NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Tuan Muda

Mengandung Benih Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: rafizqi

Seorang wanita miskin bernama Kirana secara tidak sengaja mengandung anak dari Tuan Muda Alvaro, pria tampan, dingin, dan pewaris keluarga konglomerat yang kejam dan sudah memiliki tunangan.

Peristiwa itu terjadi saat Kirana dipaksa menggantikan posisi anak majikannya dalam sebuah pesta elite yang berujung tragedi. Kirana pun dibuang, dihina, dan dianggap wanita murahan.

Namun, takdir berkata lain. Saat Alvaro mengetahui Kirana mengandung anaknya. Keduanya pun menikah di atas kertas surat perjanjian.

Apa yang akan terjadi kepada Kirana selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 - Wanita Misterius

Setelah beberapa hari di rawat. Kini Kirana sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter.

Malam itu, mobil hitam Alvaro berhenti di halaman rumah besar Wilantara. Lampu-lampu temaram menerangi jalan masuk, dan udara malam membawa kesejukan yang berbeda. Kirana yang masih lemah turun dengan perlahan. Alvaro sigap menahan lengannya, seolah takut istrinya itu akan terjatuh.

“Aku bisa jalan sendiri,…”

Alvaro menatapnya, nada suaranya tak lagi dingin, melainkan lembut namun tegas.

“Tidak. Kau sedang hamil besar. Aku tidak mau mengambil risiko lagi.”

Ia meraih bahu Kirana, menuntunnya masuk. Para pelayan menunduk memberi salam, namun kali ini Alvaro tak menggubris mereka. Fokusnya hanya pada Kirana.

Setelah masuk ke kamar, Alvaro melepaskan jasnya, lalu menata bantal di ranjang dengan tangannya sendiri. Kirana memandanginya dengan ragu—ini kali pertama ia melihat sosok Alvaro melakukan sesuatu yang begitu… sederhana namun penuh perhatian.

“Kau… tidak perlu repot. Aku bisa melakukannya sendiri.”

Alvaro menoleh, lalu menatap mata Kirana dalam-dalam.

“Kau keras kepala. Duduklah. Aku tidak mau kau kelelahan lagi.”

Kirana terdiam. Ada sesuatu di dalam suaranya—perpaduan antara kekhawatiran dan rasa bersalah. Perlahan, ia menuruti perintah Alvaro dan duduk.

Alvaro berlutut sebentar di hadapan ranjang, memastikan selimut terpasang rapi. Jemarinya kemudian, tanpa sadar, menyentuh perut Kirana. Sentuhan itu membuat Kirana menegang, namun Alvaro justru mengusap dengan hati-hati.

“Bagaimana kondisinya? Apa dia bergerak?”

Kirana terperanjat. “Kau… bertanya tentang bayinya?” Tanya Kirana terkejut. Selama ini, Alvaro tak pernah peduli atau sekedar bertanya tentang kondisi anaknya.

Alvaro mengangguk tipis, ekspresinya serius.

“Aku mungkin terlambat menyadari… tapi aku tidak ingin ceroboh lagi. Aku tidak bisa membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padamu atau anak ini.”

Untuk pertama kalinya, hati Kirana bergetar oleh ucapan Alvaro. Ada kehangatan yang merambat pelan, menembus dinding kebencian yang selama ini ia bangun untuk melindungi dirinya.

Ia menunduk, menahan perasaan yang bercampur aduk.

“Terima kasih… Alvaro.”

Sejenak, sunyi menyelimuti kamar itu. Hanya detak jam dinding yang terdengar. Namun dalam keheningan itulah, sesuatu berubah—Alvaro bukan lagi sekadar pria kejam yang memaksanya menikah, melainkan seorang suami yang perlahan menunjukkan sisi manusiawinya.

Alvaro menatap wajah Kirana yang lelah, lalu berdiri.

“Istirahatlah. Aku akan ada di sini.”

Kirana menoleh pelan, bibirnya gemetar. Ia ingin menolak, tapi hatinya berkata lain. Diam-diam, ia merasa aman untuk pertama kali sejak lama.

Sementara itu, Clarissa berdiri kaku di depan pintu kamar Alvaro, kamar utama, kamar yang seharusnya akan menjadi miliknya dan Alvaro. Matanya memerah, Tubuhnya gemetar menahan gejolak yang tak bisa ia bendung lagi.

Dari celah pintu yang sedikit terbuka, ia bisa melihat sekilas. Alvaro duduk di sisi ranjang, menatap Kirana yang tengah berbaring dengan wajah pucat. Tangannya dengan hati-hati menarik selimut, lalu membetulkan posisi tidur Kirana seolah takut membangunkannya.

Pemandangan itu membuat dada Clarissa seperti diremuk.

"Alvaro… kau bahkan tidak pernah memperlakukanku seperti itu. Selama ini aku menunggumu, berharap kau akan melihatku. Tapi ternyata perempuan itu… hanya dia yang bisa membuatmu berubah." batin Clarissa sedih.

Air mata bening jatuh di pipinya, tapi ia segera menghapusnya dengan kasar. Sorot matanya lalu berubah menjadi tajam dan berapi-api.

“Tidak. Aku tidak akan kalah. Aku tidak akan membiarkan perempuan itu merebutmu dariku. Dia harus tahu tempatnya. Dan aku akan pastikan dia hancur sebelum sempat menguasai hatimu.”

Clarissa menempelkan telapak tangannya di pintu, matanya berkilat penuh dendam. Dalam hatinya, luka itu kini berubah menjadi senjata.

Ia berbalik, meninggalkan lorong panjang dengan langkah mantap. Bagi Clarissa, malam itu adalah titik balik—mulai saat ini, Kirana bukan hanya saingan, tapi musuh yang harus ia lenyapkan dari sisi Alvaro.

...----------------...

Malam itu kamar terasa hening. Lampu redup menyisakan cahaya samar di dinding. Kirana belum sepenuhnya bisa tidur, ia mendadak terbangun, matanya menatap langit-langit sambil sesekali mengelus perutnya yang semakin besar.

Di sampingnya, Alvaro sudah terlelap dengan posisi duduk. Wajahnya tampak jauh lebih lembut ketika tidur, tidak seperti biasanya yang selalu terlihat dingin.

Namun tiba-tiba pria itu bergumam lirih. Tubuhnya sedikit bergerak, napasnya terdengar berat.

Alvaro mengigau pelan, “…Elena… jangan pergi…”

Kirana sontak menoleh. Matanya menatap lekat ke wajah Alvaro, memastikan apakah ia tidak salah dengar. Alvaro kembali bergumam, suaranya parau, nyaris seperti orang yang tengah merintih.

“…maafkan aku… Elena…”

“…Aku gagal… aku tidak bisa melindungimu… Elena…”

Kirana terdiam. Nama itu begitu asing baginya. Ia tidak mengenalnya, namun jelas bukan Clarissa. Hal itu tentu membuat Kirana bertanya-tanya, siapa sebenarnya Elena?

Perlahan, Kirana menarik selimut menutupi tubuh Alvaro. Ia mendesah pelan.

“Siapa, Elena…?” gumamnya sembari berpikir.

Ia tidak berani bertanya, tidak malam itu. Tapi hatinya mencatat dengan jelas, ada luka yang Alvaro simpan rapat, bahkan hingga terbawa dalam tidurnya.

.

.

.

Bersambung.

1
Ma Em
Kirana kamu jgn lemah Kirana hrs berani lawan mereka yg merendahkan kamu kalau Kirana lemah siapa yg mau melindungi Arya dari orang2 yg tdk menyukainya , Kirana hrs bangkit tegas dlm bertindak dan berani dlm mengambil keputusan 💪💪💪
Ma Em
Clarissa kamu cuma tunangan sedangkan Kirana adalah istri sah Alvaro siapa yg paling berhak tinggal bersama Alvaro , dasar ulat bulu yg tdk tau malu .
Ma Em
Syukurlah Kirana bertemu dgn Bram , semoga Bram bisa melindungi Kirana dari niat jahat Clarisa .
Ma Em
Kirana kamu jgn percaya dgn omongan beracun Clarisa dia hanya akan memecah belah hubungan mu dgn Alvaro, jgn terlalu polos dan bodoh karena bisa dihasut sama wanita ular seperti Clarisa .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!