NovelToon NovelToon
Kultivator Koplak

Kultivator Koplak

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Tokyo Revengers / One Piece / BLEACH / Jujutsu Kaisen
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: yellow street elite

seorang pemuda yang di paksa masuk ke dalam dunia lain. Di paksa untuk bertahan hidup berkultivasi dengan cara yang aneh.
cerita ini akan di isi dengan kekonyolan dan hal-hal yang tidak masuk akal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yellow street elite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Saat cahaya fajar perlahan menembus celah sempit gua, udara dingin masih menyelimuti seisi ruangan batu itu. Chen Mo sudah duduk di dekat mulut gua, membersihkan pedangnya dengan sobekan kain. Luka di pundaknya telah dibalut rapi, meski masih terasa perih jika bergerak terlalu cepat.

Zhou Lan masih tertidur, pelipisnya berkeringat dingin, namun napasnya mulai stabil.

Rynz duduk tak jauh dari api yang kini hampir padam.

Matanya tidak lepas dari bahan-bahan hasil perburuan semalam, terutama Inti Core merah keunguan, yang seolah terus berdenyut, memancarkan tekanan aura yang tidak bisa dianggap remeh.

"Hey, Rynz."

Suara Chen Mo pelan, namun serius.

"Sekarang bagaimana? Kau ingin kita masuk lebih dalam? Kita belum menemukan bahan inti yang sebenarnya… bukan?"

Rynz menatapnya. Diam sesaat, lalu menghela napas panjang.

"Tidak."

Chen Mo sempat menaikkan alis.

"Kau lihat sendiri seperti apa keadaannya.

Luka di tubuhmu… tombaknya Zhou Lan yang nyaris patah… dan aku—"

Rynz menatap telapak tangannya sendiri.

"Aku bisa menghancurkan besi, tapi tidak bisa mengendalikannya. Api ini… belum bisa kugunakan sesuka hati."

Chen Mo mengangguk pelan, lalu menatap ke langit yang mulai terang.

"Dunia luar ini benar-benar... liar."

"Terlalu keras," sambung Rynz, "dan kita terlalu lemah."

Ia berdiri, menggulung kembali perban ke lengannya, menyembunyikan tato hitam itu dari dunia.

"Kita kembali ke sekte. Bawa ini semua pulang.

Lu Ban pasti tahu apa yang harus dilakukan.

Setelah itu... kita akan kembali."

Chen Mo mengangguk. "Baik. Kali ini, kita pulang membawa hasil. Tapi lain kali… kita kembali membawa kekuatan."

Zhou Lan perlahan membuka matanya, lalu menyeringai.

"Pastikan kita pulang sebelum aku kelaparan di sini."

Ketiganya pun berkemas.

Gua itu mereka tinggalkan tanpa tanda, hanya jejak samar langkah kaki di tanah lembab.

Beberapa hari setelah turun dari gunung, Rynz, Chen Mo, dan Zhou Lan akhirnya tiba kembali di kota kecil dekat kaki gunung tempat mereka biasa beristirahat sebelum kembali ke Sekte Lembah Angin.

Dengan hati-hati, mereka menuju balai dagang utama, tempat para pedagang dan pengusaha dari berbagai sekte berkumpul.

Inti Core Long Rhinarth, yang telah mereka simpan dengan baik dalam wadah khusus, segera menarik perhatian seorang pedagang tua berjubah biru dengan mata tajam.

“Inti jenis ini… sangat langka. Kekuatan unsur tanah dan darah naga… kombinasi yang tidak bisa kalian temukan setiap hari.”

Setelah melalui proses negosiasi yang cukup alot, akhirnya mereka berhasil menjual inti itu seharga 1800 kristal roh, angka yang luar biasa untuk murid dari sekte kecil seperti mereka.

---

Hari itu juga, ketiganya berpesta di restoran terbaik kota.

Chen Mo menyantap sepiring besar daging iblis panggang dengan saus merah pedas.

Zhou Lan lebih memilih ikan roh kukus yang diberi bumbu herbal.

Sementara Rynz, yang biasanya sederhana, malah memesan sup akar naga dan roti mutiara biru—makanan yang biasanya hanya disantap oleh bangsawan sekte besar.

“Kapan lagi kita makan begini?” ucap Chen Mo dengan mulut penuh daging.

“Setelah ini kembali makan bubur daun kering lagi.”

Zhou Lan tertawa sambil mengangkat cangkir teh roh.

“Untuk Lembah Angin… dan hidup yang gak semiskin kemarin!”

Rynz hanya tersenyum tipis. Ia tidak banyak bicara, tapi diam-diam memisahkan sisa uang untuk membeli pakaian dalam jumlah banyak, terutama untuk murid-murid lain di sekte mereka yang masih mengenakan seragam lusuh.

Tak lupa mereka membeli:

Pil Pemulih Vitalitas, agar Zhou Lan bisa memulihkan luka-lukanya.

Pil Penstabil Qi, untuk membantu Chen Mo mengatasi ketidakseimbangan aliran energi akibat benturan berturut-turut.

Dan untuk Rynz, ia membeli Pil Penenang Api Dalam, jenis pil yang bisa menekan elemen liar dalam tubuh—agar dia bisa mulai melatih kendali atas api hitamnya.

---

Setelah puas makan dan berbelanja, mereka pun mulai perjalanan pulang ke sekte.

Namun kali ini, langkah mereka lebih ringan.

Pundak mereka lebih tegak.

Dan di kantong mereka—ada harapan yang tak lagi kosong.

Saat matahari mulai tergelincir ke barat, tiga sosok itu akhirnya kembali menjejakkan kaki di halaman depan Sekte Lembah Angin.

Bangunan sederhana dari batu abu-abu dan kayu tua itu masih berdiri dengan tenang, seolah tak berubah sedikit pun meski mereka pergi dalam bahaya.

Namun suasana di dalam berubah drastis saat Rynz membuka buntalan besar di punggungnya dan meletakkan isinya di depan aula kecil: kain-kain baru, makanan dalam kemasan spiritual, dan kotak-kotak kecil berisi pil.

Fei Rong, Miya, dan Zho Lan (perempuan)—yang selama ini tinggal di sekte—langsung berkumpul dengan wajah tercengang.

“I-Ini… ini baju baru semua?” Miya memegang jubah biru muda yang terlipat rapi.

“Makanan ini… daging asli?! Dan… ini pil Qi sungguhan!” seru Fei Rong dengan mata membelalak.

Sementara itu, Li Jiu yang baru keluar dari ladang di belakang sekte, berdiri memandangi pemandangan itu dengan tatapan mencurigakan.

Dia berjalan pelan ke arah Chen Mo dan Zhou Lan, lalu melipat tangannya.

"Aku hanya pergi dua minggu, dan kalian sudah jadi dermawan?" ucapnya datar.

Lalu menatap tajam ke arah Rynz.

"Atau… kalian bertiga merampok seseorang?"

Chen Mo tertawa keras.

"Kalau kami merampok, pasti kami kabur, bukan balik ke sekte dengan membawa baju bersih dan hadiah?"

Zhou Lan menambahkan.

"Kami hanya menjual sesuatu yang sangat langka… sesuatu yang kalian tidak bisa dapatkan dari ladang."

Rynz berjalan ke depan, membuka gulungan kecil dari bahan sisik Long Rhinarth yang ia simpan untuk Lu Ban.

Sisik itu masih mengandung aura panas dan tekanan spiritual.

"Kami tidak mencuri. Kami bertarung dan hampir mati untuk ini."

Matanya tajam, namun suaranya tenang.

"Kami hanya… tidak ingin sekte ini terus hidup seperti pengemis."

Li Jiu menatap sisik itu cukup lama.

Lalu, bibirnya membentuk senyum kecil.

"Kalian mungkin bukan murid terbaik… tapi setidaknya tidak sepenuhnya bodoh."

"Terima kasih." katanya pendek, sebelum kembali berjalan ke bangunan belakang.

Para murid pun langsung membantu menyusun makanan dan pakaian. Ada yang tertawa, ada yang berkaca-kaca saat memegang baju baru.

Untuk pertama kalinya, Sekte Lembah Angin terasa… hidup.

Sore itu, ketika semua murid telah menerima pakaian dan makanan, dan suasana sekte mulai mereda, Chen Mo mendekati Li Jiu yang tengah duduk di pelataran belakang, memoles ujung tombaknya dengan batu kasar.

Li Jiu melirik sejenak, lalu kembali menunduk tanpa berkata apa-apa.

Chen Mo berdiri beberapa saat dalam diam, lalu akhirnya membuka suara.

"Kakak..."

Li Jiu tidak menjawab, tapi tidak juga menyuruhnya pergi. Itu sudah cukup sebagai tanda bahwa ia bersedia mendengar.

"Saat kami sedang bertarung dengan Long Rhinarth… tiba-tiba kelompok dari Sekte Serigala Darah muncul. Mereka menuduh kami mengambil mangsa mereka dan menuntut inti dari monster itu."

Tatapan Li Jiu sedikit berubah, tapi masih tenang.

Chen Mo melanjutkan:

"Kami menolak. Mereka langsung menyerang. Kalau saja Rynz tidak menghancurkan tanah di bawah kaki mereka, kami bertiga mungkin tidak akan kembali."

Li Jiu berhenti menggerakkan tangannya.

"Berapa orang mereka?"

"Lima. Dua berada di ranah Hunter. Sisanya Advance.

Yang memimpin mereka… seorang pemuda berambut merah. Dia membawa pedang besar bergerigi. Kuat, dan... haus darah."

Li Jiu berdiri perlahan, menggenggam tombaknya.

Tatapannya kini serius.

"Kau ingat namanya?"

Chen Mo mengangguk. "Namanya Wei Ru. Dia tidak menyerang langsung, tapi jelas dia pemimpin mereka."

Li Jiu memutar tombaknya sekali, kemudian menyandarkannya di bahu.

"Kalau benar itu Wei Ru… berarti mereka sudah melampaui batas."

Chen Mo mengernyit.

"Kau mengenalnya?"

Li Jiu hanya menatap jauh ke arah barat, ke pegunungan tempat kelompok itu berasal.

"Kami pernah bertarung dalam ujian antar sekte, dua tahun lalu.

Dia bukan hanya kuat, tapi juga ambisius. Jika dia mulai mengincar kita… maka ini bukan pertemuan terakhir."

Chen Mo menunduk.

"Aku hanya tidak ingin… kakak dan Guru Lu Ban mengira kami bertiga sedang bermain-main di luar. Dunia luar... kejam, dan sekte ini terlalu rapuh jika kita tidak mulai serius."

Li Jiu menatapnya dalam beberapa detik, lalu menepuk bahunya.

"Kalian sudah melakukan bagian kalian."

"Sekarang, giliran kami menjaga bagian kami.

Jika mereka datang lagi, mereka akan tahu… Lembah Angin bukan tempat untuk diinjak sembarangan."

Chen Mo mengangguk mantap, lalu berbalik kembali ke bangunan utama.

Di belakangnya, Li Jiu tetap berdiri di tempat, menatap arah langit barat yang mulai memerah—arah datangnya badai… dan mungkin perang.

1
yayat
mulai pembantaian ni kayanya
yayat
ok ni latihn dari nol belajar mengenl kekuatan diri dulu lanjut thor
yayat
sejauh ini alurnya ok tp mc nya lambat pertumbuhnnya tp ok lah
‌🇳‌‌🇴‌‌🇻‌‌
sebelum kalian baca novel ini , biar gw kasih tau , ngk ada yang spesial dari cerita ini , tidak ada over power , intinya novel ini cuman gitu gitu aja plus MC bodoh dan naif bukan koplak atau lucu. kek QI MC minus 500 maka dari itu jangan berharap pada novel ini .
Aryanti endah
Luar biasa
Aisyah Suyuti
menarik
Chaidir Palmer1608
ngapa nga dibunuh musih2nya tanggung amat, dah punya api hitam sakti kok masih takut aja nga pantes jadi mc jagoan dah jadi tukang tempa aja nga usah ikut tempur bikin malu
Penyair Kegelapan: kwkwkw,bang kalo jadi MC Over Power dia gak koplak.
total 1 replies
Chaidir Palmer1608
jangan menyalahkan orang lain diri lo sendiri yg main main nga punya pikiran serius anjing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!