel tanpa bekerja padanya. Bukan soal tidak enak menerima semua itu secara cuma-cuma, tetapi ia tidak bisa membiarkan Marvel lebih leluasa menyentuhnya.

Tanpa sadar Maura mendesah keras. Tingkahnya itu semakin membuat Rio tertawa.

Untuk beberapa detik, Maura tertegun melihat pria yang biasanya berwajah datar bisa tertawa lepas seperti itu. Entah kenapa dua sudut bibir tertarik ke atas.

"Sepertinya kalian sedang asik sekali. Apa yang kalian bicarakan?"

Dua orang itu langsung menoleh begitu mendengar suara Jesica di antara mereka.

1
Hennyy Handriani
Makin kesini alur nya makin bangus dan makin penasaran..semangat kk buat up nya💪
Agnes Gulo
cerita nya sangat menarik kak, semangat utk UP 😍
Hennyy Handriani
bagus kok kk....💪💪💪
Hennyy Handriani
kapan upnya jangan lama" ya kk
IG: Oveleaa: siapp
total 1 replies
Hennyy Handriani
alurnya sangat bagus
IG: Oveleaa: terima kasih atas dukungan dan ulasan positifnya, Kak♥️
total 1 replies
Hennyy Handriani
Makin menarik nih
Hennyy Handriani
alurnya bagus banget💪
SweetPoison
Gimana bisa ceritanya sebagus ini, bikin aku ketagihan bacanya thor!
Dama9_
Menyentuh
Ermintrude
Buat mood pembaca semakin bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!