Deskripsi Novel: Batu Rang Bunian
"Batu Rang Bunian" adalah sebuah petualangan seru yang membongkar batas antara dunia kita yang penuh cicilan dan deadline dengan alam Bunian yang misterius, katanya penuh keindahan, tapi faktanya penuh drama.
Sinopsis Singkat:
Ketika seorang pemuda bernama Sutan secara tidak sengaja menemukan sebongkah batu aneh di dekat pohon beringin keramat—yang seharusnya ia hindari, tapi namanya juga anak muda, rasa penasaran lebih tinggi dari harga diri—ia pun terperosok ke dunia Bunian. Bukan, ini bukan Bunian yang cuma bisa menyanyi merdu dan menari indah. Ini adalah Bunian modern yang juga punya masalah birokrasi, tetangga cerewet, dan tuntutan untuk menjaga agar permata mereka tidak dicuri.
Sutan, yang di dunia asalnya hanya jago scroll media sosial, kini harus beradaptasi. Ia harus belajar etika Bunian (ternyata dilarang keras mengomentari jubah mereka yang berkilauan) sambil berusaha mencari jalan pulang. Belum lagi ia terlibat misi mustahil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 Bagian 2-10 Bagian1: Pusat Server Keseimbangan dan Ratu yang Terhubung
BAB 9: Pusat Server Keseimbangan dan Ratu yang Terhubung
Bagian II: Runtuhnya Algoritma dan Pemulihan
Saat Raja Pualam mencabut perangkat di dahi Ratu Puspa Sari, sebuah gelombang kejut energi murni menyapu Pusat Server. Gelombang itu tidak merusak secara fisik, tetapi secara algoritma.
Bunian Pengkhianat yang tadinya lumpuh karena sistem hang kini benar-benar kehilangan kesadaran. Mereka ambruk di antara rak-rak server. Kabel-kabel optik yang melilit pilar batu meleleh, dan lampu-lampu LED biru serta hijau di rak server padam, seolah kehilangan jiwa.
Ratu Puspa Sari bangkit, tubuhnya masih lemah, namun matanya memancarkan cahaya Keseimbangan yang kini lebih kuat dan stabil.
"Terima kasih, Pualam. Kau menyelamatkan Keseimbangan... untuk kedua kalinya," kata Ratu, suaranya lemah tapi agung.
Pualam bersujud, terengah-engah. "Hamba hanya melakukan tugas hamba, Ratu."
Direktur OPD, yang jarinya melepuh karena serangan "sinyal panas" Sutan, menatap Ratu dengan tatapan penuh kebencian.
"Tidak! Keseimbangan tidak akan menang! Kami akan membangun ulang Server! Kami akan mendapatkan Algoritma itu!" raung Direktur OPD.
Ratu Puspa Sari menoleh ke arahnya, matanya menyipit.
"Algoritma? Kau berusaha mengukur Keseimbangan dengan kode biner, padahal Keseimbangan adalah tentang jiwa, Direktur. Kau dan Jin Wentira telah melanggar Perjanjian Simbiosis. Mulai sekarang, Wentira dan Kerajaan Bunian akan memutuskan semua hubungan. Dan semua teknologi yang kau ciptakan menggunakan energi curian akan ditarik kembali ke alam asalnya."
Ratu mengangkat Tongkat Kristal yang kini telah kembali ke tangannya. Ia mengarahkannya ke rak server. Energi murni Keseimbangan mengalir.
Seketika, kristal-kristal Bunian yang diubah menjadi hard drive itu menyala, melepaskan energi jiwa mereka. Energi itu kembali ke alamnya, meninggalkan rak-rak server yang kosong.
Pusat Server Wentira menjadi sunyi. Hanya tersisa pilar batu kuno, rak-rak logam kosong, dan kabel-kabel yang terputus.
"Tidak! Semua data... terhapus!" teriak Direktur OPD, yang kini menyadari kehancuran total proyek ambisiusnya.
Ratu Puspa Sari mengalihkan pandangannya pada Sutan, yang masih terbaring, memegang ponselnya yang retak. Ia tersenyum lembut.
"Dan kau, Tuan Sutan. Kau telah mengalahkan teknologi yang paling maju dengan Chaos yang paling sederhana. Kau menggunakan keahlian duniamu untuk menyelamatkan dunia kami. Kau adalah anomali yang luar biasa."
Sutan mencoba berdiri, tapi tubuhnya masih sakit. "Saya... saya hanya ingin tahu, apakah utang kopi saya masih lunas, Ratu?"
Ratu tertawa pelan. "Lebih dari itu, Sutan. Sekarang, ayo kita keluar dari tempat menyedihkan ini."
Menggunakan Batu Rang Bunian dan Tongkat Kristal, Ratu membuka portal kecil di dinding candi batu. Portal itu bukan lagi pusaran kacau, melainkan gerbang biru-keemasan yang stabil.
"Pualam, rawat yang terluka. Sisanya, kita serahkan pada alam Wentira untuk memulihkan diri mereka sendiri," perintah Ratu.
Ratu kemudian menarik Sutan dan melangkah melalui portal.
BAB 10: Sebuah Keputusan Multidimensi
Bagian I: Tawaran di Beringin Larangan
Dalam sekejap mata, Sutan dan Ratu Puspa Sari kembali ke dunia manusia, tepat di bawah akar Beringin Larangan. Hari sudah menjelang pagi, udara segar, dan tidak ada lagi kabut biru-keunguan. Batas dimensi telah disegel kembali.
Ratu, kini sepenuhnya pulih, memancarkan aura agung. Sutan berdiri di sampingnya, masih memegang Batu Putih cenderamata yang kini kembali bersinar redup dan tenang.
"Ratu, kenapa kau membawaku kembali ke sini?" tanya Sutan.
"Aku punya tawaran untukmu, Sutan. Sebuah tawaran yang hanya bisa kuberikan pada Pahlawan Dimensi yang tidak mementingkan kekayaan, melainkan Keseimbangan dan utang kopi," jawab Ratu, tersenyum.
Ratu Puspa Sari menjelaskan bahwa Organisasi Peretas Dimensi (OPD) adalah masalah yang berkelanjutan. Mereka tidak hanya mengancam Kerajaan Bunian, tetapi juga dimensi-dimensi lain yang menyimpan energi gaib.
"Kami tidak memahami teknologi manusia dan cara kerja Chaos yang kau kuasai. Kami hanya mengerti Keseimbangan dan Hukum Alam. Tapi untuk melawan OPD, kami membutuhkan pemahaman akan dua dunia.
Kami membutuhkan seseorang yang mengerti data dan dendam, server dan spiritual," jelas Ratu.
Ratu mengangkat Batu Rang Bunian yang asli. Batu itu berdenyut indah di tangannya.
"Sutan Raja Nata Sastra, aku menawarimu sebuah posisi baru: Duta Keseimbangan Antar-Dimensi. Kau akan menjadi jembatan antara dunia manusia dan dunia gaib. Tugasmu adalah mengidentifikasi ancaman OPD, mempelajari teknologi mereka, dan membantu Kerajaan Bunian menjaga batas dimensi dan Keseimbangan."
Sutan terdiam. Itu adalah tawaran yang gila. Menjadi diplomat untuk makhluk gaib, di bawah pengawasan seorang Ratu, melawan hacker dimensi.
"Apa imbalannya, Ratu? Jangan bilang hanya utang kopi yang lunas lagi," tanya Sutan hati-hati.
"Imbalanmu adalah akses. Kau akan mendapatkan akses penuh ke teknologi, sihir, dan pengetahuan multidimensi. Kau akan mendapatkan kekuatan untuk menjaga Keseimbangan, baik di dunia manusia maupun di dunia gaib. Dan tentu saja, gaji yang cukup besar untuk melunasi semua utang kopi di masa depan," kata Ratu.
Ratu lalu menunjuk Batu Putih cenderamata di tangan Sutan. "Batu Putih itu adalah kunci akses dan pemandu pribadimu. Ia kini adalah jimat Keseimbangan yang merespons jiwamu. Selama kau memegangnya, kau tidak akan pernah tersesat, baik di dunia fisik maupun di dunia gaib."
Sutan memandang Batu Putih itu, lalu ke ponselnya yang retak. Ia sudah muak dengan game, dengan scroll media sosial. Ia sudah melihat dunia yang nyata, yang gaib, yang lebih besar dari layar 6,5 incinya.
Sutan menarik napas dalam-dalam. "Baik, Ratu. Aku terima. Tapi ada satu syarat."
Ratu tersenyum, tertarik. "Syarat apa?"
"Tugas pertama saya sebagai Duta adalah meminta Kerajaan Bunian menanggung biaya ganti rugi kerusakan properti yang disebabkan oleh Raja Pualam selama operasi penyamaran kemarin. Terutama kerusakan di kabin First Class pesawat. Saya tidak mau dipanggil debt collector dari maskapai," pinta Sutan.
Ratu tertawa terbahak-bahak, tawa yang indah dan bergema di antara akar beringin.
"Disepakati. Selamat datang di Kerajaan, Duta Sutan."
Lanjutan Bab 10 (Bagian II) akan membawa kita ke kehidupan baru Sutan sebagai Duta Keseimbangan dan konflik baru yang menantinya!
