NovelToon NovelToon
Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:75.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Winda Hapsari, seorang wanita cantik dan sukses, menjalin hubungan kasih dengan Johan Aditama selama dua tahun.

Sore itu, niatnya untuk memberikan kejutan pada Johan berubah menjadi hancur lebur saat ia memergoki Johan dan Revi berselingkuh di rumah kontrakan teman Johan.

Kejadian tersebut membuka mata Winda akan kepalsuan hubungannya dengan Johan dan Revi yang ternyata selama ini memanfaatkan kebaikannya.

Hancur dan patah hati, Winda bersumpah untuk bangkit dan tidak akan membiarkan pengkhianatan itu menghancurkannya.

Ternyata, takdir berpihak padanya. Ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menawarkan pernikahan. Seorang pria yang selama ini tak pernah ia kenal, yang ternyata adalah kakak tiri Johan menawarkan bantuan untuknya membalas dendam.

Pernikahan ini bukan hanya membawa cinta dan kebahagiaan baru dalam hidupnya, tetapi juga menjadi medan pertarungan Winda.

Mampukah Winda meninggalkan luka masa lalunya dan menemukan cinta sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05

Wajah Winda merona merah. Sesuatu yang membedakan antara Ardan dan Johan. Sikap dan wajah Ardan memang datar, tetapi perlakuannya manis, padahal Ini baru pertemuan kedua mereka. Sedangkan Johan, meskipun telah dua tahun menjalin hubungan, pria itu hanya manis di bibir tanpa kenyataan.

Buru-buru Winda menggelengkan kepala. No, Winda! Jangan terpesona. Ingatlah, hubungan kalian hanya terjalin atas nama kesepakatan! Kamu punya tujuan dan dia pun sama.

“Pernikahan seperti apa yang kamu inginkan?” Tanya Ardan setelah mereka selesai makan.

Winda membersihkan mulutnya dengan tisu. Mengambil nafas dalam sebelum menjawab. “Terserah.” Winda mulai membentengi hati. Dengan bersikap acuh. “Yang penting Johan dan Revi diundang.”

“Hemm. Besok, ijin lah di tempat kerjamu. Kita akan datang ke rumah orang tuamu. Pernikahan kita adakan dua minggu kemudian.” Ardan menjawab datar.

“Dua minggu??” Winda tersentak. “Apa itu tidak terlalu cepat? Kita butuh waktu untuk…”

“Waktu dua minggu lebih dari cukup untuk mempersiapkan segala hal.” Ardan memotong ucapan Winda.

“Kamu gila, ya?” Winda berteriak kencang. Berdiri dari duduknya. Dua tangannya bahkan menggebrak meja tanpa ia sadari. “Bahkan orang tuaku belum tahu ini. Lalu tiba-tiba harus menyiapkan pernikahan hanya dalam waktu dua minggu. Kamu lagi mimpi nikah sama putri sultan??!!” Winda meluapkan emosinya. Dadanya terlihat turun naik.

Ardan menyandarkan punggung lalu bersedekap. Rautnya tetap tanpa ekspresi. “Sudah selesai? Ayo teriak lagi kalau belum!” Mata Ardan menyorot datar.

Winda baru menyadari kecerobohannya. Menoleh ke sekeliling dan mendapati beberapa pengunjung restoran menatap ke arah mereka sambil berbisik-bisik. Perlahan Gadis itu kembali duduk, menunduk malu. “Maaf,” ucapnya.

Ardan membuang napas kesal lalu memalingkan wajah. Gadis di hadapannya terlalu ekspresif. Pria itu kemudian menjentikkan jari mengisyaratkan agar pelayan datang. Meminta bill, lalu membayar apa yang sudah mereka makan.

“Kita kembali. Urusan lain kita bicarakan lain kali.” Ardan berdiri lalu melangkah meninggalkan tempat itu lebih dulu. Ia sudah hilang mood.

“Ehh…? Buru-buru Winda mengejarnya. Jangan sampai ia ditinggalkan di restoran ini. Dengan apa Dia kembali ke tempat kerjanya nanti.

***

“Maaf, Aku terlalu kaget tadi.” Winda mengakui kesalahannya ketika mereka telah berada dalam mobil.

“Hemm.”

“Aku akan izin cuti nanti,” lanjut Winda. Masa bodoh toh ia tidak perlu pernikahan mewah. Jadi tak perlu banyak persiapan.

“Hemm.”

Winda tahu Ardan masih kesal. Ia tak akan mengajak bicara lagi. Gadis itu mengalihkan pandangan pada luar kaca, memperhatikan lalu lintas lalu lalang dan pemandangan gedung-gedung berjajar di sepanjang jalan yang mereka lalui.

“Nanti sore aku akan datang ke apartemenmu.” Ardan bersuara setelah hening beberapa saat. “Siapkan semua dokumen dirimu. Biar aku mulai mengurus pernikahan kita!”

“Baik.” Winda menjawab singkat. Menunggu lama, tapi tak ada suara lagi dari Ardan. Winda mengerutkan kening, pria ini mengatakan akan datang, tapi tak menanyakan alamat tempat tinggalnya. Apa pria ini tahu di mana ia tinggal? Ehh,,, tunggu! Bagaimana pria ini tahu kalau ia tinggal di apartemen?

“Serahlah!” Wind malas berpikir. Pikirannya saat ini saja sudah kalut. Menikah? Dua minggu lagi? Bagaimana cara dia bicara pada papa dan mamanya?

“Ini, gunakan ini untuk membeli oleh-oleh sebelum pulang besok!”

Winda terkejut ketika ia baru saja akan membuka pintu mobil, dan Ardan meletakkan sebuah kartu di atas pangkuannya. Ingin bertanya, tapi pria itu bahkan tak menatap padanya. Apa kaca mobil di depannya lebih menarik?

“Tidak perlu. Aku akan membeli oleh-oleh untuk orang tuaku dengan uangku sendiri. Lagi pula…”

Winda menghentikan ucapannya ketika pria itu menoleh. Sorot matanya terlihat tidak suka dengan penolakan Winda.

“Emm,, itu..” Winda menggaruk tengkuknya, tak tahu kenapa ia harus gugup. Ia bahkan tak tahu apa yang salah. “Sebenarnya aku tak pernah pulang membawa oleh-oleh. Biasanya Mama lebih senang saat aku pulang, lalu kami belanja bersama.” Winda menjelaskan.

“Kalau begitu gunakan itu untuk belanja!” Tegas. Tak mau dibantah.

“Baiklah. Terima kasih. Terima kasih juga untuk makan siangnya.” Winda membuka pintu lalu turun setelah mengucapkan itu.

“Hemm.”

Hanya itu jawaban yang ia dengar dari Ardan.

***

“Habis ketemu calon suami kok malah lecek gitu muka Loe?” Silvia yang melihat Winda seperti sedang bad mood mendekat dan bertanya.

“Hufff…!” Winda membuang napas kasar. “Dia itu benar-benar menyebalkan. Bertindak semaunya dia. Mana mukanya kaku kayak tembok lagi.” Gadis itu menumpahkan kekesalannya.

“Haaa…?” Silvia bingung. “Maksudnya?”

“Tahu gak?”

Silvia menggeleng cengo. “Enggak”

“Diem dulu Marimar…!” Winda memukul tangan Silvia kesal. “Masa dia menentukan kalau kami akan menikah dua minggu lagi? Gila kan?”

“What…??” Kali ini Silvia setuju dengan pendapat Winda, mungkin pria bernama Ardan itu memang gila. “Atau…” silvia mengetuk-ngetuk pipinya. “Jangan-jangan bener kalau dia itu sultan? Biasa kan? Kalo CEO CEO tu memang suka gitu. Jangankan dua minggu mendatang, besok pagi juga bisa. Uang mereka yang bicara.”

“Ngawur!” Winda melemparkan pulpen yang dia pegang ke hingga mengenai kening Silvia.

“Auww,,, “ Silvia memegangi keningnya dengan wajah cemberut. “Sakit tahu!!”

“Dasar ratu drakor. Dikit-dikit CEO, dikit-dikit Sultan. Otakmu benar-benar sudah tak bisa diselamatkan lagi.”

“Ya sudah kalau kamu tidak percaya. Pokoknya aku Aamiin.” Silvia memilih kembali fokus pada pekerjaannya daripada berdebat dengan Winda.

“Kalau memang dia CEO kaya raya, dia pasti akan memilih ruang privat untuk kami makan siang.” Winda tetap membantah pemikiran Silvia. Lalu ia sendiri pun juga kembali fokus pada laptop di hadapannya. Semua pekerjaannya harus selesai hari ini juga atau besok dia tidak akan bisa izin.

“Tapi dia memberikan aku kartu?” gumam Winda.

Tiba-tiba ia ingat akan kartu yang diberikan oleh Ardan.

Menyandarkan punggung pada kursi yang didudukinya. Menggerakkan kursi hingga berputar ke kiri dan ke kanan. Wajahnya sedikit memerah. Selama ini tak pernah ada yang memberinya sesuatu. Johan? Jangankan memberi, pria yang kini dia juluki kadal buntung itu hanya meminta. Dan bodohnya Winda, tak pernah sadar jika dirinya hanya dimanfaatkan.

“Ah tidak. Tetap tidak mungkin. Kalau benar dia CEO kaya raya, pasti dia akan memberikan kartu yang berwarna hitam. Ya Tuhan, kenapa otakku jadi ikut tercemar seperti Silvia?” Gadis itu bergulat dengan pikirannya. Sedikit termakan omongan Silvia, tapi segera menarik diri, kembali pada logika.

***

Winda tiba di apartemen ketika hari telah hampir gelap. Mandi, istirahat sebentar, lalu ke pantry untuk membuat mie instan. Ia sedang malas ribet. Malas juga memesan makanan. Satu bungkus mie instan, dipadu dengan tiga lembar sawi, satu buah wortel dan sebutir telur, sudah cukup membuatnya kenyang.

“Makanan lezat sudah siap, ayo kita bersantap!” serunya pada diri sendiri. Mengangkat garpu di tangan kanan, dan cabe hijau di tangan kiri sudah siap untuk digigit.

Ting tong ting tong…

Baru saja membuka mulut untuk menyuapkan mie yang telah ditiup, bel apartemen nya berbunyi.

“Siapa sih? Ganggu orang makan saja!” gerutunya. Meskipun kesal, mau tak mau ia meninggalkan mangkoknya yang sedang mengepulkan asap, karena bel yang kembali berbunyi. Bergegas ia ke depan untuk melihat siapa yang datang.

“Kamu…???”

1
Patrick Khan
.. heee km ini kyk gk laku nikah aja.. minta nikah sm suami orang😂😂😂
nissa
coba aja kalau bisa
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Cindy
lanjut kak
Nar Sih
jgn mimpi kmu cintya ,walau kini kmu berhasil culik winda ,pasti ardan bisa menemukan mu dan siap,,lah buat mati
Queenfans Angelfans
sᥙძᥲһ 𝗍ᥲᥙ ᑲᥲᥒᥡᥲk ᥡg ᑲᥱᥒᥴі 𝗍ᥲ⍴і gk ᥲძᥲ ᥕᥲs⍴ᥲძᥲ sᥱძіkі𝗍⍴ᥙᥒ
Queenfans Angelfans: 💪💪💪🙏🙏
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: Aamiin. terima kasih.
sukses untukmu juga
total 18 replies
Maria Mariati
Cintya bodo ,menghantarkan nyawa dia
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
kalung emas koq jd imitasi
nissa
hati winda bahaya sedang mengancam mu, mana lagi mama papa si winda
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
ya salahlah, dia kan suami orang, enak aja... emang klo suamimu didekati para jablay lo ikhlas, rela gitu... mikiiiiirrr!/Hammer/
nissa
rasain kanu sintya
nissa
pd amat coba jalau bisa
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
kirain dialog kok pake tanda petik gak tahunya narasi
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
emooohhh, aku sudah punya berondong 🤗
nissa
hebat si winda gerak cepat winda
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
klo onel baca 'tapi' di awal kalimat pada narasi pasti di protes.

Di awal kalimat setelah titik, Akan tetapi atau Namun.

klo di tengah kalimat setelah koma,
tetapi.

semoga tidak salah ✌️

kata 'tapi' hanya di gunakan dalam dialog
Anita Rahayu
buat pelakor masuk penjara thor
Nar Sih
semoga winda ngk knpa,,dan cintya ngk berhasil dgn niat jht nya
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!