Aluna seorang gadis bercadar terpaksa harus menikah dengan ketua geng motor atas wasiat dari mendiang ayahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
" hm, susah sih kalau ngomong sama lo yang terlalu baik. lo mau pulang ke rumah Om Johan atau ke rumah gue?"
" hah? buat apa aku ke rumah kamu? antar aku ke rumah orang tuaku dit"
" Hehehe siapa tahu lo masih kangen sama gue"
" eh? " Anisa mengernyit bingung.
" maksud gue, Siapa tahu lo kangen sama nyokap gue. Sorry ketinggalan kalimatnya" Sela Radit Seraya tersenyum kikuk.
" Oh nggak dulu, Dit. nanti aja kapan-kapan aku main ke sana. jayden bilang aku harus berada di rumah" jelas Anisa.a
" lo nurut banget sama Kakak lo ya"
"eh? "
"? Ya nggak papa sih, Adik itu terlihat Manis kalau nurut sama kakaknya. kayak lo sama jayden. semoga lo betah ya punya Kakak kayak jayden" Timpa Radit Seraya terkekeh pelan.
sedangkan Anisa hanya tersenyum kecut.
" Baru beberapa hari aku tinggal sama jayden. tapi aku ngerasa seperti anak ayam yang selalu diomelin induknya" Anisa menggerutu pelan.
" hah? ngomong apa lo? Sorry nggak kedengaran" ucap Radit.
" eh? Nggak kok aku ngomong sendiri"
"Hahaha, ada-ada aja loh. masa ngomong sendiri."
Anisa hanya bergeming, Iya Tak ingin lagi berbicara. Iya takut jika dirinya akan keceplosan hal lain.
tak berapa lama, motor yang dikendarai Radit tiba di kediaman Mansion Johan dan Giselle. sengaja radit mengantarkan annisa hingga masuk ke dalam gerbang sampai di depan teras.
begitu mereka sampai, di sana terlihat dua orang yang tergesa-gesa. Anisa bisa melihat dengan jelas bahwa itu adalah mertuanya.
" Papa! Mama!" panggil Anisa cukup keras.
atensi pasangan suami istri itu kemudian teralihkan. saat melihat Siapa yang memanggil mereka, Jonathan bersama Giselle kemudian berlari menghampiri Anisa.
" Anisa, jayden masih di ICU? " katanya Giselle cemas.
" iya ma, Jayden sudah sadar. tapi, Jayden meminta Anisa segera pulang. Anisa nggak tahu kenapa. tapi jayden bilang Anisa bisa bahaya jika lama-lama di rumah sakit?" jelas Anisa.
" suami kamu bilang begitu, nak? " tanya johan tiba-tiba.
Deg!
tenggorokan Anisa tercekat. Anisa sedikit melirik Radit dari sudut matanya. dan benar saja Radit terkejut mendengarnya.
" ya Allah... Kenapa Mertuaku bisa bablas begini ngomongnya" produk Annisa dalam hati.
" hah! suami? " ujar Radit dengan wajah bertanya-tanya.
" loh? ada Radit ya. maaf sangking paniknya, Om sampai tidak memperhatikan sekeliling imbuh papa johan.
" oh iy, om. maksud om tadi apa ya? suami siapa maksud om?" tanya Radit lagi.
Anisa merapatkan bibirnya. Iya yakin kebenaran sebentar lagi akan terungkap. Vanessa juga ingin melihat Bagaimana reaksi Radit setelah mengetahui hubungannya yang sebenarnya dengan jayden.
Johan tertawa pelan.
" Maaf ya, Om belum memberitahumu. pernikahan Anisa dan jayden untuk sementara dirahasiakan dulu oleh publik. Om tidak mau anak-anak Om akan jadi bahan pembicaraan. jadinya om hanya menyelenggara pernikahan yang hanya dihadiri penghulu dan saksi saja"
Radit tercengang dengan wajah yang sangat syok.
"i-ini becanda kan om? "
" tidaklah, kenapa Om harus bercanda menyangkut anak-anak Om"
Radit masih belum percaya sepenuhnya, tulang atas dirinya kemudian melirik ke arah Anisa. saat ini Gadis itu hanya diam dengan kepala yang tertunduk.
" ini serius sa? lo istrinya jayden Bukan Adiknya jayden? " tanya Radit memastikan.
Anisa mengangguk pelan sebagai jawaban.
Radit tersenyum kecut.
" Selamat ya Sa. kalau begitu Radit pamit ya, om, tante"
" Iya. terima kasih telah mengantar Anisa. titip salam sama papa kamu ya" sahut Papa Johan.
" Iya Om"
setelahnya Radit pergi tanpa menoleh kembali ke arah Anisa. baginya ini kebohongan yang sangat menyakitkan. baru saja ia merasakan terbang di atas awan yang paling tinggi. Namun, detik itu juga ia terhampaskan tanpa ada sanggahan untuk menopang tubuhnya.
Radit pergi dengan sejuta kesedihan...
sedangkan Anisa nampak sedih. Ia tahu dengan perasaan Radit. Ia juga tahu dengan keinginan kecil Radit, yang akan melamarnya setelah lulus nanti. tapi Mungkin Allah sudah memiliki rencana lain, berarti memang harus tahu kebenarannya agar tak merasakan sakit yang teramat.
" Anisa, Kenapa kamu melamun, nak?" tanya Mama Giselle.
"eh? gak papa ma. bisa mau ke kamar ya mah. mau bersih-bersih dulu, nggak nyaman habis dari rumah sakit nggak langsung mandi. mama dan papa hati-hati ya. titip salam sama jayden. nanti Anisa akan ke sana lagi" balas Anisa cepat.
" nggak usah nak. biar mama dan papa yang menjaga jayden. Nanti Papa hubungi jika jayden sudah dipindahkan ke ruang inap" Timpal Papa Johan.
setelah berpamitan Anisa memilih untuk menuju ke kamarnya. kamar yang masih tercium aroma mawar dan melati khas pengantin baru. setelah sudah berada di dalam kamar, manusia bergegas membersihkan diri ke kamar mandi.
setelah keluar dari kamar mandi dengan rambut yang terberai. Gadis itu duduk depan meja rias. Annisa bingung, Kenapa di kamar pria ada meja hias perempuan? aneh pikir Anisa.
Anisa kemudian mencari sisir, namun tak kunjung terlihat. mungkin kebiasaan, sisir selalu saja menjadi benda yang sulit untuk ditemukan jika butuh.
Anisa membuka laci dan melaci yang ada meja rias. saat membuka laci paling bawah, Anisa dikagetkan dengan banyaknya lembaran foto yang begitu familiar.
diraihnya lembaran foto itu yang mungkin saja berjumlah puluhan lembar atau lebih. Anisa mulai mengamati satu persatu hasil jepretan yang membuat hatinya berdebar.
" ini- aku? "
" foto-foto ini diambil waktu aku ada di pondok pesantren. Tapi.. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa jayden punya fotoku?"
Anisa kemudian menyimpan hasil jepretan itu di tasnya. Gadis itu berencana akan menanyakannya langsung saat jayden sudah sembuh dan pulang ke rumah.
****
jam dinding sudah menunjukkan pukul 08.00 malam. Anisa sudah mulai menjatuhkan dirinya di atas kasur. biasanya ada saja suara jayden yang mengomelinya. Gadis itu tersenyum kecil, tidak bisa dipungkiri Anisa merindukannya.
" Semoga besok dia sudah dipindahkan ke ruangan rawat inap" lirih Anisa.
Ting!...
bunyi suara pesan masuk dari ponsel Anisa. Anisa kemudian meraih ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Iya buka dan rupanya banyak pesan dari Dinda, teman sebangkunya. Dinda pacarnya Raden.
isi pesannya hanya menanyakan Kenapa Anisa Tidak balik ke sekolah. setelah membalasnya Anisa kembali memilih untuk menara ponselnya ke atas nakas. Namun, bersamaan dengan itu suara dering pesan terdengar kembali.
terserah nama Radit di ponselnya.
'{sa, gue tahu gue cowok nggak tahu diri ngomong begini. tapi gue nggak mau nahan perasaan gue seorang diri. Gue cuman mau bilang, kalau gue suka sama lo. tapi gue baru sadar, saat ini elo sudah menjadi milik jayden, sahabat gue. Terima kasih sudah menjadi bagian terpenting dalam hidup gue,sa }
.
.
.
BERUNTUNG BUKAN ADHEK Q😡😡😡😡