SOUL LAND: KAISAR IBLIS

Kedua tima memasuki arena, tim diketuai oleh na jaegyeon dan Yu Tianheng. Mereka saling menujukkan roh pelindung masing-masing dan cincin roh pribadi, namun hanya na jaegyeon yang tidak menunjukkannya membuat yu Tianheng mengira pria itu sangat sombong.

Yu Tianheng menunjukkan roh pelindung Blue Lightning Tyrant Dragon, dugu yah Ular Fosfor Giok, shi mo bersaudara kura-kura hijau pelindung, Yun feng burung pipit angin, osler black leopard dan ye lingling support berupa Sembilan Hati Berbunga Apel.

Dai mubai menunjukkan roh pelindung harimau putih vajra, xiao wu kelinci tulang lunak, zhu zhuqing kucing hitam, ning rongrong pagoda tujuh warna, Oscar sosis, ma hongjun Phoenix api. Na jaegyeon tidak mengeluarkan roh pelindung apapun.

"Sombong sekali" teriak yu Tianheng.

Begitu wasit wanita menyatakan pertandingan dimulai. Yu Tianheng berlari cepat kearah na jaegyeon, cakarnya dibalut oleh aliran listrik berwarna biru. Na jaegyeon menghindari, memutar tubuhnya mendaratkan tendangan keras ke arah pipi kanan yu Tianheng membuat lawannya terlempar cukup jauh.

"Mubai!. Kuserahkan dia padamu" ucap na jaegyeon. "Hojun incar si Yun feng, zhu zhuqing habisi osler, yang lainnya alihkan shi mo bersaudara" Lanjutnya memberi perintah.

Tubuh Yu Tianheng berguling beberapa kali di atas tanah sebelum akhirnya berhenti, menggesek lantai arena dengan darah mengalir dari sudut bibirnya. Para penonton terpana. Bahkan sebelum pertandingan benar-benar dimulai, pemimpin Tim Kaisar sudah terpental.

“Apa barusan… tendangan tanpa roh pelindung?” bisik Dugu Yan, matanya menyipit penuh kewaspadaan.

Siap!” Ma Hongjun menyebarkan sayap api dari punggungnya, langsung terbang tinggi membidik Yun Feng yang mengendalikan burung pipit angin. Ledakan panas menyambar udara saat ia melepaskan serangan api.

Zhu Zhuqing melesat seperti bayangan, tubuhnya nyaris tak terlihat saat bergerak mendekati Osler. Sementara itu, Oscar, Xiao Wu, dan Ning Rongrong segera bergerak ke samping membentuk formasi. Ning Rongrong mengaktifkan Pagoda Tujuh Harta miliknya, mendukung tim dengan peningkatan kecepatan dan kekuatan.

Xiao Wu sambil melompat tinggi, rambutnya menjulur panjang dengan kekuatan roh, mencoba menarik perhatian salah satu saudara kura-kura. Shi Mo bersaudara segera mengaktifkan pertahanan mereka kulit mereka berubah menjadi hijau keras seperti tempurung, dan mulai mendekati tim Shrek.

Sementara semua bertempur sesuai arahan, Dugu Yan mulai mengisi udara di sekitarnya dengan kabut kehijauan racun yang mematikan, diam-diam menyebar. Namun Na Jaegyeon sudah memperkirakan itu. Kabut beracun mulai menyelimuti arena di sekelilingnya, namun tidak satu pun memengaruhinya. Dugu Yan menyipitkan mata, tidak percaya.

"Racunku... tak mempan padamu" Kaget dugu yan.

"Aku kebal" Balas na jaegyeon memberitahu.

Dalam sekejap, ia menghilang dari pandangan dan muncul tepat di depan Dugu Yan, mengejutkan sang pengguna racun. Sebelum sempat bereaksi, satu telapak tangannya sudah menyentuh dada Dugu Yan. Dugu Yan terhempas ke belakang, terbatuk, tak sadarkan diri sebelum menyentuh batas arena.

"Sekarang saatnya pertunjukan utama" ucap na jaegyeon melihat support ye lingling.  "Teknik roh ketiga: peniruan" Lanjutnya berucap.

[Host meniru blus lighting tyrant dragon].

Naga biru petir mirip seperti milik Yu Tianheng muncul disekeliling na jaegyeon. Tangannya dialiri oleh listrik biru, mengincar ye lingling lebih awal, jika dibiarkan ia akan menyembuhkan dugu yan. Ye Lingling membelalakkan mata saat melihat Na Jaegyeon tiba-tiba dikelilingi oleh naga petir raksasa, aura Blue Lightning Tyrant Dragon membungkus tubuhnya dengan intensitas yang bahkan melebihi Yu Tianheng. Suara gemuruh listrik menggetarkan arena, seolah langit sendiri menunduk pada kekuatan itu.

“Bagaimana mungkin… kau meniru roh pelindung?!” teriak Yu Tianheng dari kejauhan, kaget dan marah sekaligus

"Kau terlalu berbahaya jika dibiarkan. Maaf" ucap na jaegyeon melihat ye lingling.

Tangannya terangkat tinggi, petir biru menari liar di sekeliling lengan kanannya. Dalam sepersekian detik, dia mengayunkan tangan ke depan kearah ye lingling.

“Lightning Fang—Break" ucap na jaegyeon.

Satu tembakan petir murni melesat, menghantam lantai arena dan meledak tepat di bawah kaki Ye Lingling. Support Tim Kaisar itu terpental keras ke belakang, tubuhnya tersambar dan jatuh tak sadarkan diri tepat di luar batas arena. Cahaya dari roh pelindungnya memudar seiring kesadarannya yang lenyap.

"Selanjutnya" ucap na jaegyeon memandang Shimo bersaudara. "Menyingkir xiao wu" Lanjutnya menyuruh.

Xiao Wu yang saat itu tengah menahan salah satu dari Shi Mo bersaudara dengan lompatan cepat dan tendangan akrobatiknya, segera menarik diri begitu mendengar perintah Na Jaegyeon.

“Baik!” ucap Xiao Wu seraya melompat mundur dengan lincah, mendarat di dekat Oscar dan Ning Rongrong.

Shi Mo bersaudara dua raksasa bertubuh keras seperti batu, kulit hijau mengilat seperti tempurung kura-kura segera berbalik arah. Dalam satu kilatan gerakan, tubuh Na Jaegyeon melesat ke depan. Tinju kerasnya yang dibungkus kilatan listrik dan perlindungan kura-kura menghantam dada Shi Mo pertama, BOOM! dengan suara seperti ledakan. Suara retakan keras terdengar, dan tubuh besar itu terpental, menghantam dinding arena.

Shi Mo yang kedua mencoba menyerang balik dari samping, namun Na Jaegyeon mengangkat tangan kiri, menahan pukulan itu dengan satu lengan, lalu memutar tubuh, menghantamkan siku ke rahang lawan. Serangan itu membuat Shi Mo kedua terangkat ke udara dan jatuh berguling ke luar batas arena. Wasit wanita bahkan belum sempat berbicara, dan dua roh master bertipe pertahanan sudah tereliminasi.

“Empat tersingkir” ucap Na Jaegyeon dingin. "Sisa dua" Lanjutnya melihat osler.

Zhu zhuqing sudah tau ia menyerang osler disisi kiri membuat pria itu melompat ke sisi kanan, tapi na jaegyeon tiba-tiba ada di belakangnya menedang keras osler, tendangan keras itu menghantam punggung Osler tepat di antara bahu dan tulang belakang. Suara tulang retak terdengar jelas, dan tubuh Osler terpental ke depan seperti boneka kain yang tak berdaya.

Ia menghantam tanah dengan keras dan berguling beberapa kali, sebelum akhirnya tergeletak di tepi arena, tak mampu bangkit. Mulutnya berlumur darah, dan matanya terbuka setengah, hampir kehilangan kesadaran. Zhu Zhuqing berhenti, tidak melanjutkan serangan. Ia berdiri di sisi arena, tatapannya dingin seperti biasanya.

"Kerja bagus" ucap na jaegyeon melihat Zhu zhuqing.

Zhu Zhuqing hanya mengangguk pelan, lalu melangkah mundur, kembali ke sisi tim. Sayap angin menyembur dari punggungnya, tubuhnya melesat cepat, membentuk bayangan-bayangan angin yang menyapu arena. Namun mata Na Jaegyeon tetap tenang. Ia tidak bergerak. Hanya menunggu.

Begitu Yun Feng berbelok tajam dan muncul dari sisi kanan, siap menebas dengan bilah angin di tangannya. Na Jaegyeon menghilang, Sebuah hantaman dari atas menghantam Yun Feng langsung ke bawah. Na Jaegyeon muncul di udara, menghantamkan kaki lurus ke kepala Yun Feng seperti palu. Tubuh si burung pipit angin menghantam lantai arena, menciptakan retakan memanjang sebelum akhirnya ambruk dan tak bergerak.

"Oy mubai kau kesulitan?" Tanya na jaegyeon melihat pertarungan dai mubai melawan yu Tianheng.

"Tidak sama sekali" Balas dai mubai.

Di tengah arena, kilatan petir dan aura harimau putih bertabrakan dalam pertempuran sengit. Cakar listrik milik Yu Tianheng dan cakar harimau bersinar keemasan dari Dai Mubai saling berbenturan, menghasilkan gelombang energi tiap kali mereka bertarung.

Tapi meskipun serangan Tianheng cepat dan penuh tenaga, Dai Mubai menahan semuanya dengan senyum percaya diri. Dai Mubai memblokir satu serangan, lalu menendang mundur Yu Tianheng sebelum menoleh sedikit sambil tertawa.

"Jangan sombong" Teriak yu Tianheng. "Aku sendiri sudah cukup untuk mengalahkan kalian" Lanjutnya.

"Wah ada yang sombong. Baiklah teman-teman keroyok dia" ucap na jaegyeon menunjuk.

Xiao wu dan zhu zhuqing langsung berlari kearah yu Tianheng dan ma hongjun menukik menggunakan sayap Phoenix nya. Xiao Wu melesat dari sisi kiri dengan kecepatan luar biasa, tubuhnya memutar di udara lalu menghantam dengan tendangan berputar ke arah kepala Yu Tianheng. Di saat bersamaan, Zhu Zhuqing muncul dari bayangannya sendiri di sisi kanan, mencakar dengan kecepatan tinggi. Gerakan mereka sangat sinkron, seperti bayangan kembar mematikan.

Yu Tianheng nyaris tak sempat bereaksi. Ia memblokir tendangan Xiao Wu, tapi itu membuatnya membuka sisi kanan, Cakar Zhu Zhuqing menghantam bahunya, menciptakan luka robek dan membuatnya mundur beberapa langkah.

Dari langit, Ma Hongjun menukik dengan kecepatan tinggi. Sayap api Phoenix-nya membentang, dan semburan api keluar dari mulutnya. Ledakan api menyelimuti Yu Tianheng. Ia meraung keras, tubuhnya memancarkan petir untuk menetralisir kobaran api. Tapi itu hanya memberi waktu bagi Xiao Wu untuk bergerak lagi—kali ini melompat ke belakangnya dan melilitkan kakinya ke leher Yu Tianheng.

“Teleportasi!” ucap xiao wu.

Xiao Wu menghilang sesaat dan muncul kembali di atas, melempar Yu Tianheng ke tanah dengan teknik khasnya: lemparan pinggang kelinci. Tubuh Yu Tianheng membentur lantai keras, menciptakan retakan