NovelToon NovelToon
Return

Return

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:993
Nilai: 5
Nama Author: AiMila

Radella Hafsah dan Delan Pratama memutuskan mengakhiri pernikahan mereka tepat pada satu tahun pernikahan mereka. Pernikahan dari perjodohan kedua orangtua mereka yang tidak bisa ditolak, tapi saat dijalani tidak ada kecocokan sama sekali pada mereka berdua. Alasan yang lain adalah, karena mereka juga memiliki kekasih hati masing-masing.
Namun, saat berpisah keduanya seakan saling mencari kembali seakan mulai terbiasa dengan kehadiran masing-masing. Lantas, bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah terus berjalan berbeda arah atau malah saling berjalan mendekat dan akhirnya kembali bersama lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AiMila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjodohan (Flashback)

"Sebelum berpisah."

Untuk kesekian kalinya Radella menggumamkan dua kata tersebut hingga sampai rumah, dua kata yang membuat perasaannya kian kalut.Tangannya sibuk menggeser foto pernikahan mereka satu tahu yang lalu, wajah mereka tidak terpencar kebahagiaan tapi juga tidak menampilkan kesedihan. Dalam foto itu, keduanya hanya tersenyum biasa sebagaimana senyuman yang diperlihatkan kepada orang-orang.

Tidak seperti dua keluarga yang berada di sisi kanan kirinya, memancarkan raut kebahagiaan atas pernikahan mereka. Pernikahan yang memang diinginkan oleh dua keluarga tapi tidak dengan dua insan yang menjadi pengantin, tapi mereka tidak bisa membantah walaupun mereka awalnya menolak. Hingga perjanjian konyol yang mereka sepakati dan sekarang waktunya perjanjian itu berjalan menuju akhir pernikahan.

Tangannya meletakkan ponsel yang masih menyala menampilkan foto pernikahannya, matanya menatap langit-langit kamar. Mengingat kembali bagaimana dirinya mendapatkan kabar perjodohan dari orangtunya. Selanjutnya, pertemuan keduanya atas permintaan dua keluarga.

***

Satu satu yang lalu, Radella yang sudah menyelesaikan tugas akhirnya tinggal menunggu hari kelulusan dari kampus. Malamnya, kabar perjodohan disampaikan oleh ayah dan bundanya membuat Radella melemas seketika. Namun, orangtua mereka tetap mencoba untuk memberikan pengertian kepada Radella bahwa sosok pria yang akan dijodohkan bertanggung jawab dan mereka mengenal baik karena anak rekan bisnisnya dan teman orangtuanya.

Pertemuan pertama bersama dua keluarga, awal bertemunya Radella dan Delan. Radella maupun Delan saling mengenal keluarga mereka, tapi tidak dengan keduanya yang memang belum pernah bertemu secara langsung. Hingga pertemuan awal mereka dengan kesan yang biasa saja.

"Sejujurnya aku tidak menginginkan perjodohan ini!" Kalimat Delan saat mereka memutuskan untuk bertemu berdua saja.

Radella mengangguk, dirinya pun demikian dan sudah mencoba menolak langsung kepada orangtuanya. Namun, dia juga tidak ingin mengecewakan keduanya dan akhirnya mengikuti arus yang diinginkan mereka. Siapa sangka, pria itu juga menolak dan meminta mereka bertemu kembali.

"Aku sekarang sudah memiliki kekasih," sambungnya dengan wajah serius. "Bagaimana denganmu?"

Radella menghela napas, matanya menatap wajah serius Delan dengan tatapan sama seriusnya. "Aku juga sudah memiliki kekasih, kami bahkan sudah berkomitmen untuk melangkah serius dalam waktu dekat."

"Kita bilang saja kalau tidak bisa melanjutkan perjodohan ini! Kita sama-sama tidak cocok!" cetus Radella penuh keraguan. Ragu akan keberaniannya saat berkata demikian kepada kedua orangtuanya.

Sudah pasti, Radella tidak akan berani membantah permintaan kedua orangtuanya. Tatapan penuh harap saat bertanya tentang perjodohan membuat Radella tidak bisa membayangkan wajah kecewa mereka saat membantah untuk menolaknya. Dia menolak juga dengan kalimat sederhana yang sekiranya tidak membuat mereka kecewa.

Namun begitu, kedua orangtuanya juga tetap berusaha mencoba hingga terjadilah pertemuan pertama mereka. Pertemuan pertama mereka hanya saling menyimak, lalu Delan mengajak sendiri bertemu agar bisa leluasa untuk berbicara berdua. Berbicara bagaimana baiknya jalan perjodohan mereka, juga agar tahu perasaan masing-masing.

Delan tertawa kecil mendengar bagaimana keraguan jelas dari suara Radella. "Kenapa ragu begitu?" tanyanya membuat Radella salah tingkah.

Gadis yang biasanya ceria dan bawel itu mendadak terlihat anggun. "Karena, aku tidak berani membantah permintaan ayah dan bunda," cicitnya semakin menambah tawa Delan.

Tawa yang mengundang rasa terkejut dari Radella, karena sebelumnya berpikir kalau Delan adalah sosok pria kaku dan dingin, dari kebanyakan cerita yang sering dia baca. Namun, pria yang baru dua kali bertemu dengannya ternyata terlihat santai dan harus Radella akui kalau Delan sangat tampan. Sempat beberapa detik tertegun sebentar sebelum kembali bersikap tenang.

"Tapi, Kamu bisa yang menolak. Kalau dari pihak Kamu yang menolak, aku tidak perlu berbicara kepada ayah dan bunda dan membuat mereka kecewa!" seru Radella sedikit lebih terbuka.

Mengetahui kalau Delan bersikap santai, Radella tanpa sadar juga ikut menurunkan ketegangan dan sedikit bersikap bagaimana sikapnya selama ini. Wajahnya mengisyaratkan keteguhan dan keyakinan dari kalimat yang barusan dia katakan. Matanya juga terlihat lebih ceria, dengan senyuman manis yang mengatakan kalau yang dia katakan adalah solusi yang terbaik.

Delan tersenyum tipis, dalam sekejap suasana langsung berubah. Suasana yang tadinya tenang dan sedikit tegang dalam keseriusan, berubah begitu saja lebih hidup setelah suara penuh semangat keluar dari bibir gadis itu. Mata Delan menatap bagaimana keteguhan wajah Radella yang membuatnya malah menahan tawa, Radella terlihat lucu dengan sikapnya yang sekarang.

"Kenapa? Apa ada yang salah?" Radella kembali bersuara, karena melihat jelas bagaimana Delan berusaha menahan tawanya.

"Hanya merasa lucu dengan sikapmu barusan," ungkap Delan apa adanya tapi membuat wajah Radella sedikit memanas.

"Aku juga tidak bisa membantah orangtuaku. Bisa-bisa aku tidak mendapatkan jatah harta kekayaan mereka," balas Delan sedikit bercanda dengan kalimat akhirnya.

Radella mendesah, dirinya tahu bagaimana hubungan orangtua mereka yang begitu kuat. Terlebih lagi, ibu mereka juga berteman sejak muda yang menginginkan anak-anaknya bisa bersatu. Kebetulan dirinya dan Delan yang bisa disandingkan mengingat adik mereka sama-sama perempuan, kalaupun mau dengan adik Radella, dia masih fokus kuliah.

"Apa Kamu akan menikah dengan kekasihmu dalam waktu dekat ini? Maksudku, dalam satu tahun ini?"

Pertanyaan yang tiba-tiba muncul, membuat Radella mengernyit heran. Dia tidak langsung menjawab, tapi otaknya memutar sejauh apa hubungannya dengan sang kekasih dan kesiapannya untuk melangkah lebih serius. Setelah mengingat, mereka belum pernah lagi membahas pernikahan dalam waktu dekat, itu hanya komitmen awal menjalin hubungan mereka.

Kepalanya menggeleng sebagai jawaban, lalu menunggu sesuatu yang akan dikatakan Delan terlihat dari wajah pria itu yang ingin berkata sesuatu. Berharap, Delan memiliki solusi dengan perjodohan mereka. Hampir dua menit, tidak ada suara dan mereka malah terjebak keheningan.

"Apa Kamu memiliki ide?" seru Radella tidak tahan karena mereka malah saling diam.

"Sebenarnya, kita bisa melakukan perjanjian dengan tetap memenuhi perjodohan ini!"

Kening Radella mengernyit, otaknya mencerna dan menyimpulkan kalau mereka memang tidak bisa mundur dengan perjodohan. Namun, dia juga penasaran dengan perjanjian yang dikatakan Delan. Wajah pria itu kembali menyorot serius, membuatnya hanya diam menunggu kelanjutannya.

"Kita tidak bisa membantah atau menghindari perjodohan ini. Kita bisa melakukan perjanjian, tetap menerima perjodohan dan kita menikah. Hanya menikah dan tinggal bersama tanpa menyentuh privasi masing-masing. Kalau nanti sudah satu tahun, kita belum bisa menerima satu sama lain, kita bisa mengakhirinya dengan baik-baik. Bagaimana?"

Kalimat panjang dari Delan masih dicerna oleh Radella, setiap kalimatnya dia pahami dan bayangkan bagaimana mereka tinggal bersama. Lantas, kalimat terakhirnya yang menjadi kunci perjanjian ini dengan perpisahan. "Apa tidak masalah kita berpisah setelah menikah?"

Delan tersenyum tipis sebelum menjawab. "Itu membuktikan kita memang tidak cocok satu sama lain tanpa harus membantah permintaan orangtua kita. Kita bisa tetap menjalankan perjodohan, lalu membuat perjanjian yang bisa saling menguntungkan. Tenang saja, aku juga tidak akan menyentuhmu. Kita hanya tinggal bersama sampai waktunya tiba."

Radella mengingat sang kekasih dan bagaimana hubungan mereka yang sudah berjalan cukup lama. Dia tahu perjuangan sang kekasih untuk mendapatkannya saat mereka masih duduk di bangku kuliah. Momen manis mereka dan perhatian sang kekasih, rasanya Radella tidak bisa berpisah dan menyakiti kekasihnya.

"Bagaimana kalau mereka tahu tentang pernikahan kita?" tanya Radella memikirkan konsekuensinya.

"Kita bisa membuat peraturan, hanya mengenal di tempat kita saja. Kalau di luar, saling tidak mengenal," jawab Delan meyakinkan.

Setelah beberapa detik, Radella menyepakati. Dari sanalah perjanjian dan peraturan mulai tercipta hingga waktunya tiba dengan perpisahan yang mereka inginkan karena masih merasa tidak cocok. "Oke, sepakat!" seru Radella menerima ide dan saran dari Delan.

"Ingat, jangan sampai ada yang tahu soal ini. Biarlah, keluarga kita tahu, kita memang menerima perjodohan ini!"

1
Aini Nurcynkdzaclluew
Aduh, thor bikin jantungku berdetak kencang
AiMila: Tarik napas pelan-pelan, Kak🙏
total 1 replies
Graziela Lima
Aku bisa tunggu thor, tapi tolong update secepatnya.
AiMila: Diusahakan Kak, terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!