NovelToon NovelToon
Penghakiman Diruang Dosa

Penghakiman Diruang Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Iblis / Menyembunyikan Identitas / Barat
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: R.H.

⚠️ *Peringatan Konten:* Cerita ini mengandung tema kekerasan, trauma psikologis, dan pelecehan.

Keadilan atau kegilaan? Lion menghukum para pendosa dengan caranya sendiri. Tapi siapa yang berhak menentukan siapa yang bersalah dan pantas dihukum?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.H., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Kek Bruto

Di depan warung mi ayam milik Pak Broto, aku berdiri sejenak. Warung itu tampak sepi. Aku menghela napas panjang—sudah hampir dua minggu tak ada pembeli yang datang.

Bahkan pelanggan tetap, yang selama bertahun-tahun tak pernah absen, kini jarang muncul.

Aku menatap warung tua itu, berniat melangkah masuk. Namun langkahku terhenti ketika melihat beberapa polisi mendekat. Mereka berhenti tepat di depan warung, lalu menempelkan sebuah poster orang hilang.

Aku menoleh ke arah mereka, mendekat dengan sopan. "Permisi, ini ada apa ya, Pak Polisi?" tanyaku, sekilas melirik poster yang wajahnya sangat kukenal.

Salah seorang polisi menoleh lalu menjelaskan. "Ini Adam Stroyoga Putra, anak keluarga Pak Stroyoga. Ia dinyatakan hilang sudah dua minggu. Jika Anda pernah melihatnya, segera hubungi kami."

"Tolong untuk kerjasama. Terima kasih."

Aku menatap poster itu sejenak, lalu tersenyum tipis tanpa mereka sadari. "Baik," jawabku singkat.

Setelah kedua polisi itu pergi, meningalkan aku yang masih berdiri dengan senyum samar mengembang di bibirku. Namun suara batuk yang familiar membuatku segera menoleh ke arah warung.

"Kek Broto…" gumamku pelan. Aku bergegas menghampiri lelaki tua itu. Tubuhnya tampak kurus, wajahnya pucat, dan ia berdiri membungkuk sambil terbatuk-batuk.

Aku memegang tangannya, menatap penuh cemas.

"Kek, istirahat saja. Biar Lion yang urus warung mi ayamnya," bujukku lembut.

Pak Broto menepis tanganku pelan, menggeleng lemah. "Kakek baik-baik saja, jangan khawatir. Uhuk… uhuk… keperluan dapur sudah habis. Tolong, Nak Lion, belikan bahannya…" katanya terbata sambil terus batuk.

Aku menghela napas panjang. "Lion akan beli, Kek. Tapi Kakek harus istirahat dulu. Soal warung, biar Lion yang urus. Kakek jangan kepikiran." Ujar ku sambil membantunya kebelakang untuk istirahat.

Setelah ia berbaring, aku pun melangkah pergi. Namun sempat kulihat Pak Broto menatapku sambil tersenyum samar. Air mata jatuh perlahan di sudut matanya.

***

Di pasar, aku membeli berbagai keperluan, bahan-bahan dapur yang diperlukan. Saat memilih sayuran segar, telingaku menangkap obrolan dua ibu-ibu penjual sayur.

"Mbok Lisa, dengar-dengar udah sebulan ini Aaron nggak kelihatan batang hidungnya di pasar," kata Bu Arin.

Bu Lisa menatap serius, seolah tak peduli aku ada di sana. Aku pura-pura sibuk memilih sayur, padahal telingaku fokus menyimak.

Aaron. Nama itu sudah lebih dari sepuluh tahun menghantui para pedagang pasar.

"Iya, saya juga dengar," sahut Bu Lisa. "Tapi bukannya bagus? Pasar jadi bisa bernapas lega. Sekalian aja dia mati. Kasihan pedagang tua-tua. Nggak bisa kasih uang, malah dipukuli, dagangannya diinjak-injak. Kita susah-susah cari uang, dia seenaknya minta jatah, main kasar pula."

Jelas Bu lisa dengan gaya dramatis dan kesal.

Bu Arin mengangguk cepat. "Iyah betul itu, lebih bagus aaron mati biar pasar sedikit tenang. Apalagi saya juga kasihan sama anak dan juga istinya sering dipukuli." Ucap Bu Arin, memperlihatkan wajah kasihan.

"saya juga kadang takut sama Aaron apalagi Waktu itu jualan lagi sepi, dia minta dua ratus ribu ke saya." Ucap Bu arin kesal sambil mengingat-ingat kejadian itu.

"Lalu, Mbok Arin kasih?" tanya Bu Lisa penasaran.

Bu Arin menggeleng. "Nggak. Dia ngamuk, semua dagangan saya dirusak. Nggak puas, dia narik kerah baju saya, ngedorong saya. Saya cuma bisa pasrah. Bayangin, Mbok… semua orang cuma diam. Takut sama Aaron."

Aku mendengarkan diam-diam. Senyum samar muncul di bibirku. Ternyata keputusanku benar—Aaron memang pantas mati. Dosa-dosanya tak bisa lagi ditoleransi.

Aku sengaja berdehem pelan. Kedua perempuan itu terkejut.

"Eh, maaf, Den. Keasikan ngobrol, sampai nggak sadar," kata Bu Lisa canggung.

"Tidak apa-apa." Aku menyerahkan sayuran yang kupilih. "Jadi totalnya berapa?"

Bu Lisa segera menaruh sayur-sayur tadi ke dalam plastik lalu menyerahkannya kepada ku. "Dua puluh ribu, Den."

Aku menyerahkan uang, menerima kantong belanjaan, lalu tersenyum tipis. "Terima kasih."

Dengan wajah tenang, aku pun melangkah pergi.

***

Sesampainya di warung, aku mencuci tangan dan meletakan kantong plastik di atas meja dapur.

Tiba-tiba entah kenapa, pikiran ku langsung tertuju kepada Pak Broto, khawatir dengan kondisinya. Aku segera bergegas menuju ke kamarnya. Namun langkahku terhenti ketika melihat kondisi pak bruto.

Gelas pecah berserakan di lantai. Dan di tengahnya, Pak Broto tergeletak tak sadarkan diri.

Aku segera mendekat, mengangkat kepalanya ke pangkuanku. Tubuhnya lemah, napasnya tersengal. Tanpa pikir panjang, aku menggendongnya keluar menuju mobil Avanza tuanya.

Setelah itu, aku menutup pintu warung dengan tergesa. Namun baru saja ingin menguncinya, seorang lelaki muncul.

"Eh, sebentar! Tumben banget tokonya tutup cepat. Padahal saya mau nostalgia makan mi ayam Pak Broto," katanya heran.

Aku menoleh sekilas, mengernyit. Heran juga, di saat genting begini justru ada pembeli, padahal sudah dua minggu warung sepi tak ada pembeli.

"Lion…" suara lelaki itu memanggilku, membuatku menoleh sebentar. Tapi aku langsung kembali menutup pintu.

"Maaf, Pak arhan. Hari ini tutup lebih awal. Pak Broto pingsan, harus segera dibawa ke rumah sakit," jawabku cepat, lalu segera masuk ke mobil.

Mesin Avanza tua itu meraung, melaju meninggalkan warung. Lelaki tadi hanya berdiri terpaku, menatap kepergian mobilku sampai menghilang di tikungan.

1
Yatin Piyatu
kenapa Bab 15 sama 16 sama ceritanya thooor
R.H.: 🤭Maaf aku ga tau tapi udah di perbaiki 😄 terima kasih untuk koreksinya 🙏
total 1 replies
dhsja
🙀/Scowl/
Halima Ismawarni
Ngeri au/Skull//Gosh/
R.H.: ngeri sedap-sedap au/Silent//Facepalm/
total 1 replies
Halima Ismawarni
seru
R.H.
Slamat datang di cerita pertama ku/Smile/ Penghakiman Diruang Dosa, semoga teman-teman suka sama ceritanya/Smile/ jangan lupa beri ulasan yang menarik untuk menyemangati author untuk terus berkarya/Facepalm/ terimakasih /Hey/
an
lanjut Thor /Drool/
an
lanjut Thor
an
malaikat penolong❌
iblis✔️
dhsja
keren /Hey/
dhsja
keren /Hey/
dhsja
Lanjut /Smile/
dhsja
Keren😖 lanjut Thor 😘
diylaa.novel
Haloo kak,cerita nya menarik
mampir juga yuk ke cerita ku "Misteri Pohon Manggis Berdarah"
R.H.: terima kasih, bak kak😘
total 1 replies
Desi Natalia
Ngangenin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!