NovelToon NovelToon
Tuan Daniel, Saya Sudah Move On

Tuan Daniel, Saya Sudah Move On

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Maufy Izha

Kania Ishaq telah mencintai suaminya Daniel Saliem selama 10 tahun sejak Ia masih Remaja.

Namun, meskipun telah menikah dengan Daniel selama 7 tahun, bahkan Mereka telah memiliki seorang putri yang cantik bernama Elisa Saliem, Tetap saja tidak membuat Daniel bisa mencintainya.

Bahkan selama 2 tahun terakhir, Daniel malah berhubungan dengan adik tirinya Serena Gunawan tanpa malu dihadapannya.
Yang lebih menyedihkan, Putrinya sendiri, Elisa lebih menyukai Serena dibandingkan dirinya.

Akhirnya, Kania menyadari bahwa Ia telah melakukan hal yang sia-sia. Ia meninggalkan karirnya yang cemerlang sebagai dokter spesialis muda genius yang begitu dibanggakan profesornya namun berakhir mengecewakannya hanya untuk mengejar cinta.

Kania mengambil keputusan. Ia lelah mencintai sendirian dan sakit sendirian. Ia memutuskan untuk bercerai dan memulai hidupnya kembali.

Ia tak mau menyia-nyiakan waktunya lagi.

Bagaimana kisah Kania dan Daniel?
Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 : Kenapa Hidup Ini Tidak Adil?

Setelah menunggu selama hampir 2 jam, Akhirnya dokter yang merawat Karen keluar dari ruang ICU.

Kania, Alex, Malik serta istrinya segera menghampiri Dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan Mama Saya Dok?

Kania langsung menyerbu dokter yang bernama Singgih Swasono itu dengan penuh kekhawatiran.

"Untungnya, ini kabar yang cukup baik. Kejang yang dialami ibumu karena efek cidera di kepalanya yang menyerang saraf otak selain itu juga karena gangguan keseimbangan elektrolit di tubuhnya, maka terjadilah kejang. Tapi, sejauh pemeriksaan yang sudah Saya lakukan, Semuanya dalam kondisi baik. Hanya saja karena Ibumu berada dalam kondisi vegetatif yang cukup lama, ada beberapa organ vitalnya yang mengalami penurunan fungsional. Kita tetap berusaha sebaik mungkin untuk merawatnya, Selebihnya, Kita hanya bisa berharap pada keajaiban. Saya selalu mengatakan untuk sering-sering mengajaknya mengobrol. Beri Ibumu motivasi agar memiliki semangat untuk bangkit"

"Saya selalu melakukannya dok"

"Saya tahu, Kamu sudah melakukan yang terbaik, Kania. Sekarang Kita hanya bisa menyerahkan semuanya pada kuasa Tuhan Yang Maha Esa"

Ucap Dokter Singgih seraya tersenyum dan menepuk pundak Kania. Kania hanya mengangguk pelan. Pikirannya kembali melayang pada kondisi ibunya yang masih tidak ada perkembangan selama bertahun-tahun.

Setelah Dokternya Singgih pamit, Karen keluar dari ruang ICU dan kemudian di pindahkan ke ruang perawatan.

Kania meminta agar Paman dan Bibinya kembali ke rumah, biar Dia saja yang menunggu Ibunya di rumah sakit.

"Jangan Nak, Kamu sudah sangat lelah bekerja, istirahatlah, biar Bibi dan Paman yang menjaga Ibumu. Kamu dan Alex pulanglah. Besok adalah hari Sabtu, Kita bisa bergantian setelah itu"

"Tapi, paman.."

"Dengar nak, Ibumu akan baik-baik saja. Paman dan Bibi akan menjaganya dengan baik, Kamu pulanglah"

Kania pun dengan terpaksa setuju, Dia memang sangat lelah. Lelah tenaga dan juga pikiran.

Alex menyadari bahwa selama perjalanan Kania menjadi lebih pendiam dan wajahnya murung. Tapi, Ia juga tidak tahu bagaimana cara menghiburnya.

Jika biasanya Ia masih bisa mengajaknya bercanda, kali ini masalahnya cukup serius, menyangkut kesehatan Ibunya, jadi Alex tidak mungkin bercanda dalam kondisi seperti ini.

"Malam ini, apa perlu Kakak temani?"

Kania menoleh, kemudian segera menggeleng.

"Ada Sepupuku di rumah, Kakak tidak perlu khawatir"

"Mm, baiklah, kalau begitu apa besok perlu Aku jemput untuk ke rumah sakit? Aku juga ingin menjenguk Tante Karen besok"

"Ya, baiklah, Aku juga merasa tidak punya energi untuk menyetir sendiri besok"

"Baguslah. Kalau begitu besok Aku akan menjemputmu setelah sarapan"

Kania mengangguk. Kemudian mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Pikirannya benar-benar kalut, wajah pucat ibunya selalu membayangi nya.

Alex mengerti suasana hati Kania saat ini, jadi Dia juga tidak mengganggu.

Sesampainya di rumah kediaman Ishaq...

"Kamu harus segera tidur, jangan sampai bergadang"

"Ya Kak, terima kasih. Kamu hati-hati di jalan. Aku masuk dulu"

"Ya, sampai jumpa besok"

Kania mengangguk, kemudian melambaikan tangannya sampai mobil Alex melaju meninggalkan komplek perumahan itu.

Kania pun bergegas masuk ke rumah.

Dan benar saja, Kania kesulitan tidur dan baru bisa memejamkan matanya setelah hampir pukul 3 pagi.

Keesokan paginya, Kania terbangun pukul 7 pagi seperti biasa meski tidur hanya sekitar 4 jam saja.

Ia sudah terbiasa bangun di pagi hari meskipun tidur terlambat.

Selesai sarapan, Kania mendengar suara klakson, Itu pasti adalah Alex.

Kania pun segera membereskan alat makannya, menaruhnya di wastafel dapur, kemudian bergegas keluar menemui Alex.

"Pagi Kak"

"Pagi, Kamu tidur kan semalam"

"Ya, meskipun baru bisa benar-benar tidur setelah hampir jam 3 pagi"

Kania tersenyum, Sementara Alex hanya menggeleng pelan.

"Ya sudah, Kalau merasa ngantuk tidurlah di mobil, saat sudah sampai rumah sakit, Akan Kakak bangunkan"

"Tidak kak, jangan ke rumah sakit dulu. Aku ingin membeli sesuatu untuk Paman dan Bibi. Sebenarnya hari ini Aku sudah ada rencana untuk menjemput Elisa, tapi Dia bilang Dia akan pergi bermain bersama dengan Kakek dan Neneknya, jadi Aku mengganti rencanaku untuk membeli beberapa perabotan untuk rumah baruku"

"Kalau begitu Ayo kita pergi dulu, setelah itu baru ke rumah sakit"

"Ya, sekalian Kita belikan sesuatu untuk Paman dan Bibi"

"Oke"

Alex pun mengendarai mobilnya menuju Pusat perbelanjaan terlengkap yang ada di Kota Odading, Tempat itu juga tidak terlalu jauh dari rumah sakit, kurang lebih cukup menempuh waktu 30 menit.

Sesampainya di pusat perbelanjaan itu, Kania tidak membuang waktunya dan langsung menuju ke lantai 3, toko furniture langganan keluarganya.

Kania berniat membeli sofa, meja rias untuk kamarnya, meja makan, beberapa hiasan rumah serta meja kerja lengkap dengan rak buku untuk ruang kerjanya di rumah baru.

Selesai membeli semua barang-barang itu, yang akan di kirimkan ke rumah Kania dalam 2 hari, Kania pun menuju ke lantai Food court, Ia ingin membeli makanan kesukaan Paman dan Bibinya untuk sarapan.

" Paman dan Bibi sangat menyukai Pao isi custard disini. Aku juga ingin membeli beberapa Pao isi kari ayam dan sapi untuk makan siang nanti"

"Oke!"

Kania pun mengambil nomer antrian karena toko Pao itu memang selalu ramai apalagi jam sarapan menuju makan siang seperti sekarang ini.

Setelah mengantri cukup lama, akhirnya giliran Kania tiba. Ia menyebutkan pesanannya dan pegawai toko itu segera menyiapkannya dengan cepat.

"Sudah?"

"Sudah, sekarang ayo Kita ke rumah sakit"

Saat sedang berjalan menuju lift, Kania tidak sengaja melihat Elisa yang sedang berlarian di dalam sebuah restaurant tradisional masakan kanton. Kania pun berjalan ke arahnya.

Alex yang melihat Kania berjalan ke arah lain pun, bertanya,

"Kania, ada apa?"

"Aku melihat Elisa" Sahut Kania sambil berjalan pelan menuju ke arah Elisa.

Namun, baru beberapa langkah mendekati restaurant itu, wajah Kania berubah dingin.

Disana, ternyata sedang ada acara kumpul keluarga bahagia, Ada Daniel, Serena, Rosa, Rina dan Ayahnya Arga Gunawan sedang bersenda gurau.

Alex juga melihatnya, seketika Ia mengepalkan tangannya.

"Kania, jangan dilihat"

Ucap Alex. Namun Kania tidak bergeming.

Ia ingat betul bahwa Elisa mengatakan bahwa Ia tidak bisa pergi bersamanya karena sudah berjanji pada Kakek dan Nenek buyutnya, ternyata...

"Bahkan putriku lebih memilih pergi bersama Calon Ibu barunya daripada Aku"

Daniel merasa ada seseorang yang terus menatap ke arahnya, Kemudian Ia pun menoleh dan seketika bertemu pandang dengan Kania. Daniel sedikit melebarkan matanya, tapi tidak bereaksi lebih.

Begitu juga dengan Kania, Ia tidak tersenyum tidak juga terlihat marah, wajahnya sangat datar dad dingin.

Melihat Daniel yang sepertinya sedang memperhatikan sesuatu, Serena dan orang tuanya pun mengikuti arah pandang Daniel.

Mereka cukup terkejut melihat Kania dan Alex disana, tapi kemudian memasang wajah acuh tak acuh.

Hanya Elisa yang tidak menyadari situasi itu karena fokus bermain dengan boneka barunya.

"Ayo Kita pergi kak"

"Hmn"

Kania berbalik dengan santai dan pergi dari sana, disusul oleh Alex yang terlebih dahulu menatap tajam Daniel seolah-olah ingin membunuhnya saat itu juga.

Daniel kemudian kembali fokus ke meja makan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Serena yang melihat Daniel tidak mengejar Kania, diam-diam tersenyum puas.

"Kania, Jika Kamu ingin berteriak, teriaklah"

"Untuk apa? Hanya membuang-buang tenagaku saja"

"Tapi, Aku tahu Kamu pasti marah"

"Tentu saja kak. Aku merasa, kenapa hidup ini sangat tidak adil, Para pendosa itu hidup sebagai keluarga yang utuh dan bahagia, sementara Mereka telah membuat Ibuku koma, Mereka juga penyebab Kakek dan Nenek meninggal"

Ucap Kania, semakin banyak kata yang terlontar, suaranya semakin bergetar karena menahan amarahnya. Kemudian Ia melanjutkan,

"Tentu saja Aku tidak ingin Mereka hidup dengan baik, tapi, Daniel sekarang mendukung Mereka. Aku tidak bisa berbuat apa-apa pada Mereka untuk saat ini"

"Kania... Kapanpun Kamu membutuhkan dukunganku, Aku akan selalu siap"

"Tentu Kak, tapi posisi kita saat ini masih di bawah Daniel. Saat ini, Aku masih bukan siapa-siapa. Aku harus lebih giat membangun reputasiku dulu, Aku akan menyerang mereka dengan caraku sendiri. Aku bersumpah, bahkan saat itu, Daniel sekalipun tidak akan bisa membantu Mereka"

"Hmn, Aku akan mendukungmu. Selalu."

"Terima kasih kak. Aku banyak berhutang budi padamu"

"Balaslah dengan kesuksesanmu dan keberhasilanmu membalas dendam"

"I Will."

Alex tersenyum puas mendengarnya. Kania bukan orang yang ambisius, tapi untuk hal ini, Alex tentu harus mendukung ambisi Kania. Jika hidup ini memang tidak adil, maka tidak ada salahnya menciptakan keadilan itu sendiri.

Bersambung

1
partini
beneran TKW Hongkong?
wah keren ,,KK iparku jg kerja di Hongkong
Murni Dewita
tetep💪💪💪💪thor
partini
orang baik jodohnya orang baik,Thor Konoha negara mana Thor
🌻Nie Surtian🌻
Blake keknya baik...ibunya juga... kalau Kania berjodoh dengan Blake mungkin Kania bisa berbahagia. Ingin tahu reaksi Daniel kalau sudah bercerai dan Kania berjodoh dengan Blake. Belum lagi dengan Rosa...
🌻Nie Surtian🌻
Kania sudah terlalu sakit hatinya dan kecewa karena anaknya selalu lebih bahagia dengan selingkuhan Daniel... Tetap semangat Kania...tetap buktikan kamu bisa sukses tanpa Daniel...
Maufy Izha: Makasih udah mampir kak Nie... sehat selalu 🙏💜🫰
total 1 replies
Murni Dewita
double up thor
anju hernawati
betul....betul kania.........
partini
ayo Bu gasken,,biar jadi mantu tercinta
Murni Dewita
double up thor
Murni Dewita
💪💪💪💪
Murni Dewita
nyimak
Murni Dewita
👣
partini
Mr black udah nikah belum yah coba berjodoh dengan Kania.
🌻Nie Surtian🌻
Semoga ibunya Kania sembuh dan bisa menyaksikan kesuksesan anaknya...
🌻Nie Surtian🌻: aamiin...tetap semangat n sehat selalu juga Thor...
Maufy Izha: makasih udah mampir kak nie... sehat selalu... 💜💜
total 2 replies
🌻Nie Surtian🌻
Ya ampuun Daniel...kepedean banget... Enyah harus bagaimana Kania bersikap membuktikan kalau sudah tidak peduli lagi dengan Daniel... Kecewa dengan anaknya saja wajahnya datar dan dingin... walaupun hatinya tetap menyayangi anaknya...
🌻Nie Surtian🌻
Semangat Kania...Buktikan kamu bisa sukses tanpa Daniel...💪💪💪
🌻Nie Surtian🌻
Semangat up Thor...klo bisa lebih panjang...😁
Nadira ST
dasar pasangan biadab smoga hidupmu sengsara,pasangan laknat
🌻Nie Surtian🌻
menarik awal ceritanya... semangat Thor...💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!