NovelToon NovelToon
Bukan Upik Abu

Bukan Upik Abu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:766
Nilai: 5
Nama Author: Ceriwis07

Mereka melihatnya sebagai Upik Abu. Mereka salah besar. Regina adalah CEO muda yang menyimpan rahasia besar. Di rumah mertua, ia menghadapi musuh yang tak terlihat dan cinta yang diuji. Mampukah ia mengungkap kebenaran sebelum terlambat? Ataukan ia akan kehilangan segalanya? Kisah tentang cinta, keluarga, dan rahasia yang bisa mengubah takdir seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceriwis07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Upik Abu Eps 18

"Meghan Ruelle, anak bungsu dari keluarga Ruelle, adik dari Morgan Ruelle," ucap Dio lirih, matanya menyusuri biodata milik Meghan.

Dio Emir, pria dengan darah Jawa dan Arab yang mengalir dalam nadinya, memiliki perpaduan fitur wajah yang memikat. Bentuk wajah ovalnya, dengan tulang pipi yang sedikit menonjol, adalah warisan dari tanah Jawa. Hidungnya mancung, pahatan khas keturunan Arab. Alisnya tebal dan hitam, membingkai mata cokelat gelap yang ekspresif.

Warna kulitnya sawo matang, perpaduan harmonis antara kuning langsat Jawa dan warna kulit yang lebih gelap dari Timur Tengah.

Tinggi badannya proporsional dengan tubuh yang atletis, mencerminkan kekuatan dan vitalitas. Penampilannya selalu rapi dan memancarkan kepercayaan diri, seperti seorang pemimpin yang siap memimpin pasukannya.

Ibunya dari Jawa, sedangkan ayahnya dari tanah Arab.

Dio lah yang menolong Meghan. Ia tidak memiliki perusahaan di London ataupun Indonesia, melainkan di Arab. Di Indonesia, ia hanya mengunjungi teman lama yang juga merupakan rekan kerja.

Di sebuah restoran yang menyajikan masakan khas Indonesia, Dio telah menunggu di ruang privat. Pintu terbuka, menampilkan sosok pria paruh baya yang ketampanannya tak lekang dimakan usia.

"Hai, Om, apa kabar?" tanya Dio, mencium tangan Adhi dengan takzim. Ya, Adhi adalah ayah Regina.

"Baik, Alhamdulillah. Kamu sendiri?"

"Baik, Om. Maaf baru bisa berkunjung, pekerjaan terlalu menumpuk," ucap Dio sungkan.

Mereka mengobrol dengan akrab, layaknya anak dan ayah. Adhi juga bercerita tentang Regina yang ikut suaminya di London. "Oh ya? Kenapa saya tidak pernah bertemu, ya, Om? Padahal, seminggu kemarin saya di sana," ucap Dio heran.

"London itu luas, seluas Indonesia," ucap Adhi, tertawa.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Mereka berpamitan dan saling berpelukan.

Dio melajukan Toyota Raize silver miliknya menuju vila. Entah mengapa, ia merasa ingin segera sampai, seolah ada rindu yang membuncah di dada. "Masa, aku kangen dia?" ucap Dio lirih, dengan senyum tipis menghiasi bibirnya.

Mobil Dio telah sampai di pelataran vila. Ia disambut oleh beberapa penjaga. Dengan langkah ringan, ia memasuki vila.

Menaiki tangga menuju kamar Meghan, ia membuka pintu dan pandangannya menelisik mencari sosok yang ia rindukan. Namun, ia tak menemukannya. "Ke mana dia?" lirih Dio sambil menuruni tangga.

Ia berpapasan dengan seorang pelayan paruh baya yang mengurus kebutuhan Meghan. "Di kolam ikan, Tuan," ucap pelayan tersebut.

Dio segera berlari, entah mengapa hatinya berdebar tak karuan. Ia pun heran dengan dirinya sendiri, tetapi ia terus berlari agar cepat bertemu Meghan.

Meghan tampak asyik memberi makan ikan hias di kolam, kakinya ia celupkan ke dalam air, sesekali mengayunkannya dengan riang.

Dio tiba dengan napas tersenggal. Tanpa sepatah kata, ia menarik lembut tangan Meghan, menuntunnya berdiri, lalu memeluk tubuh itu erat, seolah melepaskan beban yang selama ini mengganjal di hatinya.

Meghan terkejut, tetapi ia membiarkan pria itu memeluknya. "Kamu sudah makan?" tanya Dio lembut.

Alis Meghan bertaut. Ia menempelkan punggung tangannya pada kening Dio. "Tidak panas," ucap Meghan lirih.

"Apa?" tanya Dio. Meghan hanya menggeleng, lalu menggandeng tangan Dio, mengajaknya duduk di sisi kolam renang yang berdampingan dengan kolam ikan.

Meghan menatap wajah Dio, seolah ada magnet tak kasat mata yang menarik keduanya untuk terus mendekat. Dan, cup!

Decapan lirih terdengar. Ciuman Meghan yang awalnya lembut kini berubah menuntut, membangkitkan kobaran api yang terpendam. Dio mengikuti permainan Meghan, terhanyut dalam setiap kecupan yang terasa seperti madu yang memabukkan.

Tangan Meghan mulai menjelajahi dada bidang Dio yang sudah polos, merasakan setiap lekuk dan otot yang terbentuk sempurna. Perlahan, tangannya turun ke arah tongkat pusaka milik Dio. Meghan berniat membuka gesper celana Dio, tetapi dengan cepat Dio menahan tangannya. Dio menggelengkan kepalanya, meski hasratnya kini sudah membuncah hingga ubun-ubun, ia tetap tidak ingin menyentuh Meghan lebih jauh.

Meghan menggigit bibir bawahnya, persis seperti yang ia lakukan semalam. Wajahnya memerah, menahan gejolak yang berpusar di dalam dirinya, membuat pertahanan Dio runtuh seketika.

Tanpa aba-aba, Dio mengangkat tubuh Meghan ala koala. Tanpa melepaskan ciuman yang kian membara, dengan langkah mantap Dio menaiki tangga menuju kamar Meghan.

Suara kecapan yang menggema semakin membangkitkan gairah. Tangan Meghan meraba sisi pintu, membukanya lebar, sementara kaki Dio menutup pintu setelah keduanya masuk ke dalam kamar.

keduanya sudah polos hanya di tutupi selimut, Meghan tidur di dada dio, entah ini sudah yang keberapa kali untuk mereka.

Ketika sebagian dunia merangkul selimut salju dan hawa beku, musim dingin di negeri Arab menyapa dengan kehangatan yang berbeda. Bukan dingin yang menusuk tulang, melainkan kesejukan yang membelai, sebuah jeda dari teriknya mentari gurun yang membakar.

Di sinilah Dio berada sekarang, di negara kelahirannya, Arab. Ia berdiri di hadapan seorang wanita yang meski kerutan mulai menghiasi wajahnya, kecantikannya masih terpancar.

Dio sudah mengantarkan Meghan kembali ke London. Sebagai pengikat janji, ia menyematkan cincin warisan dari kakeknya di jari Meghan, berjanji akan kembali dan menikahinya.

Dio melipat tangannya ke belakang, bak seorang terdakwa yang menunggu vonis. "Ampun, Umi. Semua ini terjadi begitu cepat, aku sudah berusaha menolak," ucap Dio membela diri.

Ceplassss...!

Suara cambuk memecah keheningan, menghantam lantai dengan keras. "Umi sudah berapa kali bilang? Jika kau menginginkan seorang wanita, bawa dia pada Umi. Kita lamar dia secara terhormat, minta restu dari orang tuanya!" geram wanita yang bernama Aisyah itu.

Di sisi lain, Ahmed hanya tersenyum tipis melihat kedua orang yang ia sayangi itu berdebat tanpa henti.

Ahmed yakin, jika putranya sudah berani melangkah sejauh ini, Dio pasti sudah mempertimbangkan segala konsekuensinya.

Dio menatap ayahnya dengan tatapan memelas, seolah meminta pertolongan. Ahmed hanya tersenyum tipis. "Sudahlah, sayang. Dio memang harus bertanggung jawab," ucap Ahmed sambil memeluk Aisyah dari belakang.

"Ya... memang anakmu itu harus bertanggung jawab! Jangan terus membelanya," sahut Aisyah dengan nada garang.

"Ayo kita belanja. Ada diskon besar di mal terbaru," ujar Ahmed, mencoba merayu istrinya.

Aisyah mendengus. "Kamu ini selalu saja membela anakmu!" Belum selesai Aisyah mengomel, Ahmed langsung mengeluarkan kartu hitam limited edition miliknya, mengayun-ayunkannya di udara. Mata Aisyah langsung berbinar, ia merebut kartu tersebut dengan cepat dan bangkit dari duduknya, lalu masuk ke dalam rumah.

Dio mengembuskan napas lega. "Syukran, Abi," ucap Dio.

"Siapa dia?" tanya Ahmed. "Meghan Ruelle, dari keluarga Ruelle, Abi," jawab Dio.

Ahmed mengangguk. Ia mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu. Ting! Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponsel Ahmed.

"Pilihan yang rumit, ya waladi. Keluarganya bukan keluarga yang mudah menerima kesalahan." Sejenak Ahmed terdiam, lalu berucap lirih, "Semoga apa yang Abi khawatirkan tidak terjadi." Ahmed kemudian melangkah pergi, meninggalkan Dio yang masih berdiri terpaku.

Bukan Upik Abu

Jangan lupa tinggal kan jejak di kolom komentar, like mu semangat ku 🩷

1
🚨🌹maly20🌹🏵️
Bagus banget nih novel, author terus berkarya ya!
Ceriwis: Alhamdulillah 😍 terimakasih ❤️
total 1 replies
Azure
Endingnya puas. 🎉
Ceriwis: Alhamdulillah 😍 kalau kakak puas 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!