NovelToon NovelToon
Dibayar Oleh CEO Kejam

Dibayar Oleh CEO Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:456
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

CERITA UNTUK ***++
Velove, perempuan muda yang memiliki kelainan pada tubuhnya yang dimana dia bisa mengeluarkan ASl. Awalnya dia tidak ingin memberitahu hal ini pada siapapun, tapi ternyata Dimas yang tidak lain adalah atasannya di kantor mengetahuinya.
Atasannya itu memberikan tawaran yang menarik untuk Velove asalkan perempuan itu mau menuruti keinginan Dimas. Velove yang sedang membutuhkan biaya untuk pengobatan sang Ibu di kampung akhirnya menerima penawaran dari sang atasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Setelah selesai dengan pertemuan makan siang bersama dengan kolega bisnis, Dimas memutuskan untuk langsung kembali ke kantor. Dia akan segera menyelesaikan sisa pekerjaannya agar bisa pulang lebih awal hari ini, Dimas ingin segera bertemu dengan Velove yang sedang berada di apartemen.

Setelah kurang lebih dua jam lelaki berkutat dengan berkas-berkas yang ada di atas mejanya, akhirnya Dimas bisa menyelesaikan semua itu. Lelaki itu beranjak dari kursinya, lalu meraih jasnya yang tadi dia simpan pada sandaran kursi dan lansung memakainya.

Matanya melirik pada jarum jam yang ada di tangannya, ternyata baru jam setengah tiga sore. Lelaki itu kemudian meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja, lalu mencari nomor sang sekretaris.

Tidak butuh waktu lama, panggilan pertama langsung diterima oleh orang di seberang sana.

“Halo, Pak? Ada apa?”

Suara yang terakhir kali dia dengar siang tadi akhirnya kembali menyapa indera pendengaran Dimas.

“Kamu mau dibeliin apa?”

“Ya? Maksud Pak Dimas apa ya? Saya nggak paham.” Mendengar suaranya saja Dimas sudah bisa membayangkan raut wajah kebingungan Velove.

“Nanti saya pulang dari kantor, kamu mau nitip beliin sesuatu gak?” Tanya lelaki itu dengan lebih jelas dari pada yang sebelumnya.

“Oh… nggak ada, nggak usah dibeliin apa-apa Pak.”

Ah, sepertinya Dimas salah karena menanyakan terlebih dulu hal itu, dia harusnya langsung membelikan sesuatu tanpa harus bertanya pada Velove karena pasti perempuan itu akan menolaknya.

“Ya sudah.”

Tanpa menunggu balasan dari si perempuan yang ada di seberang sana, lelaki itu langsung mengakhiri panggilan tersebut. Dimas memasukan ponsel miliknya ke dalam kantong jas, lalu berjalan menuju pintu ruangan karena dia harus keluar dari dalam sana.

Lelaki itu berjalan melewati kubikel milik Velove yang kini kosong karena perempuan itu tidak pergi ke kantor, lalu Dimas terus membawa langkahnya untuk berjalan di lorong menuju lift.

Dimas turun ke basemen dimana mobil hitam miliknya biasa terparkir, lalu mulai mengendarai mobil tersebut untuk keluar dari kawasan kantor. Lelaki itu berencana untuk mampir ke supermarket terlebih dulu sebelum pulang ke apartemen.

Walaupun tadi Velove mengatakan kalau dirinya tidak ingin menitip apapun, tapi Dimas tentu saja tidak akan mengiyakannya begitu aja. Lelaki itu akan membelikan buah untuk sang sekretaris yang sedang sakit hari ini, tapi selama di perjalanan Dimas memikirkan buah apa yang harus dia beli.

Lelaki itu mencoba mengingat-ingat buah yang pernah dimakan oleh sekretarisnya itu, ingatannya melayang pada beberapa minggu lalu dimana dia melihat Velove sangat senang ketika berteleponan dengan Naomi di dalam mobil karena akan dibelikan buah stroberi dari Puncak saat teman kerja sekretarisnya itu sedang berlibur.

Ah, sepertinya Dimas akan membelikan perempuan itu buah stroberi saja dan mungkin dia juga akan membeli beberapa buah lain.

Begitu sampai di dalam supermarket, lelaki itu langsung menuju bagian buah-buahan segar. Dimas langsung mengambil buah stroberi sebagai tujuan utamanya, lalu buah melon yang sudah dikupas dan juga jeruk kesukaannya.

Setelahnya lelaki itu langsung membayar belanjaannya tersebut, dia tidak ingin berlama-lama di sana karena saat ini dia benar-benar ini segera bertemu dengan sekretarisnya di apartemen.

***

Velove yang hanya sedang duduk di sofa dengan televisi segera beranjak dari sana begitu mendengat pintu apartemen dibuka dan menampilkan sosok Dimas di sana, dia mengernyitkan keningnya ketika melihat jarum jam yang ada di dinding, tidak seharusnya atasannya itu pulang di jam sekarang.

Perempuan itu segera menghampiri sang atasan yang di tangannya sedang membawa tas kerja dan juga goodie bag merk salah satu supermarket yang Velove tahu.

Begitu sampai di hadapan Dimas, Velove mengulurkan tangannya untuk mengambil alih tas kerja Dimas untuk dia bawakan, lalu setelah mengambil tas kerja itu, tangan Velove kambali terulur untuk meraih goodie bag yang ada di tangan Dimas tapi segera lelaki itu tahan.

“Kamu bawa tasnya aja, ini biar saya yang bawa.” Ucap Dimas yang dibalas dengan anggukan kepala oleh perempuan itu.

Bukan tanpa alasan lelaki itu tidak mengizinkan sang sekretaris untuk membawanya, tapi karena goodie bag yang dia bawa itu cukup berat karena berisi buah-buahan yang tadi dia beli di supermarket.

Dimas lantas membawa langkah kakinya menuju meja makan yang ada di dekat dapur, sedangkan Velove pergi ke ruang kerja lelaki itu untuk meletakan tas kerja milik Dimas tadi, setelah meletakan tas itu di tempat biasa, Velove kini menghampiri Dimas yang sedang minum di kursi yang ada di meja dapur.

“Ini apa, Pak?” Tanya perempuan itu seraya menatap ke arah goodie bag yang sang atasan bawa tadi.

“Kamu lihat aja.” Balas Dimas yang sedang melepaskan jas yang melekat di tubuhnya.

Padahal apa susahnya sih dia langsung menjawab saja pertanyaan dari Velove? Karena tidak mendapatkan jawaban dari sang atasan, perempuan itu memilih untuk membuka goodie bag tersebut, setelah dia melihat apa isi di dalamnya, Velove mengernyitkan keningnya.

“Buah? Buah buat siapa, Pak?” Tanya perempuan itu dengan penuh kebingungan.

“Buat kamu, tadi saya mampir ke supermarket.”

“Saya kan udah bilang nggak usah beli apa-apa. Oh iya, Pak Dimas kok jam segini udah pulang? Bapak nggak mangkir dari kerjaan kan?” Kini perempuan itu menatap Dimas yang ada di depannya dengan tatapan penuh rasa curiga.

“Ck.” Mendengar tuduhan yang dilayangkan oleh sang sekretaris membuat lelaki itu berdecak pelan. “Kamu itu selalu berprasangka buruk sama saya, jangan khawatir, kerjaan saya hari ini udah selesai.” Ucapnya seraya membuka dua kancing teratas kemejanya.

Mendengar jawaban itu membuat Velove hanya mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali, perempuan itu kemudian mengeluarkan buah yang Dimas beli dari dalam goodie bag.

Perempuan baru menyadari jika di dalamnya ternyata ada buah stroberi juga, dia kira hanya ada jeruk dan melon, tapi ternyata ada buah kesukaannya juga.

“Hah? Stroberi? Pak Dimas tahu kalo saya suka sama stroberi?” Velove berucap seraya menatap ke arah Dimas dengan mata yang berbinar.

“Saya beli karena kelihatannya masih segar, saya gak tahu kalo kamu ternyata suka sama buah itu.” Jawab Dimas.

Mendengar jawaban yang diberikan oleh lelaki yang ada di depannya itu membuat Velove mendengus, dia kira selama ini Dimas memperhatikannya secara diam-diam, tapi ternyata berharap terlalu banyak itu tidak baik. Lagipula mana mungkin sang atasan memperhatikannya seperti itu, Dimas bahkan baru mulai menghangat padanya akhir-akhir ini saja.

“Tapi saya nggak suka sama jeruk.” Ucap perempuan itu.

“Emang jeruknya saya beli buat saya makan sendiri.” Balas Dimas dengan tangan yang terulur untuk mengambil satu buah jeruk dan mengupasnya.

Ah, lagi-lagi balasan dari Dimas barusan membuat Velove merasa kesal. Tidak ingin ambil pusing, perempuan itu segera beranjak dari sana menuju wastafel dengan membawa stroberi yang lelaki itu beli untuk dia cuci terlebih dulu.

Selesai mencuci stroberi tersebut, perempuan itu menarik kursi yang ada di hadapan Dimas untuk dirinya duduki. “Pak Dimas mau stroberinya juga?” Tanya perempuan itu seraya menyodorkan stroberi yang telah dia cuci tadi.

“Buat kamu aja.”

“Oke.” Perempuan itu kemudian langsung memasukan satu buah stroberi ke dalam mulutnya, rasa manis langsung menyebar di dalam mulutnya.

“Gimana kondisi kamu? Udah mendingan?” Lelaki itu bertanya seraya menatap kearah Velove yang terlihat sangat lucu dengan mata berbinarnya.

Perempuan itu tidak langsung menjawab, Velove mengunyah stroberi yanga ada di dalam mulutnya sampai halus dan menelannya. “Saya udah nggak kenapa-kenapa, kalo aja pagi tadi Pak Dimas bangunin saya, saya pasti berangkat ke kantor.”

“Dengan keadaan kamu yang lagi demam tinggi kayak gitu?”

“Tapi saya bosen di apartemen cuma diem aja.”

“Besok kamu bisa langsung masuk kerja, seharusnya kamu bersyukur karena bisa istirahat hari ini.“

“Iya juga sih.” Gumam perempuan itu seraya memasukan lagi satu buah stroberi ke dalam mulutnya.

Dimas yang sudah menghabiskan dua buah jeruk segera beranjak dari sana, lelaki itu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, dia harus membersihkan dirinya karena merasa tidak nyaman.

Sedangkan Velove di meja dapur masih sibuk memakan stroberi yang Dimas belikan, walaupun tadi dirinya sempat menolak, tapi jika sudah berada di depan mata seperti ini, mana mungkin dia bisa menolaknya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!